Kamis, 17 Mei 2012

CERITA PERTAMA CHAP 1


DIA APA DIA
Facebook merupakan salah satu alat komunikasi yang lebih canggih dari handphone, sudah banyak orang yang menggunakan atau memiliki facebook terutama kalangan muda sekarang. aku hanya ingin mengenal mu lebih dekat.. itulah salah satu status facebook Rinzy sekarang. Rinzy menulis status itu untuk orang yang sangat  ingin ia kenal sekarang. Setelah itu Rinzy mengirim pesan untuknya “kenal salam, siapa disana?” ditujukan kepada Rudicks, dia adalah seorang teman yang ingin ia kenal. Tak berapa lama muncul pemberitahuan di berandanya “kenal salam, aku Rudicks Hidayat, kamu siapa..??” balas Rudicks. “aku Rinzy Dwi Fitra Hariza,aku pangiil kamu siapa..?? kamu dari mana..??” balasnya cepat. Setelah menunggu “ owh, Rinzy dwi fitra hariza..?panggil rudiks aja, terus aku panggil kamu..? aku dari Madura, kamu?” balasnya. Cepat-cepat dia membalas pesan itu “aku dari Malang, Madura? Jauh yaa..panggil saja rinzy..” ….
Pagi yang cerah, angin berlari kecil, santai menghampiri. Butiran demi butiran jatuh berirama, kumpulan awan kelabu membuka atap dunia nan indah. Diatas rerumputan kecil menghijau, ditengah tanah lapang terbuka, dibalik rumah indah tinggi menjulang. Gadis cantik itu bersiap untuk  pergi kesekolah. Sesampainya disekolah dia dikagetkan oleh dua temannya Ola dan Aya.
“gimana sayang kabarnya, lama kamu gak masuk sekolah?” Tanya Ola sambil mengacak rambut Rinzy. Ya.. ola dan aya itu sahabat karibnya, kemana-mana pasti bersama mereka. Mereka, ola, aya begitupun rinzy, sangat popular disekolahnya, rinzy yang kapten basket cewek di sekolah itu. Ola cantik yang sekarang sedang di incar beberapa majalah untuk menjadi modelnya, ya ola memang cantik. Aya manis sang jenius fisika tapi juga tak kalah modis, biasanya seorang yang jenius itu identik dengan kaca mata tebal dan buku yang selalu dibawa kemana-mana, serta rambut yang dikepang, tapi tidak aya, aya sang jenius yang juga sangat modis, tak kalah modis dari kedua sahabat karibnya itu.
“Aduhh jangan di berantakin donk,, wong aku cuma tiga hari gak masuknya dibilang lama” jawab Rinzy.
“ihk.. baru masuk juga sudah sewot.. mana oleh-olehnya…??” tanya ola cerewet.
“ya lama lah bagi kita, apalagi handphone mu sulit dihubungi, kemana aja sih kamu..??”potong Ola.
“kemana aja boleh,,” lantas Rinzy tertawa sendiri.
Ola dan Aya menatap Rinzy yang sedang asyik tertawa. “kenapa sih kalian ngeliatin aku kayak gitu..??”Tanya Rinzy dengan penuh heran.
“ada yang lucu ya..??”jawab Ola.
“gak sih,, tapi heran aja kalian gak biasanya tau, kayak gini..!!”jawab Rinzy tetap dengan keheranannya.
”selama tiga hari Putera selalu nanyain kamu ke kita, kamu gak bisa dihubungilah, kamu sibuklah, kamu inilah, kamu itulah,, kalau  saja putera minta putus dari kamu, apa kamu sudah siap putus sama kapten tim basket SMA 3 itu..??”jelas Aya yang sedari tadi diam.
“kalo iya aku mau putus kenapa..??”jawab Rinzy singkat, berjalan mendahului kedua temannya.
“kamu gila Zy,, cowok secakep Putera kamu rela diputusin, kapten tim Basket, cakep, kaya lagi, kurang apa dia Zy..?” Tanya Aya sedikit berlari untuk menyamai langkah rinzy yang cepat dan besar.
“oke, dia emang dimata kalian cakep, ganteng, manis pokoknya semua deh ada di dia, tapi dia tuh bagi aku gak ada apa-apanya tau, aku pacaran sama dia juga karena tarohan kalian kan.!”jelas Rinzy dengan sedikit emosi.
“Kenapa kalian bisa bertahan hingga dua tahun kalo kamu memang merasa terpaksa pacaran..??” aya mematikan kata-kata rinzy yang terakhir.
“tauk ahk bulshit dengan semua itu. Aku capek denger nama putera, tiga hari ini aku kebandung kerumah tante ismi, aku sengaja tidak pamit kepada kalian, karena aku tahu kalo aku pamit, pasti kalian akan membertahu putera dan putera akan memaksa ikut dan.. tauk ahk aku mau putus dengannya”.
Kedua temannya terbelalak mendengar penjelasan Rinzy yang ingin putus dari cowoknya yang bernama Putera Judika itu. teng,, teng,, teng,, bel masuk kelas pun berdentang. Semua anak disekolah itu masuk kelas dengan segera, tak terkecuali Rinzy dan kedua temannya itu.
Dalam kelas Rinzy duduk satu bangku dengan Ola sedangkan Aya duduk dengan Irma. Ola masih heran dengan pernyataan Rinzy tadi. “kamu gak lagi ngigau kan tadi Zy..??” Tanya Ola heran.
“gak, aku tadi ngomong emang dari aku sendiri kok.” Jawabnya singkat sedikit berbisik.
“tapi kenapa kamu mau putus sama dia..?” Ola belum percaya.
