DIA APA DIA
Facebook merupakan salah satu alat
komunikasi yang lebih canggih dari handphone, sudah banyak orang yang
menggunakan atau memiliki facebook terutama kalangan muda sekarang. “aku
hanya ingin mengenal mu lebih dekat..” itulah salah satu status facebook Rinzy sekarang. Rinzy menulis
status itu untuk orang yang sangat ingin
ia kenal sekarang. Setelah itu Rinzy mengirim pesan untuknya “kenal
salam, siapa disana?”
ditujukan kepada Rudicks, dia adalah seorang teman yang ingin ia kenal. Tak
berapa lama muncul pemberitahuan di berandanya “kenal salam, aku
Rudicks Hidayat, kamu
siapa..??” balas Rudicks. “aku
Rinzy Dwi Fitra Hariza,aku pangiil kamu siapa..?? kamu dari mana..??” balasnya cepat. Setelah menunggu “ owh,
Rinzy dwi fitra hariza..?panggil rudiks aja, terus aku panggil kamu..? aku dari
Madura, kamu?” balasnya.
Cepat-cepat dia membalas pesan itu “aku dari Malang, Madura? Jauh yaa..panggil
saja rinzy..” ….
Pagi yang cerah, angin berlari kecil,
santai menghampiri. Butiran demi butiran jatuh berirama, kumpulan awan kelabu
membuka atap dunia nan indah. Diatas rerumputan kecil menghijau, ditengah tanah
lapang terbuka, dibalik rumah indah tinggi menjulang. Gadis cantik itu bersiap
untuk pergi kesekolah. Sesampainya
disekolah dia dikagetkan oleh dua temannya Ola dan Aya.
“gimana sayang kabarnya, lama kamu gak
masuk sekolah?” Tanya Ola sambil mengacak rambut Rinzy. Ya.. ola dan aya itu
sahabat karibnya, kemana-mana pasti bersama mereka. Mereka, ola, aya begitupun
rinzy, sangat popular disekolahnya, rinzy yang kapten basket cewek di sekolah
itu. Ola cantik yang sekarang sedang di incar beberapa majalah untuk menjadi
modelnya, ya ola memang cantik. Aya manis sang jenius fisika tapi juga tak
kalah modis, biasanya seorang yang jenius itu identik dengan kaca mata tebal
dan buku yang selalu dibawa kemana-mana, serta rambut yang dikepang, tapi tidak
aya, aya sang jenius yang juga sangat modis, tak kalah modis dari kedua sahabat
karibnya itu.
“Aduhh jangan di berantakin donk,, wong aku
cuma tiga hari gak masuknya dibilang lama” jawab Rinzy.
“ihk.. baru masuk juga sudah sewot.. mana
oleh-olehnya…??” tanya ola cerewet.
“ya lama lah bagi kita, apalagi handphone
mu sulit dihubungi, kemana aja sih kamu..??”potong Ola.
“kemana aja boleh,,” lantas Rinzy tertawa
sendiri.
Ola dan Aya menatap Rinzy yang sedang asyik
tertawa. “kenapa sih kalian ngeliatin aku kayak gitu..??”Tanya Rinzy dengan
penuh heran.
“ada yang lucu ya..??”jawab Ola.
“gak sih,, tapi heran aja kalian gak
biasanya tau, kayak gini..!!”jawab Rinzy tetap dengan keheranannya.
”selama tiga hari Putera selalu nanyain
kamu ke kita, kamu gak bisa dihubungilah, kamu sibuklah, kamu inilah, kamu
itulah,, kalau saja putera minta putus
dari kamu, apa kamu sudah siap putus sama kapten tim basket SMA 3 itu..??”jelas
Aya yang sedari tadi diam.
“kalo iya aku mau putus kenapa..??”jawab
Rinzy singkat, berjalan mendahului kedua temannya.
“kamu gila Zy,, cowok secakep Putera kamu
rela diputusin, kapten tim Basket, cakep, kaya lagi, kurang apa dia Zy..?”
Tanya Aya sedikit berlari untuk menyamai langkah rinzy yang cepat dan besar.
“oke, dia emang dimata kalian cakep,
ganteng, manis pokoknya semua deh ada di dia, tapi dia tuh bagi aku gak ada
apa-apanya tau, aku pacaran sama dia juga karena tarohan kalian kan.!”jelas
Rinzy dengan sedikit emosi.
“Kenapa kalian bisa bertahan hingga dua
tahun kalo kamu memang merasa terpaksa pacaran..??” aya mematikan kata-kata
rinzy yang terakhir.
“tauk ahk bulshit dengan semua itu. Aku
capek denger nama putera, tiga hari ini aku kebandung kerumah tante ismi, aku
sengaja tidak pamit kepada kalian, karena aku tahu kalo aku pamit, pasti kalian
akan membertahu putera dan putera akan memaksa ikut dan.. tauk ahk aku mau
putus dengannya”.
Kedua temannya terbelalak mendengar penjelasan
Rinzy yang ingin putus dari cowoknya yang bernama Putera Judika itu. teng,,
teng,, teng,, bel masuk kelas pun berdentang. Semua anak disekolah itu masuk
kelas dengan segera, tak terkecuali Rinzy dan kedua temannya itu.
Dalam kelas Rinzy duduk satu bangku dengan
Ola sedangkan Aya duduk dengan Irma. Ola masih heran dengan pernyataan Rinzy
tadi. “kamu gak lagi ngigau kan tadi Zy..??” Tanya Ola heran.
“gak, aku tadi ngomong emang dari aku
sendiri kok.” Jawabnya singkat sedikit berbisik.
“tapi kenapa kamu mau putus sama dia..?”
Ola belum percaya.
“adduh Ola sayang,, kenapa sih..?? kamu mau
sama Putera, ambil aja sayang aku dah gak butuh dia lagi.” Rinzy sambil
mengelus pipi Ola.
“selamat pagi anak-anak” sapa guru
matematika yang sekarang akan mengajar kelas Rinzy.
“pagi pak…” jawab serempak. Pelajaran di
kelas itu pun dimulai.
Selama pelajaran berlangsung rinzy dan ola
sibuk membicarakan masalah yang sedang menyelimuti keduanya, masalah yang hanya
sebatas tak ada kabar dan menghilang dengan tiba-tiba seorang rinzy dari depan
muka kedua sahabatnya dan seorang Putera yang super perfecto. Sehingga untuk
kesekian kalinya pak ALex menegur ola dan rinzy yang tertangkap basah sedang
tidak mendengarkan penjelasan. Hingga akhirnya mereka berdua terpaksa harus
menghentikan debatnya demi hanya tidak disuruh maju untuk mengerjakan tugas
matematika yang menyebalkan.
***
Teng.. teng.. teng.. bel tanda pulang pun
berdentang dan para siswa pun berhamburan keluar dari kelas masing-masing.
Terlihat banyak anak-anak yang berlarian dikoridor utama, “sayang kamu bawa mobil..?”Tanya Ola kepada
Rinzy.
“gak, aku gak bawa. aku di anterin mas tadi pagi,,” jawab rinzy
sembari merogoh handphonenya di saku roknya.
“hmmm,, udah ditunggu putera tuh pantes aja
gak bawa mobil sendiri udah janjian kali…”guyon Ola yang melihat Putera dengan
sepeda motornya yang diparkir di depan sekolah. Rinzy Menyipitkan kedua matanya
untuk lebih memperjelas kalau itu benar-benar putera pacar rinzy.
“aduuhh padahal aku gak minta jemput. Capek
dehh harus pulang bareng sama dia..” tanggapi rinzy seenaknya.
”kok kamu gitu sih Zy..??” Tanya Ola.
Dengan mata membelalak.
Rinzy berlari menghampiri putera tanpa
menghiraukan kata-kata Ola
“hai sayang,, “sapa putera sembari mengelus
pipi lembut Rinzy.
“hai juga” cuek bebek, secuek cueknya.
“mau kemana kita sayang,,??”Tanya putera
tanpa menyadari sikap rinzy telah berubah kepadanya.
“ya pulang lah, masih mau kemana..??” jawab
Nya sedikit jengkel.
“kita gak mau jalan dulu yank..??” Tanya
putera.
“gak usahlah aku capek baru datang tadi
malem,,!!” keluh Rinzy, sambil menaiki motor putera. Sepanjang perjalanan
menuju rumah rinzy, putera menginterogasi rinzy yang menghilang selama tiga
hari tanpa pamit itu. Dan dengan sukses rinzy menjawab dengan tenang, tanpa
putera tahu bahwa dirinya menhilang karena ingin tenang tanpa putera.
Rinzy dan putera pun sampai di halaman
rumah Rinzy. terlihat mbak Ina membukakan gerbang untuk mereka berdua.
“sayang aku pulang dulu yah,,”putera pamit.
“yah, hati-hati di jalan ya,,”
***
Rinzy berlari kecil menuju kamarnya yang
setiap saat dia menghabiskan nya untuk bersantai dan tak luput diselimuti bau
keju kesukaannya. Dilempar tas dan switernya ke atas kasur empuk yang sudah
menunggunya, lalu cepat-cepat dia mengambil laptopnya dan bergegas memindahkan
ke atas kasur, dan selanjutnya dia menghidupkannya. Terlihat dia tidak sabar
membuka akun facebooknya. Sembari mengganti baju sekolahnya. Lalu merapikan tas
dan switer yang tadi berantakan. Terlihat banyak ada pemberitahuan di
facebooknya itu. salah satunya adalah pesan dari Rudicks teman barunya yang
ingin sekali dia dekat dengannya. Setelah selesai mengganti bajunya itu, Rinzy
cepat-cepat mendekati laptopnya itu. ternyata benar Rudicks membalas pesannya,
sungguh senang Rinzy melihatnya. “ya Malang-Madura emang jauh, apa pernah ke Madura..??”isi pesannya. “yah, aku pernah
kesana hanya sekali, aku ke …..”jawab
Rinzy. lama Rinzy menunggu pesan itu, tetap saja tak terbalas Rinzy mulai bosan
dengan penungguan lamanya itu, Rinzy keluar untuk mencari camilan keju di
dapurnya, dan beruntung tinggal dua bungkus keju Craff dan rotinya.. Dan
setelah kembali ke kamarnya Rinzy melihat pesan balasan dari Rudicks “ya,
kapan-kapan ke Madura lagi ketemu aku. :) hehe,, maaf aku baru pulang dari
sekolah tadi”. rinzy tersenyum
geli “hehe,,
ya tak apa bagi ku, capek pesanan di Fb kita smsan aja, tukeran no hape
gimana..?? itupun kalo kamu mau ..? :) “jawab Rinzy cepat. “087850688xxx, ini no hape ku, cepet sms
yaa…”jawab cowok itu. “ocii,,”Jawab Rinzy dengan girang, karena dia sudah
mempunyai nomer handphone cowok itu. langsung dijamahnya handphone Rinzy yang
berada tak jauh dengan tempat dia duduk. Langsung dikirimnya pesan singkat ke
no handphone yang baru saja dia dapat.
Hai ,,, aku Rinzy yg
tdi d fb tu loh.. :) ketik dia cepat-cepat. Dia terus saja memandangi handphone berwarna
merah hati yang berupa hadiah ulang tahun dari mas tersayangnya. Satu pesan
baru untuknya, kelihatannya Rinzy tak sabar untuk membaca pesan itu. Dan
inalilah bukan balasan dari rudiks. ternyata…
hai syg, jgn lpa
maem yah, trus bu2k siang ya sayg yah,, aku syg kmu, putera. Wajah Rinzy
berubah seratus tujuh puluh sembilan derajat yang semula tersenyum gembira
menjadi manyun yang super duper manyun karena yang dikira balasan dari cowok
itu ternyata sms dari Putera. Haha kasian …
***
Putera Judika kapten tim basket sekolah
ternama di kota Malang. Putera menjadi populer setelah berhasil menghantarkan
timnya menjuarai turnamen basket antar sekolah di provinsi jawa timur selama
dua tahun berturut-turut. Selain terkenal dengan kapten tim basket Putera juga
dikenal sedikit play boy, tapi semenjak berhubungan dengan Rinzy semua ceweknya
di putusin karena dia telah benar-benar sayang kepada Rinzy.
syg ntar sre kmu nmenin
ku ltian bskt yah..!!. Putera
mengajak Rinzy untuk menemaninya latian basket di sekolahnya.
Aduh syg, maaf aku
gk bs, soalnya mw ikt ms k rmhnya mbk Mely, mbk Mely ultah, ksian ms sndrian
syg,gk papa kan..?? :) balas Rinzy.
hemm,, ysdh syg gk
papa, aku brangkt sm Rendy ajh, hti2 yh syg..!!luuph yuu.. balas Putera.
“hufftt,, akhirnya percaya juga ni kelinci,
aku boongin”. Rinzy sengaja berbohong karena dia sekarang emang sudah tidak
lagi pengen jalan sama putera, rinzy merebahkan tubuhnya diatas kasurnya.
“dek, bukannya sekarang kamu nemenin Putera
latian basket …??” Tanya mas Seno, mas kesayangan Rinzy yang tiba-tiba masuk
tanpa salam ke kamar nya.
“aduh, slamlikum dulu gituh mas kaget
Rinzynya nih…” terbangun dari tidurannya. “aku males sama dia terus, biarin
ajah mas, aku bilang aku diajak mas ke ultahnya mbak Mely,, hehe..!!” jawab
Rinzy lantas tertawa mengejek.
“mas gak ngajari kamu bohong lho,, lagian
ultahnya mbak Mely kan masih lama dek..!!” jawab mas Seno sembari melihat
buku-buku sekolah Rinzy di meja belajarnya.
“Ya sih mas aku tau, tapi aku lagi males
aja nemenin dia,” jawab Rinzy sambil berbaring di kasurnya lagi.
“dek ini no handphone siapa..??” mengambil
buku yang berada di dekat kasur Rinzy.
“ooh,, itu no handphone Rudicks mas”. Jawab
Rinzy setelah sedetik duduk kemudian kembali berbaring.
“siapa lagi tuh sayang,,??”Tanya mas Seno
sembari duduk di samping Rinzy yang berbaring.
“ooh,, itu temen baru di fb, yang gak lama
lagi insya allah akan jadi penghuni baru di hati ku..!! hehe,,” memainkan
boneka teddy besar yang ia beli setahun lalu di Jakarta bersama mamanya.
“orang mana sayang, hati-hati loh sama orang
baru, jangan seenaknya gitu ngasih no handphone” papar mas Seno.
“orang Madura, siap mas… orangnya baik kok
kayaknya”.
“yasudah bubuk siang, ntar sore ikut aku
yah,,!!”sembari meninggalkan kamar Rinzy.
”kemana mas, ya aku ikut..!!”teriak Rinzy
kegirangan.
“ada dech, ketemu ntar sore ajah” menutup
kamar Rinzy.
***
“bangun sayang, katanya mau ikut mas
jalan-jalan..!!” Seno membangunkan Rinzy yang masih lelap tidur.
“hmm, ya..” rinzy menjawab dengan malas dan
memalingkan tidurnya kearah yang berlawanan dengan mas seno.
“banguuuuun,, bukan cuma jawab iya.” Seno
membangunkan dengan lembut.
“ya mas, ni aku mau mandi” menenggelamkan
tubuhnya di dalam selimut.
“mau mandi kok masih ngumpet diselimut,
cepetan aku tunggu lima belas menit lagi harus sudah ada di motor loh yah,,”
sorak mas seno sambil menarik selimut yang menutupi rinzy.
“ya baweell..!” jawab Rinzy malas dan
menuju kamar mandinya.
Dua puluh menit kemudian, Mereka pun
berangkat dan menghabiskan sore itu di alun-alun kota Malang, melihat berbagai
kegiatan orang-orang yang super sibuk. “tebak-tebakan hayo dek..??” Seno
memulai guyonannya.
“hayo, siapa takut..! yang kalah traktir
eskrim. Mau..?? yang kalah juga harus siap nganter mbak ina tiap minggu kepasar
dan membawakan belanjaannya” jawab Rinzy.
“hah..?? sadis amet taroan yang kedua tuh,
traktir eskrim aja deh, kenapa mobil itu gak berenti berjalan,,??”
“hmmm,,,, apa yah…”rinzy berfikir
mengtuk-ngetukkan jarinya di dahinya.
“hayo apa.. gak tau yah,, gak tau kan,,
nyerah aja deh nyerah…” seno menggoda.
“ahha dapet… ya kalo berenti parkir donk,
haha” jawab Rinzy singkat, lantas tertawa.
“kok tau sih.??” Seno menggerutu.
“iya lah aku kan jeniuss… ayo mas, cowo
paling cakep, manis, perhatian versi aku siapa..??” tanya Rinzy.
“aku tau, Cuma itu sih gampang banget.
pasti Putera kapten tim basket Smaga itu siapa lagi, kalo nggak berarti aku
donk,, !!” lantas tertawa.
“salaaaaah banget, cowok itu masih baru aja
aku kenal, namanya Rudiks, anaknya cakep, manis perhatian kayaknya, hayo ke
tempat eskrim donk.. !!” guyon Rinzy melanjutkan tawanya dan mendorong memaksa
mas seno membelikan sekrim untuknya.
Tak terasa sore itu berakhir dengan tawa
dua orang saudara yang saling menyayangi meski mereka sedikit kekurangan rasa
kasih sayang. Mama Dina, mama Rinzy bekerja disebuah perbankan cabang Malang,
sedangkan ayahnya seorang tentara yang bertugas di daerah Blitar. Mama Rinzy
selalu pulang larut malam karena itu Rinzy merasa ada kurang kasih sayang dari
seorang mama. Tapi kesepian nya bisa diatasi dengan hadirnya mas Seno yang
tiba-tiba menyayangi Rinzy, semenjak kakak laki-lakinya tepatnya kakak mas Seno
yang bernama Lana meninggal empat tahun yang lalu. Seno menjadi sangat sayang
kepada adiknya yang biasanya sehari tak bertegur sapa sekarang menjadi teman
curhat sekaligus mas yang didambakan semua adik yang ada di dunia ini.
“mbak Ina, mama sudah datang belom,??”
teriak Rinzy yang baru membuka pintu depan rumahnya.
“belom mbak, mama masih belum datang
mungkin ntar datengnya larut malem, mbak tadi hapenya mbak Rinzy bunyi loh
kayaknya mas Putera sms mbak.”terang mbak Ina.
“mbak hapeku dimana” teriak Rinzy lagi (nih
orang hobi teriak-teriak kali yah).
“dimeja ruang tamu tadi kayaknya
ketinggalan mbak” tak kalah nyaringnya dengan teriakan rinzy.
“aargh, mungkin itu sms dari orang yang
nyebelin itu” gerutu Rinzy sambil berjalan malas menuju meja tamu guna
mengambil handphonenya.
Ahahahahaa,, terdengar Rinzy tertawa kencang
dan berlari kedapur lalu mencium mbak Ina yang sedang mencuci piring, dan
menghampiri mas Seno yang sedang tiduran dan menciumnya juga. Mbak Ina, mas Seno
heran melihat tingkah Rinzy yang sama dengan orang baru dapet undian motor.
“Rinzy kamu kenapa..??” Tanya Seno heran.
“mbak nyapo to mbak kok koyok ngunu.??”
Tanya mbak ina dengan medok jawanya yang khas orang Jawa tulen. Rinzy tertawa
sambil berlari menuju kamar tanpa menghiraukan pertanyaan Seno dan mbak Ina. Hai jga, ku smpen
no mu di kntak ku yah Rinzy cantik. Ternyata Rinzy bahagia minta ampun tadi karena Rudiks membalas smsnya
yang dari tadi siang ditunggunya.
Iya dsmpen, aku jg
sdh smpn no mu. Ngapain..??” balas Rinzy cepat.
Lgi tdrn smbil
smsan sma cwe cntik. Balas Rudiks.
Psti tu cwek mu
yo..?? maaf ganggu. :( jawab
Rinzy dengan ekspresi wajah sedikit ditekuk.
Aku gk pnya cwek
kali, hehe hnya sms dgn mu cantik :D. jawab Rudiks sedikit
meledek.
Jago ngegombal
yah,, ? :D jawab Rinzy. acara
smsan pun berlanjut hingga malam menyelimuti dunia. Hingga Rinzy terlelap dalam
tidurnya. Dan sembari alam mengganti malam dengan pagi yang indah.
***
Mentari pun mendapat tugas menjaga dunia
pada siang hari untuk hari ini. Semilir angin pagi dikota Malang yang terkenal
sejuk itu pun menyembunyikan semua agenda hari ini. Kicauan burung menambah
indah pagi itu. “Rinzy, kamu bawa motor sendiri yah,,” teriak mas Seno dari
garasi mobil.
“iya mas, siapin Rinzy mau berangkat sekarang”jawab
Rinzy sembari menyeruput susunya.
“iya bawel sekarang sudah jam berapa cepet
pergi sana..”gertak Seno sembari mengeluarkan motor dari garasi depan rumah,
menuju Rinzy yang sudah siap untuk berangkat kesekolah dan memulai aktifitas
hari itu.
“makasih jelek,, hehe.. “
“heh, nakal yah,, yasudah berangkat sana ntar
telat lagi, baik-baik yah..“ sembari mengacak rambut Rinzy.
“mas Rinzy berangkat yah dodo..“ Rinzy
berangkat sekolah, diperhatikan mas Seno sampai menghilang di pojok tikungan
kompleks rumah Rinzy.
Ramai seperti biasa dalam kelas pagi itu.
Rinzy duduk di sebelah Aya tiba-tiba mencium pipi mungil Aya. Aya tertegun
sejenak melihat tingkah rinzy yang aneh hari itu. “kamu kenapa zy? Kok baru nyampek langsung nyamber pipiku kayak
gitu., lama-lama kamu suka sama aku yah,,??” Tanya Aya sedikit menggoda Rinzy.
“kamu tau, tadi malem aku smsan sama Rudiks
loh,,”jawab Rinzy kegirangan.
“Rudiks,,,?? Siapa tuh Rudiks ??
selingkuhanmu yah..?? ayo ngaku ngaku cepetan,, kalo gak aku lapor sama Putera
loh.. !!” Tanya aya sedikit menginterogasi Rinzy.
“lapor ajah biar dia semakin cepet mutusin
aku. !”
“kamu gila yah zy. Cowok secakep putera
kamu rela diputusin. Kamu udah mandi kan tadi yang mau kesekolah..??” ngejitak
kepala Rinzy.
“aduhh,, sakit tau,,ndak usah ngejitak
kepala kayak gitu napa..!!, kalo iya aku mau putus sama dia kenapa..? jauh
lebih sempurna Rudiks kali, dari pada dia” keluh Rinzy.
“hayoo,, siapa Rudiks tuh,, ngaku gak kamu..??”
samber Ola yang baru datang dan menjewer telinga Rinzy.
“ aww,,, sakit bego’ .. lagian baru datang
juga langsung jewer, slamlikum kek gitu, ini malah dateng langsung jewer telinga
orang” sedikit Emosi. Ola yang baru aja datang dan masuk kelas itu langsung
nimbrung ke percakapan Rinzy dan Aya. Bel masuk pun berdentang mengharuskan
ketiga sahabat itu menunda pembicaraannya. Pagi itu pelajaran akuntansi
pengajarnya yang super duper kiler. “pagi…!!” sapa bu Tina.
“pagi juga ibu yang cantik juga manis
kembarannya breatney spears yang tak ada tandingannya di dunia ini.. ??” selalu
saja setiap ada pelajaran ibu kiler dikelas rinzy gak pernah ada yang namanya
anak gak diem. Semuanya berbicara sesuka hatinya.
***
“kita mau ketoko buku, trus ke butiknya
tante Eny, abis itu shoping di Matos, jalan-jalan, makan-makan di Quick , kamu
ikutkan zy..??” jelas ola panjang lebar tentang agenda yang akan mereka bertiga
biasa lakukan.
“maaf plend untuk saat ini aku gak bisa
ikut kalian jalan-jalan ato belanja dan apalah itu.“
“loh,, kenapa biasanya kan juga kamu yang
selalu ngajakin kita kok malah sekarang jadi gak mau ikutan gitu. Jadi gak
kompak kamu yah zy. Kenapa sih kamu zy, akhir-akhir ini kamu beda banget sama
Rinzy yang biasanya.” Tanya Ola keheranan.
“mungkin gara-gara Rudiks kali ya…??”
sambung Aya sedikit meledek dan segera menutup mulutnya dengan tangannya
sendiri.
“gak juga, tapi lagi males aja jalan-jalan.
Gak ada hubungannya sama Rudiks kali …!! Yasudah aku pulang ajah yah be happy
teman dadadah,,” jawab Rinzy lantas meninggalkan kedua temannya yang masih
heran melihat perubahan tingkah Rinzy.
“siapa Rudiks??”Tanya Ola kepada Aya,
setelah Rinzy pergi dan benar-benar menghilang dari pandangan ola.
“gak tau tuh dia sering aja gitu
nyebut-nyebut nama itu” jawab Aya sembari menjalankan motornya keluar gerbang
sekolahnya.
***
Beberapa bulan kemudian setelah rinzy
menolak ajakan hura-hura temannya itu, keluarga rinzy sedang mengadakan
tasyakuran mengingat lima tahun meninggalnya mas Lana. Rinzy membantu papa yang
sedang memberikan santunan kepada anak yatim, sedangkan mama membantu mbak ina
menyiapkan dan menyilahkan para undangan untuk mencicipi makanan yang telah
dihidangkan. Teman-teman rinzy turut berdatangan. Puterapun juga datang, tetapi
rinzy terlihat acuh tak acuh kepada putera. Tetapi putera malah mengambil
perhatian mama rinzy, itu hal yang paling menjijikan bagi rinzy. Rinzy melihat
papanya yang sangat bersemangat memberikan amplop kepada anak yatim itu. “pa,,,
capek ya…!”
“gak ikhlas kamu.?” Tanya papa Rinzy.
“bukannya gak ikhlas Paa tapi selain seru
juga sedikit capek paa..” jawab Rinzy enteng. Hapenya berbunyi ada pesan masuk.
Sore cantik,,
lagi apa nih...? Rinzy
membaca pesan itu dengan tersenyum.
Iya,sore juga cakep…
:D lagi adain tasyakuran mengingat lima tahun mas Lana Meninggal balas Rinzy cepat.
Tasyakuran…?
Mas Lana…? Maaf ya ganggu balas orang itu.
Iya, mas Lana kakak
pertamaku sebelum Mas Seno, gak ganggu sama sekali, aku juga udah capek nih…
:( balas
rinzy
Maaf lagi yah aku
gak tau… yasudah istrht dlu aj.
Iya sudah gak papa,
dari tadi minta maaf terus, emang lagi hari raya, maaf maafan terus..?? balas
rinzy guyon dan terlihat tersenyum geli melihat tingkahnya sendiri
Hehehe.. lcu jga
lama-lama, pengen deh… balasnya
Pengen apa..?? rinzy
penasaran.
Pengen apa yah…
pengen jadi penghuni…
Penghuni apa..??
penghuni di hati ku..?? hehe maaf balas
rinzy sembari menghampiri tempat duduk di ruang tamu itu.
Acara
tasyakuran berjalan dengan lancar begitu pula acara pendekatan antara rudiks
dan rinzy berjalan dengan lancar juga. Semua tamu dirumah rinzy tampaknya
berangsur-angsur pulang sedikit demi sedikit sampai akhirnya diruangan itu
hanya tersisa rinzy yang tak sadar bahwa hanya tinggal dirinyalah diruangan
itu, karena keasyikan dengan handphonenya.
***
Berapa bulan setelah tasyakuran itu. Dunia
gelap ditambah indah berselimut ribuan bintang yang menghiasinya, gadis cantik
itu terlihat sedang menenggelamkan mukanya dikedua tangannya, tepat di taman
depan rumahnya yang tinggi itu. Kemudian handphone yang berada di dekatnya itu
bergetar tanda ada satu pesan masuk, segera rinzy menjamah handphonenya aku dlu dah prnah
nembak kmu kli, tpi kyaknya gk mmpan tuh,, kasian aku,, :( isi sms Rudiks. Rinzy tersenyum membacanya,
ya dlu, cba ja skrng
,,:p balas
Rinzy cepat dan kembali keposisi menenggelamkan mukanya di kedua tangannya
Oky, aku itu hnya
orng biasa, aku sayang kmu, aku ska sma kmu, mw gk jdi pcar ku,,?? Balasan itu membuat Rinzy sedikit menahan
tawa yang siap untuk meluncur.
Masih gak mempan
tuh,,:p balasnya.
Aduh pluruku tnggal
stu,, yg ni hrs mmpan,, Rinzy cantik, aku syng kmu mw gk jdi pcar ku..??. Rinzy tertawa senang melihat bacaan yang
tertera di handphonenya itu
Nah gtu donk,,
sbnrnya aku jga dah lma ska sma kmu,, aku jga syang kmu,,:* balas Rinzy sambil memeluk boneka Teddy
yang tak kalah imut dengan dirinnya.
Yeee,,, mksih aku
syang kmu. Jdi kta pcrn nih skrg..?? balas Rudiks.
Mnrut kmu gmna..?? balas Rinzy.
kmu sii nanyak aku,
yaiylah kta itu pcran hehe,,,balas
Rudiks. Rinzy dan Rudiks pun telah tenggelam dalam asiknya sms, hingga
menghantar rinzy terlelap dalam kebahagiaan malam itu di kursi taman, hingga
mas seno harus menggendongnya masuk kekamarnya. (huh.. dasar rinzy..)
***
Pgi syng,, dah
bngun belum..?? Rinzy
membuka pesan itu dengan raut muka yang manyun karena terpaksa membuka mata
sepagi itu.
Pgi jga, udh put. Oia,
Aku pngn ntar siang ktmu kmu, aku mw ngmong sma kmu da yg pnting,
ya mw ktmu dmna..??
knpa g ditlfon aja syg…?? Apaan siih..?? balasan putera
G ku g bsa jlsin di
tlfon, kta ktmu di taman aja ntar siang kan ada wktu yaa..??
Oke,iy ku da wktu,apa
sii yg g bwt kmu. aku jmput kmu yah..??
Gk usah aku bwa
mtor sndiri ja, ktmu jm 9yah ku tnggu kmu disna.
Jam 08:45 Rinzy berangkat dari rumahnya
menuju taman alun-alun kota. Sesampainya disana terlihat beberapa anak sedang
asik bermain. “Hai Rinzy cantik..?” sapa salah satu teman Putera yang kebetulan
juga teman Rinzy.
“hai juga, ada Putera gak..??” Tanya Rinzy
sedikit tersenyum.
“aduh beibeph mu belom dateng tuh, ooohh
itu tuh dia sudah dateng,” sembari menunjuk Putera yang akan memarkir motornya.
“hai sayang,, !” sapa Putera.
“hai juga” sembari menuju Putera yang masih
terlihat memarkir motornya.
“ada apa sayang, kayaknya ada yang penting
gitu.?” Tanya Putera.
“aku mau kita udahan yah..??!” terang Rinzy
berusaha tenang.
“maksud kamu yank,,??”sembari memandangi
wajah Rinzy yang sedikit memerah karena tidak terbiasa dengan keadaan mencekam
seperti itu.
“iya, aku mau kita udahan, kalo masih nggak
ngerti aku mau ‘PUTUS’ dari kamu. “ jelas Rinzy sedikit menggertak Putera dan
tetap menjaga sifat agar tidak ikut kacau
“tapi kenapa kamu mau putus dengan ku,
perasaan kita nggak ada masalah apa-apa deh, hubungan kita baik-baik ajakan.
Dan sekarang tiba-tiba minta putus tanpa sebab kayak gini. “terang Putera
sembari menggenggam tangan dan memandangi wajah Rinzy.
“iya sih tapi aku udah ngerasa nggak cocok
aja sama kamu.” jawab Rinzy sedikit grogi.
“apa mungkin kamu sudah ada yang baru
ya..?? siapa..??” Tanya Putera dengan emosi, dan terlihat sedikit air mata yang
hanya menunggu untuk meluruh di pipi putera.
“nggak kok gak ada yang baru, udah.
sekarang udah jelas aku putus dengan mu, aku mau pulang.” Jawab Rinzy sembari
bergegas meninggalkan Putera.
“Rinzy, kamu egois ya, gak ngasik kesempatan
buat aku memperbaiki diri.”teriak Putera, yaa,, air mata putera benar-benar
telah luruh, dan secepatnya putera menghapusnya.
“terserah kamu aja” jawab Rinzy sembari
meninggalkan putera. Teman putera pun hanya ternganga melihat temannya putus.
Dan putera menggeram, menyesal, dendam dengan kejadian itu.
***
“dia
marah karena aku gak bales smsnya, aku dapet hukuman sayang push up tadi,
jangan ngambek donk..” status
facebook Rudiks saat ini. Rinzy tidak membalas sms Rudiks lagi setelah beberapa
lama Rinzy menunggu nya. Ternyata bukan karena Rudiks tidak ingin membalas
smsnya tapi karena Rudiks dikenak hukuman Push up 20 kali. Karena ketahuan
smsan dengan Rinzy saat acara penyampaian teori di gerakan Pecinta Alam
disekolah Rudiks berlangsung. Syg aku tdi kna hkuman pushup, bkn krna aku g mw bls
sms mu. Ketik
rudiks sembari keluar dari gerbang sekolahnya tercinta.
Hanya alasan
kan,,?? Balas Rinzy cuek.
Sumpah ynk, aku tdi
kna hkuman gra2 ktauan bls sms mu Balas Rudiks setengah berharap Rinzy menghentikan aksi ngambeknya.
Ooh, ysdah gk ush
bls lgi yah.
Aduuhh.
Terserah west, jawab rinzy cuek. Tak tahan dengan keadaan
yang terus-terusan Rinzy seperti tidak mau memaafkan Rudiks, Rudiks akhirnya
menelfon nomer Rinzy. tuuut… tuuut…
tuuut… maaf nomer yang anda tuju tidak dapat dihubungi,, “aaarghh kenapa di
Reject sih,, susah punya cewek jauh suka ngambek kayak gini” gerutu Rudiks. Yank, jgn diemin
aku kya gni donk, knpa tlfon ku direject..?? ketik Rudiks dengan kecepatan tangan melebihi
kapasitas.
“haloo.??
jamur,, masih marah sama brokoli..??” Tanya Rudiks sembari membenarkan duduknya yang tadi
setengah tiduran di kursi pojok depan televise, jamur dan brokoli adalah
panggilan sayang mereka berdua.
“iya,
jamur masih marah sama brokoli, jamur tadi nunggu brokoli bales sms nya jamur
sampe jamurlumutan, boring sendiri di kamar, brokoli jahat yah sama jamur,,,” jelas Rinzy di kejauhan.
“jamurrr,,
tadi bukannya gak mau belas sms nya jamur, tapi brokoli tadi kenak hukuman sama
senior gara-gara brokoli ketahuan sedang bales sms tadi. brokoli disuruh phus
up 20 kali, mana tega brokoli ninggalin jamur sendiri,,,,” jelas rudiks.
“yayaya,,
itu terus jadikan alasan,,,”
bantah Rinzy kurang percaya dengan pengakuan Rudiks.
“jamur
sayang lagi ngapain..?”
Tanya Rudiks mengalihkan pembicaraan.
“gak
usah lari dari masalah deh..”
guyon Rinzy yang sudah sedikit percaya dan sedikit menggoda.
“sayank
ahh,, percaya donk,, aku bicara beneran tadi kenak hukuman. Aku tuh gak bakalan
ninggalin kamu selagi aku masih bisa nemenin kamu sumpah..” jelas Rudiks susah payah agar Rinzy bisa
benar-benar percaya.
“iya
baweell aku udah percaya dari tadi kok,, tadi Cuma guyonin bawel aja ,,”terang Rinzy sambil tertawa. Bawel juga
panggilan sayang mereka berdua.
“uuuuhhh
sayank guyon terus ah,, kalo ada disini udah tak jewer kamu,, ngapain kamu
yank…?” Tanya Rudiks.
“aku
tiduran, lagi nelpon kamu nih,” goda Rinzy.”
“terus…?
“kok
tadi kamu dihukum pushup emang bisa pushup..? goda Rinzy.
“
push up itu bagiku sudah kebiasaan lagi” jawab rudiks diseberang.
“cieelaa,,
kebiasaan, yank gak mau bobok kamu, aku ngantuk nih,,”keluh Rinzy.
“yuk
bobok yuk,,”ajak Rudiks
menggoda.
“ayuk,,
dadah sayank aku sayang kamu, jamur sayang brokoli bawel…” Rinzy pamit.
”ya
sayank, aku juga sayang kamu brokoli juga sayang jamur bawell” sembari mematikan teleponnya.
***
Sore-sore setelah pulang sekolah enaknya adalah
jalan-jalan di deket alun-alun sungguh hal yang begitu menyenangkan, tapi tidak
untuk rinzy, rinzy sedang asyik dalam mimpi indahnya. Sore itu Rinzy diajak
Rendi teman Putera yang selalu bersama Putera, bangun tidur Rinzy mendapati
banyak pesan masuk di handphonenya. Zy, ntar ikt aku yah bli kdo bwt cwek q, Lia
ultah bsk aku gk tw hrs bli apa, kmu kan cwk mngkin kmu bs bntu aku. Yaahh,
itung2 ngilangin boring gtu. Isi
pesan Rendy.
Iya ren maaf, aku bru bngun tdr. Jam brp..?? balas Rinzy.
skrg aku mw jmpt kmu
yah.. balas Rendy.
Aku mau mandi dulu
yaa… balas Rinzy
lalu bergegas ke kamar mandi. Setelah mandi, Rinzy bergegas ganti baju dan
mulai mendandani dirinya sebisa mungkin. Bunyi motor Rendy pun sudah terdengar
keras di lantai bawah alias di halaman rumah Rinzy. “adduhh, udah dateng lagi
tuh anak” gerutu Rinzy dan mempercepat aktifitas siap-siapnya
“mbak Rinzy ada mas Rendi mbak” panggil
mbak Ina.
“iya mbak ntar lagi” teriak Rinzy merespon
panggilan mbak Ina. Sedangkan dibawah Rendi asik berbicara dengan Mas seno yang
sedang menyuci mobil Jazz merah hati.
“mau kemana Ren..?” Tanya mas seno kepada
Rendy.
“mau diajak belanja mas, cewek ku ultah mau
beli kado kan lebih baik aku ngajak Rinzy dia kan cewek lebih tau apa yang
diinginkan” sembari jongkok disamping mas seno.
“udah pamit kan sama Putera..??” guyon mas
seno.
“hah,,?? Mas belom tau, mereka udah putus
kali mas lama udah putusnya” terang Rendi.
“ooh, putus kok Rinzy gak cerita apa-apa
yah..??” mas Seno heran, sembari menyembunyikan wajah yang penuh Tanya, kenapa
Rinzy gak cerita kepada dirinya dan kenapa juga dia putusin Putera. “yuk
Ren,,!” ajak Rinzy sembari berjalan mendekati mas Seno dan Rendi.
“wuihh,, cantik bener kamu Zy… mas aku bawa
Rinzy nya dulu yah..!!” Rendi pamit.
“dadah Seno jelek.. bleeekkk.” Guyon Rinzy
kepada masnya.
***
Selepas adzan magrib berkumandang Rinzy
bergegas mengambil wudhu’ serta mukenahnya guna menunaikan sholat Maghrib. Di
musola bersama mas Seno dan mbak Ina, Rinzy menunaikan sholat dengan khusyuk.
Setelah selesai sholat Rinzy berlari menuju kamar nya yang menjadi tempat
favoritnya setiap saat dan tak luput dari aroma keju yang khas. Setelah sampai
diambilnya handphone yang ada di meja belajarnya, lalu mengetik pesan singkat
yang ditujukan kepada Rudiks. udah sholat belum yank,,?? Sembari berbaring melepaskan penat yang
ada. Mas Seno membuka pintu kamar Rinzy. “ada apa mas..??” Tanya Rinzy heran.
“kenapa kamu putus sama Putera, dan kenapa
juga kamu gak cerita sama aku..??” Seno menginterogasi dengan galak
“yaaaa… karena aku sudah bosen ajah sama
Putera, dan capek sama Putera. Masalah aku gak cerita sama mas itu karena rinzy
tau mas bakalan nanyak panjang lebar dan nasehati aku luas-luas dan aku males
dengernya.” Jelas Rinzy se enaknya
“setidaknya kamu tanya dulu sama mas,
mungkin mas bisa bantu kamu, dan juga mas itu nasehati kamu panjang lebar itu
agar Rinzy nya mas Seno gak salah pilih jalan,,,” jelas mas Seno sembari
mengelus rambut Rinzy yang halus.
“iyaaa,, lain kali Rinzy minta pendapat mas
Seno dulu dehh,.”jawab Rinzy penuh sayang
“berarti kamu sekarang jomblo alias lagi
lajang alias lagi sendiri alias lagi gak punya cowok donk…”
“kok banyak aliasnya sih mas..??punya donkk
alias masih banyak stoknya,, masak Rinzy Dwi Fitra Hariza putri bungsu mama
Dina dan Papa Haris gak punya cowok sih..”jawabnya
“siapa..?? orang Madura itu..??”
“yupss,, betul banget,, mas pinter dehh”
“kapan jadiannya..??”
“kemarin pas tanggal 08 juli hehe” jawab
rinzy santai dan meledek
“awas yah,, hati-hati dengan hubungan mu,
apalagi dia tuh orang yang jauh dari kamu, kamu perlu mengenalnya lebih dari
kamu mengenal biasanya” nasehat Seno
“sips.. oke boss bawel” jawab Rinzy sambil
hormat kepada mas seno, lalu mas seno mencubit pipi Rinzy.
“auuuww.. sakiitt..” jerit rinzy
“biarin adek ku yang nakal juga bandel”goda
seno
“huuhh…” seru Rinzy
“yasudah mas ke kamar dulu mau nyelesain
tugas kuliah banyak banget. Kamu kalo mau bubuk, bubuk ajah biar besok
ngebanguninnya gak ribet”
“iyaaa” Rinzy patuh
***
“mas Rinzy gak usah ikut ajah yah ke
Lamongan besok” keluh Rinzy
“kenapa gak mau ikut kan udah kewajiban..”
“Rinzy males soalnya barengan sama sekolah
Putera juga”
“gak pokoknya kamu harus ikut, apalagi kamu
yang ngusulin acara itu ke daerah Lamongan”
“iya tapikan…”
“gak ada tapi-tapian pokoknya harus ikut”
bentak Seno
Rinzy merasa dadanya sesak, dan akhirnya
air matanyapun menetes tanpa ia sadari dia menangis di depan Seno. Karena dia
kira dengan menangis Seno bakalan luluh hatinya, karena senjata andalan Rinzy
yang bakalan membuat Seno luluh hanyalah air matanya.
“gak usah nangis, aku gak bakalan kasian
sama kamu” bentak Seno
Bentakan itu diikuti dengan bantingan
sendok Rinzy, lalu Rinzy pergi meninggalkan Seno sendiri masih tetap dengan
makan malamnya. Seno merasa sedikit kasihan kepada Rinzy, Seno merasa sudah
terlalu memaksa Rinzy untuk itu semua. Setelah makan malamnya selesai Seno memanggil mbak Ina. “mbak,,
bantu Rinzy buat masukin baju ke ranselnya untuk ikut acara latihan gabungannya”
“iya mas,,”
Mbak ina berlari kecil menghampiri kamar
Rinzy. tok… tok… tok… “mbak Rinzy.. mbak Ina mau masuk yah,,,”
“mau apa..??” bentak Rinzy dari dalam
kamarnya.
Mbak ina membuka Pintu dengan pelan. “mana
baju yang akan dibawa..?” Tanya mbak Ina
“tau deh mbak,, Rinzy gak mau ikut kegiatan
itu…” pinta Rinzy.
“yaaa,, mau gimana lagi mbak ,, jalani aja
seperti biasanya mbak,,, mbak yang sabar aja yah…”nasehati mbak Ina
“adduuhh terserah deh” Rinzy menutupi
mukanya dengan bantalnya.
Pagi-pagi sekali tepatnya jam enam pagi
mobil Jazz merah hati sudah berderu. Dengan kemalasan tingkat tinggi, Rinzy
mulai menuruni lantai tangga rumahnya. Mata Rinzy terlihat merah, sangat jelas
kalau dia baru saja berhenti nangis dari semalam sehabis. “cepetan sayang..
ntar tertinggal busnya lho” sapa Seno.
Mata Rinzy hanya memandangi senyuman seno
yang khas lesung pipit di pipi kirinya dengan rona mata yang tak biasanya.
Rinzy tetap dengan manyunnya.
“jalani aja wong Cuma sepuluh hari juga
kan, baik-baik disana yah, kalo ada apa-apa cepet kasik kabar” nasehat Seno
dalam mobil.
Ramai sekolah Rinzy, menunggu
pemberangkatan rombongan Peserta latihan gabungan dan persahabatan antar
sekolah. Rinzy membuka pintu mobil dengan malas. Terlihat hanya Aya yang
menghampiri Rinzy. Aya mengenakan baju hijau pupus dengan celana jins berwarna
biru muda yang terlihat manis. “hai sayang siap untuk memulai sepuluh hari
kedepan,..??” Tanya Aya.
“gak siap” jawabnya cuek.
“kok gitu, baju mu bagus, pas banget sama
karakter mu, jadi terlihat sedikit lebih cantik dari biasanya” goda Aya,
melihat penampilan Rinzy. Rinzy mengenakan celana jins hitam dengan atasan kaos
berwarna Merah dengan gambar huruf R besar berwarna hitam dan di hiasi jepitan
cantik di rambutnya.
“makasih, Ola mana..??”
“yang bener aja kamu nanyain Ola, dia kan
gak ikut dia kan paling males sama yang namanya latihan gabungan sayang,
apalagi Riko kan gak ikut, kesana yuk…” menunjuk kerumunan cowok yang sedang
asyik berbicara.
“oia Ola gak ikut enak tu anak, yuk..”
sembari meninggalkan mobilnya.
Mata Rinzy terbelalak melihat siapa yang
sedang memberikan penjelasan kepada teman-temannya dalam kerumunan cowok-cowok
itu. Rinzy berhenti berjalan, Rinzy hendak berbalik lalu suara itu berhasil
mencegah langkah Rinzy untuk tidak diteruskan.
“Rinzy,,, kamu ikut juga kegiatan ini,,??”
“iya”
“cantik banget kamu memakai baju itu, aku
suka banget”
“makasih” dengan nada cuek
“cuek banget… dengan siapa sekarang…??”
“kenapa nanyak gitu…??” mata rinzy
membelalak
“yaiya aku pengen tau aja orang yang udah
buat kamu mutusin aku, dan lebih memilih dia dari pada aku…”
“pengen tau..?? gak usah deh malu kalo kamu
tau, karena dia lebih mulia dari pada kamu” menunjuk muka putera.
“waaaw,,, Rinzy bahasamu bagus banget, akan
aku cari tau meski kamu gak mau ngasih tau…”
“terserah” sembari meninggalkan cowok itu.
Mas seno menggelengkan kepala melihat
tingkah Rinzy kepada Putera tadi, Rinzy menghampiri mobilnya dan membuka pintu
mobilnya untuk mengambil ranselnya. Terlihat para siswa berlari menuju bus yang
akan mengantarkan mereka ke tujuan. “hati-hati disana, jaga diri baik-baik”
“ya,,, nitip mama…” mencium tangan alias
bersalaman kepada mas Seno.
“Rinzy ayuk cepet gak dapet tempat duduk
ntar kamu” panggil Aya.
Rinzy berlari menghampiri Aya. “mau di bus
yang mana..??” Tanya Rinzy kepada Aya
“tuh” menunjuk bus yang di parkir tak jauh
darinya dan terlihat bus itu sudah banyak penumpangnya.
Rinzy menaiki bus itu dan melihat
sekitarnya, semua tempat duduk di bus itu sudah di penuhi dan hanya tinggal
satu tempat duduk yang tersisa, Aya sudah duduk di sebelah Uki cowoknya. Dan
tempat duduk kosong itu tepat disebelah Putera. Rinzy tetap berdiri berharap
ada yang rela menukar tempat dengannya. “Rinzy masih nungguin apa..?? ayo cepat
duduk” bentak guru Pembina. Rinzy tersentak melihat Putera tersenyum meledek,
dan bangga dengan kemenangannya. Dengan langkah yang berat Rinzy menghampiri
tempat duduk itu. “sips,, aku menang” sapa Putera meledek Rinzy.
Tapi Rinzy tetap menganggap tak ada suara
yang menyapanya, sembari bus itu melaju. Kesal dengan semuanya Rinzy merogoh
handphone di Ranselnya. Dan memulai mengetik sesuatu disana. Boriiiiiinggg,, nyebelin
benget deh hari ini… pesan
itu dia kirimkan pada Rudiks.
Knpa syg..?? balasannya.
Gak tau deh gelap jawabnya. Merasa Putera tak dianggap, Putera
memutuskan untuk menyentuh tangan Rinzy yang tepat berada di pangkuan Rinzy.
“hei, aku kangen megang tangan mu” goda Putera. Rinzy berusaha melepaskan
genggaman yang kuat itu.
“lepas gak…” bentak Rinzy.
“gak” tangan Putera semakin kuat
menggenggam tangan Rinzy.
“Put… lepas sakit tau…”
“ups maaf kekencengan yah, habisnya tangan
mu lembut banget jadi gak kerasa kalo aku lagi memegangnya…”
“gila loh..”
“wisss,,, asiik gituh bicara mu jadi makin
sayang Puteranya” sembari mendekatkan wajahnya ke wajah Rinzy.
“waaah,, parfummu enak banget jadi pengen
nyium” goda Putera
“gila loh, awas kalo ngapa-ngapain,,,”
“kalo aku mau cium kamu gimana,,,?? Awww,,,
” terlihat Rinzy mendorong muka putera berharap wajah putera yang pas di depan
matanya menjauh.
“pak,,, Rinzy gak mau duduk sama anak
ini,,, Rinzy mau tuker tempat” teriak Rinzy kepada pembinanya.
“sudah lah duduk” keluhan Rinzy terlihat
diabaikan oleh pembinanya.
“yeesss,, kamu tuh masih milikku meski kita
tuh sebenernya sudah putus alias gak ada hubungan yang berarti” melingkarkan
tangannya dipundak rinzy yang segera rinzy membuang nya
“diemm kamu..!!” sembari mengambil Ipad di
ranselnya dan memakainya.
Putera pun tak berhenti menggoda Rinzy,
terlihat Putera berusaha memegang tangan Rinzy kembali, tapi semua itu sia-sia.
Terlihat tangan Rinzy sibuk mengetik balasan dari Rudiks. Perjalanan itu sepi
senyap karena hampir semua penumpang itu tertidur.
Beberapa lama kemudian guru Pembina berdiri
di antara tempat duduk dan mengumumkan sesuatu “ayoo,, kita sudah hampir sampai,,
bangun,,bangun,,,” teriak guru Pembina
Terlihat semua penumpang disana sini
membuka mata dengan pelan.
“kita disini bakalan latihan gabungan jadi
kita disini membawa nama baik sekolah kita masing-masing, jaga kesopanan,
jangan buat dan cari masalah. Kalian disana akan dibagi beberapa tim, dan satu
Pembina. Yang ada apa-apa langsung Tanya kepada pembinanya masing-masing…yuk
turun dan cari tempat yang teduh untuk mendengarkan intruksi selanjutnya…”
jelas Pembina itu.
Semua penumpang dalam bus itu turun satu
persatu dan mencari-cari tempat yang pas untuk menunggu beberapa bus yang belum
sampai.
Beberapa lama kemudian semua peserta telah
berkumpul dibawah pepohonan yang rindang dan mendengarkan intruksi dari
Pembina. Lalu pembagian tim, dalam satu tim terdiri dari dua laki-laki satu
Pembina. “pembina bapak Lucky asmoro, ketua tim dipimpin Putera judika dan
anggotanya adalah Ilsyah Resha Anggara, Irma Anggraeni,Dyah Pitaloka.”
Harap-harap cemas Rinzy berdoa agar dia tidak masuk dalam kelompok kerja itu, “Rinzy
Dwi Fitra Hariza, “ jelas pembinanya, mendengar namamanya disebut Rinzy merasa
seisi dunia itu berubah menjadi wajah Putera dengan raut muka mengejek Rinzy.
“cari tempat yang pas untuk merembukkan nama kelompok yang anda sukai lalu
tulis di selembar kertas dan anggotanya, kelomppok kedua ….”terang bapak
Hidayat.
“yuk kesana” ajak Putera pada kelompoknya.
Semua anggota kelompok itu mengikuti
langkah Putera menuju satu tempat yang sedikit meneduhkan, lalu ketiga anggota
itu duduk melingkar, langkah Rinzy terasa berat dengan terpaksa Rinzy duduk di
samping Resha, tak lama kemudian Putera duduk di samping Rinzy, hendak Rinzy
pindah tempat tapi ditahan oleh tangan Putera yang segera memegang tangannya.
“duduk,,,” bentak Putera.
Dengan patuh dan tak berkata apa-apa Rinzy
duduk kembali. “kita disini satu tim, kita mungkin belum sepenuhnya kenal satu
sama lain karena sekolah kita berbeda, kenalkan nama saya Putera Judika kelas
XI ipa 3 di SMA negeri 3 Malang, disini saya menjabat sebagai ketua tim, sebut
nama dan kelas anda satu persatu”
“nama saya Dyah Pitaloka kelas X TKJ 1 SMK
negeri 2 malang”
“nama saya Irma Anggraeni kelas XI TKJ 1
SMK negeri 3 PGRI Malang”
“nama saya Ilsyah Resha Anggara kelas XI
ipa 4 SMA negeri 3 Malang”
Terlihat Rinzy manyun, diam bengong,
melamun, Rinzy tersentak saat dia di pukul pundaknya oleh Resha.
“nama saya…”
“nama saya…”
“Rinzy Dwi Fitra Hariza kelas XI TKJ1 SMK
negeri 3 PGRI Malang, saya orangnya egois, tidak memberi kesempatan kepada
orang yang menyayangi saya, saya juga manja, keras hati, tapi kelebihan saya
karena kecantikan saya, dan juga kapten tim basket di sekolah” potong Putera
yang membuat Bad mood Rinzy memuncak.
“jangan bawa-bawa masalah kita kesini yah,
aku gak suka” bentak Rinzy
“hak saya berbicara di depan umum, karena
saya ketua tim disini”jelas Putera dengan kemenangannya.
Rinzy hanya diam. “sekarang kita bicara
kelompok kita, nama apa yang pas untuk kita disini…ada yang sudah dapat nama
yang unik…??” Tanya putera
“bagaimana kalo namanya Azhimuth”usul Resha
“dickudicks ajah” Dyah memberi usul
“DIAM” bentak Rinzy, bukan karena Rinzy
mengusulkan nama itu tapi dia terlalu capek mendengarkan semuanya, dia muak
dengan keadaan yang seperti itu.
“nah aku lebih suka nama kelompok kita tuh
DIAM.”samber Putera.
“iya setuju, unik penuh makna,,” Resha
menyetujui.
Rinzy hanya diam tak berkomentar. Pembina
menghampiri kelompok itu dan menjelaskan pembagian kamar tidur disana. Dikamar
tidur satu kamar terdiri dari enam orang.
“rembuk nama kelompoknya sudah…?? Sekarang
bapak bakalan bacain susunan kamar tidur di penginapan ini, cewek kamarnya di
bagian utara satu kamar enam orang, Rinzy, Irma, Dyah, kalian di kamar 2.
Sedangkan yang cowok di sebelah utara kamar cewek, putera dan Resha di kamar 1…
sudah jelas,,,?? Sekarang silahkan masukkan barang-barang kalian ke kamarnya
masing-masing, dan istirahat nanti malam acara pembukaan akan dilaksanakan”
jelas pak Hidayat.
“aku pengen pulang…” keluh Rinzy.
“pembukaan masih belum loh sayang…”Aya menenangkan Rinzy, ternyata Aya satu kamar dengan Rinzy.
“pembukaan masih belum loh sayang…”Aya menenangkan Rinzy, ternyata Aya satu kamar dengan Rinzy.
***
Acara pembukaan dilaksanakan dengan hikmat
oleh seluruh peserta latian gabungan malam itu, tapi tidak bagi Rinzy, dia
merasa dia kurang bersemangat karena disitu ada Putera cowok keras kepala yang
selalu ingin menang sendiri. Sayank,,, pesan singkat dari Rudiks yang sedikit membuat Rinzy
lebih baik,
sayaaaankk,, kmna
ja si dr td aku nungguin sms mu yank,,, gk tw ap, klo aku lgi sbel bnget hri
in.. balasnya cepat.
Maf syg, aku td dpt
tgas ngtik dri guru, gak tw pas liburan kali gru tuh.. sayank ngpain skrg..??
terang rudiks.
Lgi di Lamongan,
ltyn gabngan dgn skloh lain, yank.,,, dsni da Putera lgi. Jawab Rinzy.
Who is he..?? Tanya Rudiks.
Oia, km blm tw ya
syg…???.tanya rinzy yang
sedikit merasa bersalah.
Ya ku blm tw sypa
Putera?? Tanya Rudiks sedikit
curiga dan merasa gak enak hati.
Tp km jgn cmbru yah,,,
:). guyon
Rinzy.
Ahh,, syg ayo cpt
siapa tu Putera. Km blg gtu aj ku dah cmbru ni…!! Jawab Rudiks sedikit memaksa
Putera itu mntan
pcar ku, yang nyebelin …… (bla…bla.. bla…) jelas Rinzy.
hah..?? sdh mntn
kan yank…??
Tp kyaknya Putera bkalan ngjar kmu deh yank, klo siftnya kyak gtu.. aku tkt
khilngn km yank.. Jawab Rudiks
dengan kecemburuan yang memuncak. Acara smsan pun berlanjut hingga larut malam
menylimuti dunia.
***
Sudah hari ke delapan, Rinzy sudah mulai
cair dengan keadaan. Dan hari kedelapan inilah semua peserta diwajibkan
mengikuti kegiatan Cinta Alam, yaitu satu kegiatan dimana setiap tim dipimpin
ketua tim akan berjalan ke hutan rimba guna mengetahui keagungan sang pencipta
dan menikmati indahnya alam ini. “yuk…kita lanjutkan perjalanan lagian udah
hampir sampek ke lokasinya” ajak Putera, yang sedari tadi menemani anggotanya
istirahat.
“yuk,,, semangat pasukan DIAM…” jawab
anggotanya, kecuali Rinzy yang sudah terlalu lelah melakukan perjalanan yang
jauh dan mendaki itu. terlihat mata Rinzy tertutup rapat dan wajahnya pucat,
semua anggota sudah setengah berjalan yang dipimpin Putera.
“Hei,,, kelihatannya Rinzy masih lelah
nih,,,” teriak Dyah memberi tahu temannya yang didepan memimpin. Putera melihat
Rinzy masih duduk lemas, setengah tak percaya. Putera membalikkan badan
menghampiri Rinzy.
“bangun lahh,, jangan sok kamu,,, ayo
bangun… aku tau kamu pasti pura-pura bangun Rinzy manjaa…” gertak Putera pada
Rinzy sambil menepuk pipinya. tapi mata Rinzy tetap tertutup rapat tak sedikit
pun membuka matanya. Kepala Rinzy terjatuh dari sandarannya hingga menekuk.
“aduhh,, nih anak gak sadar lagi…” putera
terkejut, panik serta merasa menyesal karena telah menggertak Rinzy tadi.
“Rinzy,, Rinzy sayank,, cicinnta,, bangun
rewel… manjaaa,, jelekk,, banguunn…” Putera mencoba membangunkan Rinzy yang tak
sadarkan diri, dengan memanggil panggilan sayangnya saat masih berhubungan
dengannya.
“nunggu Rinzy sadar atau kita akan
ketinggalan rombongan itu terlalu jauh”
Tanya Resha.
“yasudah Rinzy aku gendong, sedangkan kita
tetap harus melanjutkan perjalanan, Resh ransel ku titip sama kamu, Dyah ransel
Rinzy kamu yang bawa yah…” menginteruksi temannya.
“sips…” jawab Resha dan Dyah kompak.
***
Sampailah rombongnan tim Putera ke pos 3
yang letaknya di pusat hutan Rimba. Sebagian peserta segera menghampiri
rombongan itu dan membantu membawakan ransel tim Putera yang tampak masih
lelah, Rinzy lagsung ditangani medis pos 3.
“Rinzy kenapa….” Tanya Aya khawatir yang
sudah sedari tadi menunggu Rinzy.
“dia kelelahan mungkin..”jawab putera.
“kamu gimana sih put kok gak jagain dia,,,”
“bukannya gak dijagain. Aku udah merhatiin
dia banget tapi mungkin udah terlalu lemah kali fisiknya jadinya tadi pas waktu
istirahat dia hilang kesadarannya, dia juga gak suka aku perhatian sma dia…”
terang Putera. Terlihat Aya berlari kedalam pos untuk melihat keadaan Rinzy.
“sayank,, bangun,, kamu baik-baik aja
kan…??” sapa Aya meski Rinzy tak sekalipun membuka matanya. Handphone Rinzy
berdering tanda ada panggilan masuk, diambilnya handpone Rinzy, terlihat SENO
BAWEL menghubungi Rinzy, Aya langsung menjawab panggilan itu.
“halo,, kenapa mas ini Aya..”
“Rinzy mana…??”
“ada nih mas masih istirahat baru aja
nyampek..”
“kasikkan Rinzy dek…”
“eeh,, anu,, itu mas” Aya terlihat mencari
alasan yang tepat agar Seno tidak tahu kalau Rinzy lagi pingsan.
“kemana dek kok gitu jawabnya…??
“itu mas,, anuu,, eeh,, Rinzyy…”
“iya Rinzy kemana,, kenapa dengan Rinzy.”
seno panik
“Rinzy… Rinzy… Rinzy,,, pingsan tadi
terlalu capek,, tapi sekarang udah di posko kesehatan kok jadi mas Seno gak
usah khawatir.” Jelas Aya menenangkan Seno.
“aduhh,, terus gimana ituh..??”
“ya nunggu Rinzy sadar mas,, entar mungkin
dia sadar, hanya terlalu capek aja, mas tenang ya…” Aya menenangkan mas Seno.
“hmm,, iya dek,, tapi mas minta tolong
tetep jagain Rinzy yah… soalnya yang waktu pemberangkatan mas berantem sama
Rinzy. yasudah dek mas tutup dulu telponnya ntar kalo sadar kasik kabar Mas
yah..!!”
“iya mas…”
Aya terlihat sedikit tenang dengan
kekhawatiran mas seno yang sudah teratasi, dan Aya juga sedikit bingung kenapa
tadi seno mengatakan kalo dia lagi berantem sama Rinzy. handphone Rinzy berdering
kembali tanda satu pesan masuk. Aya bingung mau buka atau mau dibiarkan, Aya
memutuskan untuk membuka pesan itu. “sayank” sayank,, kamu ngapain..???”. pesan itu semakin membuat Aya terjebak
dengan kehidupan sahabatnya itu. satu nama di kontak handpone rinzy yang membuat Aya ingin tau siapa pemilik
nomer handpone yang bernamakan sayank
itu. terlihat putera menghampiri aya yang duduk disamping Rinzy. “Hehh,, gimana
nih anak sudah mendingan..??”
“sudah tadi dia sudah sadar tapi mungkin
sangat lelah dia tidur lagi…”
“bagus deh kalo dia sudah sadar”
“kamu tadi sms Rinzy…?” Tanya Aya sedikit
berbisik.
“mau sms pake idung lu,,, hape ku ada di
ransel tuh, ransel ku masih gak tau dimana…!, emang ngapain sms dia wong gak
bakalan dibales juga sama dia”
“oooo,, berarti bukan kamu kan…?” Tanya aya
memastikan
“iya dodol,,, kenapa sih kok nanyak
gitu..?? itu hapenya dia kan…??” menunjuk hape yang di genggam Aya.
“aku Cuma nanyak, iya nih hapenya Rinzy
tadi mas seno telfon”
“aku pinjem, Cuma mau liat-liat aja” pinta
putera
“jangan gak enak sama orangnya…”
“aduhh,, ayolah,, mana”
“jangan putera” sedikit membentak, sehingga
Rinzy terbangun dari istirahatnya.
“hai,,, sudah mendingan..??” sapa putera
“hmm,, iya” jawab Rinzy lemah.
Terlihat sang fajar mulai terbenam, yang
tak lama lagi akan merubah atap dunia berwarna hitam gelap. Hawa dingin alam
yang indah ini semakin menambah nikmatnya waktu senja para peserta latian
gabungan yang sebagian besar merasa capek.
Terlihat rinzy dan aya sedang menikmati mie
ayam buatannya. Dan putera terlihat menghampiri mereka berdua.
“mau ayam bakar,,,??” Tanya putera kepada
rinzy dan aya karena putera tau ayam bakar adalah makanan favorit rinzy.
“aku mau” aya mengambil sepotong ayam bakar
di nampan yang di bawa putera.
“kamu sayang…??” Tanya Putera kepada Rinzy.
Rinzy seakan tidak mendengar tawaran Putera, dia tetap sibuk dengan tombol
handponenya yang tak henti-hentinya dia memencetnya.
Terlihat Rinzy senyum-senyum sendiri dengan handponenya yang membuat putera
jengkel melihatnya. Putera merampas handpone rinzy hingga membuat mie instan
yang tadi di pegang rinzy jatuh berantakan di tanah yang gersang itu. “aduh,,
heh,, kembalikan hapeku” teriak Rinzy
“smsan sama sapa sih kok sampe nyuekin aku
kayak tadi” sembari melihat-lihat handpone rinzy yang sekarang ada di
tangannya.
“put,,, mana hape ku, itu punya ku, kamu
gak punya hak ya,,, buat ngambil kayak tadi… putera mana hape ku.” Pinta rinzy.
“sayankk,, jangan kayak gituh yah,,, aku
jadi khawatir nih sama sayank,, sayankk cepet maem yah sayank,,, iihh,, lebay
banget sih cowok mu sekarang…?? Siapa sih dia,,,??” ejek putera pada isi sms
rudiks ke rinzy.
“put… mana,,, aku gak suka,,, putera…!!!”
teriak Rinzy.
“gak,,, aku telfon yah…”
“putera…!!” teriak Rinzy sekali lagi hingga
tak terasa butiran-butiran air mata Rinzy jatuh dengan cepat. Rinzy menangis
tak kuat dengan perlakuan putera terhadap dirinya. Rinzy duduk lemah menunduk,
yang akhirnya membuat putera merasa bersalah.
“ini iiihhhh,, gitu aja nangis…!! Dasar
manja cengeng luh…!!” sembari berbalik dan meninggalkan Rinzy. tapi langkah
Putera terhenti saat handpone itu dilemparkan ke jurang yang tak jauh dari
tempat putera berjalan.
***
Sesampainya dirumah Rinzy langsung menuju
kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya ketempat tidur yang empuk yang selama
sepuluh hari ia tinggalkan. Kamarnya terlihat lebih rapi dari sebelumnya. Mama
dina, mama Rinzy masuk ke kamar Rinzy dengan senyuman manis pertanda senyuman sambutan
selamat datang dari mama tersayang Rinzy.
“mama…!! Rinzy kangen mama, mama selalu
sibuk hingga rinzy berangkat Latgab mama gak nganterin Rinzy. mama sudah
liburkan ma…??” Rinzy melingkarkan tangannya dipinggang mama dan memeluk mama
tersayangnya dengan manja.
“iya,, maaf sayang mama gak bisa nganterin
rinzy pemberangkatan latgab kemaren karena mama harus lembur. Iya,, mama juga
kangen sama Rinzy,,,!!”