“adduh Ola sayang,, kenapa sih..?? kamu mau sama Putera, ambil aja sayang aku dah gak butuh dia lagi.” Rinzy sambil mengelus pipi Ola.
“selamat pagi anak-anak” sapa guru matematika yang sekarang akan mengajar kelas Rinzy.
“pagi pak…” jawab serempak. Pelajaran di kelas itu pun dimulai.
Selama pelajaran berlangsung rinzy dan ola sibuk membicarakan masalah yang sedang menyelimuti keduanya, masalah yang hanya sebatas tak ada kabar dan menghilang dengan tiba-tiba seorang rinzy dari depan muka kedua sahabatnya dan seorang Putera yang super perfecto. Sehingga untuk kesekian kalinya pak ALex menegur ola dan rinzy yang tertangkap basah sedang tidak mendengarkan penjelasan. Hingga akhirnya mereka berdua terpaksa harus menghentikan debatnya demi hanya tidak disuruh maju untuk mengerjakan tugas matematika yang menyebalkan.
***
Teng.. teng.. teng.. bel tanda pulang pun berdentang dan para siswa pun berhamburan keluar dari kelas masing-masing. Terlihat banyak anak-anak yang berlarian dikoridor utama,  “sayang kamu bawa mobil..?”Tanya Ola kepada Rinzy.
“gak, aku gak bawa.  aku di anterin mas tadi pagi,,” jawab rinzy sembari merogoh handphonenya di saku roknya.
“hmmm,, udah ditunggu putera tuh pantes aja gak bawa mobil sendiri udah janjian kali…”guyon Ola yang melihat Putera dengan sepeda motornya yang diparkir di depan sekolah. Rinzy Menyipitkan kedua matanya untuk lebih memperjelas kalau itu benar-benar putera pacar rinzy.
“aduuhh padahal aku gak minta jemput. Capek dehh harus pulang bareng sama dia..” tanggapi rinzy seenaknya.
”kok kamu gitu sih Zy..??” Tanya Ola. Dengan mata membelalak.
Rinzy berlari menghampiri putera tanpa menghiraukan kata-kata Ola
“hai sayang,, “sapa putera sembari mengelus pipi lembut Rinzy.
“hai juga” cuek bebek, secuek cueknya.
“mau kemana kita sayang,,??”Tanya putera tanpa menyadari sikap rinzy telah berubah kepadanya.
“ya pulang lah, masih mau kemana..??” jawab Nya sedikit jengkel.
“kita gak mau jalan dulu yank..??” Tanya putera.
“gak usahlah aku capek baru datang tadi malem,,!!” keluh Rinzy, sambil menaiki motor putera. Sepanjang perjalanan menuju rumah rinzy, putera menginterogasi rinzy yang menghilang selama tiga hari tanpa pamit itu. Dan dengan sukses rinzy menjawab dengan tenang, tanpa putera tahu bahwa dirinya menhilang karena ingin tenang tanpa putera.
Rinzy dan putera pun sampai di halaman rumah Rinzy. terlihat mbak Ina membukakan gerbang untuk mereka berdua.
“sayang aku pulang dulu yah,,”putera pamit.
“yah, hati-hati di jalan ya,,”
***
Rinzy berlari kecil menuju kamarnya yang setiap saat dia menghabiskan nya untuk bersantai dan tak luput diselimuti bau keju kesukaannya. Dilempar tas dan switernya ke atas kasur empuk yang sudah menunggunya, lalu cepat-cepat dia mengambil laptopnya dan bergegas memindahkan ke atas kasur, dan selanjutnya dia menghidupkannya. Terlihat dia tidak sabar membuka akun facebooknya. Sembari mengganti baju sekolahnya. Lalu merapikan tas dan switer yang tadi berantakan. Terlihat banyak ada pemberitahuan di facebooknya itu. salah satunya adalah pesan dari Rudicks teman barunya yang ingin sekali dia dekat dengannya. Setelah selesai mengganti bajunya itu, Rinzy cepat-cepat mendekati laptopnya itu. ternyata benar Rudicks membalas pesannya, sungguh senang Rinzy melihatnya. “ya Malang-Madura emang jauh, apa pernah ke Madura..??”isi pesannya. “yah, aku pernah kesana hanya sekali, aku ke …..”jawab Rinzy. lama Rinzy menunggu pesan itu, tetap saja tak terbalas Rinzy mulai bosan dengan penungguan lamanya itu, Rinzy keluar untuk mencari camilan keju di dapurnya, dan beruntung tinggal dua bungkus keju Craff dan rotinya.. Dan setelah kembali ke kamarnya Rinzy melihat pesan balasan dari Rudicks “ya, kapan-kapan ke Madura lagi ketemu aku. :) hehe,, maaf aku baru pulang dari sekolah tadi”. rinzy tersenyum geli “hehe,, ya tak apa bagi ku, capek pesanan di Fb kita smsan aja, tukeran no hape gimana..?? itupun kalo kamu mau ..? :) “jawab Rinzy cepat. “087850688xxx, ini no hape ku, cepet sms yaa…”jawab cowok itu. “ocii,,”Jawab Rinzy dengan girang, karena dia sudah mempunyai nomer handphone cowok itu. langsung dijamahnya handphone Rinzy yang berada tak jauh dengan tempat dia duduk. Langsung dikirimnya pesan singkat ke no handphone yang baru saja dia dapat.
Hai ,,, aku Rinzy yg tdi d fb tu loh.. :)  ketik dia cepat-cepat. Dia terus saja memandangi handphone berwarna merah hati yang berupa hadiah ulang tahun dari mas tersayangnya. Satu pesan baru untuknya, kelihatannya Rinzy tak sabar untuk membaca pesan itu. Dan inalilah bukan balasan dari rudiks. ternyata…
hai syg, jgn lpa maem yah, trus bu2k siang ya sayg yah,, aku syg kmu, putera. Wajah Rinzy berubah seratus tujuh puluh sembilan derajat yang semula tersenyum gembira menjadi manyun yang super duper manyun karena yang dikira balasan dari cowok itu ternyata sms dari Putera. Haha kasian …
***
Putera Judika kapten tim basket sekolah ternama di kota Malang. Putera menjadi populer setelah berhasil menghantarkan timnya menjuarai turnamen basket antar sekolah di provinsi jawa timur selama dua tahun berturut-turut. Selain terkenal dengan kapten tim basket Putera juga dikenal sedikit play boy, tapi semenjak berhubungan dengan Rinzy semua ceweknya di putusin karena dia telah benar-benar sayang kepada Rinzy.
syg ntar sre kmu nmenin ku ltian bskt yah..!!. Putera mengajak Rinzy untuk menemaninya latian basket di sekolahnya.
Aduh syg, maaf aku gk bs, soalnya mw ikt ms k rmhnya mbk Mely, mbk Mely ultah, ksian ms sndrian syg,gk papa kan..?? :) balas Rinzy.
hemm,, ysdh syg gk papa, aku brangkt sm Rendy ajh, hti2 yh syg..!!luuph yuu..   balas Putera.
“hufftt,, akhirnya percaya juga ni kelinci, aku boongin”. Rinzy sengaja berbohong karena dia sekarang emang sudah tidak lagi pengen jalan sama putera, rinzy merebahkan tubuhnya diatas kasurnya.
“dek, bukannya sekarang kamu nemenin Putera latian basket …??” Tanya mas Seno, mas kesayangan Rinzy yang tiba-tiba masuk tanpa salam ke kamar nya.
“aduh, slamlikum dulu gituh mas kaget Rinzynya nih…” terbangun dari tidurannya. “aku males sama dia terus, biarin ajah mas, aku bilang aku diajak mas ke ultahnya mbak Mely,, hehe..!!” jawab Rinzy lantas tertawa mengejek.
“mas gak ngajari kamu bohong lho,, lagian ultahnya mbak Mely kan masih lama dek..!!” jawab mas Seno sembari melihat buku-buku sekolah Rinzy di meja belajarnya.
“Ya sih mas aku tau, tapi aku lagi males aja nemenin dia,” jawab Rinzy sambil berbaring di kasurnya lagi.
“dek ini no handphone siapa..??” mengambil buku yang berada di dekat kasur Rinzy.
“ooh,, itu no handphone Rudicks mas”. Jawab Rinzy setelah sedetik duduk kemudian kembali  berbaring.
“siapa lagi tuh sayang,,??”Tanya mas Seno sembari duduk di samping Rinzy yang berbaring.
“ooh,, itu temen baru di fb, yang gak lama lagi insya allah akan jadi penghuni baru di hati ku..!! hehe,,” memainkan boneka teddy besar yang ia beli setahun lalu di Jakarta bersama mamanya.
“orang mana sayang, hati-hati loh sama orang baru, jangan seenaknya gitu ngasih no handphone” papar mas Seno.
“orang Madura, siap mas… orangnya baik kok kayaknya”.
“yasudah bubuk siang, ntar sore ikut aku yah,,!!”sembari meninggalkan kamar Rinzy.
”kemana mas, ya aku ikut..!!”teriak Rinzy kegirangan.
“ada dech, ketemu ntar sore ajah” menutup kamar Rinzy.
***
“bangun sayang, katanya mau ikut mas jalan-jalan..!!” Seno membangunkan Rinzy yang masih lelap tidur.
“hmm, ya..” rinzy menjawab dengan malas dan memalingkan tidurnya kearah yang berlawanan dengan mas seno.
“banguuuuun,, bukan cuma jawab iya.” Seno membangunkan dengan lembut.
“ya mas, ni aku mau mandi” menenggelamkan tubuhnya di dalam selimut.
“mau mandi kok masih ngumpet diselimut, cepetan aku tunggu lima belas menit lagi harus sudah ada di motor loh yah,,” sorak mas seno sambil menarik selimut yang menutupi rinzy.
“ya baweell..!” jawab Rinzy malas dan menuju kamar mandinya.
Dua puluh menit kemudian, Mereka pun berangkat dan menghabiskan sore itu di alun-alun kota Malang, melihat berbagai kegiatan orang-orang yang super sibuk. “tebak-tebakan hayo dek..??” Seno memulai guyonannya.
“hayo, siapa takut..! yang kalah traktir eskrim. Mau..?? yang kalah juga harus siap nganter mbak ina tiap minggu kepasar dan membawakan belanjaannya” jawab Rinzy.
“hah..?? sadis amet taroan yang kedua tuh, traktir eskrim aja deh, kenapa mobil itu gak berenti berjalan,,??”
“hmmm,,,, apa yah…”rinzy berfikir mengtuk-ngetukkan jarinya di dahinya.
“hayo apa.. gak tau yah,, gak tau kan,, nyerah aja deh nyerah…” seno menggoda.
“ahha dapet… ya kalo berenti parkir donk, haha” jawab Rinzy singkat, lantas tertawa.
“kok tau sih.??” Seno menggerutu.
“iya lah aku kan jeniuss… ayo mas, cowo paling cakep, manis, perhatian versi aku siapa..??” tanya Rinzy.
“aku tau, Cuma itu sih gampang banget. pasti Putera kapten tim basket Smaga itu siapa lagi, kalo nggak berarti aku donk,, !!” lantas tertawa.