“maa,,, papa kapan pulang…?? Sudah kangen
nih…!!! Oia maa,, waktu latgab handpone Rinzy ilang,,,” rinzy memanja di
oangkuan mamanya
“Tanya aja papanya mama telfon sih katanya
masih seminggu lagi baru dia pulang. Iya bukan Cuma Rinzy yang kangen mama juga
sudah kangen berat sama papa mu,,, kok bisa ilang..?? yasudah besok kamu minta
anter sama masnya buat beli yang baru yah,,, sekarang kamu pake punya mama yang
satunya aja sayang…”
“iya mama makasih…” rinzy mengeratkan
pelukannya
“masih sama putera kan,,??”
Mendengar pertanyaan itu Rinzy langsung
melonggarkan tangannya dan langsung melempar badannya keatas kasur lagi..
“kenapa harus putera sih ma yang di tanyain,,,?? Rinzy lagi males bahas putera
nih….!” Seru Rinzy.
“loh… biasanya kan juga kayak gitu…!!!,
yasudah mungkin kamu masih capek mandi solat trus istirahat yah, kalo belum
makan ntar biar mbak ina anterin kesini makanannya ya…!!?” sembari meninggalkan
Rinzy di kamarnya.
“iya,, mas seno mana mam,,??” Tanya rinzy
“tadi katanya masih ke kampusnya, kenapa
sayank,,??” Tanya balik
“gak Cuma nanya aja, gak keliatan soalnya
dari tadi.”
“yasudah bubuk sana..!!” sembari menutup
pintu kamar rinzy.
***
Setelah mandi Rinzy bukannya langsung
istirahat tapi malah menghampiri laptopnya dan memulai menjelajah di dunia
maya, dia membuka akun facebooknya. Emang dasar anak manja yang ngeyel super
ngeyel. Terlihat Rudiks mengiriminya pesan. Sayank,,
handfone mu kok sulit dihubungi..?? Tanya Rudiks. Hapeku ilang sayank,, besok mungkin udah bisa ngubungi kamu…! Aku
kangen kamu yank… balasnya. Rinzy menghabiskan siang itu dengan menjelajahi
Om google dunia maya. Hingga gelap kembali menyelimuti dunia Rinzy masih asik
dengan laptopnya. “ heh manjaaa… gak mau makan malam kamu..??”
“hadduh mas,,, kirain siapa,,, kaget tau
Rinzy, iya aku nih aku mau makan,, yuk kebawah…” ajak Rinzy yang masih setengah
kaget.
“yuk,,, “sambil mengacak rambut Rinzy
“kok guyon terus sih…??” Tanya mama yang
sudah siap di meja makan dengan ayam panggang keju kesukaan Rinzy.
“ini nih ma
mas seno ngeberantakin rambutnya Zizi.. kan gak cantik lagi entar…” seru
Rinzy manja.
“heheh,, kok aku..??” seno tidak terima
“waaahh,, maa,, ayam panggang kejukan..??”
Tanya Rinzy sumringah, sambil mencium aroma ayam panggang keju yang kelihatan
lezaat..
“iya sayank,, bagiannya zizi kan ma..??”
yang bersiap mengambil piring yang berisi ayam panggang itu. tapi keduluan mas
seno yang mengambilnya.
“eeehh,, enak aja ini punya ku tau..!!”
sembari mengangkat piring itu tingi-tinggi.
“ahhh,, mana itu kata mama bagian ku,,,
maa,,, tuh senonya tuh maa,, ngambil makanannya zizi,, mana jelek,,!!”
“gak ini bagian ku kan maa,,?? “seno tak
mau kalah
“enggak itu bagian ku kan maa… maaa.. tuh
senonya tuh mama nakal banget…!!”
“biarin bleekk…” sembari menyantap sepotong
ayam panggang tersebut.
“maamaaaaa…. Tau ah…” Rinzy merengek.
“seno…” bentak mama
“gak ini punya seno” guyon seno.
“mama…”
“seno…” mama sekali lagi membentak.
“iya.. iya.. bercanda juga kok…”
menjulurkan piring berisi ayam panggang tersebut.
“tukann,, tinggal segini kan,, kamu sih
ngambil…”
“Cuma satu juga dek,, pelit amet kamu..”
“sudah-sudah,,, Cuma itu juga ribut, makan
cepet abis itu belajar” nasehati mama.
“oyi mama cantik…” jawab Rinzy dan Seno
kompak.
“iiiihhh,, dasar kalian ini…” semuanya
tertawa bahagia.
***
Langit malam ini terlihat begitu cerah,
seakan menyimpan sejuta keajaiban yang tersembunyi dalam balutan hiasan cahaya
kecil bernama bintang. Seakan ikut tersenyum bahagia melihat satu keluarga yang
sangat rukun, damai serta sejahtera adanya. Dibalik bangunan yang indah tinggi
menjulang itu terlihat sesosok gadis seakan menikmati indahnya langit malam itu
di taman halaman rumahnya. Bersama sang mama yang selalu menyayanginya.
“ma,, langitnya indah banget yah ma…”
melingkarkan tangannya di pinggang mamanya.
“iya sayang indah banget…”
“andai disini ada papa pasti tambah indah”
rinzy melirik mamanya.
“sudah kangen sama papa ya sayang…??” tanya
mama sambil mengelus pipi rinzy.
“iya ma,, Rinzy kangen banget…”
“sabar sayang bentar lagi papa mu pasti ada
disin kok,, Rinzy sudah tau belum tentang keajaiban bintang itu..??”
“kenapa ma bintang..??” tanya rinzy
antusias
“percaya gak kalau bintang itu selalu
mengabulkan permohonan orang yang mempunyai cinta sejati dalam hatinya…??”
“masak sih ma..??” rinzy tak percaya
“sayankk,, karena kita hanya bisa berharap
dan menuntut, janganlah takut kita menggantungkan harapan itu pada bintang,
mungkin bintang bakalan ngabulin harapan kita…
jika harapan itu tidak terkabulkan, mungkin bintang mempunyai rencana
lain untuk kita di akhir nanti,,,tapi tetap tawakal pada yang maha esa,
takutnya nanti kita salah jalan lagi” nasehati mama panjang lebar
“bener maa…” mata Rinzy membulat
“mama dapet semua itu dari anak temen mama
di derah Madura sana,,,”
“Madura..??” rinzy tersentak mendengar nama
madura.
“iya sayank, anak temen mama itu suka
banget sama bintang setiap dia ada masalah dan harapan, dia selalu cerita
kepada bintang, kata dia kalo kita sudah bercerita kepada bintang itu, kita
akan merasa sedikit lebih lega…” mama rinzy tersenyum.
“mama punya temen orang Madura..??”
“iya sayank,, dulu waktu mama kerumahnya
dia masih kecil banget, dia bilang sama mama, tante punya banyak harapan yang
indah, tante jangan takut untuk terus dan tetap cerita pada bintang tante,
bintang baik loh tante”
“hebat yah ma tu anak… cowok apa cewek
ma..??”
“itu cewek, sebaya kamu kok,,, manis anaknya…”
“mama,, Rinzy pengen tau sama dia,
kapan-kapan ke Madura ya ma…” rinzy tersenyum manis.
“iya mama juga sudah kangen banget sama
temen mama itu, sudah bubuk yuk…” ajak mama Dina.
***
Pagi itu tak secerah pagi sebelumnya. Awan
kelabu seperti menyelimuti sebagian kota apel itu. dan rumah indah itu tetap
ingin memberi kesan kebahagiaan di dalamnya. Rinzy masih terlelap dalam
tidurnya dan mimpi indahnya. papa Rinzy terlihat membuka pintu pagar, disambut
mama dina dengan senyum yang khas mamanya Rinzy. mama Dina mencium tangan suami
yang dicintainya lalu diikuti mas seno, dan mbak ina.
“papa capek..??, mbak tolong angkatin
tasnya” perintah mama dina kepada mbak ina.
“zizi kemana,,??” tanyanya.
“masih molor tu pah” seno memanja.
“ooh, kemarin dia telpon papah tapi papah
gak sempat buat ngangkat teleponya. Oia seno kamu jagain mama dan zizi dengan
baikkan..?? awas yah kalo ada laporan mas seno nakal,, awas yah” guyon papanya
kepada seno, sambil memasuki rumah indah itu.
“papa mandi dulu, sudah di disiapin tuh air
angetnya” pinta mama dina.
“iya sayannnkk..” jawab papa manja.
“tambah genit ih papa tuh.” Guyon seno.
papa rinzy membuka kamar rinzy, terlihat
Rinzy masih pulas dalam tidurnya. papa Rinzy meletakkan sebuah tas bingkisan di
atas meja belajar Rinzy, lalu mendekati Rinzy yang pulas. mengelus pipi indah
Rinzy dengan penuh kerinduan dan kasih
sayang yang nyata. Lalu pergi keluar meninggalkan kamar Rinzy.
“pah,, mama pengen ke Madura, sodara mama
yang disana”
“kapan ma..??”
“sempatnya papa… mama pengen silaturahmi
sekalian jalan-jalan gitu pah…”
***
Hari berganti hari, bulan berganti bulan.
Tak terasa Rinzy telah tiga bulan menjalin hubungan pacaran dengan rudiks. Dan
sekarang tibalah saatnya liburan. Hari-hari terakhir sekolah rinzy sangat
bersemangat menjalaninya. Terlihat sedari tadi pagi subuh dia sudah bangun dan
membersihkan sendiri kamar tidurnya yang kelihatan berantakan dan biasanya juga
rinzy selalu menyerahkan semua urusan bersih-bersih
kepada mbak ina, tapi sekarang tidak. Setelah selesai bersih-bersih rinzy pergi
kedapur untuk membuat susu, bukan seperti biasanya yang bisanya Cuma
melihat-lihat isi dapur. Rinzy tersenyum melihat mbak ina yang sedang
menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga besar itu. rinzy mengambil gelas besar
yang biasa dibuat untuk dia minum susu. Dan mulai bekerja.
“biar saya saja mbak yang buat” pinta mbak
ina ramah.
“gak usah mbak, mbak lanjutin aja masaknya”
“tumben mbak pagi-pagi sudah bangun,
biasanya nunggu mama ngomel dulu, ups,, maaf mbak…” mbak ina menutup mulutnya.
“iya mbak tau nih aku juga heran dengan
perubahan jam bangun yang berbeda. Hihi,, ndak juga sih mbak, tapi lagi
semangat bangun pagi buat nunggu pengumuman liburan” rinzy terkekeh sendiri.
“yah,, kirain emang mau berubah mbak,
ternyata sama aja. “ mbak ina juga ikut terkekeh
Rinzy sudah menyelesaikan pekerjaannya buat
susu itu. lalu rinzy pergi meninggalkan dapur, dan langsung masuk kekamarnya.
Rinzy membuka dan melihat sekitar kamarnya, “’ternyata aku bisa juga
bersih-bersih dan ngerapiin kamar sendiri tanpa bantuan, dan hasilnya pun tidak
terlalu buruk” desis rinzy dalam hatinya yang diikuti senyuman manis yang
mengembang dari mulutnya.
“paa,, maa,, rinzy berangkat sekolah yah
ma,, rinzy bawa mobil sendiri kan hari terakhir” teriak rinzy di lantai bawah
rumahnya.
“iya sayang hati-hati” sahut mama di
kamarnya yang baru saja bangun.
***
Rinzy berjalan santai dikoridor tengah
sekolahnya dengan santai, terlihat masih belum banyak warga sekolahnya yang
datang karena jam segitu memang terlalu pagi, hanya beberapa anak yang sedang
membersihkan kelasnya karena dapat tanggung jawab kebersihan pagi di kelasnya.
Lalu rinzy masuk kelas dan terlihat hanya kelas yang tak berpenghuni. Rinzy
meletakkan tasnya di bangku. Dan rinzy keluar hanya untuk duduk dikursi depan
kelas yang biasa dibuat anak-anak nongkrong saat istirahat. Mengeluarkan HP
dari saku roknya, dan mulai memainkan game snake. Ularnya semakin dan tambah
memanjang sehingga Rinzy kewalahan sendiri menghindarkan dari tubrukan. Dan
akhirnya rinzy dikagetkan kedua temannya yang sedari tadi duduk disamping rinzy
yang tidak dirasakan kehadirannya oleh rinzy. “hayooo,, mau lari kemana tuh
kepala ular...” sentak Aya.
“he….?? Wadduh.. akhh,, tukan mati,
gara-gara kamu sih.. iiikhh…” rinzy
meninju lengan temannya.
“lagian sih aku dari tadi dikacangin, aku
panggil juga tetep aja masih bergulat sama tuh ular” gerutu Aya kepada Rinzy.
“emang kamu manggil aku gitu..?? emang dari
kapan kamu disini..??” rinzy tak menyadari semuanya.
“yaelah,, belom sadar juga, aku udah
sepuluh menitan duduk disini ngeliatin kamu sama ular itu…” jawab aya yang
masih memegang lengannya karena ditinju rinzy tadi.
“eheheh,, rinzy melihat sekelilingnya.
Sudah terlihat banyak warga sekolah yang memasuki kelasnya masing-masing.
Rinzy berdiri melihat kelasnya dari jendela
sudah banyak anak-anak yang dikelas. Rinzy tersenyum geli melihat tingkahnya
pagi ini. Pertama bangun pagi Cuma gara-gara pengen denger pengumuman liburan
panjang, kedua datang disekolah pada saat pagi disaat sekolah kosong melompong,
ketiga dia tidak menyadari kedua temannya yang memperhatikannya. “wuoooiii,,
ngelamun ajah, masuk yuks..” ajak Ola.
“he..??” Rinzy gelagapan kaget.
Dikelas terdengar sangat ramai, menebak-nebak
siapa yang bakal jadi juara kelas tahun ini dan rencana liburan panjang yang
bervariasi. Rinzy duduk dibangkunya diikuti aya dan ola dibelakangnya.
“gimana nih liburan…??” Tanya Ola.
“tau nih gelap..” rinzy dan Aya bersamaan
menjawab dan langsung terkekeh ketiganya.
“kalo juara kelas tuh sudah pasti master
kita ini. Renanda Diza yoseph dan peringkat kedua sudah Irma..” mereka tetap
terkekeh.
“apa-apaan kalian ini, siapa tau yang jadi
juara tahun ini Rinzy Dwi Fitra Hariza bisa ajakan..?? ato gak peringkat kedua
akhir-akhir ini kan Rinzy makin rajin belajar nih..” goda Aya.
“iya amiiinnn..” rinzy mengamini, dan
menyunggingkan senyum
Terlihat kelas sepi setelah wali kelas
mereka memasuki kelas. Ibu Jasmine melihat semua muridnya duduk rapi dan dengan
tampang deg-degan bercampur senang karena akan mengahadapi nilai rapot dan
liburan panjang.
“langsung saja, kita tahun ini surprise
banget dengan perubahan nilai yang sangat drastis dan cepat. Kita mendapati
master kelas baru…”ibu tina tersenyum. Aya, Irma, dan Ola melirik Rinzy. Dan
rinzy hanya tersenyum kecut kepada ketiga temannya itu.
“juara kelas atau master kelas baru kita
adalah … , tapi jangan sampai kepada master kelas yang tahun lalu menurun
semangatnya”
“tuhkan bener pasti princes kita Rinzy Dwi
Fitra Hariza…”bisik Ola kepada temannya ituh..
“selamat kepada Rinzy Dwi Fitra Hariza…
Rinzylah yang menjadi master baru kita…” Rinzy melongo tidak percaya. Semua
murid telah mendapatkan Rapot, dan keputusan sekolah libur tiga minggu sudah di
depan mata.
“yeee.. akhirnya Rinzy yang jadi master
kita,,, Rinzy hebat,, aku bangga sama Rinzy.. selamat yah sayang…” Ola
kegirangan mengetahui temannya yang menjadi master kelasnya tahun ini. Lalu semua
temannya menciumi pipi Rinzy bergantian. Kelihatan Rinzy juga sangat begitu
surprise deh… sampai-sampai dia gak bisa mengeluarkan kata-kata lagi saking
senengnya berpangkat.
“tuh kan aku tau Rinzy bakal ngajak kita
kesini meski gak dapet juara kelas…” sambil menyuapkan sesendok banana icenya.
Rinzy mengajak ketiga temennya ketempat biasa mereka menghabiskan waktu
sepulang sekolah. Di Café tantenya mereka menghabiskan pulang sekolah sampai
benar-benar mereka puas hari itu.
***
Rinzy membuka pintu rumah dengan semangat
membara ingin memberi tahu seisi rumah kalo dirinya berhasil menjadi master
kelas untuk tahun ini. Terlihat mama rinzy aneh melihat tingkah laku anaknya
itu. “kenapa sayank…??” Tanya mama yang sedang menonton televisi di ruang
tengah.
“ma… Rinzy berhasil dapet juara kelas liat
deh ma,, ini nilai rinzy… baguskan, hebatkan rinzy mah…!!” rinzy kegirangan
memberi tahu mamanya.
“waahhh.. anak mama yang satu ini memang
hebat banget…”
“ciellah Cuma dapet juara kayak gituan aja
sudah kayak gitu… bagi ku itu sih gak seberapa…” Seno merendahkan nilai Rinzy
meski hanya guyonan semata.
Wajah rinzy terlihat manyun pelan-pelan.
“biarin,, kamu aja gak pernah dapet juara kelas Cuma patenan di peringkat kedua
aja.. bleekkk..” rinzy melawan.
“sudah ..sudah.. ini lagi seno gak tau
adiknya lagi mendapat kebanggaan juga… berapa hari sayang liburnya..??” Tanya
mama sambil mengelus lembut pipi rinzy.
“tiga minggu ma…”
“pasti nih ujung-ujungnya minta hadiah yang
aneh-aneh ato gak minta liburan keluar kota… akhh,, sudah basi itu..” sembari
melempar badannya di sofa sampping rinzy.
“iikkhh… tuh kan ma,, tapi emang iya sih
ma…” rinzy tertawa manis.
“emang mau liburan kemana kamu sayank..??”
“palingan ntar tuh ngajak ke bandung lagi,,
dduhh basi lagi, basi lagi..” Seno nyolot.
“dasar tukang nyolot nih mas…” rinzy marah.
“sudah-sudah,, mama punya rencana nih, tapi
kalo anak-anak mama mau sih..” meredakan,
“apa coba pasti mau ngerencanain kerja
bakti rumah ma.. udah lah ma, masih ada mbak ina juga kan..” seno nyolot lagi.
“kamu ini,, sejak kapan penyakit nyolotnya
dateng lagi..” mama mencubit paha seno.
“aww,, hehehe,, lagian mama..” seno nyengir
“rencana mama sih mama mau ajak kalian
liburan ke rumah temen mama di Madura sana.. tapi kalo anak-anak mama mau sih”
Rinzy tersentak mendengar nama Madura,
rinzy melihat keseriusan kata-kata mama, dan mencari ketidak seriusannya. Rinzy
mendadak seluruh darahnya berhenti mengaliri tubuhnya mendengar nama Madura
yang barusan dikatakan mamanya.
“iiyyaa mama,, rinzy mau kok kemadura..
sumpah rinzy mau,, kapan ma berangkatnya..??” sahut rinzy kegirangan.
“hmm,, mama sih ngajak kemadura ,, pasti
anak ini sudah semangat 45 yang mau kesana.” Sambar seno.
“kenapa emangnya, aku kan Cuma pengen tau
Madura tuh gimana, trus pengen tau anak nya temen mama yang sebaya aku dan udah
punya mimpi yang tinggi dan percaya banget sama keajaiban bintang gitu. Kamu
sih gak dengar cerita mama.” jelas rinzy panjang lebar meski alasan utamanya
bukan karena itu tapi karena ingin memperbesar kemungkinan dia ketemu sama
sosok rudiks itu.
“emang cerita apa ma..??” tanya seno yang
juga penasaran.
“oohh,, itu anak temen mama yang punya
penyakit tapi juga tak kalah tinggi mempunyai cita-cita dan percaya keajaiban
bintang itu ada. Tuh persis banget yang dikatakan adik mu..”
“penyakit apa emang ma..?? cowok apa cewek
ma tuh anaknya..??”
“semacem kangker gitu, anaknya cewek..”
“kasian yah ma. Pasti sakit banget..”
sambung rinzy.
“iya.. kapan ma berangkat kita liburan
kesana..??” Tanya rinzy gak sabar.
“senin besok gimana..? tapi tunggu
persetujuan papa dulu sayang…”
“papa sih oke oke aja. Asal anaknya seneng
aja..” seno tersenyum geli.
***
Senin pagi sudah terlihat rumah itu sibuk
memasukkan barang yang akan dibawa selama liburan. Rinzy merasa sangat senang
bukan kepalang, dipikirannya saat itu adalah bagaimana dia harus ketemu dengan
rudiks, dan berdoa banyak mudah-mudahan anak teman mamanya itu kenal atau tau
sama yang namanya rudiks itu. tak terasa semua barang yang akan dibawa telah
masuk mobil semua.
“jangan sampe ada yang ketinggalan ya
sayang..” tegor mama kepada kedua anaknya.
“gak ada ma..” sahut rinzy bersemangat.
“gak ada-gak ada, nih handicam sama kamera
mu belom diambil sama kamu,” seno emosi.
“hihi iya maaf..” rinzy nyengir.
“tuh kan rinzy.. sudah akh yuk berangkat”
ajak papa.
“jaga and titip rumah ya ina…” nasehat mama
kepada mbak ina.
“baik nyah..”mbak ina jawab patuh.
“mbak doain aku ketemu yah,,” bisik rinzy
kepada mbak ina, sambil tertawa dan masuk mobilnya.
“oke mbak amin,,” mbak ina mengangkat
tangannya tanda oke.
“Apaan ini kok bisik-bisik.”Tanya seno
penuh curiga.
“apa lo,, bukan urusan mu tau..” rinzy
nyolot
“iya nih mas .. mbak rinzy..” mbak ina
masih ramah
“sudah kita berangkat ya.. baik-baik
dirumah ya ina..”papa pamit sembari menjalankan motornya keluar gerbang rumahya
dan segera menghilang di tikungan pojok kompleks rumahnya.
Didalam mobil rinzy cerewet menanyakan anak
teman mamanya itu. perjalanan malang Madura kira-kira memakan waktu 6 jam,
itupun kalo tidak macet, dan ada hambatan lain dijalan. Sehingga rinzy capek
dengan semua pertanyaannya dia pun tertidur. Seno pun terlihat tidur di bangku
tengah. Hanya mama dan papa yang masih memebicarakan sesuatu hanya sekedar
menjadi bunga perjalanan di bangku depan. Tepat jam satu siang keluarga Rinzy
telah nyampek di rumah yang bakalan menjadi tempat dia berlibur, tak lain
adalah rumah teman mamanya itu. mobil avanza merah hati memasuki sebuah halaman
yang tak begitu luas disana, yang terlihat bersih dan indah, sejuk pula. Mama
rinzy turun dari mobil dan terlihat menyalami wanita yang sebaya dengannya lalu
mereka berpelukan hangat, tanda telah lama mereka tidak bertemu. diikuti ayah
yang menyalami bapak yang mungkin itu suami teman mamanya. Dan rinzy pun ikut
menyalami keduanya.
“aduhh,, ini zizi yang dulu masih kecil
yah..?? “ sapa ibu itu.
“iya ..”jawab mama.
“sudah besar yah, cantik pula, pasti ini
seno adik Alm. Lana ya kan,..”tambahnya.
“iya. Ini anak kamu yang kedua dan ketiga
ya..?? yang pertama mana..??” mama melihat dua anak laki-laki yang masih
berumur sekitar 10 tahun dan 2 tahunan yang ikut menyalami mama dan papa.
“iya , ini Ichank yang lebih besar dan Ozy
yang bungsu. Ohh,, Uci maksudnya..?? dia ada dikamarnya.. sayang panggil
mbaknya sana..” perintah ibu itu kepada anaknya yang lebih besar.
***
Ngpin syk..?? rinzy
membaca pesan singkat di hpnya setelah mandi, sms itu dari rudiks. Bru ja slsi mndi
syg, kmu ngpin..?? balasnya cepat. Rinzy baru teringat rudiks ketika dia membaca
pesannya. Dan dia memutuskan untuk rudiks tetap tidak tahu bahwa dia ada di
Madura. Rinzy ingat betul kota pacarnya itu tinggal. Rinzy memutuskan untuk
bertanya-tanya dan mengakrabkan diri dengan Uci teman barunya yang sekaligus
anak teman mamanya.
“hai.. kamu yang namanya Uci yah..?? aku
Rinzy” sapa Rinzy menjulurkan tangannya kepada gadis manis yang lagi sibuk
dengan laptopnya yang terlihat dia sedang mengetik sesuatu di teras depan
rumahnya.
“he..?? iya aku Uci..” dia membalas
salam tangan Rinzy dan kembali bergutat pada laptopnya.
“lagi
apa..??” tanya rinzy hati-hati
“nulis
cerpen” jawabnya singkat
“suka
nulis yah.?? Tentang apa..??”Tanya Rinzy lagi.
“gak
juga, tentang ketulusan” jawabnya singkat.
Sebegitu
cueknya anak ini, hinggga rinzy kehilangan pertanyaan. Sosok ini sangat cuek
dan dingin, penutup tapi pendendam. Rinzy menjadi serba salah, tidak tahu harus
nanya rudiks dari sudut yang mana.
“mama
banyak bercerita tentang kamu, katanya kamu tuh anaknya cerdas, baik, dan juga
kamu suka banget sama yang namanya bintang..??” rinzy memulai sangat
berhati-hati
“iya”
jawabnya cuek lagi.
“Busyet
deh anak ini benar-benar cueknya minta ampun” Rinzy membatin
“aku
beliin kamu ini..”rinzy menyerahkan boneka bintang berwarna biru.
“waahhh,,
bagus banget. Ini untukku ..??” jawabnya senang.
“iya,
aku beli ini untuk mu karena kata mama tadi.” rinzy tersenyum
“makasih
ya..” lalu dia kembali ke laptopnya.
“oiya
kamu gak liburan..??” tak henti rinzy menembak anak itu dengan
pertanyaan-pertanyaan tidak penting
“gak”
“kenapa..??
apa gak bosen dirumah terus..??”
“gak,
senang banget dirumah”
“aku
mau cerita dan minta bantuan kamu nih..”
“apa,,??kalo
aku bisa pasti aku bantu”
“aku
punya teman anak Madura, namanya Rudiks”
Anak
itu menatap tajam Rinzy setelah mendengar nama Rudiks. Dan kembali ke
laptopnya.
“kenapa..??”
tanya anak itu
“aku
ingin tau dia…”
“aku tau,
tapi kenapa bisa kenal dengannya..??”
“aku
kenal di Fb”
“oohh,,
“
“kamu
tau rumahnya..??”
“iya
aku tau” jawabnya masih dengan tangan yang bermain di keyboard laptopnya.
Rinzy
tetap bertahan meski jawaban anak itu tetap cuek, dan sinis tapi dibalik kesinisannya
itu tersimpan berjuta rasa kasih sayang yang besar. Lalu terlihat darah menetes
dari hidung gadis manis itu.
“kamu
kenapa..??, kamu sakit ya..” Tanya Rinzy cemas.
“kenapa,,??”
tanyanya heran
“tuh,
hidung mu keluar darah..??”
Lalu
anak itu mengusap hidungnya, ternyata benar darah keluar lagi dari hidungnya.
Anak itu berlari ke kamar mandi membasuh hidungnya yang belepotan dengan darah
lalu kembali ke Rinzy lagi.
“ooh,
ini biasa” jawabnya
Malam
menyelimuti dunia, dingin Madura pun terasa tapi rinzy dan keluarganya sudah
terbiasa dengan hawa dingin itu karena di daerahnya terlebih dingin dari suhu
disana. Rinzy masuk kamar Uci dan ternganga melihat kamarnya yang sederhana
tapi rapi di antar teman mamanya itu. Terlihat banyak origami berbentuk bintang
dilangit-langit kamar itu, indah banget.
“nduk,
ini tidur sama kamu ya…” tegur ibuk itu kepada anaknya.
“iya
buk, sini masuk.. maaf tempatnya berantakan..” jawabnya.
“iya..”rinzy
malu-malu. Dan pintu itu ditutup oleh ibuk tadi.
“besok
pagi mau gak nemeni aku jalan-jalan sini..?” Tanya Rinzy.
“iya
gak papa, sudah tidur… “Uci hendak mematikan lampu kamarnya.
“jangan
dimatiin.. aku takut gelap”pinta Rinzy. Uci pun mengurungkan niatnya untuk
mematikan lampu kamarnya.
“kenapa
harus takut gelap, jika diantara kita masih ada hal-hal yang terang. Dan
mengapa harus takut gelap kalau ada banyak hal yang bisa dilihat saat gelap..??”Uci
berkata sambil membaringkan badannya di samping rinzy. rinzy hanya ternganga
mendengar perkataan Uci, teman barunya tadi.
“gelap
dan terang tidak dapat disatukan meski hanya setitik, dan karena dengan gelap
kita dapat melihat terang” Uci meneruskan kalimatnya. Rinzy tersenyum dan tak
berkata apapun kecuali dia bangga dan merinding mendengar perkataannya. Rinzy
merasa anak itu hebat, dan cerdas.
“bener
kata mama kamu hebat” tambah rinzy
“biasa
saja, mama mu hanya melebih-lebihkan mungkin”
“tapi
kenyataannya iya loh kamu hebat”
“hm,,
katanya kamu juara kelas yah..?? selamat yah.. pertahankan itu”
“sama-sama..”
“sudah
lah sudah malam, tidur yuk..”
Mereka
berdua tenggelam di dinginnya malam, dan menunggu pagi ditemani bunga mimpi
yang indah dan tanpa ada yang menjadi nyata.
***
“yuk…”
ajak Uci kepada Rinzy. mereka berdua akan jalan-jalan pagi. Uci berniat untuk
membawa rinzy kedaerah rumah rudiks yang dia tanyain tadi malam.
“yuk…
ma,, rinzy jalan-jalan ya…”rinzy pamit kepada mamanya yang kelihatannya sedang
berbincang-bincang dengan tante Rima, ibu Uci.
Sepeda
motor pun melaju tidak begitu cepat sambil berbincang-bincang, mereka semakin
akrab saja. Terlihat rinzy sangat menyukai teman barunya itu.
“kita
mau kemana..??” Tanya rinzy.
“katanya
pengen tau sama Rudiks..??” jawab anak itu santai
“ha..??
iya tapi dari jauh saja…” rinzy kaget tapi senang.
“kenapa..??”
Tanya nya heran
“aku
takut…” jawab rinzy
“Takut
kenapa..?? Cuma teman saja kan..”
“aku
pacaran sama dia..!!” jawabnya enteng
Uci mendengar
pernyataan rinzy seakan semua pembuluh darahnya berhenti bekerja sejenak, dan
untung dia dapat menahan reaksi yang tak biasa. Sedetik, dua detik terlewati
dengan mulus. Pemandangan bukit yang sangat indah membuat mulut rinzy tidak
berhenti memuji keagungan tuhan yang maha esa. Uci juga sangat senang bisa
jalan-jalan kedaerah sana, karena dia memang jarang keluar rumah bahkan tidak
pernah kedaerah situ.
“bagus
ya…” puji uci
“bagus
banget,, loh, kayaknya kamu juga awal kesini yah..?? dari ekspresi mu itu
loh…!! Bukannya aku sok tau..” jawab Rinzy
“iya
aku memang jarang kesini bahkan hampir tidak sama sekali”balasnya
“hah..??
kok bisa disini kan deket banget sama rumah kamu, kok bisa tidak tau tempat
seindah ini..??”rinzy heran
“iya
karena aku jarang jalan-jalan seperti saat ini, gak ada temennya, juga gak
boleh sama ayah”
Terlihat
banyak remaja, bapak-bapak, ibu-ibu yang berlari pagi disana hanya sekedar
melihat-lihat. Ada pula remaja yang sedang berpacaran, pagi disana rame seakan
menjadi tempat favorit untuk weekend.
“rame
juga ternyata…!” desis rinzy
“iya
kata temen ku disini itu setiap libur sekolah seperti hari minggu pagi, selalu
rame. Banyak yang main-main disini.”terang Uci
Sepeda
motor yang mereka pakai menepi ketepi jalanan yang agak sepi, untuk menikmati
keindahan yang sempurna. Uci membuka jok sepeda motornya untuk mengambil kamera
digitalnya. Karena dia memang senang foto-foto.
“kamu
bawa kamera..??”Tanya rinzy
“iya,
kalo aku keluar aku selalu bawa yang namanya kamera” sembari membuka sarung
kamerannya.
Terlihat
dari kejauhan yang sangat Uci kenal, berjalan kearah mereka berdua. Itu rudiks
dan temannya.
“kok
ada disini…?”sapa rudiks kepada Uci dan hanya tersenyum kepada Rinzy.
“iya,
sekedar jalan-jalan pagi…” jawabnya
“terus
aja foto-foto..” guyon anak laki-laki itu.
Uci
hanya tertawa kecut, rinzy seakan iri melihat keakraban keduanya. Rinzy
mengingat wajah cowok yang menghampiri Uci itu. dia merasa mengenali atau
pernah melihat wajahnya sebelumnya. Rinzy terus mengingatnya. Dan merogoh Hpnya
di saku celana jins hitam yang dikenakannya. Lalu mengetik sesuatu
Pgi syng…
sudh bngun blum..??
Ajaibnya
hp teman Uci itu berbunyi tanda satu pesan masuk. Dan dia pun mengetik balasan.
Pgi jga syg, sdh
donk, ni ku lgi lri pgi. Balas nya.
Rinzy
tersenyum geli.
“pulang
yuk…” ajak rinzy kepada Uci yang tidak lagi sibuk dengan kameranya.
Rudiks
baru menyadari kalo ada yang ganjil dari Uci dan teman yang bersamanya.
“aku pulang
yah..!!”Uci pamit kepada rudiks.
“iya..iya..
hati-hati..” jawabnya, tetap dalam pandangan curiga kepada Uci dan Rinzy
***
Sore
menjelang malam rinzy duduk diteras depan rumah. Terlihat dia sedang memikirkan
sesuatu. “Apa sebaiknya rudiks tau kalo aku lagi ada di daerahnya dia ya..??”
hatinya berkecamuk dengan keputusan yang tak berujung. Dan akhirnya Rinzy
menemukan keputusan yang pas meski hatinya tidak tau apa yang akhirnya akan
dilakukan atau bagaimana ekspresi rudiks kalo tau dia sedang liburan di
daerahnya.