“salaaaaah banget, cowok itu masih baru aja aku kenal, namanya Rudiks, anaknya cakep, manis perhatian kayaknya, hayo ke tempat eskrim donk.. !!” guyon Rinzy melanjutkan tawanya dan mendorong memaksa mas seno membelikan sekrim untuknya.
Tak terasa sore itu berakhir dengan tawa dua orang saudara yang saling menyayangi meski mereka sedikit kekurangan rasa kasih sayang. Mama Dina, mama Rinzy bekerja disebuah perbankan cabang Malang, sedangkan ayahnya seorang tentara yang bertugas di daerah Blitar. Mama Rinzy selalu pulang larut malam karena itu Rinzy merasa ada kurang kasih sayang dari seorang mama. Tapi kesepian nya bisa diatasi dengan hadirnya mas Seno yang tiba-tiba menyayangi Rinzy, semenjak kakak laki-lakinya tepatnya kakak mas Seno yang bernama Lana meninggal empat tahun yang lalu. Seno menjadi sangat sayang kepada adiknya yang biasanya sehari tak bertegur sapa sekarang menjadi teman curhat sekaligus mas yang didambakan semua adik yang ada di dunia ini.
“mbak Ina, mama sudah datang belom,??” teriak Rinzy yang baru membuka pintu depan rumahnya.
“belom mbak, mama masih belum datang mungkin ntar datengnya larut malem, mbak tadi hapenya mbak Rinzy bunyi loh kayaknya mas Putera sms mbak.”terang mbak Ina.
“mbak hapeku dimana” teriak Rinzy lagi (nih orang hobi teriak-teriak kali yah).
“dimeja ruang tamu tadi kayaknya ketinggalan mbak” tak kalah nyaringnya dengan teriakan rinzy.
“aargh, mungkin itu sms dari orang yang nyebelin itu” gerutu Rinzy sambil berjalan malas menuju meja tamu guna mengambil handphonenya.
Ahahahahaa,, terdengar Rinzy tertawa kencang dan berlari kedapur lalu mencium mbak Ina yang sedang mencuci piring, dan menghampiri mas Seno yang sedang tiduran dan menciumnya juga. Mbak Ina, mas Seno heran melihat tingkah Rinzy yang sama dengan orang baru dapet undian motor. “Rinzy kamu kenapa..??” Tanya Seno heran.
“mbak nyapo to mbak kok koyok ngunu.??” Tanya mbak ina dengan medok jawanya yang khas orang Jawa tulen. Rinzy tertawa sambil berlari menuju kamar tanpa menghiraukan pertanyaan Seno dan mbak Ina. Hai jga, ku smpen no mu di kntak ku yah Rinzy cantik. Ternyata Rinzy bahagia minta ampun tadi karena Rudiks membalas smsnya yang dari tadi siang ditunggunya.
Iya dsmpen, aku jg sdh smpn no mu. Ngapain..?? balas Rinzy cepat.
Lgi tdrn smbil smsan sma cwe cntik. Balas Rudiks.
Psti tu cwek mu yo..?? maaf ganggu. :( jawab Rinzy dengan ekspresi wajah sedikit ditekuk.
Aku gk pnya cwek kali, hehe hnya sms dgn mu cantik :D. jawab Rudiks sedikit meledek.
Jago ngegombal yah,, ? :D jawab Rinzy. acara smsan pun berlanjut hingga malam menyelimuti dunia. Hingga Rinzy terlelap dalam tidurnya. Dan sembari alam mengganti malam dengan pagi yang indah.
***
Mentari pun mendapat tugas menjaga dunia pada siang hari untuk hari ini. Semilir angin pagi dikota Malang yang terkenal sejuk itu pun menyembunyikan semua agenda hari ini. Kicauan burung menambah indah pagi itu. “Rinzy, kamu bawa motor sendiri yah,,” teriak mas Seno dari garasi mobil.
“iya mas, siapin Rinzy mau berangkat sekarang”jawab Rinzy sembari menyeruput susunya.
“iya bawel sekarang sudah jam berapa cepet pergi sana..”gertak Seno sembari mengeluarkan motor dari garasi depan rumah, menuju Rinzy yang sudah siap untuk berangkat kesekolah dan memulai aktifitas hari itu.
“makasih jelek,, hehe.. “
“heh, nakal yah,, yasudah berangkat sana ntar telat lagi, baik-baik yah..“ sembari mengacak rambut Rinzy.
“mas Rinzy berangkat yah dodo..“ Rinzy berangkat sekolah, diperhatikan mas Seno sampai menghilang di pojok tikungan kompleks rumah Rinzy.
Ramai seperti biasa dalam kelas pagi itu. Rinzy duduk di sebelah Aya tiba-tiba mencium pipi mungil Aya. Aya tertegun sejenak melihat tingkah rinzy yang aneh hari itu. “kamu kenapa zy? Kok  baru nyampek langsung nyamber pipiku kayak gitu., lama-lama kamu suka sama aku yah,,??” Tanya Aya sedikit menggoda Rinzy.
“kamu tau, tadi malem aku smsan sama Rudiks loh,,”jawab Rinzy kegirangan.
“Rudiks,,,?? Siapa tuh Rudiks ?? selingkuhanmu yah..?? ayo ngaku ngaku cepetan,, kalo gak aku lapor sama Putera loh.. !!” Tanya aya sedikit menginterogasi Rinzy.
“lapor ajah biar dia semakin cepet mutusin aku. !”
“kamu gila yah zy. Cowok secakep putera kamu rela diputusin. Kamu udah mandi kan tadi yang mau kesekolah..??” ngejitak kepala Rinzy.
“aduhh,, sakit tau,,ndak usah ngejitak kepala kayak gitu napa..!!, kalo iya aku mau putus sama dia kenapa..? jauh lebih sempurna Rudiks kali, dari pada dia” keluh Rinzy.