“waaaahhh,,
sarap nih.. jangan banyak ngelamun rumah orang…” seno membuyarkan semua lamunan
rinzy yang telah sedikit tertata rapi di benaknya.
“akhh,,,
tuhkan ngagetin orang terus.. oia mas tau gak tadi pagi aku kemana..??”
“yah
gak tau lah orang aku juga gak ikut, jadi gak tau kamu kemana” seno sewot.
“aku
jalan-jalan pagi ketemu sama yang namanya rudiks itu” kelihatan semburat wajah
senang.
“sudah
ku duga, ternyata benar-benar terjadi…” seno mengangguk angguk mengerti.
Jarum
jam menunjukkan jam Sembilan malam dimana itu pertanda kalau rinzy harus tidur.
Rinzy memasuki kamar Uci tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, hingga membuat Uci
yang sedang menggambar kaget, dan untungnya Uci hanya senyum dan tidak marah.
“maaf,,
aku tidak terlebih dahulu mengetuk pintu.. kamu sedang menggambar apa…??”
“iya
gak papa bagiku, sedang gambar tokoh animasi, kamu mau tidur..?? tidur duluan
aja…”
“boleh
aku lihat hasil gambar mu..??” tanya rinzy hati-hati
“ya tak
apa-apa…” sembari memberikan sebuah buku yang agak tebal dengan sampul berwarna
merah hati bertuliskan “Chi Punya”.
Sembari
melihat-lihat isi buku rinzy membaringkan tubuhnya di kasur. Dan menemukan satu
gambar wajah yang tak asing baginya.
“ini
siapa, kayaknya ini wajah ku..??”tanya Rinzy.
“iya
itu memang kamu, maaf ya gambarnya gak secantik aslinya …” melihat gambar yang
ada di tangan rinzy
“gak
kok bagus banget,,,kapan kamu menggambarnya..?? gambarmu bagus banget, kamu
hebat bisa menggambar kayak gini”
“tadi
malem, pas sebelum kamu masuk kamarku, biasa aja kali..”
“JIKA
KAMU YANG PERTAMA DIHATIKU, AKANKAH AKU ADA DIHATIMU…??, siapa ya..??kayaknya
aku mengenali gambar yang ini deh..” rinzy membaca satu kalimat di bawah sketsa
gambar itu.
Uci
kaget rinzy membaca satu kalimat di bukunya. Dan secara otomatis dia merampas
buku yang di pegang rinzy.
“kenapa..??
itu cowok mu ya..?? maaf ya..”
“bukan”
“trus
siapa, kayaknya aku pernah liat sketsa wajah itu tapi dimana ya… siapa sih dia,
ayolah crita, Cuma sama aku aja kan..” pinta rinzy, sambil terus mengingat
ingat siapa pemilik sketsa wajah yang satu itu.
“kamu
gak kenal sama dia, gak usah lah ayo tidur…”menutup suatu kenyataan yang tak
pantas Rinzy tau., dan sembari membaringkan tubuhnya di dekat rinzy.
Uci pun
tenggelam dalam tidurnya, tapi tidak bagi rinzy dia masih penasaran dengan apa
yang dia lihat tadi, dan semakin berusaha mengingat dan akhirnya dia tau siapa
yang ada di gambar itu. dia adalah cowoknya, rudiks. Rinzy memutuskan mengambil
buku itu kembali yang ternyata diletakkan di laci meja belajarnya.
When I felt there is
a space of may heart yau can touch
And I when I was I
ware love is not awfully marvelous
Perhaps, I must
absolutely understand
Should I be foulty
if youre the first in my heart ?
Will I stay in your
heart ?
Will I disturb in
yaour time ?
If I must absolutely
understand you
Why is your love not
eble to be possessed by me
Should I be faulty
if youre the first in my heart
If our love is not
able to be created
I just wanna yau to
understand
Will I stay in your
heart ?
And I will you know…
YOU’RE THE FIRST IN MY HEART
Seketika itu rinzy merasa jantungnya
berhenti berdetak ternyata Uci menyukai Rudiks, jauh sebelum dia mengenalnya.
Rasa kasihan, cemburu, dan ingin menyempurnakan cintanya berkecamuk dalam
hatinya. Rinzy pun melanjutkan membuka-buka buku Uci yang penuh dengan gambar
yang bagus dan menyakitkan bagi rinzy. dan beberapa halaman dia buka dia
menemukan gambar yang tak kalah mengejutkan, enam lembar bergambarkan wajah
yang sama dalam suatu kegiatan yang berbeda. Terihat digambar itu ada banyak
orang dan yang paling jelas itu gambar Uci dan gambar cowok itu seakan-akan
sedang berbicara serius. Dan kalimat-kalimat dibawahnya membuat perasaan yang
tadi muncul secara otomatis di kepalanya.
Sekarang…. Saat ini
saja…. Untuk beberapa detik saja…. Aku ingin bersikap egois. Aku ingin
melupakan semua orang, mengabaikan dunia, dan melupakan asal-usul serta latar
belakangku. Tanpa beban, tuntutan, ataupun harapan, aku ingin mengaku. Aku
mencintainya.
Rinzy hanya bisa merasakan kepanasan dalam
hatinya, rasanya hatinya ditikam beribu pisau yang sangat tajam ujungnya. Dan
rinzy pun memutuskan untuk menutup buku itu dan mengembalikan ketempatnya dan
berbaring disamping Uci yang kelihatannya sudah menikmati indahnya mimpi. Rinzy
mengambil Hpnya di sampingnya.
Syg sdh tdr..?? ketik
tangan rinzy dengan cepat
Blm syank, km blm
jga..?? ngpain sdh mlm lo.. balas rudiks
Syg sbnrnya aku
skrg lgi di Madura. Tdi pg km ktmu Uci kan..??
Hah..?
dimadura..??kok bisa..??Uci,iya ku ktm dia.
Ak yg brg Uci tu
loh
Bsk ak ingn ketmu
km, pantesan ada yang aneh dari uci dan temannya itu. Ohh,, ternyata itu
kamu..??
Iy bsa tp klo Uci
mw yah..
Uci pst mw, ku yg
mw blg ok.
Trsrh kmu ja.
***
Mentari
membuka jendela pagi, mendapat tugas menjaga hari ini. Daun-daun seakan menari
nari senang. Burung pun bernyanyi menyapa dunia pagi yang semakin hari semakin
indah dan nyaman di desa kecil berjuta kebahagiaan itu. orang lalu lalang
melewati jalan yang masih basah karena rintik hujan turun tadi malam. Petanipun
bergegas menyapa kewajibannya. Sepasang mata terbuka dengan indah menyapa pagi
itu dengan senyumnya.
“hei..
sudah bangun..??” sapa Uci kepada Rinzy yang baru bangun tidur tepat
disebelahnya.
“iya
nih.. kamu kok sudah cantik gitu..??mau kemana..??” jawab rinzy masih
mengerjap-ngerjapkan kedua matanya
“gak
mau kemana-mana, emang gak boleh mandi pagi gitu..??”
“iya
sihh,, mau jalan-jalan lagi.??” Sembari melihat layar handphonenya.
“kalo
kamu mau ayo..” jawab uci tenang
“iya
tunggu aku mau mandi” mengetik sesuatu di hpnya.
“oke”
Bergegas
mandi. Tak berapa lama, rinzy pun keluar dengan tampilan yang begitu manis,
menggunakan celana jins kebiru-biruan, kaos hijau dilapisi switer berwarna
hitam.
“yuk..”
ajak uci
“okok
ayuk..”
Di
jalan mereka berdua asyik menceritakan tentang kehidupan dan pengalaman
masing-masing. Tanpa disadari keakraban mereka berdua mulai tumbuh seiring
berjalannya waktu. Dan seorang rinzy seakan menyingkirkan pikiran negatif yang
tumbuh tadi malam.
“kemana
kita hari ini???” tanya uci
“ketempat
yang kemarin boleh???” jawab rinzy tidak enak
“mengapa
tidak ..?? yuk..?” jawab uci santai
Tak
seberapa lama mereka berdua telah sampai di tempat kemarin. Dan suasananya pun
tak jauh beda. Terlihat rinzy seperti mencari seseorang yang ditunggunya.
“cari
siapa??kayaknya lagi nunggu seseorang..” tanya uci heran
Rinzy
tidak mendengar sapaan lembut dari uci
“hey…siapa
sih yang dicari??” tanya uci lagi dengan nada suara yang sedikit meninggi
“heh
nungggu teman “ jawab rinzy gelagapan
Terlihat
seorang menghampiri mereka berdua, wajah yang tak asing lagi bagi mereka
berdua. Cowok itu tersenyum kepada mereka berdua.
“sudah
lama..???” sapa rudiks kepada rinzy dan hanya tersenyum kepada uci.
“gak
juga kok “ jawab rinzy enteng
Percakapan
mereka pun berlanjut sangat akrab . terlihat uci menjauh dari mereka berdua
mencoba mengerti keadaan dengan mencari pemandangan yang pas untuk menjadi
koleksi fotonya. Uci duduk di bawah pohon yang rindang dan tak terasa
butir-butir air mata keabadian jatuh berirama. Rasa sakit yang begitu besar dia
rasakan. Orang yang dia sayang mencintai sahabat barunya.
“hey
sendirian saja, sini gabung…”sapa rudik kepada uci yang sedang nangis.
“iya..”sembari
menghapus air matanya.
“yuk
pulang”ajak rinzy kepada uci
“yuk”menjalankan
motornya
***
Mentari
mulai tenggelam di peraduannya pertanda malam akan segera datang. Rinzy
terlihat sedang asyik dengan hpnya, tanpa menyadari bahwa sedari tadi pagi uci
mengurung diri di kamarnya. Terdengar mama rinzy memanggilnya. Rinzy bergegas
menghampiri mamanya
“besok
kita pulang..” sapa mama rinzy kepada rinzy
“hah..kok
besok ma..rinzy masih pengen disini baru aja tiga hari disini sudah mau pulang
katanya mau seminggu”keluh rinzy pada mamanya.
“papamu
dapat tugas dadakan dari instansinya, jadi mau tidak mau kita harus kembali
besok” mama berkata kepada rinzy.
“tapikan
rinzy masih pengen disini ma.. rinzy suka suasana disini.” Jawab rinzy
“iya,
mau gimana lagi papa kamu dapat tugas dadakan kayak gitu”
“yasudah
kalo rinzy masih pengen disini, kita pulang duluan nanti kamu pulangnya
dijemput, gimana..??” papa rinzy menjadi penengah.
“tapi
rinzy disini sama siapa..?? mas seno juga mau ikut pulang..??”
“Tanya
saja sama masnya..”
“seno
pulang aja pa.. seno gak mau disini.”
Sambar seno dari dekat pintu.
“yasudah
rinzy disini saja nanti kalo mau pulang papa nyuruh mas seno jemput atau gak
papa sendiri yang mau jemput, gimana mau..??”
“tapi
mama gimana..?? rinzy jadi gak enak sama tante Rima loh ma..” sanggah rinzy
“biar
ntar mama yang bilang sama tantenya, mama mau siap-siap dulu ya..” sembari
meninggalkan rinzy.
Mama
rinzy sudah pulang setelah menitipkan rinzy kepada temannya itu. Rinzy tidak
mau pulang tapi juga tidak mau ditinggalkan orang tuanya. Dirumah itu sekarang
terlihat sedikit senyap setelah keluarga rinzy pulang, dan tinggal rinzy saja.
Tok..tok..tok.. rinzy mengetuk pintu kamar uci yang sedari tadi pagi tak
terlihat terbuka. Ternyata pintu itu tak terkunci dan sedikit terbuka. Rinzy
masuk pelan, melihat uci yang menelungkup di atas kasur beralaskan merah hati
bercorak bulu-bulu. Menghampiri dan melihatnya sudah tertidur dengan mata
bengkak yang terlihat habis menangis. Timbul tanda tanya di benak rinzy, dan
ada sebuah buku yang bergambarkan sesosok wajah rudiks yang dicorat-coret
rusak. “aneh,, kasian,, “ seru rinzy. Akhirnya rinzy tak berani membangunkan
uci dan dia pun tidur di kursi besar yang ada di pojok ruangan kamar itu.
***
Panggilan
untuk sholat telah berkumandang, memanggil para muslim untuk menjalankan satu
kewajiban sholat subuh. Uci membuka mata dan kaget setelah melihat rinzy yang
tertidur di kursi. Dan dia menuntun rinzy yang setengah sadar ke kasurnya. Dan
uci pun pergi keluar untuk mengambi wudhu, dan sholat. Selesai sholat uci
menghampiri ibunya yang sedang memasak di dapur.
“sudah
bangun nak..??” sapa ibu itu setelah melihat uci membantu menggoreng ikannya.
“iya
bu,, kok sepi tante dina sama om herman
kemana buk…?”uci polos.
“nak
rinzy sudah bangun apa belum, kamu sudah sholat..? tante sama omnya pulang.
Katanya rinzy masih pengen disini”
“belum
bu kasian dari tadi malem dia tidur dii kursi,”
“kok
bisa tidur dikursi..??”
“mungkin
gak enak gara-gara tadi malem uci tidurnya lebih dulu”
“yasudah
sana bangunin dia suruh sholat kalo udah sholat tidur lagi gak papa” perintah
ibu itu.
“iya
bu..” bergegas menuju kamarnya.
***
Jam
dinding rumah kecil sederhana itu menunjukkan jam delapan pagi. Rinzy yang baru
saja selesai mandi mendapati uci lagi menggambar sesuatu di kamarnya. Uci
segera menyembunyikan buku gambarnya setelah tau rinzy mengamati dirinya.
“hayo
lagi gambar cowok itu lagi ya..??” guyon rinzy seakan rinzy tidak tahu apa yang
sedang ada di hati teman barunya itu.
“gak
kok lagi gambar arsitektur rumah masa depan,, hahaha”lantas semua tertawa.
“ngapain
ya yang enak.. boring nih gak ada kerjaan..!!”
“ngapain
ayo, aku temeni..” jawab uci.
“mau
jalan-jalan panas, mau apa ya..??”
“iya
jalan-jalannya ntar sore aja” sembari membuka laptopnya dan mulai menggerakkan
kursornya.
“kamu
mau ngapain..??” tanya rinzy.
“gak
ada Cuma liat-liat aja.. kenapa..??”
“ooia
kan kapan harinya kamu bikin cerpen tuh, boleh gak aku mau baca..??”
“ooh,,
cerpen boleh donk Cuma baca aja kan asal jangan diboikot aja. Cerpennya gak
bagus kok..” sembari mencari folder yang berisikan cerpennya.
“yasudah
lah namanya juga manusia pasti selalu aja ada kekurangannya, maklum kan… tak
ada yang sempurna di dunia ini kecuali tuh” rinzy menunjuk ke atas, tandanya
tuhan yang maha esa.
“iya,,iya,,
nih, baca yang mana aja..”
“waah
banyak yah karya mu..” rinzy ternganga melihat begitu banyak ketikan cerita
pendek disana
“biasa
saja..”uci meninggalkan rinzy yang mulai membaca karyanya untuk mengambil
camilan didapurnya. Dan tak lama uci datang membawa brownies yang baru saja
ibunya buat, ibu uci sangat suka memasakkan makanan kesukaan anak pertamanya
itu.
“nih
brownies buatan ibu..” menyuguhkan piring berisi brownies yang lezat.
“iya,,”
memakan dan tetap fokus membaca cerpen.
Uci
terlihat terlentang di samping rinzy yang sedang membaca sambil mengotak atik
hpnya, sambil tersenyum penuh makna, dan berganti mengotak atik hp rinzy yang sengaja
dia pinjam. Awalnya dia melihat koleksi fotonya, dan hp itu bergetar tanpa
rinzy sadari, ada sms masuk. Awalnya uci tidak ada maksud untuk , membuka sms
itu namun reflex uci menekan tombel yes dan terbukalah pesan itu.
Syang uda mkn.?
Nnti sore aq mw kw stu yaa..:)
Uci
terlihat lebih baik setelah membaca siapa pengirimnya sayank. Uci seakan 77% tidak lebih baik setelah
melihat nomer itu. Uci hafal dan tau betul siapa pemilik nomer itu, nomer itu
milik rudiks. Dan tanpa sepengetahuan rinzy uci mencoba menaroh hpnya. Dan
berjalan meninggalkan rinzy yang sedang asik itu. Dan kembali lagi dengan
segelas air. Karena tenggorokannya mulai terasa keras setelah membaca isi pesan
menyakitkan baginya.
“sudah..?” tanya uci karena melihat rinzy
yang telah sampai di halaman terakhir.
“iya sudah, bagus ya,, kayaknya ini
pengalaman pribadi ya..?”
“iya semua cerpenku aku adopsi sebagian
dari hasil pengalaman pribadi ..”
“trus nama-nama itu beneran ada atau hanya
mengadopsi saja..?”
“biasanya aku lebih suka menggunakan nama
asli, tapi untuk beberapa tokoh aku juga bisa ngambil nama udara, tuh contonya
tokoh yang namanya ribka, itu bukan nama asli”
“bagus banget cerpen mu, sudah pernah
diterbitkan..?”
“gak pernah, dulu pernah ngirim sekali tapi
gak diterbitkan”
“mmm,, yasudah mungkin masih belom
waktunya”rinzy mengangguk-ngangguk mengerti.
Makan siang telah siap di atas meja makan,
dan telah terlihat keluarga besar itu menduduki kursi masing-masing. Rinzy
duduk tepat disebelah uci. Dan mereka pun makan siang. Siang pun berlalu,
matahari semakin mendekat ke arah barat. Sore menyapa.
“katanya rudiks mau kesini, gak papa
kan..??” tanya rinzy sedikit berharap.
“gak papa kok.” Jawab uci enteng.
Rinzy melirik jam dinding yang ada di
belakangnya, jam menunjukkan jam empat sore dan rudiks masih belom datang juga.
Rinzy masuk kekamar uci lagi untuk memastikan jam itu benar adanya. Tak
beberapa lama bunyi motorpun terdengar. Dan ibu uci yang tadi lagi duduk dengan
ibu-ibu tetangga memanggil uci.
“nak,, ada temennya ni..” panggil ibu itu.
“iya bu..” jawab uci dari dalam lalu
memeberi isyarat kepada rinzy agar cepat keluar menemuinya.
Rinzy
terlihat sangat senang saat rudiks datang, segera dia keluar untuk menemuinya.
“hey..
sini masuk duduk” sapa rinzy kepada rudiks yang berdiri di depan teras.
“sayank..”
jawab rudiks sembari menghampirinya.
Mereka
berdua asik berbicara, hingga tak sadar matahari sudah mulai tenggelam di
peraduannya. Dunia sudah terlihat gelap. Hingga rudiks pamit pulang kepada tuan
rumah. Rudiks pulang dengan hati yang sangat senang. Begitupun rinzy langsung
menghampiri uci yang sedang tiduran dikamarnya dan menceritakan semuanya kepada
uci tentang apa yang tadi dia lakukan, tanpa memikirkan perasaan uci yang juga
suka kepada rudiks.
***
Malam pun
seperti biasa, uci hanya berdiam diri tak lain dan tak bukan adalah menyalurkan
hobynya, menggambar ditemani lagu band kesayangannya Peterpan. Uci menikmati
keadaan malam-malam yang selalu begitu, tak pernah berubah dan tak ingin
berubah. Rinzy masuk kamarnya.
“hey, kok
gambar terus kamu..??” sapa Rinzy yang disusul gerakan lincah uci yang
menyembunyikan gambarnya.
Uci hanya
menyambut dengan senyuman tanpa berkomentar panjang lebar, karena dia sudah
sering mendengar kata sapaan yang seperti itu.
“besok
aku mau balik ke malang. Kamu ikut ya..??” rinzy memulai berbicara dengan
pelan.
Uci hanya
memandang lurus wajah rinzy seraya otaknya berpikir.
“lagian
liburan masih tinggal seminggu juga kan, kamu liburan dirumahku. Yah pliss,,
aku mohon kamu ikut aku, seminggu saja” rinzy memohon.
“tapikan..
hmm yasudah aku ikut kamu ke sana”
“sip gitu
donk..” rinzy tersenyum
Pagi-pagi
sekali ucy mengelurakan motornya, untuk ikut rinzy ke tempat rudiks.
Sesampainya di tempat rudiks rinzy melihat rudiks hanya memasang muka memelas
karena akan ditinggal rinzy pulang.
“hai,,
kok gitu mukanya…??” sapa rinzy.
“kamu beneran mau pulang…?? Tapikan liburan masih
tinggal seminggu lagi …” rudiks hampir menjatuhkan air matanya.
“iya aku
mau balik ntar siang, kenapa sih. Asal ada waktu aku pasti kesini kok.”
“tapi aku
masih pengen sama kamu disini” rudiks mengiba
“tapi aku
harus pulang…” rinzy tersenyum.
Uci
menjauh dari mereka berdua. Uci hanya menikmati tiupan angin yag memainkan
manja rambut lurusnya itu. Uci saat itu hanya berfikir bagaimana caranya rudiks
tau kalau dia sayang sama rudiks. Tak ada yang lain yang di fikirkan.
“sudah
yah, rinzy pulang” rinzy memegang pipi rudiks manja.
“gak mau
kamu jauh” rudiks memegang tangan rinzy di pipinya itu.
“kita
selalu dekat kok, yang kenyataannya kita jauh. Tapi kita dekat kok”
“gak mau”
rudiks memanja di depan rinzy
“kita
dekat karena hati kita satu…” rinzy memegang tangan rudiks yang dingin
“hmmm,,
iya deh, aku emang gak bisa buat apa-apa selain aku meminta untuk tidak jauh
dari kamu” jawab rudiks pasrah
Rinzy
hanya tersenyum dan mencium rudiks, tempat itu seakan menjadi saksi kuatnya
cinta mereka. Rudiks tersenyum setelah melepaskan ciumannya yang mendarat tepat
di pipi kiri rinzy.
“aku
pulang…” rinzy berpamitan.
“iya
hati-hati” rudiks menatap rinzy dalam-dalam.
Uci
menjalankan motornya dengan kecepatan yang sedang. Sesampainya dirumah uci dan
rinzy mendapati ayah rinzy sudah menunggu untuk mereka berangkat.
“aku gak
jadi ikut, karena aku harus tetap disini buat keluarga ku. Maaf yah…!” Uci
mengatakan kalimat itu dengan berat.
“haa..??
“Rinzy hanya ternganga.
“iya aku
gak usah ikut kamu aja, karena disana bukan tempatku, tempat ku disini,, ya,,
disini..!” uci menjelaskan sebisanya tanpa menyakiti perasaan rinzy.
“yasudah
lah kalo itu sudah keputusan mu, rinzy gak bisa maksa, makasih buat semuanya,
makasih telah mempertemukan rinzy sama rudik yah..!!” rinzy tersenyum meski dia
tau bahwa air matanya deras berjatuhan.
Uci
tersenyum manis. Rinzy langsung memeluk hangat uci dan membisikkan satu
kalimat. “jangan pernah takut untuk jatuh cinta ya… makasih buat semuanya” lalu
dilepasnya pelukan itu.
Uci hanya
tersenyum tak mengerti apa maksud dari kata JANGAN PERNAH TAKUT UNTUK JATUH
CINTA dan tetap memikirkan kata itu. Sampai akhirnya mobil rinzy pergi
meninggalkan halaman rumahnya.
Didalam
mobil rinzy diam tanpa kata. Mengingat semua kejadian yang terjadi saat dia
bersama Uci, dan memikirkan bagaimana perasaannya kepada rudiks. 6 jam berlalu
dan sampailah rinzy di halaman rumahnya disambut mama dan mbak ina yang selalu
sayang kepadanya.
“sayankk..”
sapa mamanya kepada rinzy.
“mama…”
rinzy memeluk mamanya penuh sayang.
Lalu
rinzy masuk kamarnya lemas karena terlalu penat menempuh perjalanan yang jauh
selama enam jam. Rinzy langsung melempar tubuhnya keatas kasur empuk di
kamarnya yang telah lama menunggunya. Disusul mbak Ina membawakan tas ransel
yang berisi perlengkapan rinzy selama liburan tadi. Lalu mbak ina membuka
tasnya untuk mengeluarkan baju-baju kotor yang di gunakan rinzy. Dan beberapa
lama mbak ina menemukan buku bingkisan yang ada di dalam tas ransel itu.
“ini
punya mbak ya…” tanya mbak ina ramah
“iyalah
mbak semua yang ada ditas itu punya rinzy, masak punya papa ada disitu” jawab
rinzy dengan santai saat berbaring
“oh iya
ya… emang dari siapa mbak…?” tanya mbak ina lagi
“apaan
sih mbak kok nanyak-nanyak terus. Kayak Dora saja”
“abisnya
bungkusnya lucu nih mbak…”
Rinzy
terbangun dan melihat apa yang mbak ina maksud, ternyata didalam ranselnya ada
satu bingkisan yang tak tahu dari siapa. Rinzy melompat dan mengambil bingkisan
itu. Dan segera membukanya. Isinya adalah sebuah buku yang sangat ia kenal, dan
ternyata buku kecil itu. Buku uci, ya,,, buku gambar uci yang pernah ia curi
pada malam itu. Dan sepucuk surat yang ada di dalamnya. Setelah menyelesaikan
tugasnya mbak ina segera keluar dari kamar rinzy. Rinzy duduk di kursi
belajarnya dan membaca surat itu dengan seksama.
rinzy…
uci tau
kalo rinzy itu sayang sama rudiks, tapi rinzy juga sudah taukan tentang
perasaan uci sama rudiks…?, tapi rinzy
jangan khawatir dengan perasaan uci yang mungkin rinzy berpikiran uci akan
merusak hubungan rinzy dan rudiks. Tidak, uci tidak akan mengganggu bahkan
merusak hubungan kalian, malah uci sangat mendukung hubungan itu. Uci akan
buang perasaan uci kepada rudiks sejauh mungkin, hingga akhirnya uci akan lupa
kalo uci telah dan pernah suka sama rudiks. Ya… uci akan membuang perasaan tak
berujung itu, uci janji. Rinzy jangan khawatir. Tapi uci minta jangan
permainkan perasaan rudiks. Rudiks sayang sama rinzy melebihi sayangnya uci
kepada rudiks. mungkin saat yang tepat adalah saat kematian tiba menghampiri
uci. Uci mohon jangan sampai uci kecewa sama rinzy karena rinzy sudah
mempermainkan rudiks. uci percaya rinzy bisa menjaga rudiks karena saat ini uci
tidak bisa menjaganya. Uci hidup hanya tinggal menghitung hari, maka dari itu
rinzy sayangi rudiks dan tetap menyayanginya seperti rinzy menyayangi uci.
Dengan begitu uci akan merasa lebih menyayangi rudiks Karen uci sayang sama
rinzy. Maaf… tentang buku kecil itu. Buku kecil itu seharusnya untuk menulis
bukan menggambar. Disana ada semua gambar tentang kisah uci yang berteman hanya
sesaat dengan rudiks dan rinzy. Makasih karena rinzy sudah mau menjaga rudiks. buku
itu uci kasikan ke rinzy agar rinzy tidak usah mencurinya lagi dari laci uci…
salam
sayank. Uci…
setelah
membacanya rinzy melihat buku kecil bersampul merah hati dengan tulisan Chi
Punya itu. Disana begitu banyak gambar buatan tangan lincah uci. rinzy membuka
halaman pertama yang gambarnya adalah gambar seorang perempuan yang memandangi
laki-laki di kejauhan dan dibawahnya terdapat tulisan ‘pertemuan
singkat’ . rinzy membuka
halaman selanjutnya, disana rinzy melihat banyak gambar orang-orang , tapi
gambar yang diperjelas itu gambar perempuan terlihat tersenyum kepada laki-laki
yang di dekatnya, dibawahnya terdapat catatan lagi ‘seorang
sahabat yang menurutku itu tidak penting sekarang datang padaku dan semuanya
terasa penting’. Rinzy membuka
lembar ketiga, disana terdapat gambar laki-laki itu sedang berbicara dan
perempuan tergambar sedang tersenyum, catatan selanjutnya adalah ‘
hariku begitu hidup dengan hadirnya dirimu di dekat ku’ . rinzy seakan berpetualang didalam sebuah gambar
yang menceritakan tentang sahabat barunya itu. Semakin rinzy penasaran dengan
lembar berikutnya, rinzy membuka lembar kelima, disana terlihat gambar sketsa
wajah laki-laki itu. Dan di bawahnya terdapat catatan JIKA KAMU YANG PERTAMA DI
HATIKU AKANKAH AKU ADA DI HATI MU…?. Rinzy teringat malam dimana rinzy mengambil dan melihat buku itu
tanpa permisi. Dan rinzy melanjutkan membuka lembar berikutnya. Disana rinzy
menemukan gambar laki-laki di antara dua perempuan yang berbeda dan rinzy
menyadari kalo perempuan yang satu itu adalah dirinya. Tapi sayang gambar itu
rusak karena dicoret karena emosi mungkin. Dibawahnya ada catatan ‘Aku kamu dan dia.
Aku baru sadar ternyata yang terbaik diantara yang baik adalah bukan aku, tapi
dia’. Lembar-lembar berikutnya
berisi tentang catatan yang rinzy sudah pernah membacanya saat dia mencuri buku
itu pada malam itu. Dan tak terasa rinzy sudah membacanya kembali hingga rinzy
menemukan lembar terakhir, dilembar terakhir itu rinzy melihat gambar laki-laki
dan perempuan yang rinzy rasa dirinya sedang berbicara, dan di kejauhan Nampak
perempuan meneteskan air mata, dibawahnya terdapat catatan ‘air
mata itu tidak mau berhenti menetes melihat kenyataan yang ada’. Tak terasa rinzy menjatuhkan
butiran-butiran air mata penyesalan. Tiba-tiba handphonenya berbunyi tanda satu
pesan masuk. Rudiks mengiriminya pesan singkat sayank… sudah nyampek
rumah kan..?? cepat
rinzy membalasnya. Iy
syank baru nyampe, syank sudh tau klo uci ska sma syank…? Rinzy menulis itu meski tau air
matanya masih menggenangi pipinya, sdh tau kok synk, tp sudhlah gk pnting jga kan… jawab rudiks.
malam itu berlanjut dengan acara smsan rinzy dan rudiks yang membahas tentang
perasaan uci kepada rudiks.
***
Mentari bertugas
menjaga hari ini penuh, tak ada mendung menggantung. Cerahnya hari ini. Gadis
manis itu membuka mata dengan pelan, terlihat jendela kamar sudah terbuka lebar
betanda mbak ina sudah membereskan kamar rinzy selama rinzy tidur. Rinzy menghampiri
meja belajarnya dan menjamah handphonenya, terlihat ada tiga pesan masuk. Rinzy
membuka pesan itu dengan sedikit malas. Terlihat pesan pertama dari Rudiks sayank sudah bangun belom..?? :) . cepat rinzy
membalasnya sudah nih
langsung balas smsnya sayank.. :D . dan rinzy membuka sms ke dua dan ketiga
nomer baru yang sama, Rinzy…
ni Ucy.. :) .
hati rinzy begitu senang membaca siapa sipengirim sms itu. Cepat rinzy
membalasnya iya ini rinzy,
uci rinzy kangen ucy… :( abis ucy g ikt…
Setelah membalas
kedua sms itu rinzy langsung beranjak menuju kamar mandinya untuk mendi.
Setelah beberapa lama rinzy mandi akhirnya rinzy sudah cantik. Dan segera
menuruni tangga menuju ruang tamu melihat siapa saja yang masih berada di rumah
pada jam seperti itu dan tak luput menggenggam handphonenya. Sesampainya di
ruang tamu rinzy tidak melihat seorangpun disana, dan rinzy langsung
melanjutkan langkahnya menuju ruang makan, dan hal yang sama ditmukan rinzy
seperti di ruang tamu, ruang makan pun juga tidak ada orang. Rinzy mulai putus
asa, menuju dapur berharap mbak ina sedang memasak ayam bakar kesukaannya.
Sesampainya didapur rinzy menemukan isi dapur rapi seperti tidak tersentuh sama
sekali tangan mbak ina pagi itu. “pada kemana sih…!! Mbaaakkk…” teriak rinzy.
Rinzy mulai kesal dengan suasananya, rinzy berteriak lagi “mamaaaaa… mas
senoooo… papaaa…” rinzy berteriak berharap ada yang menjawab panggilannya itu.
Terdengar bunyi sepatu yang berlari menghampiri rinzy sedang berdiri. “ada apa
sih kok teriak-teriak..??” tanya papa yang tiba-tiba berdiri didepan rinzy.
“abis gak ada orang sama sekali mbak ina, mama, mas seno juga papa ngilang…”
rinzy cemberut. “nah… mangkanya jangan malas bangun pagi donk… kita tuh lagi
ngerapiin kamar tamu” jawab papa yang segera berjalan meninggalkan rinzy dan
rinzy berlari membuntuti papanya. “tumben dirapiin, emang mau ada tamu pa…?”
tanya rinzy. “bukan Cuma tamu tapi dia akan tinggal disini dan sekolah bersama
kamu…” jawab papa penuh teka-teki. “siapa pa…?” tanya rinzy antusias. “nanti
juga kamu bakal tau, dia orang jauh, baru aja kita dari rumahnya” jawab papa
enteng. “siapa sih…??” rinzy membatin dengan tetap mengikuti langkah papa
menuju kamar tamu…!!
~END~
# menurut kalian siapa tamu yang akan
menetap dirumah rinzy dan satu sekolah dengan rinzy…?