“hayoo,, siapa Rudiks tuh,, ngaku gak kamu..??” samber Ola yang baru datang dan menjewer telinga Rinzy.
“ aww,,, sakit bego’ .. lagian baru datang juga langsung jewer, slamlikum kek gitu, ini malah dateng langsung jewer telinga orang” sedikit Emosi. Ola yang baru aja datang dan masuk kelas itu langsung nimbrung ke percakapan Rinzy dan Aya. Bel masuk pun berdentang mengharuskan ketiga sahabat itu menunda pembicaraannya. Pagi itu pelajaran akuntansi pengajarnya yang super duper kiler. “pagi…!!” sapa bu Tina.
“pagi juga ibu yang cantik juga manis kembarannya breatney spears yang tak ada tandingannya di dunia ini.. ??” selalu saja setiap ada pelajaran ibu kiler dikelas rinzy gak pernah ada yang namanya anak gak diem. Semuanya berbicara sesuka hatinya.
***
“kita mau ketoko buku, trus ke butiknya tante Eny, abis itu shoping di Matos, jalan-jalan, makan-makan di Quick , kamu ikutkan zy..??” jelas ola panjang lebar tentang agenda yang akan mereka bertiga biasa lakukan.
“maaf plend untuk saat ini aku gak bisa ikut kalian jalan-jalan ato belanja dan apalah itu.“
“loh,, kenapa biasanya kan juga kamu yang selalu ngajakin kita kok malah sekarang jadi gak mau ikutan gitu. Jadi gak kompak kamu yah zy. Kenapa sih kamu zy, akhir-akhir ini kamu beda banget sama Rinzy yang biasanya.” Tanya Ola keheranan.
“mungkin gara-gara Rudiks kali ya…??” sambung Aya sedikit meledek dan segera menutup mulutnya dengan tangannya sendiri.
“gak juga, tapi lagi males aja jalan-jalan. Gak ada hubungannya sama Rudiks kali …!! Yasudah aku pulang ajah yah be happy teman dadadah,,” jawab Rinzy lantas meninggalkan kedua temannya yang masih heran melihat perubahan tingkah Rinzy.
“siapa Rudiks??”Tanya Ola kepada Aya, setelah Rinzy pergi dan benar-benar menghilang dari pandangan ola.
“gak tau tuh dia sering aja gitu nyebut-nyebut nama itu” jawab Aya sembari menjalankan motornya keluar gerbang sekolahnya.
***
Beberapa bulan kemudian setelah rinzy menolak ajakan hura-hura temannya itu, keluarga rinzy sedang mengadakan tasyakuran mengingat lima tahun meninggalnya mas Lana. Rinzy membantu papa yang sedang memberikan santunan kepada anak yatim, sedangkan mama membantu mbak ina menyiapkan dan menyilahkan para undangan untuk mencicipi makanan yang telah dihidangkan. Teman-teman rinzy turut berdatangan. Puterapun juga datang, tetapi rinzy terlihat acuh tak acuh kepada putera. Tetapi putera malah mengambil perhatian mama rinzy, itu hal yang paling menjijikan bagi rinzy. Rinzy melihat papanya yang sangat bersemangat memberikan amplop kepada anak yatim itu. “pa,,, capek ya…!”
“gak ikhlas kamu.?” Tanya papa Rinzy.
“bukannya gak ikhlas Paa tapi selain seru juga sedikit capek paa..” jawab Rinzy enteng. Hapenya berbunyi ada pesan masuk. Sore cantik,, lagi apa nih...? Rinzy membaca pesan itu dengan tersenyum.
Iya,sore juga cakep :D lagi adain tasyakuran mengingat lima tahun mas Lana Meninggal balas Rinzy cepat.
Tasyakuran? Mas Lana? Maaf ya ganggu balas orang itu.
Iya, mas Lana kakak pertamaku sebelum Mas Seno, gak ganggu sama sekali, aku juga udah capek nih :( balas rinzy
Maaf lagi yah aku gak tau yasudah istrht dlu aj.
Iya sudah gak papa, dari tadi minta maaf terus, emang lagi hari raya, maaf maafan terus..?? balas rinzy guyon dan terlihat tersenyum geli melihat tingkahnya sendiri
Hehehe.. lcu jga lama-lama, pengen dehbalasnya
Pengen apa..?? rinzy penasaran.
Pengen apa yah pengen jadi penghuni
Penghuni apa..?? penghuni di hati ku..?? hehe maaf  balas rinzy sembari menghampiri tempat duduk di ruang tamu itu.
Acara tasyakuran berjalan dengan lancar begitu pula acara pendekatan antara rudiks dan rinzy berjalan dengan lancar juga. Semua tamu dirumah rinzy tampaknya berangsur-angsur pulang sedikit demi sedikit sampai akhirnya diruangan itu hanya tersisa rinzy yang tak sadar bahwa hanya tinggal dirinyalah diruangan itu, karena keasyikan dengan handphonenya.
***
 Berapa bulan setelah tasyakuran itu. Dunia gelap ditambah indah berselimut ribuan bintang yang menghiasinya, gadis cantik itu terlihat sedang menenggelamkan mukanya dikedua tangannya, tepat di taman depan rumahnya yang tinggi itu. Kemudian handphone yang berada di dekatnya itu bergetar tanda ada satu pesan masuk, segera rinzy  menjamah handphonenya aku dlu dah prnah nembak kmu kli, tpi kyaknya gk mmpan tuh,, kasian aku,, :( isi sms Rudiks. Rinzy tersenyum membacanya,
ya dlu, cba ja skrng ,,:p balas Rinzy cepat dan kembali keposisi menenggelamkan mukanya di kedua tangannya
Oky, aku itu hnya orng biasa, aku sayang kmu, aku ska sma kmu, mw gk jdi pcar ku,,?? Balasan itu membuat Rinzy sedikit menahan tawa yang siap untuk meluncur.