# cerita ini masih berlanjut… dan
sampai detik ini cerita itu masih tetap terus berlanjut… :)
KEBOHONGAN
BESAR ATAS NAMA CINTA
Facebook merupakan salah satu alat
komunikasi yang lebih canggih dari handphone, sudah banyak orang yang
menggunakan atau memiliki facebook terutama kalangan muda sekarang. “aku
hanya ingin mengenal mu lebih dekat..” itulah salah satu status facebook Rinzy sekarang. Rinzy menulis
status itu untuk orang yang sangat ingin
ia kenal sekarang. Setelah itu Rinzy mengirim pesan untuknya “kenal
salam, siapa disana?”
ditujukan kepada Rudicks, dia adalah seorang teman yang ingin ia kenal. Tak
berapa lama muncul pemberitahuan di berandanya “kenal salam, aku
Rudicks Hidayat, kamu
siapa..??” balas Rudicks. “aku
Rinzy Dwi Fitra Hariza,aku pangiil kamu siapa..?? kamu dari mana..??” balasnya cepat. Setelah menunggu “ owh,
Rinzy dwi fitra hariza..?panggil rudiks aja, terus aku panggil kamu..? aku dari
Madura, kamu?” balasnya.
Cepat-cepat dia membalas pesan itu “aku dari Malang, Madura? Jauh yaa..panggil
saja rinzy..” ….
Pagi yang cerah, angin berlari kecil,
santai menghampiri. Butiran demi butiran jatuh berirama, kumpulan awan kelabu
membuka atap dunia nan indah. Diatas rerumputan kecil menghijau, ditengah tanah
lapang terbuka, dibalik rumah indah tinggi menjulang. Gadis cantik itu bersiap
untuk pergi kesekolah. Sesampainya
disekolah dia dikagetkan oleh dua temannya Ola dan Aya.
“gimana sayang kabarnya, lama kamu gak
masuk sekolah?” Tanya Ola sambil mengacak rambut Rinzy. Ya.. ola dan aya itu
sahabat karibnya, kemana-mana pasti bersama mereka. Mereka, ola, aya begitupun
rinzy, sangat popular disekolahnya, rinzy yang kapten basket cewek di sekolah
itu. Ola cantik yang sekarang sedang di incar beberapa majalah untuk menjadi
modelnya, ya ola memang cantik. Aya manis sang jenius fisika tapi juga tak
kalah modis, biasanya seorang yang jenius itu identik dengan kaca mata tebal
dan buku yang selalu dibawa kemana-mana, serta rambut yang dikepang, tapi tidak
aya, aya sang jenius yang juga sangat modis, tak kalah modis dari kedua sahabat
karibnya itu.
“Aduhh jangan di berantakin donk,, wong aku
cuma tiga hari gak masuknya dibilang lama” jawab Rinzy.
“ihk.. baru masuk juga sudah sewot.. mana
oleh-olehnya…??” tanya ola cerewet.
“ya lama lah bagi kita, apalagi handphone
mu sulit dihubungi, kemana aja sih kamu..??”potong Ola.
“kemana aja boleh,,” lantas Rinzy tertawa
sendiri.
Ola dan Aya menatap Rinzy yang sedang asyik
tertawa. “kenapa sih kalian ngeliatin aku kayak gitu..??”Tanya Rinzy dengan
penuh heran.
“ada yang lucu ya..??”jawab Ola.
“gak sih,, tapi heran aja kalian gak
biasanya tau, kayak gini..!!”jawab Rinzy tetap dengan keheranannya.
”selama tiga hari Putera selalu nanyain
kamu ke kita, kamu gak bisa dihubungilah, kamu sibuklah, kamu inilah, kamu
itulah,, kalau saja putera minta putus
dari kamu, apa kamu sudah siap putus sama kapten tim basket SMA 3 itu..??”jelas
Aya yang sedari tadi diam.
“kalo iya aku mau putus kenapa..??”jawab
Rinzy singkat, berjalan mendahului kedua temannya.
“kamu gila Zy,, cowok secakep Putera kamu
rela diputusin, kapten tim Basket, cakep, kaya lagi, kurang apa dia Zy..?”
Tanya Aya sedikit berlari untuk menyamai langkah rinzy yang cepat dan besar.
“oke, dia emang dimata kalian cakep,
ganteng, manis pokoknya semua deh ada di dia, tapi dia tuh bagi aku gak ada
apa-apanya tau, aku pacaran sama dia juga karena tarohan kalian kan.!”jelas
Rinzy dengan sedikit emosi.
“Kenapa kalian bisa bertahan hingga dua
tahun kalo kamu memang merasa terpaksa pacaran..??” aya mematikan kata-kata
rinzy yang terakhir.
“tauk ahk bulshit dengan semua itu. Aku
capek denger nama putera, tiga hari ini aku kebandung kerumah tante ismi, aku
sengaja tidak pamit kepada kalian, karena aku tahu kalo aku pamit, pasti kalian
akan membertahu putera dan putera akan memaksa ikut dan.. tauk ahk aku mau
putus dengannya”.
Kedua temannya terbelalak mendengar penjelasan
Rinzy yang ingin putus dari cowoknya yang bernama Putera Judika itu. teng,,
teng,, teng,, bel masuk kelas pun berdentang. Semua anak disekolah itu masuk
kelas dengan segera, tak terkecuali Rinzy dan kedua temannya itu.
Dalam kelas Rinzy duduk satu bangku dengan
Ola sedangkan Aya duduk dengan Irma. Ola masih heran dengan pernyataan Rinzy
tadi. “kamu gak lagi ngigau kan tadi Zy..??” Tanya Ola heran.
“gak, aku tadi ngomong emang dari aku
sendiri kok.” Jawabnya singkat sedikit berbisik.
“tapi kenapa kamu mau putus sama dia..?”
Ola belum percaya.
“adduh Ola sayang,, kenapa sih..?? kamu mau
sama Putera, ambil aja sayang aku dah gak butuh dia lagi.” Rinzy sambil
mengelus pipi Ola.
“selamat pagi anak-anak” sapa guru
matematika yang sekarang akan mengajar kelas Rinzy.
“pagi pak…” jawab serempak. Pelajaran di
kelas itu pun dimulai.
Selama pelajaran berlangsung rinzy dan ola
sibuk membicarakan masalah yang sedang menyelimuti keduanya, masalah yang hanya
sebatas tak ada kabar dan menghilang dengan tiba-tiba seorang rinzy dari depan
muka kedua sahabatnya dan seorang Putera yang super perfecto. Sehingga untuk
kesekian kalinya pak ALex menegur ola dan rinzy yang tertangkap basah sedang
tidak mendengarkan penjelasan. Hingga akhirnya mereka berdua terpaksa harus
menghentikan debatnya demi hanya tidak disuruh maju untuk mengerjakan tugas
matematika yang menyebalkan.
***
Teng.. teng.. teng.. bel tanda pulang pun
berdentang dan para siswa pun berhamburan keluar dari kelas masing-masing.
Terlihat banyak anak-anak yang berlarian dikoridor utama, “sayang kamu bawa mobil..?”Tanya Ola kepada
Rinzy.
“gak, aku gak bawa. aku di anterin mas tadi pagi,,” jawab rinzy
sembari merogoh handphonenya di saku roknya.
“hmmm,, udah ditunggu putera tuh pantes aja
gak bawa mobil sendiri udah janjian kali…”guyon Ola yang melihat Putera dengan
sepeda motornya yang diparkir di depan sekolah. Rinzy Menyipitkan kedua matanya
untuk lebih memperjelas kalau itu benar-benar putera pacar rinzy.
“aduuhh padahal aku gak minta jemput. Capek
dehh harus pulang bareng sama dia..” tanggapi rinzy seenaknya.
”kok kamu gitu sih Zy..??” Tanya Ola.
Dengan mata membelalak.
Rinzy berlari menghampiri putera tanpa
menghiraukan kata-kata Ola
“hai sayang,, “sapa putera sembari mengelus
pipi lembut Rinzy.
“hai juga” cuek bebek, secuek cueknya.
“mau kemana kita sayang,,??”Tanya putera
tanpa menyadari sikap rinzy telah berubah kepadanya.
“ya pulang lah, masih mau kemana..??” jawab
Nya sedikit jengkel.
“kita gak mau jalan dulu yank..??” Tanya
putera.
“gak usahlah aku capek baru datang tadi
malem,,!!” keluh Rinzy, sambil menaiki motor putera. Sepanjang perjalanan
menuju rumah rinzy, putera menginterogasi rinzy yang menghilang selama tiga
hari tanpa pamit itu. Dan dengan sukses rinzy menjawab dengan tenang, tanpa
putera tahu bahwa dirinya menhilang karena ingin tenang tanpa putera.
Rinzy dan putera pun sampai di halaman
rumah Rinzy. terlihat mbak Ina membukakan gerbang untuk mereka berdua.
“sayang aku pulang dulu yah,,”putera pamit.
“yah, hati-hati di jalan ya,,”
***
Rinzy berlari kecil menuju kamarnya yang
setiap saat dia menghabiskan nya untuk bersantai dan tak luput diselimuti bau
keju kesukaannya. Dilempar tas dan switernya ke atas kasur empuk yang sudah
menunggunya, lalu cepat-cepat dia mengambil laptopnya dan bergegas memindahkan
ke atas kasur, dan selanjutnya dia menghidupkannya. Terlihat dia tidak sabar
membuka akun facebooknya. Sembari mengganti baju sekolahnya. Lalu merapikan tas
dan switer yang tadi berantakan. Terlihat banyak ada pemberitahuan di
facebooknya itu. salah satunya adalah pesan dari Rudicks teman barunya yang
ingin sekali dia dekat dengannya. Setelah selesai mengganti bajunya itu, Rinzy
cepat-cepat mendekati laptopnya itu. ternyata benar Rudicks membalas pesannya,
sungguh senang Rinzy melihatnya. “ya Malang-Madura emang jauh, apa pernah ke Madura..??”isi pesannya. “yah, aku pernah
kesana hanya sekali, aku ke …..”jawab
Rinzy. lama Rinzy menunggu pesan itu, tetap saja tak terbalas Rinzy mulai bosan
dengan penungguan lamanya itu, Rinzy keluar untuk mencari camilan keju di
dapurnya, dan beruntung tinggal dua bungkus keju Craff dan rotinya.. Dan
setelah kembali ke kamarnya Rinzy melihat pesan balasan dari Rudicks “ya,
kapan-kapan ke Madura lagi ketemu aku. :) hehe,, maaf aku baru pulang dari
sekolah tadi”. rinzy tersenyum
geli “hehe,,
ya tak apa bagi ku, capek pesanan di Fb kita smsan aja, tukeran no hape
gimana..?? itupun kalo kamu mau ..? :) “jawab Rinzy cepat. “087850688xxx, ini no hape ku, cepet sms
yaa…”jawab cowok itu. “ocii,,”Jawab Rinzy dengan girang, karena dia sudah
mempunyai nomer handphone cowok itu. langsung dijamahnya handphone Rinzy yang
berada tak jauh dengan tempat dia duduk. Langsung dikirimnya pesan singkat ke
no handphone yang baru saja dia dapat.
Hai ,,, aku Rinzy yg
tdi d fb tu loh.. :) ketik dia cepat-cepat. Dia terus saja memandangi handphone berwarna
merah hati yang berupa hadiah ulang tahun dari mas tersayangnya. Satu pesan
baru untuknya, kelihatannya Rinzy tak sabar untuk membaca pesan itu. Dan
inalilah bukan balasan dari rudiks. ternyata…
hai syg, jgn lpa
maem yah, trus bu2k siang ya sayg yah,, aku syg kmu, putera. Wajah Rinzy
berubah seratus tujuh puluh sembilan derajat yang semula tersenyum gembira
menjadi manyun yang super duper manyun karena yang dikira balasan dari cowok
itu ternyata sms dari Putera. Haha kasian …
***
Putera Judika kapten tim basket sekolah
ternama di kota Malang. Putera menjadi populer setelah berhasil menghantarkan
timnya menjuarai turnamen basket antar sekolah di provinsi jawa timur selama
dua tahun berturut-turut. Selain terkenal dengan kapten tim basket Putera juga
dikenal sedikit play boy, tapi semenjak berhubungan dengan Rinzy semua ceweknya
di putusin karena dia telah benar-benar sayang kepada Rinzy.
syg ntar sre kmu nmenin
ku ltian bskt yah..!!. Putera
mengajak Rinzy untuk menemaninya latian basket di sekolahnya.
Aduh syg, maaf aku
gk bs, soalnya mw ikt ms k rmhnya mbk Mely, mbk Mely ultah, ksian ms sndrian
syg,gk papa kan..?? :) balas Rinzy.
hemm,, ysdh syg gk
papa, aku brangkt sm Rendy ajh, hti2 yh syg..!!luuph yuu.. balas Putera.
“hufftt,, akhirnya percaya juga ni kelinci,
aku boongin”. Rinzy sengaja berbohong karena dia sekarang emang sudah tidak
lagi pengen jalan sama putera, rinzy merebahkan tubuhnya diatas kasurnya.
“dek, bukannya sekarang kamu nemenin Putera
latian basket …??” Tanya mas Seno, mas kesayangan Rinzy yang tiba-tiba masuk
tanpa salam ke kamar nya.
“aduh, slamlikum dulu gituh mas kaget
Rinzynya nih…” terbangun dari tidurannya. “aku males sama dia terus, biarin
ajah mas, aku bilang aku diajak mas ke ultahnya mbak Mely,, hehe..!!” jawab
Rinzy lantas tertawa mengejek.
“mas gak ngajari kamu bohong lho,, lagian
ultahnya mbak Mely kan masih lama dek..!!” jawab mas Seno sembari melihat
buku-buku sekolah Rinzy di meja belajarnya.
“Ya sih mas aku tau, tapi aku lagi males
aja nemenin dia,” jawab Rinzy sambil berbaring di kasurnya lagi.
“dek ini no handphone siapa..??” mengambil
buku yang berada di dekat kasur Rinzy.
“ooh,, itu no handphone Rudicks mas”. Jawab
Rinzy setelah sedetik duduk kemudian kembali berbaring.
“siapa lagi tuh sayang,,??”Tanya mas Seno
sembari duduk di samping Rinzy yang berbaring.
“ooh,, itu temen baru di fb, yang gak lama
lagi insya allah akan jadi penghuni baru di hati ku..!! hehe,,” memainkan
boneka teddy besar yang ia beli setahun lalu di Jakarta bersama mamanya.
“orang mana sayang, hati-hati loh sama orang
baru, jangan seenaknya gitu ngasih no handphone” papar mas Seno.
“orang Madura, siap mas… orangnya baik kok
kayaknya”.
“yasudah bubuk siang, ntar sore ikut aku
yah,,!!”sembari meninggalkan kamar Rinzy.
”kemana mas, ya aku ikut..!!”teriak Rinzy
kegirangan.
“ada dech, ketemu ntar sore ajah” menutup
kamar Rinzy.
***
“bangun sayang, katanya mau ikut mas
jalan-jalan..!!” Seno membangunkan Rinzy yang masih lelap tidur.
“hmm, ya..” rinzy menjawab dengan malas dan
memalingkan tidurnya kearah yang berlawanan dengan mas seno.
“banguuuuun,, bukan cuma jawab iya.” Seno
membangunkan dengan lembut.
“ya mas, ni aku mau mandi” menenggelamkan
tubuhnya di dalam selimut.
“mau mandi kok masih ngumpet diselimut,
cepetan aku tunggu lima belas menit lagi harus sudah ada di motor loh yah,,”
sorak mas seno sambil menarik selimut yang menutupi rinzy.
“ya baweell..!” jawab Rinzy malas dan
menuju kamar mandinya.
Dua puluh menit kemudian, Mereka pun
berangkat dan menghabiskan sore itu di alun-alun kota Malang, melihat berbagai
kegiatan orang-orang yang super sibuk. “tebak-tebakan hayo dek..??” Seno
memulai guyonannya.
“hayo, siapa takut..! yang kalah traktir
eskrim. Mau..?? yang kalah juga harus siap nganter mbak ina tiap minggu kepasar
dan membawakan belanjaannya” jawab Rinzy.
“hah..?? sadis amet taroan yang kedua tuh,
traktir eskrim aja deh, kenapa mobil itu gak berenti berjalan,,??”
“hmmm,,,, apa yah…”rinzy berfikir
mengtuk-ngetukkan jarinya di dahinya.
“hayo apa.. gak tau yah,, gak tau kan,,
nyerah aja deh nyerah…” seno menggoda.
“ahha dapet… ya kalo berenti parkir donk,
haha” jawab Rinzy singkat, lantas tertawa.
“kok tau sih.??” Seno menggerutu.
“iya lah aku kan jeniuss… ayo mas, cowo
paling cakep, manis, perhatian versi aku siapa..??” tanya Rinzy.
“aku tau, Cuma itu sih gampang banget.
pasti Putera kapten tim basket Smaga itu siapa lagi, kalo nggak berarti aku
donk,, !!” lantas tertawa.
“salaaaaah banget, cowok itu masih baru aja
aku kenal, namanya Rudiks, anaknya cakep, manis perhatian kayaknya, hayo ke
tempat eskrim donk.. !!” guyon Rinzy melanjutkan tawanya dan mendorong memaksa
mas seno membelikan sekrim untuknya.
Tak terasa sore itu berakhir dengan tawa
dua orang saudara yang saling menyayangi meski mereka sedikit kekurangan rasa
kasih sayang. Mama Dina, mama Rinzy bekerja disebuah perbankan cabang Malang,
sedangkan ayahnya seorang tentara yang bertugas di daerah Blitar. Mama Rinzy
selalu pulang larut malam karena itu Rinzy merasa ada kurang kasih sayang dari
seorang mama. Tapi kesepian nya bisa diatasi dengan hadirnya mas Seno yang
tiba-tiba menyayangi Rinzy, semenjak kakak laki-lakinya tepatnya kakak mas Seno
yang bernama Lana meninggal empat tahun yang lalu. Seno menjadi sangat sayang
kepada adiknya yang biasanya sehari tak bertegur sapa sekarang menjadi teman
curhat sekaligus mas yang didambakan semua adik yang ada di dunia ini.
“mbak Ina, mama sudah datang belom,??”
teriak Rinzy yang baru membuka pintu depan rumahnya.
“belom mbak, mama masih belum datang
mungkin ntar datengnya larut malem, mbak tadi hapenya mbak Rinzy bunyi loh
kayaknya mas Putera sms mbak.”terang mbak Ina.
“mbak hapeku dimana” teriak Rinzy lagi (nih
orang hobi teriak-teriak kali yah).
“dimeja ruang tamu tadi kayaknya
ketinggalan mbak” tak kalah nyaringnya dengan teriakan rinzy.
“aargh, mungkin itu sms dari orang yang
nyebelin itu” gerutu Rinzy sambil berjalan malas menuju meja tamu guna
mengambil handphonenya.
Ahahahahaa,, terdengar Rinzy tertawa kencang
dan berlari kedapur lalu mencium mbak Ina yang sedang mencuci piring, dan
menghampiri mas Seno yang sedang tiduran dan menciumnya juga. Mbak Ina, mas Seno
heran melihat tingkah Rinzy yang sama dengan orang baru dapet undian motor.
“Rinzy kamu kenapa..??” Tanya Seno heran.
“mbak nyapo to mbak kok koyok ngunu.??”
Tanya mbak ina dengan medok jawanya yang khas orang Jawa tulen. Rinzy tertawa
sambil berlari menuju kamar tanpa menghiraukan pertanyaan Seno dan mbak Ina. Hai jga, ku smpen
no mu di kntak ku yah Rinzy cantik. Ternyata Rinzy bahagia minta ampun tadi karena Rudiks membalas smsnya
yang dari tadi siang ditunggunya.
Iya dsmpen, aku jg
sdh smpn no mu. Ngapain..??” balas Rinzy cepat.
Lgi tdrn smbil
smsan sma cwe cntik. Balas Rudiks.
Psti tu cwek mu
yo..?? maaf ganggu. :( jawab
Rinzy dengan ekspresi wajah sedikit ditekuk.
Aku gk pnya cwek
kali, hehe hnya sms dgn mu cantik :D. jawab Rudiks sedikit
meledek.
Jago ngegombal
yah,, ? :D jawab Rinzy. acara
smsan pun berlanjut hingga malam menyelimuti dunia. Hingga Rinzy terlelap dalam
tidurnya. Dan sembari alam mengganti malam dengan pagi yang indah.
***
Mentari pun mendapat tugas menjaga dunia
pada siang hari untuk hari ini. Semilir angin pagi dikota Malang yang terkenal
sejuk itu pun menyembunyikan semua agenda hari ini. Kicauan burung menambah
indah pagi itu. “Rinzy, kamu bawa motor sendiri yah,,” teriak mas Seno dari
garasi mobil.
“iya mas, siapin Rinzy mau berangkat sekarang”jawab
Rinzy sembari menyeruput susunya.
“iya bawel sekarang sudah jam berapa cepet
pergi sana..”gertak Seno sembari mengeluarkan motor dari garasi depan rumah,
menuju Rinzy yang sudah siap untuk berangkat kesekolah dan memulai aktifitas
hari itu.
“makasih jelek,, hehe.. “
“heh, nakal yah,, yasudah berangkat sana ntar
telat lagi, baik-baik yah..“ sembari mengacak rambut Rinzy.
“mas Rinzy berangkat yah dodo..“ Rinzy
berangkat sekolah, diperhatikan mas Seno sampai menghilang di pojok tikungan
kompleks rumah Rinzy.
Ramai seperti biasa dalam kelas pagi itu.
Rinzy duduk di sebelah Aya tiba-tiba mencium pipi mungil Aya. Aya tertegun
sejenak melihat tingkah rinzy yang aneh hari itu. “kamu kenapa zy? Kok baru nyampek langsung nyamber pipiku kayak
gitu., lama-lama kamu suka sama aku yah,,??” Tanya Aya sedikit menggoda Rinzy.
“kamu tau, tadi malem aku smsan sama Rudiks
loh,,”jawab Rinzy kegirangan.
“Rudiks,,,?? Siapa tuh Rudiks ??
selingkuhanmu yah..?? ayo ngaku ngaku cepetan,, kalo gak aku lapor sama Putera
loh.. !!” Tanya aya sedikit menginterogasi Rinzy.
“lapor ajah biar dia semakin cepet mutusin
aku. !”
“kamu gila yah zy. Cowok secakep putera
kamu rela diputusin. Kamu udah mandi kan tadi yang mau kesekolah..??” ngejitak
kepala Rinzy.
“aduhh,, sakit tau,,ndak usah ngejitak
kepala kayak gitu napa..!!, kalo iya aku mau putus sama dia kenapa..? jauh
lebih sempurna Rudiks kali, dari pada dia” keluh Rinzy.
“hayoo,, siapa Rudiks tuh,, ngaku gak kamu..??”
samber Ola yang baru datang dan menjewer telinga Rinzy.
“ aww,,, sakit bego’ .. lagian baru datang
juga langsung jewer, slamlikum kek gitu, ini malah dateng langsung jewer telinga
orang” sedikit Emosi. Ola yang baru aja datang dan masuk kelas itu langsung
nimbrung ke percakapan Rinzy dan Aya. Bel masuk pun berdentang mengharuskan
ketiga sahabat itu menunda pembicaraannya. Pagi itu pelajaran akuntansi
pengajarnya yang super duper kiler. “pagi…!!” sapa bu Tina.
“pagi juga ibu yang cantik juga manis
kembarannya breatney spears yang tak ada tandingannya di dunia ini.. ??” selalu
saja setiap ada pelajaran ibu kiler dikelas rinzy gak pernah ada yang namanya
anak gak diem. Semuanya berbicara sesuka hatinya.
***
“kita mau ketoko buku, trus ke butiknya
tante Eny, abis itu shoping di Matos, jalan-jalan, makan-makan di Quick , kamu
ikutkan zy..??” jelas ola panjang lebar tentang agenda yang akan mereka bertiga
biasa lakukan.
“maaf plend untuk saat ini aku gak bisa
ikut kalian jalan-jalan ato belanja dan apalah itu.“
“loh,, kenapa biasanya kan juga kamu yang
selalu ngajakin kita kok malah sekarang jadi gak mau ikutan gitu. Jadi gak
kompak kamu yah zy. Kenapa sih kamu zy, akhir-akhir ini kamu beda banget sama
Rinzy yang biasanya.” Tanya Ola keheranan.
“mungkin gara-gara Rudiks kali ya…??”
sambung Aya sedikit meledek dan segera menutup mulutnya dengan tangannya
sendiri.
“gak juga, tapi lagi males aja jalan-jalan.
Gak ada hubungannya sama Rudiks kali …!! Yasudah aku pulang ajah yah be happy
teman dadadah,,” jawab Rinzy lantas meninggalkan kedua temannya yang masih
heran melihat perubahan tingkah Rinzy.
“siapa Rudiks??”Tanya Ola kepada Aya,
setelah Rinzy pergi dan benar-benar menghilang dari pandangan ola.
“gak tau tuh dia sering aja gitu
nyebut-nyebut nama itu” jawab Aya sembari menjalankan motornya keluar gerbang
sekolahnya.
***
Beberapa bulan kemudian setelah rinzy
menolak ajakan hura-hura temannya itu, keluarga rinzy sedang mengadakan
tasyakuran mengingat lima tahun meninggalnya mas Lana. Rinzy membantu papa yang
sedang memberikan santunan kepada anak yatim, sedangkan mama membantu mbak ina
menyiapkan dan menyilahkan para undangan untuk mencicipi makanan yang telah
dihidangkan. Teman-teman rinzy turut berdatangan. Puterapun juga datang, tetapi
rinzy terlihat acuh tak acuh kepada putera. Tetapi putera malah mengambil
perhatian mama rinzy, itu hal yang paling menjijikan bagi rinzy. Rinzy melihat
papanya yang sangat bersemangat memberikan amplop kepada anak yatim itu. “pa,,,
capek ya…!”
“gak ikhlas kamu.?” Tanya papa Rinzy.
“bukannya gak ikhlas Paa tapi selain seru
juga sedikit capek paa..” jawab Rinzy enteng. Hapenya berbunyi ada pesan masuk.
Sore cantik,,
lagi apa nih...? Rinzy
membaca pesan itu dengan tersenyum.
Iya,sore juga cakep…
:D lagi adain tasyakuran mengingat lima tahun mas Lana Meninggal balas Rinzy cepat.
Tasyakuran…?
Mas Lana…? Maaf ya ganggu balas orang itu.
Iya, mas Lana kakak
pertamaku sebelum Mas Seno, gak ganggu sama sekali, aku juga udah capek nih…
:( balas
rinzy
Maaf lagi yah aku
gak tau… yasudah istrht dlu aj.
Iya sudah gak papa,
dari tadi minta maaf terus, emang lagi hari raya, maaf maafan terus..?? balas
rinzy guyon dan terlihat tersenyum geli melihat tingkahnya sendiri
Hehehe.. lcu jga
lama-lama, pengen deh… balasnya
Pengen apa..?? rinzy
penasaran.
Pengen apa yah…
pengen jadi penghuni…
Penghuni apa..??
penghuni di hati ku..?? hehe maaf balas
rinzy sembari menghampiri tempat duduk di ruang tamu itu.
Acara
tasyakuran berjalan dengan lancar begitu pula acara pendekatan antara rudiks
dan rinzy berjalan dengan lancar juga. Semua tamu dirumah rinzy tampaknya
berangsur-angsur pulang sedikit demi sedikit sampai akhirnya diruangan itu
hanya tersisa rinzy yang tak sadar bahwa hanya tinggal dirinyalah diruangan
itu, karena keasyikan dengan handphonenya.
***
Berapa bulan setelah tasyakuran itu. Dunia
gelap ditambah indah berselimut ribuan bintang yang menghiasinya, gadis cantik
itu terlihat sedang menenggelamkan mukanya dikedua tangannya, tepat di taman
depan rumahnya yang tinggi itu. Kemudian handphone yang berada di dekatnya itu
bergetar tanda ada satu pesan masuk, segera rinzy menjamah handphonenya aku dlu dah prnah
nembak kmu kli, tpi kyaknya gk mmpan tuh,, kasian aku,, :( isi sms Rudiks. Rinzy tersenyum membacanya,
ya dlu, cba ja skrng
,,:p balas
Rinzy cepat dan kembali keposisi menenggelamkan mukanya di kedua tangannya
Oky, aku itu hnya
orng biasa, aku sayang kmu, aku ska sma kmu, mw gk jdi pcar ku,,?? Balasan itu membuat Rinzy sedikit menahan
tawa yang siap untuk meluncur.
Masih gak mempan
tuh,,:p balasnya.
Aduh pluruku tnggal
stu,, yg ni hrs mmpan,, Rinzy cantik, aku syng kmu mw gk jdi pcar ku..??. Rinzy tertawa senang melihat bacaan yang
tertera di handphonenya itu
Nah gtu donk,,
sbnrnya aku jga dah lma ska sma kmu,, aku jga syang kmu,,:* balas Rinzy sambil memeluk boneka Teddy
yang tak kalah imut dengan dirinnya.
Yeee,,, mksih aku
syang kmu. Jdi kta pcrn nih skrg..?? balas Rudiks.
Mnrut kmu gmna..?? balas Rinzy.
kmu sii nanyak aku,
yaiylah kta itu pcran hehe,,,balas
Rudiks. Rinzy dan Rudiks pun telah tenggelam dalam asiknya sms, hingga
menghantar rinzy terlelap dalam kebahagiaan malam itu di kursi taman, hingga
mas seno harus menggendongnya masuk kekamarnya. (huh.. dasar rinzy..)
***
Pgi syng,, dah
bngun belum..?? Rinzy
membuka pesan itu dengan raut muka yang manyun karena terpaksa membuka mata
sepagi itu.
Pgi jga, udh put. Oia,
Aku pngn ntar siang ktmu kmu, aku mw ngmong sma kmu da yg pnting,
ya mw ktmu dmna..??
knpa g ditlfon aja syg…?? Apaan siih..?? balasan putera
G ku g bsa jlsin di
tlfon, kta ktmu di taman aja ntar siang kan ada wktu yaa..??
Oke,iy ku da wktu,apa
sii yg g bwt kmu. aku jmput kmu yah..??
Gk usah aku bwa
mtor sndiri ja, ktmu jm 9yah ku tnggu kmu disna.
Jam 08:45 Rinzy berangkat dari rumahnya
menuju taman alun-alun kota. Sesampainya disana terlihat beberapa anak sedang
asik bermain. “Hai Rinzy cantik..?” sapa salah satu teman Putera yang kebetulan
juga teman Rinzy.
“hai juga, ada Putera gak..??” Tanya Rinzy
sedikit tersenyum.
“aduh beibeph mu belom dateng tuh, ooohh
itu tuh dia sudah dateng,” sembari menunjuk Putera yang akan memarkir motornya.
“hai sayang,, !” sapa Putera.
“hai juga” sembari menuju Putera yang masih
terlihat memarkir motornya.
“ada apa sayang, kayaknya ada yang penting
gitu.?” Tanya Putera.
“aku mau kita udahan yah..??!” terang Rinzy
berusaha tenang.
“maksud kamu yank,,??”sembari memandangi
wajah Rinzy yang sedikit memerah karena tidak terbiasa dengan keadaan mencekam
seperti itu.
“iya, aku mau kita udahan, kalo masih nggak
ngerti aku mau ‘PUTUS’ dari kamu. “ jelas Rinzy sedikit menggertak Putera dan
tetap menjaga sifat agar tidak ikut kacau
“tapi kenapa kamu mau putus dengan ku,
perasaan kita nggak ada masalah apa-apa deh, hubungan kita baik-baik ajakan.
Dan sekarang tiba-tiba minta putus tanpa sebab kayak gini. “terang Putera
sembari menggenggam tangan dan memandangi wajah Rinzy.
“iya sih tapi aku udah ngerasa nggak cocok
aja sama kamu.” jawab Rinzy sedikit grogi.
“apa mungkin kamu sudah ada yang baru
ya..?? siapa..??” Tanya Putera dengan emosi, dan terlihat sedikit air mata yang
hanya menunggu untuk meluruh di pipi putera.
“nggak kok gak ada yang baru, udah.
sekarang udah jelas aku putus dengan mu, aku mau pulang.” Jawab Rinzy sembari
bergegas meninggalkan Putera.
“Rinzy, kamu egois ya, gak ngasik kesempatan
buat aku memperbaiki diri.”teriak Putera, yaa,, air mata putera benar-benar
telah luruh, dan secepatnya putera menghapusnya.
“terserah kamu aja” jawab Rinzy sembari
meninggalkan putera. Teman putera pun hanya ternganga melihat temannya putus.
Dan putera menggeram, menyesal, dendam dengan kejadian itu.
***
“dia
marah karena aku gak bales smsnya, aku dapet hukuman sayang push up tadi,
jangan ngambek donk..” status
facebook Rudiks saat ini. Rinzy tidak membalas sms Rudiks lagi setelah beberapa
lama Rinzy menunggu nya. Ternyata bukan karena Rudiks tidak ingin membalas
smsnya tapi karena Rudiks dikenak hukuman Push up 20 kali. Karena ketahuan
smsan dengan Rinzy saat acara penyampaian teori di gerakan Pecinta Alam
disekolah Rudiks berlangsung. Syg aku tdi kna hkuman pushup, bkn krna aku g mw bls
sms mu. Ketik
rudiks sembari keluar dari gerbang sekolahnya tercinta.
Hanya alasan
kan,,?? Balas Rinzy cuek.
Sumpah ynk, aku tdi
kna hkuman gra2 ktauan bls sms mu Balas Rudiks setengah berharap Rinzy menghentikan aksi ngambeknya.
Ooh, ysdah gk ush
bls lgi yah.
Aduuhh.
Terserah west, jawab rinzy cuek. Tak tahan dengan keadaan
yang terus-terusan Rinzy seperti tidak mau memaafkan Rudiks, Rudiks akhirnya
menelfon nomer Rinzy. tuuut… tuuut…
tuuut… maaf nomer yang anda tuju tidak dapat dihubungi,, “aaarghh kenapa di
Reject sih,, susah punya cewek jauh suka ngambek kayak gini” gerutu Rudiks. Yank, jgn diemin
aku kya gni donk, knpa tlfon ku direject..?? ketik Rudiks dengan kecepatan tangan melebihi
kapasitas.