Masih gak mempan tuh,,:p balasnya.
Aduh pluruku tnggal stu,, yg ni hrs mmpan,, Rinzy cantik, aku syng kmu mw gk jdi pcar ku..??. Rinzy tertawa senang melihat bacaan yang tertera di handphonenya itu
Nah gtu donk,, sbnrnya aku jga dah lma ska sma kmu,, aku jga syang kmu,,:* balas Rinzy sambil memeluk boneka Teddy yang tak kalah imut dengan dirinnya.
Yeee,,, mksih aku syang kmu. Jdi kta pcrn nih skrg..?? balas Rudiks.
Mnrut kmu gmna..?? balas Rinzy.
kmu sii nanyak aku, yaiylah kta itu pcran hehe,,,balas Rudiks. Rinzy dan Rudiks pun telah tenggelam dalam asiknya sms, hingga menghantar rinzy terlelap dalam kebahagiaan malam itu di kursi taman, hingga mas seno harus menggendongnya masuk kekamarnya. (huh.. dasar rinzy..)
***
Pgi syng,, dah bngun belum..?? Rinzy membuka pesan itu dengan raut muka yang manyun karena terpaksa membuka mata sepagi itu.
Pgi jga, udh put. Oia, Aku pngn ntar siang ktmu kmu, aku mw ngmong sma kmu da yg pnting,
ya mw ktmu dmna..?? knpa g ditlfon aja syg?? Apaan siih..?? balasan putera
G ku g bsa jlsin di tlfon, kta ktmu di taman aja ntar siang kan ada wktu yaa..??
Oke,iy ku da wktu,apa sii yg g bwt kmu. aku jmput kmu yah..??
Gk usah aku bwa mtor sndiri ja, ktmu jm 9yah ku tnggu kmu disna.
Jam 08:45 Rinzy berangkat dari rumahnya menuju taman alun-alun kota. Sesampainya disana terlihat beberapa anak sedang asik bermain. “Hai Rinzy cantik..?” sapa salah satu teman Putera yang kebetulan juga teman Rinzy.
“hai juga, ada Putera gak..??” Tanya Rinzy sedikit tersenyum.
“aduh beibeph mu belom dateng tuh, ooohh itu tuh dia sudah dateng,” sembari menunjuk Putera yang akan memarkir motornya.
“hai sayang,, !” sapa Putera.
“hai juga” sembari menuju Putera yang masih terlihat memarkir motornya.
“ada apa sayang, kayaknya ada yang penting gitu.?” Tanya Putera.
“aku mau kita udahan yah..??!” terang Rinzy berusaha tenang.
“maksud kamu yank,,??”sembari memandangi wajah Rinzy yang sedikit memerah karena tidak terbiasa dengan keadaan mencekam seperti itu.
“iya, aku mau kita udahan, kalo masih nggak ngerti aku mau ‘PUTUS’ dari kamu. “ jelas Rinzy sedikit menggertak Putera dan tetap menjaga sifat agar tidak ikut kacau
“tapi kenapa kamu mau putus dengan ku, perasaan kita nggak ada masalah apa-apa deh, hubungan kita baik-baik ajakan. Dan sekarang tiba-tiba minta putus tanpa sebab kayak gini. “terang Putera sembari menggenggam tangan dan memandangi wajah Rinzy.
“iya sih tapi aku udah ngerasa nggak cocok aja sama kamu.” jawab Rinzy sedikit grogi.
“apa mungkin kamu sudah ada yang baru ya..?? siapa..??” Tanya Putera dengan emosi, dan terlihat sedikit air mata yang hanya menunggu untuk meluruh di pipi putera.
“nggak kok gak ada yang baru, udah. sekarang udah jelas aku putus dengan mu, aku mau pulang.” Jawab Rinzy sembari bergegas meninggalkan Putera.
“Rinzy, kamu egois ya, gak ngasik kesempatan buat aku memperbaiki diri.”teriak Putera, yaa,, air mata putera benar-benar telah luruh, dan secepatnya putera menghapusnya.
“terserah kamu aja” jawab Rinzy sembari meninggalkan putera. Teman putera pun hanya ternganga melihat temannya putus. Dan putera menggeram, menyesal, dendam dengan kejadian itu.
***
“dia marah karena aku gak bales smsnya, aku dapet hukuman sayang push up tadi, jangan ngambek donk..” status facebook Rudiks saat ini. Rinzy tidak membalas sms Rudiks lagi setelah beberapa lama Rinzy menunggu nya. Ternyata bukan karena Rudiks tidak ingin membalas smsnya tapi karena Rudiks dikenak hukuman Push up 20 kali. Karena ketahuan smsan dengan Rinzy saat acara penyampaian teori di gerakan Pecinta Alam disekolah Rudiks berlangsung. Syg aku tdi kna hkuman pushup, bkn krna aku g mw bls sms mu. Ketik rudiks sembari keluar dari gerbang sekolahnya tercinta.
Hanya alasan kan,,?? Balas Rinzy cuek.
Sumpah ynk, aku tdi kna hkuman gra2 ktauan bls sms mu Balas Rudiks setengah berharap Rinzy menghentikan aksi ngambeknya.
Ooh, ysdah gk ush bls lgi yah.
Aduuhh.