“haloo.??
jamur,, masih marah sama brokoli..??” Tanya Rudiks sembari membenarkan duduknya yang tadi
setengah tiduran di kursi pojok depan televise, jamur dan brokoli adalah
panggilan sayang mereka berdua.
“iya,
jamur masih marah sama brokoli, jamur tadi nunggu brokoli bales sms nya jamur
sampe jamurlumutan, boring sendiri di kamar, brokoli jahat yah sama jamur,,,” jelas Rinzy di kejauhan.
“jamurrr,,
tadi bukannya gak mau belas sms nya jamur, tapi brokoli tadi kenak hukuman sama
senior gara-gara brokoli ketahuan sedang bales sms tadi. brokoli disuruh phus
up 20 kali, mana tega brokoli ninggalin jamur sendiri,,,,” jelas rudiks.
“yayaya,,
itu terus jadikan alasan,,,”
bantah Rinzy kurang percaya dengan pengakuan Rudiks.
“jamur
sayang lagi ngapain..?”
Tanya Rudiks mengalihkan pembicaraan.
“gak
usah lari dari masalah deh..”
guyon Rinzy yang sudah sedikit percaya dan sedikit menggoda.
“sayank
ahh,, percaya donk,, aku bicara beneran tadi kenak hukuman. Aku tuh gak bakalan
ninggalin kamu selagi aku masih bisa nemenin kamu sumpah..” jelas Rudiks susah payah agar Rinzy bisa
benar-benar percaya.
“iya
baweell aku udah percaya dari tadi kok,, tadi Cuma guyonin bawel aja ,,”terang Rinzy sambil tertawa. Bawel juga
panggilan sayang mereka berdua.
“uuuuhhh
sayank guyon terus ah,, kalo ada disini udah tak jewer kamu,, ngapain kamu
yank…?” Tanya Rudiks.
“aku
tiduran, lagi nelpon kamu nih,” goda Rinzy.”
“terus…?
“kok
tadi kamu dihukum pushup emang bisa pushup..? goda Rinzy.
“
push up itu bagiku sudah kebiasaan lagi” jawab rudiks diseberang.
“cieelaa,,
kebiasaan, yank gak mau bobok kamu, aku ngantuk nih,,”keluh Rinzy.
“yuk
bobok yuk,,”ajak Rudiks
menggoda.
“ayuk,,
dadah sayank aku sayang kamu, jamur sayang brokoli bawel…” Rinzy pamit.
”ya
sayank, aku juga sayang kamu brokoli juga sayang jamur bawell” sembari mematikan teleponnya.
***
Sore-sore setelah pulang sekolah enaknya adalah
jalan-jalan di deket alun-alun sungguh hal yang begitu menyenangkan, tapi tidak
untuk rinzy, rinzy sedang asyik dalam mimpi indahnya. Sore itu Rinzy diajak
Rendi teman Putera yang selalu bersama Putera, bangun tidur Rinzy mendapati
banyak pesan masuk di handphonenya. Zy, ntar ikt aku yah bli kdo bwt cwek q, Lia
ultah bsk aku gk tw hrs bli apa, kmu kan cwk mngkin kmu bs bntu aku. Yaahh,
itung2 ngilangin boring gtu. Isi
pesan Rendy.
Iya ren maaf, aku bru bngun tdr. Jam brp..?? balas Rinzy.
skrg aku mw jmpt kmu
yah.. balas Rendy.
Aku mau mandi dulu
yaa… balas Rinzy
lalu bergegas ke kamar mandi. Setelah mandi, Rinzy bergegas ganti baju dan
mulai mendandani dirinya sebisa mungkin. Bunyi motor Rendy pun sudah terdengar
keras di lantai bawah alias di halaman rumah Rinzy. “adduhh, udah dateng lagi
tuh anak” gerutu Rinzy dan mempercepat aktifitas siap-siapnya
“mbak Rinzy ada mas Rendi mbak” panggil
mbak Ina.
“iya mbak ntar lagi” teriak Rinzy merespon
panggilan mbak Ina. Sedangkan dibawah Rendi asik berbicara dengan Mas seno yang
sedang menyuci mobil Jazz merah hati.
“mau kemana Ren..?” Tanya mas seno kepada
Rendy.
“mau diajak belanja mas, cewek ku ultah mau
beli kado kan lebih baik aku ngajak Rinzy dia kan cewek lebih tau apa yang
diinginkan” sembari jongkok disamping mas seno.
“udah pamit kan sama Putera..??” guyon mas
seno.
“hah,,?? Mas belom tau, mereka udah putus
kali mas lama udah putusnya” terang Rendi.
“ooh, putus kok Rinzy gak cerita apa-apa
yah..??” mas Seno heran, sembari menyembunyikan wajah yang penuh Tanya, kenapa
Rinzy gak cerita kepada dirinya dan kenapa juga dia putusin Putera. “yuk
Ren,,!” ajak Rinzy sembari berjalan mendekati mas Seno dan Rendi.
“wuihh,, cantik bener kamu Zy… mas aku bawa
Rinzy nya dulu yah..!!” Rendi pamit.
“dadah Seno jelek.. bleeekkk.” Guyon Rinzy
kepada masnya.
***
Selepas adzan magrib berkumandang Rinzy
bergegas mengambil wudhu’ serta mukenahnya guna menunaikan sholat Maghrib. Di
musola bersama mas Seno dan mbak Ina, Rinzy menunaikan sholat dengan khusyuk.
Setelah selesai sholat Rinzy berlari menuju kamar nya yang menjadi tempat
favoritnya setiap saat dan tak luput dari aroma keju yang khas. Setelah sampai
diambilnya handphone yang ada di meja belajarnya, lalu mengetik pesan singkat
yang ditujukan kepada Rudiks. udah sholat belum yank,,?? Sembari berbaring melepaskan penat yang
ada. Mas Seno membuka pintu kamar Rinzy. “ada apa mas..??” Tanya Rinzy heran.
“kenapa kamu putus sama Putera, dan kenapa
juga kamu gak cerita sama aku..??” Seno menginterogasi dengan galak
“yaaaa… karena aku sudah bosen ajah sama
Putera, dan capek sama Putera. Masalah aku gak cerita sama mas itu karena rinzy
tau mas bakalan nanyak panjang lebar dan nasehati aku luas-luas dan aku males
dengernya.” Jelas Rinzy se enaknya
“setidaknya kamu tanya dulu sama mas,
mungkin mas bisa bantu kamu, dan juga mas itu nasehati kamu panjang lebar itu
agar Rinzy nya mas Seno gak salah pilih jalan,,,” jelas mas Seno sembari
mengelus rambut Rinzy yang halus.
“iyaaa,, lain kali Rinzy minta pendapat mas
Seno dulu dehh,.”jawab Rinzy penuh sayang
“berarti kamu sekarang jomblo alias lagi
lajang alias lagi sendiri alias lagi gak punya cowok donk…”
“kok banyak aliasnya sih mas..??punya donkk
alias masih banyak stoknya,, masak Rinzy Dwi Fitra Hariza putri bungsu mama
Dina dan Papa Haris gak punya cowok sih..”jawabnya
“siapa..?? orang Madura itu..??”
“yupss,, betul banget,, mas pinter dehh”
“kapan jadiannya..??”
“kemarin pas tanggal 08 juli hehe” jawab
rinzy santai dan meledek
“awas yah,, hati-hati dengan hubungan mu,
apalagi dia tuh orang yang jauh dari kamu, kamu perlu mengenalnya lebih dari
kamu mengenal biasanya” nasehat Seno
“sips.. oke boss bawel” jawab Rinzy sambil
hormat kepada mas seno, lalu mas seno mencubit pipi Rinzy.
“auuuww.. sakiitt..” jerit rinzy
“biarin adek ku yang nakal juga bandel”goda
seno
“huuhh…” seru Rinzy
“yasudah mas ke kamar dulu mau nyelesain
tugas kuliah banyak banget. Kamu kalo mau bubuk, bubuk ajah biar besok
ngebanguninnya gak ribet”
“iyaaa” Rinzy patuh
***
“mas Rinzy gak usah ikut ajah yah ke
Lamongan besok” keluh Rinzy
“kenapa gak mau ikut kan udah kewajiban..”
“Rinzy males soalnya barengan sama sekolah
Putera juga”
“gak pokoknya kamu harus ikut, apalagi kamu
yang ngusulin acara itu ke daerah Lamongan”
“iya tapikan…”
“gak ada tapi-tapian pokoknya harus ikut”
bentak Seno
Rinzy merasa dadanya sesak, dan akhirnya
air matanyapun menetes tanpa ia sadari dia menangis di depan Seno. Karena dia
kira dengan menangis Seno bakalan luluh hatinya, karena senjata andalan Rinzy
yang bakalan membuat Seno luluh hanyalah air matanya.
“gak usah nangis, aku gak bakalan kasian
sama kamu” bentak Seno
Bentakan itu diikuti dengan bantingan
sendok Rinzy, lalu Rinzy pergi meninggalkan Seno sendiri masih tetap dengan
makan malamnya. Seno merasa sedikit kasihan kepada Rinzy, Seno merasa sudah
terlalu memaksa Rinzy untuk itu semua. Setelah makan malamnya selesai Seno memanggil mbak Ina. “mbak,,
bantu Rinzy buat masukin baju ke ranselnya untuk ikut acara latihan gabungannya”
“iya mas,,”
Mbak ina berlari kecil menghampiri kamar
Rinzy. tok… tok… tok… “mbak Rinzy.. mbak Ina mau masuk yah,,,”
“mau apa..??” bentak Rinzy dari dalam
kamarnya.
Mbak ina membuka Pintu dengan pelan. “mana
baju yang akan dibawa..?” Tanya mbak Ina
“tau deh mbak,, Rinzy gak mau ikut kegiatan
itu…” pinta Rinzy.
“yaaa,, mau gimana lagi mbak ,, jalani aja
seperti biasanya mbak,,, mbak yang sabar aja yah…”nasehati mbak Ina
“adduuhh terserah deh” Rinzy menutupi
mukanya dengan bantalnya.
Pagi-pagi sekali tepatnya jam enam pagi
mobil Jazz merah hati sudah berderu. Dengan kemalasan tingkat tinggi, Rinzy
mulai menuruni lantai tangga rumahnya. Mata Rinzy terlihat merah, sangat jelas
kalau dia baru saja berhenti nangis dari semalam sehabis. “cepetan sayang..
ntar tertinggal busnya lho” sapa Seno.
Mata Rinzy hanya memandangi senyuman seno
yang khas lesung pipit di pipi kirinya dengan rona mata yang tak biasanya.
Rinzy tetap dengan manyunnya.
“jalani aja wong Cuma sepuluh hari juga
kan, baik-baik disana yah, kalo ada apa-apa cepet kasik kabar” nasehat Seno
dalam mobil.
Ramai sekolah Rinzy, menunggu
pemberangkatan rombongan Peserta latihan gabungan dan persahabatan antar
sekolah. Rinzy membuka pintu mobil dengan malas. Terlihat hanya Aya yang
menghampiri Rinzy. Aya mengenakan baju hijau pupus dengan celana jins berwarna
biru muda yang terlihat manis. “hai sayang siap untuk memulai sepuluh hari
kedepan,..??” Tanya Aya.
“gak siap” jawabnya cuek.
“kok gitu, baju mu bagus, pas banget sama
karakter mu, jadi terlihat sedikit lebih cantik dari biasanya” goda Aya,
melihat penampilan Rinzy. Rinzy mengenakan celana jins hitam dengan atasan kaos
berwarna Merah dengan gambar huruf R besar berwarna hitam dan di hiasi jepitan
cantik di rambutnya.
“makasih, Ola mana..??”
“yang bener aja kamu nanyain Ola, dia kan
gak ikut dia kan paling males sama yang namanya latihan gabungan sayang,
apalagi Riko kan gak ikut, kesana yuk…” menunjuk kerumunan cowok yang sedang
asyik berbicara.
“oia Ola gak ikut enak tu anak, yuk..”
sembari meninggalkan mobilnya.
Mata Rinzy terbelalak melihat siapa yang
sedang memberikan penjelasan kepada teman-temannya dalam kerumunan cowok-cowok
itu. Rinzy berhenti berjalan, Rinzy hendak berbalik lalu suara itu berhasil
mencegah langkah Rinzy untuk tidak diteruskan.
“Rinzy,,, kamu ikut juga kegiatan ini,,??”
“iya”
“cantik banget kamu memakai baju itu, aku
suka banget”
“makasih” dengan nada cuek
“cuek banget… dengan siapa sekarang…??”
“kenapa nanyak gitu…??” mata rinzy
membelalak
“yaiya aku pengen tau aja orang yang udah
buat kamu mutusin aku, dan lebih memilih dia dari pada aku…”
“pengen tau..?? gak usah deh malu kalo kamu
tau, karena dia lebih mulia dari pada kamu” menunjuk muka putera.
“waaaw,,, Rinzy bahasamu bagus banget, akan
aku cari tau meski kamu gak mau ngasih tau…”
“terserah” sembari meninggalkan cowok itu.
Mas seno menggelengkan kepala melihat
tingkah Rinzy kepada Putera tadi, Rinzy menghampiri mobilnya dan membuka pintu
mobilnya untuk mengambil ranselnya. Terlihat para siswa berlari menuju bus yang
akan mengantarkan mereka ke tujuan. “hati-hati disana, jaga diri baik-baik”
“ya,,, nitip mama…” mencium tangan alias
bersalaman kepada mas Seno.
“Rinzy ayuk cepet gak dapet tempat duduk
ntar kamu” panggil Aya.
Rinzy berlari menghampiri Aya. “mau di bus
yang mana..??” Tanya Rinzy kepada Aya
“tuh” menunjuk bus yang di parkir tak jauh
darinya dan terlihat bus itu sudah banyak penumpangnya.
Rinzy menaiki bus itu dan melihat
sekitarnya, semua tempat duduk di bus itu sudah di penuhi dan hanya tinggal
satu tempat duduk yang tersisa, Aya sudah duduk di sebelah Uki cowoknya. Dan
tempat duduk kosong itu tepat disebelah Putera. Rinzy tetap berdiri berharap
ada yang rela menukar tempat dengannya. “Rinzy masih nungguin apa..?? ayo cepat
duduk” bentak guru Pembina. Rinzy tersentak melihat Putera tersenyum meledek,
dan bangga dengan kemenangannya. Dengan langkah yang berat Rinzy menghampiri
tempat duduk itu. “sips,, aku menang” sapa Putera meledek Rinzy.
Tapi Rinzy tetap menganggap tak ada suara
yang menyapanya, sembari bus itu melaju. Kesal dengan semuanya Rinzy merogoh
handphone di Ranselnya. Dan memulai mengetik sesuatu disana. Boriiiiiinggg,, nyebelin
benget deh hari ini… pesan
itu dia kirimkan pada Rudiks.
Knpa syg..?? balasannya.
Gak tau deh gelap jawabnya. Merasa Putera tak dianggap, Putera
memutuskan untuk menyentuh tangan Rinzy yang tepat berada di pangkuan Rinzy.
“hei, aku kangen megang tangan mu” goda Putera. Rinzy berusaha melepaskan
genggaman yang kuat itu.
“lepas gak…” bentak Rinzy.
“gak” tangan Putera semakin kuat
menggenggam tangan Rinzy.
“Put… lepas sakit tau…”
“ups maaf kekencengan yah, habisnya tangan
mu lembut banget jadi gak kerasa kalo aku lagi memegangnya…”
“gila loh..”
“wisss,,, asiik gituh bicara mu jadi makin
sayang Puteranya” sembari mendekatkan wajahnya ke wajah Rinzy.
“waaah,, parfummu enak banget jadi pengen
nyium” goda Putera
“gila loh, awas kalo ngapa-ngapain,,,”
“kalo aku mau cium kamu gimana,,,?? Awww,,,
” terlihat Rinzy mendorong muka putera berharap wajah putera yang pas di depan
matanya menjauh.
“pak,,, Rinzy gak mau duduk sama anak
ini,,, Rinzy mau tuker tempat” teriak Rinzy kepada pembinanya.
“sudah lah duduk” keluhan Rinzy terlihat
diabaikan oleh pembinanya.
“yeesss,, kamu tuh masih milikku meski kita
tuh sebenernya sudah putus alias gak ada hubungan yang berarti” melingkarkan
tangannya dipundak rinzy yang segera rinzy membuang nya
“diemm kamu..!!” sembari mengambil Ipad di
ranselnya dan memakainya.
Putera pun tak berhenti menggoda Rinzy,
terlihat Putera berusaha memegang tangan Rinzy kembali, tapi semua itu sia-sia.
Terlihat tangan Rinzy sibuk mengetik balasan dari Rudiks. Perjalanan itu sepi
senyap karena hampir semua penumpang itu tertidur.
Beberapa lama kemudian guru Pembina berdiri
di antara tempat duduk dan mengumumkan sesuatu “ayoo,, kita sudah hampir sampai,,
bangun,,bangun,,,” teriak guru Pembina
Terlihat semua penumpang disana sini
membuka mata dengan pelan.
“kita disini bakalan latihan gabungan jadi
kita disini membawa nama baik sekolah kita masing-masing, jaga kesopanan,
jangan buat dan cari masalah. Kalian disana akan dibagi beberapa tim, dan satu
Pembina. Yang ada apa-apa langsung Tanya kepada pembinanya masing-masing…yuk
turun dan cari tempat yang teduh untuk mendengarkan intruksi selanjutnya…”
jelas Pembina itu.
Semua penumpang dalam bus itu turun satu
persatu dan mencari-cari tempat yang pas untuk menunggu beberapa bus yang belum
sampai.
Beberapa lama kemudian semua peserta telah
berkumpul dibawah pepohonan yang rindang dan mendengarkan intruksi dari
Pembina. Lalu pembagian tim, dalam satu tim terdiri dari dua laki-laki satu
Pembina. “pembina bapak Lucky asmoro, ketua tim dipimpin Putera judika dan
anggotanya adalah Ilsyah Resha Anggara, Irma Anggraeni,Dyah Pitaloka.”
Harap-harap cemas Rinzy berdoa agar dia tidak masuk dalam kelompok kerja itu, “Rinzy
Dwi Fitra Hariza, “ jelas pembinanya, mendengar namamanya disebut Rinzy merasa
seisi dunia itu berubah menjadi wajah Putera dengan raut muka mengejek Rinzy.
“cari tempat yang pas untuk merembukkan nama kelompok yang anda sukai lalu
tulis di selembar kertas dan anggotanya, kelomppok kedua ….”terang bapak
Hidayat.
“yuk kesana” ajak Putera pada kelompoknya.
Semua anggota kelompok itu mengikuti
langkah Putera menuju satu tempat yang sedikit meneduhkan, lalu ketiga anggota
itu duduk melingkar, langkah Rinzy terasa berat dengan terpaksa Rinzy duduk di
samping Resha, tak lama kemudian Putera duduk di samping Rinzy, hendak Rinzy
pindah tempat tapi ditahan oleh tangan Putera yang segera memegang tangannya.
“duduk,,,” bentak Putera.
Dengan patuh dan tak berkata apa-apa Rinzy
duduk kembali. “kita disini satu tim, kita mungkin belum sepenuhnya kenal satu
sama lain karena sekolah kita berbeda, kenalkan nama saya Putera Judika kelas
XI ipa 3 di SMA negeri 3 Malang, disini saya menjabat sebagai ketua tim, sebut
nama dan kelas anda satu persatu”
“nama saya Dyah Pitaloka kelas X TKJ 1 SMK
negeri 2 malang”
“nama saya Irma Anggraeni kelas XI TKJ 1
SMK negeri 3 PGRI Malang”
“nama saya Ilsyah Resha Anggara kelas XI
ipa 4 SMA negeri 3 Malang”
Terlihat Rinzy manyun, diam bengong,
melamun, Rinzy tersentak saat dia di pukul pundaknya oleh Resha.
“nama saya…”
“nama saya…”
“Rinzy Dwi Fitra Hariza kelas XI TKJ1 SMK
negeri 3 PGRI Malang, saya orangnya egois, tidak memberi kesempatan kepada
orang yang menyayangi saya, saya juga manja, keras hati, tapi kelebihan saya
karena kecantikan saya, dan juga kapten tim basket di sekolah” potong Putera
yang membuat Bad mood Rinzy memuncak.
“jangan bawa-bawa masalah kita kesini yah,
aku gak suka” bentak Rinzy
“hak saya berbicara di depan umum, karena
saya ketua tim disini”jelas Putera dengan kemenangannya.
Rinzy hanya diam. “sekarang kita bicara
kelompok kita, nama apa yang pas untuk kita disini…ada yang sudah dapat nama
yang unik…??” Tanya putera
“bagaimana kalo namanya Azhimuth”usul Resha
“dickudicks ajah” Dyah memberi usul
“DIAM” bentak Rinzy, bukan karena Rinzy
mengusulkan nama itu tapi dia terlalu capek mendengarkan semuanya, dia muak
dengan keadaan yang seperti itu.
“nah aku lebih suka nama kelompok kita tuh
DIAM.”samber Putera.
“iya setuju, unik penuh makna,,” Resha
menyetujui.
Rinzy hanya diam tak berkomentar. Pembina
menghampiri kelompok itu dan menjelaskan pembagian kamar tidur disana. Dikamar
tidur satu kamar terdiri dari enam orang.
“rembuk nama kelompoknya sudah…?? Sekarang
bapak bakalan bacain susunan kamar tidur di penginapan ini, cewek kamarnya di
bagian utara satu kamar enam orang, Rinzy, Irma, Dyah, kalian di kamar 2.
Sedangkan yang cowok di sebelah utara kamar cewek, putera dan Resha di kamar 1…
sudah jelas,,,?? Sekarang silahkan masukkan barang-barang kalian ke kamarnya
masing-masing, dan istirahat nanti malam acara pembukaan akan dilaksanakan”
jelas pak Hidayat.
“aku pengen pulang…” keluh Rinzy.
“pembukaan masih belum loh sayang…”Aya menenangkan Rinzy, ternyata Aya satu kamar dengan Rinzy.
“pembukaan masih belum loh sayang…”Aya menenangkan Rinzy, ternyata Aya satu kamar dengan Rinzy.
***
Acara pembukaan dilaksanakan dengan hikmat
oleh seluruh peserta latian gabungan malam itu, tapi tidak bagi Rinzy, dia
merasa dia kurang bersemangat karena disitu ada Putera cowok keras kepala yang
selalu ingin menang sendiri. Sayank,,, pesan singkat dari Rudiks yang sedikit membuat Rinzy
lebih baik,
sayaaaankk,, kmna
ja si dr td aku nungguin sms mu yank,,, gk tw ap, klo aku lgi sbel bnget hri
in.. balasnya cepat.
Maf syg, aku td dpt
tgas ngtik dri guru, gak tw pas liburan kali gru tuh.. sayank ngpain skrg..??
terang rudiks.
Lgi di Lamongan,
ltyn gabngan dgn skloh lain, yank.,,, dsni da Putera lgi. Jawab Rinzy.
Who is he..?? Tanya Rudiks.
Oia, km blm tw ya
syg…???.tanya rinzy yang
sedikit merasa bersalah.
Ya ku blm tw sypa
Putera?? Tanya Rudiks sedikit
curiga dan merasa gak enak hati.
Tp km jgn cmbru yah,,,
:). guyon
Rinzy.
Ahh,, syg ayo cpt
siapa tu Putera. Km blg gtu aj ku dah cmbru ni…!! Jawab Rudiks sedikit memaksa
Putera itu mntan
pcar ku, yang nyebelin …… (bla…bla.. bla…) jelas Rinzy.
hah..?? sdh mntn
kan yank…??
Tp kyaknya Putera bkalan ngjar kmu deh yank, klo siftnya kyak gtu.. aku tkt
khilngn km yank.. Jawab Rudiks
dengan kecemburuan yang memuncak. Acara smsan pun berlanjut hingga larut malam
menylimuti dunia.
***
Sudah hari ke delapan, Rinzy sudah mulai
cair dengan keadaan. Dan hari kedelapan inilah semua peserta diwajibkan
mengikuti kegiatan Cinta Alam, yaitu satu kegiatan dimana setiap tim dipimpin
ketua tim akan berjalan ke hutan rimba guna mengetahui keagungan sang pencipta
dan menikmati indahnya alam ini. “yuk…kita lanjutkan perjalanan lagian udah
hampir sampek ke lokasinya” ajak Putera, yang sedari tadi menemani anggotanya
istirahat.
“yuk,,, semangat pasukan DIAM…” jawab
anggotanya, kecuali Rinzy yang sudah terlalu lelah melakukan perjalanan yang
jauh dan mendaki itu. terlihat mata Rinzy tertutup rapat dan wajahnya pucat,
semua anggota sudah setengah berjalan yang dipimpin Putera.
“Hei,,, kelihatannya Rinzy masih lelah
nih,,,” teriak Dyah memberi tahu temannya yang didepan memimpin. Putera melihat
Rinzy masih duduk lemas, setengah tak percaya. Putera membalikkan badan
menghampiri Rinzy.
“bangun lahh,, jangan sok kamu,,, ayo
bangun… aku tau kamu pasti pura-pura bangun Rinzy manjaa…” gertak Putera pada
Rinzy sambil menepuk pipinya. tapi mata Rinzy tetap tertutup rapat tak sedikit
pun membuka matanya. Kepala Rinzy terjatuh dari sandarannya hingga menekuk.
“aduhh,, nih anak gak sadar lagi…” putera
terkejut, panik serta merasa menyesal karena telah menggertak Rinzy tadi.
“Rinzy,, Rinzy sayank,, cicinnta,, bangun
rewel… manjaaa,, jelekk,, banguunn…” Putera mencoba membangunkan Rinzy yang tak
sadarkan diri, dengan memanggil panggilan sayangnya saat masih berhubungan
dengannya.
“nunggu Rinzy sadar atau kita akan
ketinggalan rombongan itu terlalu jauh”
Tanya Resha.
“yasudah Rinzy aku gendong, sedangkan kita
tetap harus melanjutkan perjalanan, Resh ransel ku titip sama kamu, Dyah ransel
Rinzy kamu yang bawa yah…” menginteruksi temannya.
“sips…” jawab Resha dan Dyah kompak.
***
Sampailah rombongnan tim Putera ke pos 3
yang letaknya di pusat hutan Rimba. Sebagian peserta segera menghampiri
rombongan itu dan membantu membawakan ransel tim Putera yang tampak masih
lelah, Rinzy lagsung ditangani medis pos 3.
“Rinzy kenapa….” Tanya Aya khawatir yang
sudah sedari tadi menunggu Rinzy.
“dia kelelahan mungkin..”jawab putera.
“kamu gimana sih put kok gak jagain dia,,,”
“bukannya gak dijagain. Aku udah merhatiin
dia banget tapi mungkin udah terlalu lemah kali fisiknya jadinya tadi pas waktu
istirahat dia hilang kesadarannya, dia juga gak suka aku perhatian sma dia…”
terang Putera. Terlihat Aya berlari kedalam pos untuk melihat keadaan Rinzy.
“sayank,, bangun,, kamu baik-baik aja
kan…??” sapa Aya meski Rinzy tak sekalipun membuka matanya. Handphone Rinzy
berdering tanda ada panggilan masuk, diambilnya handpone Rinzy, terlihat SENO
BAWEL menghubungi Rinzy, Aya langsung menjawab panggilan itu.
“halo,, kenapa mas ini Aya..”
“Rinzy mana…??”
“ada nih mas masih istirahat baru aja
nyampek..”
“kasikkan Rinzy dek…”
“eeh,, anu,, itu mas” Aya terlihat mencari
alasan yang tepat agar Seno tidak tahu kalau Rinzy lagi pingsan.
“kemana dek kok gitu jawabnya…??
“itu mas,, anuu,, eeh,, Rinzyy…”
“iya Rinzy kemana,, kenapa dengan Rinzy.”
seno panik
“Rinzy… Rinzy… Rinzy,,, pingsan tadi
terlalu capek,, tapi sekarang udah di posko kesehatan kok jadi mas Seno gak
usah khawatir.” Jelas Aya menenangkan Seno.
“aduhh,, terus gimana ituh..??”
“ya nunggu Rinzy sadar mas,, entar mungkin
dia sadar, hanya terlalu capek aja, mas tenang ya…” Aya menenangkan mas Seno.
“hmm,, iya dek,, tapi mas minta tolong
tetep jagain Rinzy yah… soalnya yang waktu pemberangkatan mas berantem sama
Rinzy. yasudah dek mas tutup dulu telponnya ntar kalo sadar kasik kabar Mas
yah..!!”
“iya mas…”
Aya terlihat sedikit tenang dengan
kekhawatiran mas seno yang sudah teratasi, dan Aya juga sedikit bingung kenapa
tadi seno mengatakan kalo dia lagi berantem sama Rinzy. handphone Rinzy berdering
kembali tanda satu pesan masuk. Aya bingung mau buka atau mau dibiarkan, Aya
memutuskan untuk membuka pesan itu. “sayank” sayank,, kamu ngapain..???”. pesan itu semakin membuat Aya terjebak
dengan kehidupan sahabatnya itu. satu nama di kontak handpone rinzy yang membuat Aya ingin tau siapa pemilik
nomer handpone yang bernamakan sayank
itu. terlihat putera menghampiri aya yang duduk disamping Rinzy. “Hehh,, gimana
nih anak sudah mendingan..??”
“sudah tadi dia sudah sadar tapi mungkin
sangat lelah dia tidur lagi…”
“bagus deh kalo dia sudah sadar”
“kamu tadi sms Rinzy…?” Tanya Aya sedikit
berbisik.
“mau sms pake idung lu,,, hape ku ada di
ransel tuh, ransel ku masih gak tau dimana…!, emang ngapain sms dia wong gak
bakalan dibales juga sama dia”
“oooo,, berarti bukan kamu kan…?” Tanya aya
memastikan
“iya dodol,,, kenapa sih kok nanyak
gitu..?? itu hapenya dia kan…??” menunjuk hape yang di genggam Aya.
“aku Cuma nanyak, iya nih hapenya Rinzy
tadi mas seno telfon”
“aku pinjem, Cuma mau liat-liat aja” pinta
putera
“jangan gak enak sama orangnya…”
“aduhh,, ayolah,, mana”
“jangan putera” sedikit membentak, sehingga
Rinzy terbangun dari istirahatnya.
“hai,,, sudah mendingan..??” sapa putera
“hmm,, iya” jawab Rinzy lemah.
Terlihat sang fajar mulai terbenam, yang
tak lama lagi akan merubah atap dunia berwarna hitam gelap. Hawa dingin alam
yang indah ini semakin menambah nikmatnya waktu senja para peserta latian
gabungan yang sebagian besar merasa capek.
Terlihat rinzy dan aya sedang menikmati mie
ayam buatannya. Dan putera terlihat menghampiri mereka berdua.
“mau ayam bakar,,,??” Tanya putera kepada
rinzy dan aya karena putera tau ayam bakar adalah makanan favorit rinzy.
“aku mau” aya mengambil sepotong ayam bakar
di nampan yang di bawa putera.
“kamu sayang…??” Tanya Putera kepada Rinzy.
Rinzy seakan tidak mendengar tawaran Putera, dia tetap sibuk dengan tombol
handponenya yang tak henti-hentinya dia memencetnya.
Terlihat Rinzy senyum-senyum sendiri dengan handponenya yang membuat putera
jengkel melihatnya. Putera merampas handpone rinzy hingga membuat mie instan
yang tadi di pegang rinzy jatuh berantakan di tanah yang gersang itu. “aduh,,
heh,, kembalikan hapeku” teriak Rinzy
“smsan sama sapa sih kok sampe nyuekin aku
kayak tadi” sembari melihat-lihat handpone rinzy yang sekarang ada di
tangannya.
“put,,, mana hape ku, itu punya ku, kamu
gak punya hak ya,,, buat ngambil kayak tadi… putera mana hape ku.” Pinta rinzy.
“sayankk,, jangan kayak gituh yah,,, aku
jadi khawatir nih sama sayank,, sayankk cepet maem yah sayank,,, iihh,, lebay
banget sih cowok mu sekarang…?? Siapa sih dia,,,??” ejek putera pada isi sms
rudiks ke rinzy.
“put… mana,,, aku gak suka,,, putera…!!!”
teriak Rinzy.
“gak,,, aku telfon yah…”
“putera…!!” teriak Rinzy sekali lagi hingga
tak terasa butiran-butiran air mata Rinzy jatuh dengan cepat. Rinzy menangis
tak kuat dengan perlakuan putera terhadap dirinya. Rinzy duduk lemah menunduk,
yang akhirnya membuat putera merasa bersalah.
“ini iiihhhh,, gitu aja nangis…!! Dasar
manja cengeng luh…!!” sembari berbalik dan meninggalkan Rinzy. tapi langkah
Putera terhenti saat handpone itu dilemparkan ke jurang yang tak jauh dari
tempat putera berjalan.
***
Sesampainya dirumah Rinzy langsung menuju
kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya ketempat tidur yang empuk yang selama
sepuluh hari ia tinggalkan. Kamarnya terlihat lebih rapi dari sebelumnya. Mama
dina, mama Rinzy masuk ke kamar Rinzy dengan senyuman manis pertanda senyuman sambutan
selamat datang dari mama tersayang Rinzy.
“mama…!! Rinzy kangen mama, mama selalu
sibuk hingga rinzy berangkat Latgab mama gak nganterin Rinzy. mama sudah
liburkan ma…??” Rinzy melingkarkan tangannya dipinggang mama dan memeluk mama
tersayangnya dengan manja.
“iya,, maaf sayang mama gak bisa nganterin
rinzy pemberangkatan latgab kemaren karena mama harus lembur. Iya,, mama juga
kangen sama Rinzy,,,!!”
“maa,,, papa kapan pulang…?? Sudah kangen
nih…!!! Oia maa,, waktu latgab handpone Rinzy ilang,,,” rinzy memanja di
oangkuan mamanya
“Tanya aja papanya mama telfon sih katanya
masih seminggu lagi baru dia pulang. Iya bukan Cuma Rinzy yang kangen mama juga
sudah kangen berat sama papa mu,,, kok bisa ilang..?? yasudah besok kamu minta
anter sama masnya buat beli yang baru yah,,, sekarang kamu pake punya mama yang
satunya aja sayang…”
“iya mama makasih…” rinzy mengeratkan
pelukannya
“masih sama putera kan,,??”