Terserah west, jawab rinzy cuek. Tak tahan dengan keadaan yang terus-terusan Rinzy seperti tidak mau memaafkan Rudiks, Rudiks akhirnya menelfon nomer Rinzy. tuuut… tuuut… tuuut… maaf nomer yang anda tuju tidak dapat dihubungi,, “aaarghh kenapa di Reject sih,, susah punya cewek jauh suka ngambek kayak gini” gerutu Rudiks. Yank, jgn diemin aku kya gni donk, knpa tlfon ku direject..?? ketik Rudiks dengan kecepatan tangan melebihi kapasitas.
“haloo.?? jamur,, masih marah sama brokoli..??” Tanya Rudiks sembari membenarkan duduknya yang tadi setengah tiduran di kursi pojok depan televise, jamur dan brokoli adalah panggilan sayang mereka berdua.
“iya, jamur masih marah sama brokoli, jamur tadi nunggu brokoli bales sms nya jamur sampe jamurlumutan, boring sendiri di kamar, brokoli jahat yah sama jamur,,,” jelas Rinzy di kejauhan.
“jamurrr,, tadi bukannya gak mau belas sms nya jamur, tapi brokoli tadi kenak hukuman sama senior gara-gara brokoli ketahuan sedang bales sms tadi. brokoli disuruh phus up 20 kali, mana tega brokoli ninggalin jamur sendiri,,,,” jelas rudiks.
“yayaya,, itu terus jadikan alasan,,,” bantah Rinzy kurang percaya dengan pengakuan Rudiks.
“jamur sayang lagi ngapain..?” Tanya Rudiks mengalihkan pembicaraan.
“gak usah lari dari masalah deh..” guyon Rinzy yang sudah sedikit percaya dan sedikit menggoda.
“sayank ahh,, percaya donk,, aku bicara beneran tadi kenak hukuman. Aku tuh gak bakalan ninggalin kamu selagi aku masih bisa nemenin kamu sumpah..” jelas Rudiks susah payah agar Rinzy bisa benar-benar percaya.
“iya baweell aku udah percaya dari tadi kok,, tadi Cuma guyonin bawel aja ,,”terang Rinzy sambil tertawa. Bawel juga panggilan sayang mereka berdua.
“uuuuhhh sayank guyon terus ah,, kalo ada disini udah tak jewer kamu,, ngapain kamu yank…?” Tanya Rudiks.
“aku tiduran, lagi nelpon kamu nih,” goda Rinzy.”
“terus…?
“kok tadi kamu dihukum pushup emang bisa pushup..? goda Rinzy.
“ push up itu bagiku sudah kebiasaan lagi” jawab rudiks diseberang.
“cieelaa,, kebiasaan, yank gak mau bobok kamu, aku ngantuk nih,,”keluh Rinzy.
“yuk bobok yuk,,”ajak Rudiks menggoda.
“ayuk,, dadah sayank aku sayang kamu, jamur sayang brokoli bawel…” Rinzy pamit.
”ya sayank, aku juga sayang kamu brokoli juga sayang jamur bawell” sembari mematikan teleponnya.
***
Sore-sore setelah pulang sekolah enaknya adalah jalan-jalan di deket alun-alun sungguh hal yang begitu menyenangkan, tapi tidak untuk rinzy, rinzy sedang asyik dalam mimpi indahnya. Sore itu Rinzy diajak Rendi teman Putera yang selalu bersama Putera, bangun tidur Rinzy mendapati banyak pesan masuk di handphonenya. Zy, ntar ikt aku yah bli kdo bwt cwek q, Lia ultah bsk aku gk tw hrs bli apa, kmu kan cwk mngkin kmu bs bntu aku. Yaahh, itung2 ngilangin boring gtu. Isi pesan Rendy.
Iya ren maaf,  aku bru bngun tdr. Jam brp..?? balas Rinzy.
skrg aku mw jmpt kmu yah.. balas Rendy.
Aku mau mandi dulu yaa balas Rinzy lalu bergegas ke kamar mandi. Setelah mandi, Rinzy bergegas ganti baju dan mulai mendandani dirinya sebisa mungkin. Bunyi motor Rendy pun sudah terdengar keras di lantai bawah alias di halaman rumah Rinzy. “adduhh, udah dateng lagi tuh anak” gerutu Rinzy dan mempercepat aktifitas siap-siapnya
“mbak Rinzy ada mas Rendi mbak” panggil mbak Ina.
“iya mbak ntar lagi” teriak Rinzy merespon panggilan mbak Ina. Sedangkan dibawah Rendi asik berbicara dengan Mas seno yang sedang menyuci mobil Jazz merah hati.
“mau kemana Ren..?” Tanya mas seno kepada Rendy.
“mau diajak belanja mas, cewek ku ultah mau beli kado kan lebih baik aku ngajak Rinzy dia kan cewek lebih tau apa yang diinginkan” sembari jongkok disamping mas seno.
“udah pamit kan sama Putera..??” guyon mas seno.
“hah,,?? Mas belom tau, mereka udah putus kali mas lama udah putusnya” terang Rendi.
“ooh, putus kok Rinzy gak cerita apa-apa yah..??” mas Seno heran, sembari menyembunyikan wajah yang penuh Tanya, kenapa Rinzy gak cerita kepada dirinya dan kenapa juga dia putusin Putera. “yuk Ren,,!” ajak Rinzy sembari berjalan mendekati mas Seno dan Rendi.
“wuihh,, cantik bener kamu Zy… mas aku bawa Rinzy nya dulu yah..!!” Rendi pamit.
“dadah Seno jelek.. bleeekkk.” Guyon Rinzy kepada masnya.