Mendengar pertanyaan itu Rinzy langsung
melonggarkan tangannya dan langsung melempar badannya keatas kasur lagi..
“kenapa harus putera sih ma yang di tanyain,,,?? Rinzy lagi males bahas putera
nih….!” Seru Rinzy.
“loh… biasanya kan juga kayak gitu…!!!,
yasudah mungkin kamu masih capek mandi solat trus istirahat yah, kalo belum
makan ntar biar mbak ina anterin kesini makanannya ya…!!?” sembari meninggalkan
Rinzy di kamarnya.
“iya,, mas seno mana mam,,??” Tanya rinzy
“tadi katanya masih ke kampusnya, kenapa
sayank,,??” Tanya balik
“gak Cuma nanya aja, gak keliatan soalnya
dari tadi.”
“yasudah bubuk sana..!!” sembari menutup
pintu kamar rinzy.
***
Setelah mandi Rinzy bukannya langsung
istirahat tapi malah menghampiri laptopnya dan memulai menjelajah di dunia
maya, dia membuka akun facebooknya. Emang dasar anak manja yang ngeyel super
ngeyel. Terlihat Rudiks mengiriminya pesan. Sayank,,
handfone mu kok sulit dihubungi..?? Tanya Rudiks. Hapeku ilang sayank,, besok mungkin udah bisa ngubungi kamu…! Aku
kangen kamu yank… balasnya. Rinzy menghabiskan siang itu dengan menjelajahi
Om google dunia maya. Hingga gelap kembali menyelimuti dunia Rinzy masih asik
dengan laptopnya. “ heh manjaaa… gak mau makan malam kamu..??”
“hadduh mas,,, kirain siapa,,, kaget tau
Rinzy, iya aku nih aku mau makan,, yuk kebawah…” ajak Rinzy yang masih setengah
kaget.
“yuk,,, “sambil mengacak rambut Rinzy
“kok guyon terus sih…??” Tanya mama yang
sudah siap di meja makan dengan ayam panggang keju kesukaan Rinzy.
“ini nih ma
mas seno ngeberantakin rambutnya Zizi.. kan gak cantik lagi entar…” seru
Rinzy manja.
“heheh,, kok aku..??” seno tidak terima
“waaahh,, maa,, ayam panggang kejukan..??”
Tanya Rinzy sumringah, sambil mencium aroma ayam panggang keju yang kelihatan
lezaat..
“iya sayank,, bagiannya zizi kan ma..??”
yang bersiap mengambil piring yang berisi ayam panggang itu. tapi keduluan mas
seno yang mengambilnya.
“eeehh,, enak aja ini punya ku tau..!!”
sembari mengangkat piring itu tingi-tinggi.
“ahhh,, mana itu kata mama bagian ku,,,
maa,,, tuh senonya tuh maa,, ngambil makanannya zizi,, mana jelek,,!!”
“gak ini bagian ku kan maa,,?? “seno tak
mau kalah
“enggak itu bagian ku kan maa… maaa.. tuh
senonya tuh mama nakal banget…!!”
“biarin bleekk…” sembari menyantap sepotong
ayam panggang tersebut.
“maamaaaaa…. Tau ah…” Rinzy merengek.
“seno…” bentak mama
“gak ini punya seno” guyon seno.
“mama…”
“seno…” mama sekali lagi membentak.
“iya.. iya.. bercanda juga kok…”
menjulurkan piring berisi ayam panggang tersebut.
“tukann,, tinggal segini kan,, kamu sih
ngambil…”
“Cuma satu juga dek,, pelit amet kamu..”
“sudah-sudah,,, Cuma itu juga ribut, makan
cepet abis itu belajar” nasehati mama.
“oyi mama cantik…” jawab Rinzy dan Seno
kompak.
“iiiihhh,, dasar kalian ini…” semuanya
tertawa bahagia.
***
Langit malam ini terlihat begitu cerah,
seakan menyimpan sejuta keajaiban yang tersembunyi dalam balutan hiasan cahaya
kecil bernama bintang. Seakan ikut tersenyum bahagia melihat satu keluarga yang
sangat rukun, damai serta sejahtera adanya. Dibalik bangunan yang indah tinggi
menjulang itu terlihat sesosok gadis seakan menikmati indahnya langit malam itu
di taman halaman rumahnya. Bersama sang mama yang selalu menyayanginya.
“ma,, langitnya indah banget yah ma…”
melingkarkan tangannya di pinggang mamanya.
“iya sayang indah banget…”
“andai disini ada papa pasti tambah indah”
rinzy melirik mamanya.
“sudah kangen sama papa ya sayang…??” tanya
mama sambil mengelus pipi rinzy.
“iya ma,, Rinzy kangen banget…”
“sabar sayang bentar lagi papa mu pasti ada
disin kok,, Rinzy sudah tau belum tentang keajaiban bintang itu..??”
“kenapa ma bintang..??” tanya rinzy
antusias
“percaya gak kalau bintang itu selalu
mengabulkan permohonan orang yang mempunyai cinta sejati dalam hatinya…??”
“masak sih ma..??” rinzy tak percaya
“sayankk,, karena kita hanya bisa berharap
dan menuntut, janganlah takut kita menggantungkan harapan itu pada bintang,
mungkin bintang bakalan ngabulin harapan kita…
jika harapan itu tidak terkabulkan, mungkin bintang mempunyai rencana
lain untuk kita di akhir nanti,,,tapi tetap tawakal pada yang maha esa,
takutnya nanti kita salah jalan lagi” nasehati mama panjang lebar
“bener maa…” mata Rinzy membulat
“mama dapet semua itu dari anak temen mama
di derah Madura sana,,,”
“Madura..??” rinzy tersentak mendengar nama
madura.
“iya sayank, anak temen mama itu suka
banget sama bintang setiap dia ada masalah dan harapan, dia selalu cerita
kepada bintang, kata dia kalo kita sudah bercerita kepada bintang itu, kita
akan merasa sedikit lebih lega…” mama rinzy tersenyum.
“mama punya temen orang Madura..??”
“iya sayank,, dulu waktu mama kerumahnya
dia masih kecil banget, dia bilang sama mama, tante punya banyak harapan yang
indah, tante jangan takut untuk terus dan tetap cerita pada bintang tante,
bintang baik loh tante”
“hebat yah ma tu anak… cowok apa cewek
ma..??”
“itu cewek, sebaya kamu kok,,, manis anaknya…”
“mama,, Rinzy pengen tau sama dia,
kapan-kapan ke Madura ya ma…” rinzy tersenyum manis.
“iya mama juga sudah kangen banget sama
temen mama itu, sudah bubuk yuk…” ajak mama Dina.
***
Pagi itu tak secerah pagi sebelumnya. Awan
kelabu seperti menyelimuti sebagian kota apel itu. dan rumah indah itu tetap
ingin memberi kesan kebahagiaan di dalamnya. Rinzy masih terlelap dalam
tidurnya dan mimpi indahnya. papa Rinzy terlihat membuka pintu pagar, disambut
mama dina dengan senyum yang khas mamanya Rinzy. mama Dina mencium tangan suami
yang dicintainya lalu diikuti mas seno, dan mbak ina.
“papa capek..??, mbak tolong angkatin
tasnya” perintah mama dina kepada mbak ina.
“zizi kemana,,??” tanyanya.
“masih molor tu pah” seno memanja.
“ooh, kemarin dia telpon papah tapi papah
gak sempat buat ngangkat teleponya. Oia seno kamu jagain mama dan zizi dengan
baikkan..?? awas yah kalo ada laporan mas seno nakal,, awas yah” guyon papanya
kepada seno, sambil memasuki rumah indah itu.
“papa mandi dulu, sudah di disiapin tuh air
angetnya” pinta mama dina.
“iya sayannnkk..” jawab papa manja.
“tambah genit ih papa tuh.” Guyon seno.
papa rinzy membuka kamar rinzy, terlihat
Rinzy masih pulas dalam tidurnya. papa Rinzy meletakkan sebuah tas bingkisan di
atas meja belajar Rinzy, lalu mendekati Rinzy yang pulas. mengelus pipi indah
Rinzy dengan penuh kerinduan dan kasih
sayang yang nyata. Lalu pergi keluar meninggalkan kamar Rinzy.
“pah,, mama pengen ke Madura, sodara mama
yang disana”
“kapan ma..??”
“sempatnya papa… mama pengen silaturahmi
sekalian jalan-jalan gitu pah…”
***
Hari berganti hari, bulan berganti bulan.
Tak terasa Rinzy telah tiga bulan menjalin hubungan pacaran dengan rudiks. Dan
sekarang tibalah saatnya liburan. Hari-hari terakhir sekolah rinzy sangat
bersemangat menjalaninya. Terlihat sedari tadi pagi subuh dia sudah bangun dan
membersihkan sendiri kamar tidurnya yang kelihatan berantakan dan biasanya juga
rinzy selalu menyerahkan semua urusan bersih-bersih
kepada mbak ina, tapi sekarang tidak. Setelah selesai bersih-bersih rinzy pergi
kedapur untuk membuat susu, bukan seperti biasanya yang bisanya Cuma
melihat-lihat isi dapur. Rinzy tersenyum melihat mbak ina yang sedang
menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga besar itu. rinzy mengambil gelas besar
yang biasa dibuat untuk dia minum susu. Dan mulai bekerja.
“biar saya saja mbak yang buat” pinta mbak
ina ramah.
“gak usah mbak, mbak lanjutin aja masaknya”
“tumben mbak pagi-pagi sudah bangun,
biasanya nunggu mama ngomel dulu, ups,, maaf mbak…” mbak ina menutup mulutnya.
“iya mbak tau nih aku juga heran dengan
perubahan jam bangun yang berbeda. Hihi,, ndak juga sih mbak, tapi lagi
semangat bangun pagi buat nunggu pengumuman liburan” rinzy terkekeh sendiri.
“yah,, kirain emang mau berubah mbak,
ternyata sama aja. “ mbak ina juga ikut terkekeh
Rinzy sudah menyelesaikan pekerjaannya buat
susu itu. lalu rinzy pergi meninggalkan dapur, dan langsung masuk kekamarnya.
Rinzy membuka dan melihat sekitar kamarnya, “’ternyata aku bisa juga
bersih-bersih dan ngerapiin kamar sendiri tanpa bantuan, dan hasilnya pun tidak
terlalu buruk” desis rinzy dalam hatinya yang diikuti senyuman manis yang
mengembang dari mulutnya.
“paa,, maa,, rinzy berangkat sekolah yah
ma,, rinzy bawa mobil sendiri kan hari terakhir” teriak rinzy di lantai bawah
rumahnya.
“iya sayang hati-hati” sahut mama di
kamarnya yang baru saja bangun.
***
Rinzy berjalan santai dikoridor tengah
sekolahnya dengan santai, terlihat masih belum banyak warga sekolahnya yang
datang karena jam segitu memang terlalu pagi, hanya beberapa anak yang sedang
membersihkan kelasnya karena dapat tanggung jawab kebersihan pagi di kelasnya.
Lalu rinzy masuk kelas dan terlihat hanya kelas yang tak berpenghuni. Rinzy
meletakkan tasnya di bangku. Dan rinzy keluar hanya untuk duduk dikursi depan
kelas yang biasa dibuat anak-anak nongkrong saat istirahat. Mengeluarkan HP
dari saku roknya, dan mulai memainkan game snake. Ularnya semakin dan tambah
memanjang sehingga Rinzy kewalahan sendiri menghindarkan dari tubrukan. Dan
akhirnya rinzy dikagetkan kedua temannya yang sedari tadi duduk disamping rinzy
yang tidak dirasakan kehadirannya oleh rinzy. “hayooo,, mau lari kemana tuh
kepala ular...” sentak Aya.
“he….?? Wadduh.. akhh,, tukan mati,
gara-gara kamu sih.. iiikhh…” rinzy
meninju lengan temannya.
“lagian sih aku dari tadi dikacangin, aku
panggil juga tetep aja masih bergulat sama tuh ular” gerutu Aya kepada Rinzy.
“emang kamu manggil aku gitu..?? emang dari
kapan kamu disini..??” rinzy tak menyadari semuanya.
“yaelah,, belom sadar juga, aku udah
sepuluh menitan duduk disini ngeliatin kamu sama ular itu…” jawab aya yang
masih memegang lengannya karena ditinju rinzy tadi.
“eheheh,, rinzy melihat sekelilingnya.
Sudah terlihat banyak warga sekolah yang memasuki kelasnya masing-masing.
Rinzy berdiri melihat kelasnya dari jendela
sudah banyak anak-anak yang dikelas. Rinzy tersenyum geli melihat tingkahnya
pagi ini. Pertama bangun pagi Cuma gara-gara pengen denger pengumuman liburan
panjang, kedua datang disekolah pada saat pagi disaat sekolah kosong melompong,
ketiga dia tidak menyadari kedua temannya yang memperhatikannya. “wuoooiii,,
ngelamun ajah, masuk yuks..” ajak Ola.
“he..??” Rinzy gelagapan kaget.
Dikelas terdengar sangat ramai, menebak-nebak
siapa yang bakal jadi juara kelas tahun ini dan rencana liburan panjang yang
bervariasi. Rinzy duduk dibangkunya diikuti aya dan ola dibelakangnya.
“gimana nih liburan…??” Tanya Ola.
“tau nih gelap..” rinzy dan Aya bersamaan
menjawab dan langsung terkekeh ketiganya.
“kalo juara kelas tuh sudah pasti master
kita ini. Renanda Diza yoseph dan peringkat kedua sudah Irma..” mereka tetap
terkekeh.
“apa-apaan kalian ini, siapa tau yang jadi
juara tahun ini Rinzy Dwi Fitra Hariza bisa ajakan..?? ato gak peringkat kedua
akhir-akhir ini kan Rinzy makin rajin belajar nih..” goda Aya.
“iya amiiinnn..” rinzy mengamini, dan
menyunggingkan senyum
Terlihat kelas sepi setelah wali kelas
mereka memasuki kelas. Ibu Jasmine melihat semua muridnya duduk rapi dan dengan
tampang deg-degan bercampur senang karena akan mengahadapi nilai rapot dan
liburan panjang.
“langsung saja, kita tahun ini surprise
banget dengan perubahan nilai yang sangat drastis dan cepat. Kita mendapati
master kelas baru…”ibu tina tersenyum. Aya, Irma, dan Ola melirik Rinzy. Dan
rinzy hanya tersenyum kecut kepada ketiga temannya itu.
“juara kelas atau master kelas baru kita
adalah … , tapi jangan sampai kepada master kelas yang tahun lalu menurun
semangatnya”
“tuhkan bener pasti princes kita Rinzy Dwi
Fitra Hariza…”bisik Ola kepada temannya ituh..
“selamat kepada Rinzy Dwi Fitra Hariza…
Rinzylah yang menjadi master baru kita…” Rinzy melongo tidak percaya. Semua
murid telah mendapatkan Rapot, dan keputusan sekolah libur tiga minggu sudah di
depan mata.
“yeee.. akhirnya Rinzy yang jadi master
kita,,, Rinzy hebat,, aku bangga sama Rinzy.. selamat yah sayang…” Ola
kegirangan mengetahui temannya yang menjadi master kelasnya tahun ini. Lalu semua
temannya menciumi pipi Rinzy bergantian. Kelihatan Rinzy juga sangat begitu
surprise deh… sampai-sampai dia gak bisa mengeluarkan kata-kata lagi saking
senengnya berpangkat.
“tuh kan aku tau Rinzy bakal ngajak kita
kesini meski gak dapet juara kelas…” sambil menyuapkan sesendok banana icenya.
Rinzy mengajak ketiga temennya ketempat biasa mereka menghabiskan waktu
sepulang sekolah. Di Café tantenya mereka menghabiskan pulang sekolah sampai
benar-benar mereka puas hari itu.
***
Rinzy membuka pintu rumah dengan semangat
membara ingin memberi tahu seisi rumah kalo dirinya berhasil menjadi master
kelas untuk tahun ini. Terlihat mama rinzy aneh melihat tingkah laku anaknya
itu. “kenapa sayank…??” Tanya mama yang sedang menonton televisi di ruang
tengah.
“ma… Rinzy berhasil dapet juara kelas liat
deh ma,, ini nilai rinzy… baguskan, hebatkan rinzy mah…!!” rinzy kegirangan
memberi tahu mamanya.
“waahhh.. anak mama yang satu ini memang
hebat banget…”
“ciellah Cuma dapet juara kayak gituan aja
sudah kayak gitu… bagi ku itu sih gak seberapa…” Seno merendahkan nilai Rinzy
meski hanya guyonan semata.
Wajah rinzy terlihat manyun pelan-pelan.
“biarin,, kamu aja gak pernah dapet juara kelas Cuma patenan di peringkat kedua
aja.. bleekkk..” rinzy melawan.
“sudah ..sudah.. ini lagi seno gak tau
adiknya lagi mendapat kebanggaan juga… berapa hari sayang liburnya..??” Tanya
mama sambil mengelus lembut pipi rinzy.
“tiga minggu ma…”
“pasti nih ujung-ujungnya minta hadiah yang
aneh-aneh ato gak minta liburan keluar kota… akhh,, sudah basi itu..” sembari
melempar badannya di sofa sampping rinzy.
“iikkhh… tuh kan ma,, tapi emang iya sih
ma…” rinzy tertawa manis.
“emang mau liburan kemana kamu sayank..??”
“palingan ntar tuh ngajak ke bandung lagi,,
dduhh basi lagi, basi lagi..” Seno nyolot.
“dasar tukang nyolot nih mas…” rinzy marah.
“sudah-sudah,, mama punya rencana nih, tapi
kalo anak-anak mama mau sih..” meredakan,
“apa coba pasti mau ngerencanain kerja
bakti rumah ma.. udah lah ma, masih ada mbak ina juga kan..” seno nyolot lagi.
“kamu ini,, sejak kapan penyakit nyolotnya
dateng lagi..” mama mencubit paha seno.
“aww,, hehehe,, lagian mama..” seno nyengir
“rencana mama sih mama mau ajak kalian
liburan ke rumah temen mama di Madura sana.. tapi kalo anak-anak mama mau sih”
Rinzy tersentak mendengar nama Madura,
rinzy melihat keseriusan kata-kata mama, dan mencari ketidak seriusannya. Rinzy
mendadak seluruh darahnya berhenti mengaliri tubuhnya mendengar nama Madura
yang barusan dikatakan mamanya.
“iiyyaa mama,, rinzy mau kok kemadura..
sumpah rinzy mau,, kapan ma berangkatnya..??” sahut rinzy kegirangan.
“hmm,, mama sih ngajak kemadura ,, pasti
anak ini sudah semangat 45 yang mau kesana.” Sambar seno.
“kenapa emangnya, aku kan Cuma pengen tau
Madura tuh gimana, trus pengen tau anak nya temen mama yang sebaya aku dan udah
punya mimpi yang tinggi dan percaya banget sama keajaiban bintang gitu. Kamu
sih gak dengar cerita mama.” jelas rinzy panjang lebar meski alasan utamanya
bukan karena itu tapi karena ingin memperbesar kemungkinan dia ketemu sama
sosok rudiks itu.
“emang cerita apa ma..??” tanya seno yang
juga penasaran.
“oohh,, itu anak temen mama yang punya
penyakit tapi juga tak kalah tinggi mempunyai cita-cita dan percaya keajaiban
bintang itu ada. Tuh persis banget yang dikatakan adik mu..”
“penyakit apa emang ma..?? cowok apa cewek
ma tuh anaknya..??”
“semacem kangker gitu, anaknya cewek..”
“kasian yah ma. Pasti sakit banget..”
sambung rinzy.
“iya.. kapan ma berangkat kita liburan
kesana..??” Tanya rinzy gak sabar.
“senin besok gimana..? tapi tunggu
persetujuan papa dulu sayang…”
“papa sih oke oke aja. Asal anaknya seneng
aja..” seno tersenyum geli.
***
Senin pagi sudah terlihat rumah itu sibuk
memasukkan barang yang akan dibawa selama liburan. Rinzy merasa sangat senang
bukan kepalang, dipikirannya saat itu adalah bagaimana dia harus ketemu dengan
rudiks, dan berdoa banyak mudah-mudahan anak teman mamanya itu kenal atau tau
sama yang namanya rudiks itu. tak terasa semua barang yang akan dibawa telah
masuk mobil semua.
“jangan sampe ada yang ketinggalan ya
sayang..” tegor mama kepada kedua anaknya.
“gak ada ma..” sahut rinzy bersemangat.
“gak ada-gak ada, nih handicam sama kamera
mu belom diambil sama kamu,” seno emosi.
“hihi iya maaf..” rinzy nyengir.
“tuh kan rinzy.. sudah akh yuk berangkat”
ajak papa.
“jaga and titip rumah ya ina…” nasehat mama
kepada mbak ina.
“baik nyah..”mbak ina jawab patuh.
“mbak doain aku ketemu yah,,” bisik rinzy
kepada mbak ina, sambil tertawa dan masuk mobilnya.
“oke mbak amin,,” mbak ina mengangkat
tangannya tanda oke.
“Apaan ini kok bisik-bisik.”Tanya seno
penuh curiga.
“apa lo,, bukan urusan mu tau..” rinzy
nyolot
“iya nih mas .. mbak rinzy..” mbak ina
masih ramah
“sudah kita berangkat ya.. baik-baik
dirumah ya ina..”papa pamit sembari menjalankan motornya keluar gerbang rumahya
dan segera menghilang di tikungan pojok kompleks rumahnya.
Didalam mobil rinzy cerewet menanyakan anak
teman mamanya itu. perjalanan malang Madura kira-kira memakan waktu 6 jam,
itupun kalo tidak macet, dan ada hambatan lain dijalan. Sehingga rinzy capek
dengan semua pertanyaannya dia pun tertidur. Seno pun terlihat tidur di bangku
tengah. Hanya mama dan papa yang masih memebicarakan sesuatu hanya sekedar
menjadi bunga perjalanan di bangku depan. Tepat jam satu siang keluarga Rinzy
telah nyampek di rumah yang bakalan menjadi tempat dia berlibur, tak lain
adalah rumah teman mamanya itu. mobil avanza merah hati memasuki sebuah halaman
yang tak begitu luas disana, yang terlihat bersih dan indah, sejuk pula. Mama
rinzy turun dari mobil dan terlihat menyalami wanita yang sebaya dengannya lalu
mereka berpelukan hangat, tanda telah lama mereka tidak bertemu. diikuti ayah
yang menyalami bapak yang mungkin itu suami teman mamanya. Dan rinzy pun ikut
menyalami keduanya.
“aduhh,, ini zizi yang dulu masih kecil
yah..?? “ sapa ibu itu.
“iya ..”jawab mama.
“sudah besar yah, cantik pula, pasti ini
seno adik Alm. Lana ya kan,..”tambahnya.
“iya. Ini anak kamu yang kedua dan ketiga
ya..?? yang pertama mana..??” mama melihat dua anak laki-laki yang masih
berumur sekitar 10 tahun dan 2 tahunan yang ikut menyalami mama dan papa.
“iya , ini Ichank yang lebih besar dan Ozy
yang bungsu. Ohh,, Uci maksudnya..?? dia ada dikamarnya.. sayang panggil
mbaknya sana..” perintah ibu itu kepada anaknya yang lebih besar.
***
Ngpin syk..?? rinzy
membaca pesan singkat di hpnya setelah mandi, sms itu dari rudiks. Bru ja slsi mndi
syg, kmu ngpin..?? balasnya cepat. Rinzy baru teringat rudiks ketika dia membaca
pesannya. Dan dia memutuskan untuk rudiks tetap tidak tahu bahwa dia ada di
Madura. Rinzy ingat betul kota pacarnya itu tinggal. Rinzy memutuskan untuk
bertanya-tanya dan mengakrabkan diri dengan Uci teman barunya yang sekaligus
anak teman mamanya.
“hai.. kamu yang namanya Uci yah..?? aku
Rinzy” sapa Rinzy menjulurkan tangannya kepada gadis manis yang lagi sibuk
dengan laptopnya yang terlihat dia sedang mengetik sesuatu di teras depan
rumahnya.
“he..?? iya aku Uci..” dia membalas
salam tangan Rinzy dan kembali bergutat pada laptopnya.
“lagi
apa..??” tanya rinzy hati-hati
“nulis
cerpen” jawabnya singkat
“suka
nulis yah.?? Tentang apa..??”Tanya Rinzy lagi.
“gak
juga, tentang ketulusan” jawabnya singkat.
Sebegitu
cueknya anak ini, hinggga rinzy kehilangan pertanyaan. Sosok ini sangat cuek
dan dingin, penutup tapi pendendam. Rinzy menjadi serba salah, tidak tahu harus
nanya rudiks dari sudut yang mana.
“mama
banyak bercerita tentang kamu, katanya kamu tuh anaknya cerdas, baik, dan juga
kamu suka banget sama yang namanya bintang..??” rinzy memulai sangat
berhati-hati
“iya”
jawabnya cuek lagi.
“Busyet
deh anak ini benar-benar cueknya minta ampun” Rinzy membatin
“aku
beliin kamu ini..”rinzy menyerahkan boneka bintang berwarna biru.
“waahhh,,
bagus banget. Ini untukku ..??” jawabnya senang.
“iya,
aku beli ini untuk mu karena kata mama tadi.” rinzy tersenyum
“makasih
ya..” lalu dia kembali ke laptopnya.
“oiya
kamu gak liburan..??” tak henti rinzy menembak anak itu dengan
pertanyaan-pertanyaan tidak penting
“gak”
“kenapa..??
apa gak bosen dirumah terus..??”
“gak,
senang banget dirumah”
“aku
mau cerita dan minta bantuan kamu nih..”
“apa,,??kalo
aku bisa pasti aku bantu”
“aku
punya teman anak Madura, namanya Rudiks”
Anak
itu menatap tajam Rinzy setelah mendengar nama Rudiks. Dan kembali ke
laptopnya.
“kenapa..??”
tanya anak itu
“aku
ingin tau dia…”
“aku tau,
tapi kenapa bisa kenal dengannya..??”
“aku
kenal di Fb”
“oohh,,
“
“kamu
tau rumahnya..??”
“iya
aku tau” jawabnya masih dengan tangan yang bermain di keyboard laptopnya.
Rinzy
tetap bertahan meski jawaban anak itu tetap cuek, dan sinis tapi dibalik kesinisannya
itu tersimpan berjuta rasa kasih sayang yang besar. Lalu terlihat darah menetes
dari hidung gadis manis itu.
“kamu
kenapa..??, kamu sakit ya..” Tanya Rinzy cemas.
“kenapa,,??”
tanyanya heran
“tuh,
hidung mu keluar darah..??”
Lalu
anak itu mengusap hidungnya, ternyata benar darah keluar lagi dari hidungnya.
Anak itu berlari ke kamar mandi membasuh hidungnya yang belepotan dengan darah
lalu kembali ke Rinzy lagi.
“ooh,
ini biasa” jawabnya
Malam
menyelimuti dunia, dingin Madura pun terasa tapi rinzy dan keluarganya sudah
terbiasa dengan hawa dingin itu karena di daerahnya terlebih dingin dari suhu
disana. Rinzy masuk kamar Uci dan ternganga melihat kamarnya yang sederhana
tapi rapi di antar teman mamanya itu. Terlihat banyak origami berbentuk bintang
dilangit-langit kamar itu, indah banget.
“nduk,
ini tidur sama kamu ya…” tegur ibuk itu kepada anaknya.
“iya
buk, sini masuk.. maaf tempatnya berantakan..” jawabnya.
“iya..”rinzy
malu-malu. Dan pintu itu ditutup oleh ibuk tadi.
“besok
pagi mau gak nemeni aku jalan-jalan sini..?” Tanya Rinzy.
“iya
gak papa, sudah tidur… “Uci hendak mematikan lampu kamarnya.
“jangan
dimatiin.. aku takut gelap”pinta Rinzy. Uci pun mengurungkan niatnya untuk
mematikan lampu kamarnya.
“kenapa
harus takut gelap, jika diantara kita masih ada hal-hal yang terang. Dan
mengapa harus takut gelap kalau ada banyak hal yang bisa dilihat saat gelap..??”Uci
berkata sambil membaringkan badannya di samping rinzy. rinzy hanya ternganga
mendengar perkataan Uci, teman barunya tadi.
“gelap
dan terang tidak dapat disatukan meski hanya setitik, dan karena dengan gelap
kita dapat melihat terang” Uci meneruskan kalimatnya. Rinzy tersenyum dan tak
berkata apapun kecuali dia bangga dan merinding mendengar perkataannya. Rinzy
merasa anak itu hebat, dan cerdas.
“bener
kata mama kamu hebat” tambah rinzy
“biasa
saja, mama mu hanya melebih-lebihkan mungkin”
“tapi
kenyataannya iya loh kamu hebat”
“hm,,
katanya kamu juara kelas yah..?? selamat yah.. pertahankan itu”
“sama-sama..”
“sudah
lah sudah malam, tidur yuk..”
Mereka
berdua tenggelam di dinginnya malam, dan menunggu pagi ditemani bunga mimpi
yang indah dan tanpa ada yang menjadi nyata.
***
“yuk…”
ajak Uci kepada Rinzy. mereka berdua akan jalan-jalan pagi. Uci berniat untuk
membawa rinzy kedaerah rumah rudiks yang dia tanyain tadi malam.
“yuk…
ma,, rinzy jalan-jalan ya…”rinzy pamit kepada mamanya yang kelihatannya sedang
berbincang-bincang dengan tante Rima, ibu Uci.
Sepeda
motor pun melaju tidak begitu cepat sambil berbincang-bincang, mereka semakin
akrab saja. Terlihat rinzy sangat menyukai teman barunya itu.
“kita
mau kemana..??” Tanya rinzy.
“katanya
pengen tau sama Rudiks..??” jawab anak itu santai
“ha..??
iya tapi dari jauh saja…” rinzy kaget tapi senang.
“kenapa..??”
Tanya nya heran
“aku
takut…” jawab rinzy
“Takut
kenapa..?? Cuma teman saja kan..”
“aku
pacaran sama dia..!!” jawabnya enteng
Uci mendengar
pernyataan rinzy seakan semua pembuluh darahnya berhenti bekerja sejenak, dan
untung dia dapat menahan reaksi yang tak biasa. Sedetik, dua detik terlewati
dengan mulus. Pemandangan bukit yang sangat indah membuat mulut rinzy tidak
berhenti memuji keagungan tuhan yang maha esa. Uci juga sangat senang bisa
jalan-jalan kedaerah sana, karena dia memang jarang keluar rumah bahkan tidak
pernah kedaerah situ.
“bagus
ya…” puji uci
“bagus
banget,, loh, kayaknya kamu juga awal kesini yah..?? dari ekspresi mu itu
loh…!! Bukannya aku sok tau..” jawab Rinzy
“iya
aku memang jarang kesini bahkan hampir tidak sama sekali”balasnya
“hah..??
kok bisa disini kan deket banget sama rumah kamu, kok bisa tidak tau tempat
seindah ini..??”rinzy heran
“iya
karena aku jarang jalan-jalan seperti saat ini, gak ada temennya, juga gak
boleh sama ayah”
Terlihat
banyak remaja, bapak-bapak, ibu-ibu yang berlari pagi disana hanya sekedar
melihat-lihat. Ada pula remaja yang sedang berpacaran, pagi disana rame seakan
menjadi tempat favorit untuk weekend.
“rame
juga ternyata…!” desis rinzy
“iya
kata temen ku disini itu setiap libur sekolah seperti hari minggu pagi, selalu
rame. Banyak yang main-main disini.”terang Uci
Sepeda
motor yang mereka pakai menepi ketepi jalanan yang agak sepi, untuk menikmati
keindahan yang sempurna. Uci membuka jok sepeda motornya untuk mengambil kamera
digitalnya. Karena dia memang senang foto-foto.
“kamu
bawa kamera..??”Tanya rinzy
“iya,
kalo aku keluar aku selalu bawa yang namanya kamera” sembari membuka sarung
kamerannya.
Terlihat
dari kejauhan yang sangat Uci kenal, berjalan kearah mereka berdua. Itu rudiks
dan temannya.
“kok
ada disini…?”sapa rudiks kepada Uci dan hanya tersenyum kepada Rinzy.
“iya,
sekedar jalan-jalan pagi…” jawabnya
“terus
aja foto-foto..” guyon anak laki-laki itu.
Uci
hanya tertawa kecut, rinzy seakan iri melihat keakraban keduanya. Rinzy
mengingat wajah cowok yang menghampiri Uci itu. dia merasa mengenali atau
pernah melihat wajahnya sebelumnya. Rinzy terus mengingatnya. Dan merogoh Hpnya
di saku celana jins hitam yang dikenakannya. Lalu mengetik sesuatu
Pgi syng…
sudh bngun blum..??
Ajaibnya
hp teman Uci itu berbunyi tanda satu pesan masuk. Dan dia pun mengetik balasan.
Pgi jga syg, sdh
donk, ni ku lgi lri pgi. Balas nya.
Rinzy
tersenyum geli.
“pulang
yuk…” ajak rinzy kepada Uci yang tidak lagi sibuk dengan kameranya.
Rudiks
baru menyadari kalo ada yang ganjil dari Uci dan teman yang bersamanya.
“aku pulang
yah..!!”Uci pamit kepada rudiks.
“iya..iya..
hati-hati..” jawabnya, tetap dalam pandangan curiga kepada Uci dan Rinzy
***
Sore
menjelang malam rinzy duduk diteras depan rumah. Terlihat dia sedang memikirkan
sesuatu. “Apa sebaiknya rudiks tau kalo aku lagi ada di daerahnya dia ya..??”
hatinya berkecamuk dengan keputusan yang tak berujung. Dan akhirnya Rinzy
menemukan keputusan yang pas meski hatinya tidak tau apa yang akhirnya akan
dilakukan atau bagaimana ekspresi rudiks kalo tau dia sedang liburan di
daerahnya.
“waaaahhh,,
sarap nih.. jangan banyak ngelamun rumah orang…” seno membuyarkan semua lamunan
rinzy yang telah sedikit tertata rapi di benaknya.
“akhh,,,
tuhkan ngagetin orang terus.. oia mas tau gak tadi pagi aku kemana..??”
“yah
gak tau lah orang aku juga gak ikut, jadi gak tau kamu kemana” seno sewot.
“aku
jalan-jalan pagi ketemu sama yang namanya rudiks itu” kelihatan semburat wajah
senang.
“sudah
ku duga, ternyata benar-benar terjadi…” seno mengangguk angguk mengerti.
Jarum
jam menunjukkan jam Sembilan malam dimana itu pertanda kalau rinzy harus tidur.
Rinzy memasuki kamar Uci tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, hingga membuat Uci
yang sedang menggambar kaget, dan untungnya Uci hanya senyum dan tidak marah.
“maaf,,
aku tidak terlebih dahulu mengetuk pintu.. kamu sedang menggambar apa…??”
“iya
gak papa bagiku, sedang gambar tokoh animasi, kamu mau tidur..?? tidur duluan
aja…”
“boleh
aku lihat hasil gambar mu..??” tanya rinzy hati-hati
“ya tak
apa-apa…” sembari memberikan sebuah buku yang agak tebal dengan sampul berwarna
merah hati bertuliskan “Chi Punya”.
Sembari
melihat-lihat isi buku rinzy membaringkan tubuhnya di kasur. Dan menemukan satu
gambar wajah yang tak asing baginya.
“ini
siapa, kayaknya ini wajah ku..??”tanya Rinzy.
“iya
itu memang kamu, maaf ya gambarnya gak secantik aslinya …” melihat gambar yang
ada di tangan rinzy
“gak
kok bagus banget,,,kapan kamu menggambarnya..?? gambarmu bagus banget, kamu
hebat bisa menggambar kayak gini”
“tadi
malem, pas sebelum kamu masuk kamarku, biasa aja kali..”
“JIKA
KAMU YANG PERTAMA DIHATIKU, AKANKAH AKU ADA DIHATIMU…??, siapa ya..??kayaknya
aku mengenali gambar yang ini deh..” rinzy membaca satu kalimat di bawah sketsa
gambar itu.
Uci
kaget rinzy membaca satu kalimat di bukunya. Dan secara otomatis dia merampas
buku yang di pegang rinzy.
“kenapa..??
itu cowok mu ya..?? maaf ya..”
“bukan”
“trus
siapa, kayaknya aku pernah liat sketsa wajah itu tapi dimana ya… siapa sih dia,
ayolah crita, Cuma sama aku aja kan..” pinta rinzy, sambil terus mengingat
ingat siapa pemilik sketsa wajah yang satu itu.
“kamu
gak kenal sama dia, gak usah lah ayo tidur…”menutup suatu kenyataan yang tak
pantas Rinzy tau., dan sembari membaringkan tubuhnya di dekat rinzy.
Uci pun
tenggelam dalam tidurnya, tapi tidak bagi rinzy dia masih penasaran dengan apa
yang dia lihat tadi, dan semakin berusaha mengingat dan akhirnya dia tau siapa
yang ada di gambar itu. dia adalah cowoknya, rudiks. Rinzy memutuskan mengambil
buku itu kembali yang ternyata diletakkan di laci meja belajarnya.
When I felt there is
a space of may heart yau can touch
And I when I was I
ware love is not awfully marvelous
Perhaps, I must
absolutely understand
Should I be foulty
if youre the first in my heart ?
Will I stay in your
heart ?
Will I disturb in
yaour time ?
If I must absolutely
understand you
Why is your love not
eble to be possessed by me
Should I be faulty
if youre the first in my heart
If our love is not
able to be created
I just wanna yau to
understand
Will I stay in your
heart ?
And I will you know…
YOU’RE THE FIRST IN MY HEART
Seketika itu rinzy merasa jantungnya
berhenti berdetak ternyata Uci menyukai Rudiks, jauh sebelum dia mengenalnya.
Rasa kasihan, cemburu, dan ingin menyempurnakan cintanya berkecamuk dalam
hatinya. Rinzy pun melanjutkan membuka-buka buku Uci yang penuh dengan gambar
yang bagus dan menyakitkan bagi rinzy. dan beberapa halaman dia buka dia
menemukan gambar yang tak kalah mengejutkan, enam lembar bergambarkan wajah
yang sama dalam suatu kegiatan yang berbeda. Terihat digambar itu ada banyak
orang dan yang paling jelas itu gambar Uci dan gambar cowok itu seakan-akan
sedang berbicara serius. Dan kalimat-kalimat dibawahnya membuat perasaan yang
tadi muncul secara otomatis di kepalanya.
Sekarang…. Saat ini
saja…. Untuk beberapa detik saja…. Aku ingin bersikap egois. Aku ingin
melupakan semua orang, mengabaikan dunia, dan melupakan asal-usul serta latar
belakangku. Tanpa beban, tuntutan, ataupun harapan, aku ingin mengaku. Aku
mencintainya.
Rinzy hanya bisa merasakan kepanasan dalam
hatinya, rasanya hatinya ditikam beribu pisau yang sangat tajam ujungnya. Dan
rinzy pun memutuskan untuk menutup buku itu dan mengembalikan ketempatnya dan
berbaring disamping Uci yang kelihatannya sudah menikmati indahnya mimpi. Rinzy
mengambil Hpnya di sampingnya.
Syg sdh tdr..?? ketik
tangan rinzy dengan cepat
Blm syank, km blm
jga..?? ngpain sdh mlm lo.. balas rudiks
Syg sbnrnya aku
skrg lgi di Madura. Tdi pg km ktmu Uci kan..??
Hah..?
dimadura..??kok bisa..??Uci,iya ku ktm dia.
Ak yg brg Uci tu
loh
Bsk ak ingn ketmu
km, pantesan ada yang aneh dari uci dan temannya itu. Ohh,, ternyata itu
kamu..??
Iy bsa tp klo Uci
mw yah..
Uci pst mw, ku yg
mw blg ok.
Trsrh kmu ja.
***
Mentari
membuka jendela pagi, mendapat tugas menjaga hari ini. Daun-daun seakan menari
nari senang. Burung pun bernyanyi menyapa dunia pagi yang semakin hari semakin
indah dan nyaman di desa kecil berjuta kebahagiaan itu. orang lalu lalang
melewati jalan yang masih basah karena rintik hujan turun tadi malam. Petanipun
bergegas menyapa kewajibannya. Sepasang mata terbuka dengan indah menyapa pagi
itu dengan senyumnya.
“hei..
sudah bangun..??” sapa Uci kepada Rinzy yang baru bangun tidur tepat
disebelahnya.
“iya
nih.. kamu kok sudah cantik gitu..??mau kemana..??” jawab rinzy masih
mengerjap-ngerjapkan kedua matanya
“gak
mau kemana-mana, emang gak boleh mandi pagi gitu..??”
“iya
sihh,, mau jalan-jalan lagi.??” Sembari melihat layar handphonenya.
“kalo
kamu mau ayo..” jawab uci tenang
“iya
tunggu aku mau mandi” mengetik sesuatu di hpnya.
“oke”
Bergegas
mandi. Tak berapa lama, rinzy pun keluar dengan tampilan yang begitu manis,
menggunakan celana jins kebiru-biruan, kaos hijau dilapisi switer berwarna
hitam.
“yuk..”
ajak uci
“okok
ayuk..”
Di
jalan mereka berdua asyik menceritakan tentang kehidupan dan pengalaman
masing-masing. Tanpa disadari keakraban mereka berdua mulai tumbuh seiring
berjalannya waktu. Dan seorang rinzy seakan menyingkirkan pikiran negatif yang
tumbuh tadi malam.
“kemana
kita hari ini???” tanya uci
“ketempat
yang kemarin boleh???” jawab rinzy tidak enak
“mengapa
tidak ..?? yuk..?” jawab uci santai
Tak
seberapa lama mereka berdua telah sampai di tempat kemarin. Dan suasananya pun
tak jauh beda. Terlihat rinzy seperti mencari seseorang yang ditunggunya.
“cari
siapa??kayaknya lagi nunggu seseorang..” tanya uci heran
Rinzy
tidak mendengar sapaan lembut dari uci
“hey…siapa
sih yang dicari??” tanya uci lagi dengan nada suara yang sedikit meninggi
“heh
nungggu teman “ jawab rinzy gelagapan
Terlihat
seorang menghampiri mereka berdua, wajah yang tak asing lagi bagi mereka
berdua. Cowok itu tersenyum kepada mereka berdua.
“sudah
lama..???” sapa rudiks kepada rinzy dan hanya tersenyum kepada uci.
“gak
juga kok “ jawab rinzy enteng
Percakapan
mereka pun berlanjut sangat akrab . terlihat uci menjauh dari mereka berdua
mencoba mengerti keadaan dengan mencari pemandangan yang pas untuk menjadi
koleksi fotonya. Uci duduk di bawah pohon yang rindang dan tak terasa
butir-butir air mata keabadian jatuh berirama. Rasa sakit yang begitu besar dia
rasakan. Orang yang dia sayang mencintai sahabat barunya.
“hey
sendirian saja, sini gabung…”sapa rudik kepada uci yang sedang nangis.
“iya..”sembari
menghapus air matanya.
“yuk
pulang”ajak rinzy kepada uci
“yuk”menjalankan
motornya
***
Mentari
mulai tenggelam di peraduannya pertanda malam akan segera datang. Rinzy
terlihat sedang asyik dengan hpnya, tanpa menyadari bahwa sedari tadi pagi uci
mengurung diri di kamarnya. Terdengar mama rinzy memanggilnya. Rinzy bergegas
menghampiri mamanya
“besok
kita pulang..” sapa mama rinzy kepada rinzy
“hah..kok
besok ma..rinzy masih pengen disini baru aja tiga hari disini sudah mau pulang
katanya mau seminggu”keluh rinzy pada mamanya.
“papamu
dapat tugas dadakan dari instansinya, jadi mau tidak mau kita harus kembali
besok” mama berkata kepada rinzy.
“tapikan
rinzy masih pengen disini ma.. rinzy suka suasana disini.” Jawab rinzy
“iya,
mau gimana lagi papa kamu dapat tugas dadakan kayak gitu”
“yasudah
kalo rinzy masih pengen disini, kita pulang duluan nanti kamu pulangnya
dijemput, gimana..??” papa rinzy menjadi penengah.
“tapi
rinzy disini sama siapa..?? mas seno juga mau ikut pulang..??”
“Tanya
saja sama masnya..”
“seno
pulang aja pa.. seno gak mau disini.”
Sambar seno dari dekat pintu.
“yasudah
rinzy disini saja nanti kalo mau pulang papa nyuruh mas seno jemput atau gak
papa sendiri yang mau jemput, gimana mau..??”
“tapi
mama gimana..?? rinzy jadi gak enak sama tante Rima loh ma..” sanggah rinzy
“biar
ntar mama yang bilang sama tantenya, mama mau siap-siap dulu ya..” sembari
meninggalkan rinzy.
Mama
rinzy sudah pulang setelah menitipkan rinzy kepada temannya itu. Rinzy tidak
mau pulang tapi juga tidak mau ditinggalkan orang tuanya. Dirumah itu sekarang
terlihat sedikit senyap setelah keluarga rinzy pulang, dan tinggal rinzy saja.
Tok..tok..tok.. rinzy mengetuk pintu kamar uci yang sedari tadi pagi tak
terlihat terbuka. Ternyata pintu itu tak terkunci dan sedikit terbuka. Rinzy
masuk pelan, melihat uci yang menelungkup di atas kasur beralaskan merah hati
bercorak bulu-bulu. Menghampiri dan melihatnya sudah tertidur dengan mata
bengkak yang terlihat habis menangis. Timbul tanda tanya di benak rinzy, dan
ada sebuah buku yang bergambarkan sesosok wajah rudiks yang dicorat-coret
rusak. “aneh,, kasian,, “ seru rinzy. Akhirnya rinzy tak berani membangunkan
uci dan dia pun tidur di kursi besar yang ada di pojok ruangan kamar itu.
***
Panggilan
untuk sholat telah berkumandang, memanggil para muslim untuk menjalankan satu
kewajiban sholat subuh. Uci membuka mata dan kaget setelah melihat rinzy yang
tertidur di kursi. Dan dia menuntun rinzy yang setengah sadar ke kasurnya. Dan
uci pun pergi keluar untuk mengambi wudhu, dan sholat. Selesai sholat uci
menghampiri ibunya yang sedang memasak di dapur.
“sudah
bangun nak..??” sapa ibu itu setelah melihat uci membantu menggoreng ikannya.
“iya
bu,, kok sepi tante dina sama om herman
kemana buk…?”uci polos.
“nak
rinzy sudah bangun apa belum, kamu sudah sholat..? tante sama omnya pulang.
Katanya rinzy masih pengen disini”
“belum
bu kasian dari tadi malem dia tidur dii kursi,”
“kok
bisa tidur dikursi..??”
“mungkin
gak enak gara-gara tadi malem uci tidurnya lebih dulu”
“yasudah
sana bangunin dia suruh sholat kalo udah sholat tidur lagi gak papa” perintah
ibu itu.
“iya
bu..” bergegas menuju kamarnya.
***
Jam
dinding rumah kecil sederhana itu menunjukkan jam delapan pagi. Rinzy yang baru
saja selesai mandi mendapati uci lagi menggambar sesuatu di kamarnya. Uci
segera menyembunyikan buku gambarnya setelah tau rinzy mengamati dirinya.
“hayo
lagi gambar cowok itu lagi ya..??” guyon rinzy seakan rinzy tidak tahu apa yang
sedang ada di hati teman barunya itu.
“gak
kok lagi gambar arsitektur rumah masa depan,, hahaha”lantas semua tertawa.
“ngapain
ya yang enak.. boring nih gak ada kerjaan..!!”
“ngapain
ayo, aku temeni..” jawab uci.
“mau
jalan-jalan panas, mau apa ya..??”
“iya
jalan-jalannya ntar sore aja” sembari membuka laptopnya dan mulai menggerakkan
kursornya.
“kamu
mau ngapain..??” tanya rinzy.
“gak
ada Cuma liat-liat aja.. kenapa..??”
“ooia
kan kapan harinya kamu bikin cerpen tuh, boleh gak aku mau baca..??”
“ooh,,
cerpen boleh donk Cuma baca aja kan asal jangan diboikot aja. Cerpennya gak
bagus kok..” sembari mencari folder yang berisikan cerpennya.
“yasudah
lah namanya juga manusia pasti selalu aja ada kekurangannya, maklum kan… tak
ada yang sempurna di dunia ini kecuali tuh” rinzy menunjuk ke atas, tandanya
tuhan yang maha esa.
“iya,,iya,,
nih, baca yang mana aja..”
“waah
banyak yah karya mu..” rinzy ternganga melihat begitu banyak ketikan cerita
pendek disana
“biasa
saja..”uci meninggalkan rinzy yang mulai membaca karyanya untuk mengambil
camilan didapurnya. Dan tak lama uci datang membawa brownies yang baru saja
ibunya buat, ibu uci sangat suka memasakkan makanan kesukaan anak pertamanya
itu.
“nih
brownies buatan ibu..” menyuguhkan piring berisi brownies yang lezat.
“iya,,”
memakan dan tetap fokus membaca cerpen.
Uci
terlihat terlentang di samping rinzy yang sedang membaca sambil mengotak atik
hpnya, sambil tersenyum penuh makna, dan berganti mengotak atik hp rinzy yang sengaja
dia pinjam. Awalnya dia melihat koleksi fotonya, dan hp itu bergetar tanpa
rinzy sadari, ada sms masuk. Awalnya uci tidak ada maksud untuk , membuka sms
itu namun reflex uci menekan tombel yes dan terbukalah pesan itu.
Syang uda mkn.?
Nnti sore aq mw kw stu yaa..:)
Uci
terlihat lebih baik setelah membaca siapa pengirimnya sayank. Uci seakan 77% tidak lebih baik setelah
melihat nomer itu. Uci hafal dan tau betul siapa pemilik nomer itu, nomer itu
milik rudiks. Dan tanpa sepengetahuan rinzy uci mencoba menaroh hpnya. Dan
berjalan meninggalkan rinzy yang sedang asik itu. Dan kembali lagi dengan
segelas air. Karena tenggorokannya mulai terasa keras setelah membaca isi pesan
menyakitkan baginya.
“sudah..?” tanya uci karena melihat rinzy
yang telah sampai di halaman terakhir.
“iya sudah, bagus ya,, kayaknya ini
pengalaman pribadi ya..?”
“iya semua cerpenku aku adopsi sebagian
dari hasil pengalaman pribadi ..”
“trus nama-nama itu beneran ada atau hanya
mengadopsi saja..?”
“biasanya aku lebih suka menggunakan nama
asli, tapi untuk beberapa tokoh aku juga bisa ngambil nama udara, tuh contonya
tokoh yang namanya ribka, itu bukan nama asli”
“bagus banget cerpen mu, sudah pernah
diterbitkan..?”
“gak pernah, dulu pernah ngirim sekali tapi
gak diterbitkan”
“mmm,, yasudah mungkin masih belom
waktunya”rinzy mengangguk-ngangguk mengerti.
Makan siang telah siap di atas meja makan,
dan telah terlihat keluarga besar itu menduduki kursi masing-masing. Rinzy
duduk tepat disebelah uci. Dan mereka pun makan siang. Siang pun berlalu,
matahari semakin mendekat ke arah barat. Sore menyapa.
“katanya rudiks mau kesini, gak papa
kan..??” tanya rinzy sedikit berharap.
“gak papa kok.” Jawab uci enteng.
Rinzy melirik jam dinding yang ada di
belakangnya, jam menunjukkan jam empat sore dan rudiks masih belom datang juga.
Rinzy masuk kekamar uci lagi untuk memastikan jam itu benar adanya. Tak
beberapa lama bunyi motorpun terdengar. Dan ibu uci yang tadi lagi duduk dengan
ibu-ibu tetangga memanggil uci.
“nak,, ada temennya ni..” panggil ibu itu.
“iya bu..” jawab uci dari dalam lalu
memeberi isyarat kepada rinzy agar cepat keluar menemuinya.
Rinzy
terlihat sangat senang saat rudiks datang, segera dia keluar untuk menemuinya.
“hey..
sini masuk duduk” sapa rinzy kepada rudiks yang berdiri di depan teras.
“sayank..”
jawab rudiks sembari menghampirinya.
Mereka
berdua asik berbicara, hingga tak sadar matahari sudah mulai tenggelam di
peraduannya. Dunia sudah terlihat gelap. Hingga rudiks pamit pulang kepada tuan
rumah. Rudiks pulang dengan hati yang sangat senang. Begitupun rinzy langsung
menghampiri uci yang sedang tiduran dikamarnya dan menceritakan semuanya kepada
uci tentang apa yang tadi dia lakukan, tanpa memikirkan perasaan uci yang juga
suka kepada rudiks.
***
Malam pun
seperti biasa, uci hanya berdiam diri tak lain dan tak bukan adalah menyalurkan
hobynya, menggambar ditemani lagu band kesayangannya Peterpan. Uci menikmati
keadaan malam-malam yang selalu begitu, tak pernah berubah dan tak ingin
berubah. Rinzy masuk kamarnya.
“hey, kok
gambar terus kamu..??” sapa Rinzy yang disusul gerakan lincah uci yang
menyembunyikan gambarnya.
Uci hanya
menyambut dengan senyuman tanpa berkomentar panjang lebar, karena dia sudah
sering mendengar kata sapaan yang seperti itu.
“besok
aku mau balik ke malang. Kamu ikut ya..??” rinzy memulai berbicara dengan
pelan.
Uci hanya
memandang lurus wajah rinzy seraya otaknya berpikir.
“lagian
liburan masih tinggal seminggu juga kan, kamu liburan dirumahku. Yah pliss,,
aku mohon kamu ikut aku, seminggu saja” rinzy memohon.
“tapikan..
hmm yasudah aku ikut kamu ke sana”
“sip gitu
donk..” rinzy tersenyum
Pagi-pagi
sekali ucy mengelurakan motornya, untuk ikut rinzy ke tempat rudiks.
Sesampainya di tempat rudiks rinzy melihat rudiks hanya memasang muka memelas
karena akan ditinggal rinzy pulang.
“hai,,
kok gitu mukanya…??” sapa rinzy.
“kamu beneran mau pulang…?? Tapikan liburan masih
tinggal seminggu lagi …” rudiks hampir menjatuhkan air matanya.
“iya aku
mau balik ntar siang, kenapa sih. Asal ada waktu aku pasti kesini kok.”
“tapi aku
masih pengen sama kamu disini” rudiks mengiba
“tapi aku
harus pulang…” rinzy tersenyum.
Uci
menjauh dari mereka berdua. Uci hanya menikmati tiupan angin yag memainkan
manja rambut lurusnya itu. Uci saat itu hanya berfikir bagaimana caranya rudiks
tau kalau dia sayang sama rudiks. Tak ada yang lain yang di fikirkan.
“sudah
yah, rinzy pulang” rinzy memegang pipi rudiks manja.
“gak mau
kamu jauh” rudiks memegang tangan rinzy di pipinya itu.
“kita
selalu dekat kok, yang kenyataannya kita jauh. Tapi kita dekat kok”
“gak mau”
rudiks memanja di depan rinzy
“kita
dekat karena hati kita satu…” rinzy memegang tangan rudiks yang dingin
“hmmm,,
iya deh, aku emang gak bisa buat apa-apa selain aku meminta untuk tidak jauh
dari kamu” jawab rudiks pasrah
Rinzy
hanya tersenyum dan mencium rudiks, tempat itu seakan menjadi saksi kuatnya
cinta mereka. Rudiks tersenyum setelah melepaskan ciumannya yang mendarat tepat
di pipi kiri rinzy.
“aku
pulang…” rinzy berpamitan.
“iya
hati-hati” rudiks menatap rinzy dalam-dalam.
Uci
menjalankan motornya dengan kecepatan yang sedang. Sesampainya dirumah uci dan
rinzy mendapati ayah rinzy sudah menunggu untuk mereka berangkat.
“aku gak
jadi ikut, karena aku harus tetap disini buat keluarga ku. Maaf yah…!” Uci
mengatakan kalimat itu dengan berat.
“haa..??
“Rinzy hanya ternganga.
“iya aku
gak usah ikut kamu aja, karena disana bukan tempatku, tempat ku disini,, ya,,
disini..!” uci menjelaskan sebisanya tanpa menyakiti perasaan rinzy.
“yasudah
lah kalo itu sudah keputusan mu, rinzy gak bisa maksa, makasih buat semuanya,
makasih telah mempertemukan rinzy sama rudik yah..!!” rinzy tersenyum meski dia
tau bahwa air matanya deras berjatuhan.
Uci
tersenyum manis. Rinzy langsung memeluk hangat uci dan membisikkan satu
kalimat. “jangan pernah takut untuk jatuh cinta ya… makasih buat semuanya” lalu
dilepasnya pelukan itu.
Uci hanya
tersenyum tak mengerti apa maksud dari kata JANGAN PERNAH TAKUT UNTUK JATUH
CINTA dan tetap memikirkan kata itu. Sampai akhirnya mobil rinzy pergi
meninggalkan halaman rumahnya.
Didalam
mobil rinzy diam tanpa kata. Mengingat semua kejadian yang terjadi saat dia
bersama Uci, dan memikirkan bagaimana perasaannya kepada rudiks. 6 jam berlalu
dan sampailah rinzy di halaman rumahnya disambut mama dan mbak ina yang selalu
sayang kepadanya.
“sayankk..”
sapa mamanya kepada rinzy.
“mama…”
rinzy memeluk mamanya penuh sayang.
Lalu
rinzy masuk kamarnya lemas karena terlalu penat menempuh perjalanan yang jauh
selama enam jam. Rinzy langsung melempar tubuhnya keatas kasur empuk di
kamarnya yang telah lama menunggunya. Disusul mbak Ina membawakan tas ransel
yang berisi perlengkapan rinzy selama liburan tadi. Lalu mbak ina membuka
tasnya untuk mengeluarkan baju-baju kotor yang di gunakan rinzy. Dan beberapa
lama mbak ina menemukan buku bingkisan yang ada di dalam tas ransel itu.
“ini
punya mbak ya…” tanya mbak ina ramah
“iyalah
mbak semua yang ada ditas itu punya rinzy, masak punya papa ada disitu” jawab
rinzy dengan santai saat berbaring
“oh iya
ya… emang dari siapa mbak…?” tanya mbak ina lagi
“apaan
sih mbak kok nanyak-nanyak terus. Kayak Dora saja”
“abisnya
bungkusnya lucu nih mbak…”
Rinzy
terbangun dan melihat apa yang mbak ina maksud, ternyata didalam ranselnya ada
satu bingkisan yang tak tahu dari siapa. Rinzy melompat dan mengambil bingkisan
itu. Dan segera membukanya. Isinya adalah sebuah buku yang sangat ia kenal, dan
ternyata buku kecil itu. Buku uci, ya,,, buku gambar uci yang pernah ia curi
pada malam itu. Dan sepucuk surat yang ada di dalamnya. Setelah menyelesaikan
tugasnya mbak ina segera keluar dari kamar rinzy. Rinzy duduk di kursi
belajarnya dan membaca surat itu dengan seksama.
rinzy…
uci tau
kalo rinzy itu sayang sama rudiks, tapi rinzy juga sudah taukan tentang
perasaan uci sama rudiks…?, tapi rinzy
jangan khawatir dengan perasaan uci yang mungkin rinzy berpikiran uci akan
merusak hubungan rinzy dan rudiks. Tidak, uci tidak akan mengganggu bahkan
merusak hubungan kalian, malah uci sangat mendukung hubungan itu. Uci akan
buang perasaan uci kepada rudiks sejauh mungkin, hingga akhirnya uci akan lupa
kalo uci telah dan pernah suka sama rudiks. Ya… uci akan membuang perasaan tak
berujung itu, uci janji. Rinzy jangan khawatir. Tapi uci minta jangan
permainkan perasaan rudiks. Rudiks sayang sama rinzy melebihi sayangnya uci
kepada rudiks. mungkin saat yang tepat adalah saat kematian tiba menghampiri
uci. Uci mohon jangan sampai uci kecewa sama rinzy karena rinzy sudah
mempermainkan rudiks. uci percaya rinzy bisa menjaga rudiks karena saat ini uci
tidak bisa menjaganya. Uci hidup hanya tinggal menghitung hari, maka dari itu
rinzy sayangi rudiks dan tetap menyayanginya seperti rinzy menyayangi uci.
Dengan begitu uci akan merasa lebih menyayangi rudiks Karen uci sayang sama
rinzy. Maaf… tentang buku kecil itu. Buku kecil itu seharusnya untuk menulis
bukan menggambar. Disana ada semua gambar tentang kisah uci yang berteman hanya
sesaat dengan rudiks dan rinzy. Makasih karena rinzy sudah mau menjaga rudiks. buku
itu uci kasikan ke rinzy agar rinzy tidak usah mencurinya lagi dari laci uci…
salam
sayank. Uci…
setelah
membacanya rinzy melihat buku kecil bersampul merah hati dengan tulisan Chi
Punya itu. Disana begitu banyak gambar buatan tangan lincah uci. rinzy membuka
halaman pertama yang gambarnya adalah gambar seorang perempuan yang memandangi
laki-laki di kejauhan dan dibawahnya terdapat tulisan ‘pertemuan
singkat’ . rinzy membuka
halaman selanjutnya, disana rinzy melihat banyak gambar orang-orang , tapi
gambar yang diperjelas itu gambar perempuan terlihat tersenyum kepada laki-laki
yang di dekatnya, dibawahnya terdapat catatan lagi ‘seorang
sahabat yang menurutku itu tidak penting sekarang datang padaku dan semuanya
terasa penting’. Rinzy membuka
lembar ketiga, disana terdapat gambar laki-laki itu sedang berbicara dan
perempuan tergambar sedang tersenyum, catatan selanjutnya adalah ‘
hariku begitu hidup dengan hadirnya dirimu di dekat ku’ . rinzy seakan berpetualang didalam sebuah gambar
yang menceritakan tentang sahabat barunya itu. Semakin rinzy penasaran dengan
lembar berikutnya, rinzy membuka lembar kelima, disana terlihat gambar sketsa
wajah laki-laki itu. Dan di bawahnya terdapat catatan JIKA KAMU YANG PERTAMA DI
HATIKU AKANKAH AKU ADA DI HATI MU…?. Rinzy teringat malam dimana rinzy mengambil dan melihat buku itu
tanpa permisi. Dan rinzy melanjutkan membuka lembar berikutnya. Disana rinzy
menemukan gambar laki-laki di antara dua perempuan yang berbeda dan rinzy
menyadari kalo perempuan yang satu itu adalah dirinya. Tapi sayang gambar itu
rusak karena dicoret karena emosi mungkin. Dibawahnya ada catatan ‘Aku kamu dan dia.
Aku baru sadar ternyata yang terbaik diantara yang baik adalah bukan aku, tapi
dia’. Lembar-lembar berikutnya
berisi tentang catatan yang rinzy sudah pernah membacanya saat dia mencuri buku
itu pada malam itu. Dan tak terasa rinzy sudah membacanya kembali hingga rinzy
menemukan lembar terakhir, dilembar terakhir itu rinzy melihat gambar laki-laki
dan perempuan yang rinzy rasa dirinya sedang berbicara, dan di kejauhan Nampak
perempuan meneteskan air mata, dibawahnya terdapat catatan ‘air
mata itu tidak mau berhenti menetes melihat kenyataan yang ada’. Tak terasa rinzy menjatuhkan
butiran-butiran air mata penyesalan. Tiba-tiba handphonenya berbunyi tanda satu
pesan masuk. Rudiks mengiriminya pesan singkat sayank… sudah nyampek
rumah kan..?? cepat
rinzy membalasnya. Iy
syank baru nyampe, syank sudh tau klo uci ska sma syank…? Rinzy menulis itu meski tau air
matanya masih menggenangi pipinya, sdh tau kok synk, tp sudhlah gk pnting jga kan… jawab rudiks.
malam itu berlanjut dengan acara smsan rinzy dan rudiks yang membahas tentang
perasaan uci kepada rudiks.
***
Mentari bertugas
menjaga hari ini penuh, tak ada mendung menggantung. Cerahnya hari ini. Gadis
manis itu membuka mata dengan pelan, terlihat jendela kamar sudah terbuka lebar
betanda mbak ina sudah membereskan kamar rinzy selama rinzy tidur. Rinzy menghampiri
meja belajarnya dan menjamah handphonenya, terlihat ada tiga pesan masuk. Rinzy
membuka pesan itu dengan sedikit malas. Terlihat pesan pertama dari Rudiks sayank sudah bangun belom..?? :) . cepat rinzy
membalasnya sudah nih
langsung balas smsnya sayank.. :D . dan rinzy membuka sms ke dua dan ketiga
nomer baru yang sama, Rinzy…
ni Ucy.. :) .
hati rinzy begitu senang membaca siapa sipengirim sms itu. Cepat rinzy
membalasnya iya ini rinzy,
uci rinzy kangen ucy… :( abis ucy g ikt…
Setelah membalas
kedua sms itu rinzy langsung beranjak menuju kamar mandinya untuk mendi.
Setelah beberapa lama rinzy mandi akhirnya rinzy sudah cantik. Dan segera
menuruni tangga menuju ruang tamu melihat siapa saja yang masih berada di rumah
pada jam seperti itu dan tak luput menggenggam handphonenya. Sesampainya di
ruang tamu rinzy tidak melihat seorangpun disana, dan rinzy langsung
melanjutkan langkahnya menuju ruang makan, dan hal yang sama ditmukan rinzy
seperti di ruang tamu, ruang makan pun juga tidak ada orang. Rinzy mulai putus
asa, menuju dapur berharap mbak ina sedang memasak ayam bakar kesukaannya.
Sesampainya didapur rinzy menemukan isi dapur rapi seperti tidak tersentuh sama
sekali tangan mbak ina pagi itu. “pada kemana sih…!! Mbaaakkk…” teriak rinzy.
Rinzy mulai kesal dengan suasananya, rinzy berteriak lagi “mamaaaaa… mas
senoooo… papaaa…” rinzy berteriak berharap ada yang menjawab panggilannya itu.
Terdengar bunyi sepatu yang berlari menghampiri rinzy sedang berdiri. “ada apa
sih kok teriak-teriak..??” tanya papa yang tiba-tiba berdiri didepan rinzy.
“abis gak ada orang sama sekali mbak ina, mama, mas seno juga papa ngilang…”
rinzy cemberut. “nah… mangkanya jangan malas bangun pagi donk… kita tuh lagi
ngerapiin kamar tamu” jawab papa yang segera berjalan meninggalkan rinzy dan
rinzy berlari membuntuti papanya. “tumben dirapiin, emang mau ada tamu pa…?”
tanya rinzy. “bukan Cuma tamu tapi dia akan tinggal disini dan sekolah bersama
kamu…” jawab papa penuh teka-teki. “siapa pa…?” tanya rinzy antusias. “nanti
juga kamu bakal tau, dia orang jauh, baru aja kita dari rumahnya” jawab papa
enteng. “siapa sih…??” rinzy membatin dengan tetap mengikuti langkah papa
menuju kamar tamu…!!
~END~
# menurut kalian siapa tamu yang akan
menetap dirumah rinzy dan satu sekolah dengan rinzy…?
# cerita ini masih berlanjut… dan
sampai detik ini cerita itu masih tetap terus berlanjut… :)
semua ini bohong..!!!!!!!!!!
BalasHapusnamanya juga cerita buatan.. _
Hapusada masalah..?? ~
Haa~? to...tokohnya kok bisa ngomen yaa? o.Oa
BalasHapussiapa yang tinggal di rumah Rinzy? :O
hMm ssTt... o.Oa
HapusLiat di Chapter beLikuTnya yaHh.. :)