***
Selepas adzan magrib berkumandang Rinzy bergegas mengambil wudhu’ serta mukenahnya guna menunaikan sholat Maghrib. Di musola bersama mas Seno dan mbak Ina, Rinzy menunaikan sholat dengan khusyuk. Setelah selesai sholat Rinzy berlari menuju kamar nya yang menjadi tempat favoritnya setiap saat dan tak luput dari aroma keju yang khas. Setelah sampai diambilnya handphone yang ada di meja belajarnya, lalu mengetik pesan singkat yang ditujukan kepada Rudiks. udah sholat belum yank,,?? Sembari berbaring melepaskan penat yang ada. Mas Seno membuka pintu kamar Rinzy. “ada apa mas..??” Tanya Rinzy heran.
“kenapa kamu putus sama Putera, dan kenapa juga kamu gak cerita sama aku..??” Seno menginterogasi dengan galak
“yaaaa… karena aku sudah bosen ajah sama Putera, dan capek sama Putera. Masalah aku gak cerita sama mas itu karena rinzy tau mas bakalan nanyak panjang lebar dan nasehati aku luas-luas dan aku males dengernya.” Jelas Rinzy se enaknya
“setidaknya kamu tanya dulu sama mas, mungkin mas bisa bantu kamu, dan juga mas itu nasehati kamu panjang lebar itu agar Rinzy nya mas Seno gak salah pilih jalan,,,” jelas mas Seno sembari mengelus rambut Rinzy yang halus.
“iyaaa,, lain kali Rinzy minta pendapat mas Seno dulu dehh,.”jawab Rinzy penuh sayang
“berarti kamu sekarang jomblo alias lagi lajang alias lagi sendiri alias lagi gak punya cowok donk…”
“kok banyak aliasnya sih mas..??punya donkk alias masih banyak stoknya,, masak Rinzy Dwi Fitra Hariza putri bungsu mama Dina dan Papa Haris gak punya cowok sih..”jawabnya
“siapa..?? orang Madura itu..??”
“yupss,, betul banget,, mas pinter dehh”
“kapan jadiannya..??”
“kemarin pas tanggal 08 juli hehe” jawab rinzy santai dan meledek
“awas yah,, hati-hati dengan hubungan mu, apalagi dia tuh orang yang jauh dari kamu, kamu perlu mengenalnya lebih dari kamu mengenal biasanya” nasehat Seno
“sips.. oke boss bawel” jawab Rinzy sambil hormat kepada mas seno, lalu mas seno mencubit pipi Rinzy.
“auuuww.. sakiitt..” jerit rinzy
“biarin adek ku yang nakal juga bandel”goda seno
“huuhh…” seru Rinzy
“yasudah mas ke kamar dulu mau nyelesain tugas kuliah banyak banget. Kamu kalo mau bubuk, bubuk ajah biar besok ngebanguninnya gak ribet”
“iyaaa” Rinzy patuh
***
“mas Rinzy gak usah ikut ajah yah ke Lamongan besok” keluh Rinzy
“kenapa gak mau ikut kan udah kewajiban..”
“Rinzy males soalnya barengan sama sekolah Putera juga”
“gak pokoknya kamu harus ikut, apalagi kamu yang ngusulin acara itu ke daerah Lamongan”
“iya tapikan…”
“gak ada tapi-tapian pokoknya harus ikut” bentak Seno
Rinzy merasa dadanya sesak, dan akhirnya air matanyapun menetes tanpa ia sadari dia menangis di depan Seno. Karena dia kira dengan menangis Seno bakalan luluh hatinya, karena senjata andalan Rinzy yang bakalan membuat Seno luluh hanyalah air matanya.
“gak usah nangis, aku gak bakalan kasian sama kamu” bentak Seno
Bentakan itu diikuti dengan bantingan sendok Rinzy, lalu Rinzy pergi meninggalkan Seno sendiri masih tetap dengan makan malamnya. Seno merasa sedikit kasihan kepada Rinzy, Seno merasa sudah terlalu memaksa Rinzy untuk itu semua. Setelah makan malamnya  selesai Seno memanggil mbak Ina. “mbak,, bantu Rinzy buat masukin baju ke ranselnya untuk ikut acara latihan gabungannya”
“iya mas,,”
Mbak ina berlari kecil menghampiri kamar Rinzy. tok… tok… tok… “mbak Rinzy.. mbak Ina mau masuk yah,,,”
“mau apa..??” bentak Rinzy dari dalam kamarnya.
Mbak ina membuka Pintu dengan pelan. “mana baju yang akan dibawa..?” Tanya mbak Ina
“tau deh mbak,, Rinzy gak mau ikut kegiatan itu…” pinta Rinzy.
“yaaa,, mau gimana lagi mbak ,, jalani aja seperti biasanya mbak,,, mbak yang sabar aja yah…”nasehati mbak Ina
“adduuhh terserah deh” Rinzy menutupi mukanya dengan bantalnya.
Pagi-pagi sekali tepatnya jam enam pagi mobil Jazz merah hati sudah berderu. Dengan kemalasan tingkat tinggi, Rinzy mulai menuruni lantai tangga rumahnya. Mata Rinzy terlihat merah, sangat jelas kalau dia baru saja berhenti nangis dari semalam sehabis. “cepetan sayang.. ntar tertinggal busnya lho” sapa Seno.
Mata Rinzy hanya memandangi senyuman seno yang khas lesung pipit di pipi kirinya dengan rona mata yang tak biasanya. Rinzy tetap dengan manyunnya.
“jalani aja wong Cuma sepuluh hari juga kan, baik-baik disana yah, kalo ada apa-apa cepet kasik kabar” nasehat Seno dalam mobil.
Ramai sekolah Rinzy, menunggu pemberangkatan rombongan Peserta latihan gabungan dan persahabatan antar sekolah. Rinzy membuka pintu mobil dengan malas. Terlihat hanya Aya yang menghampiri Rinzy. Aya mengenakan baju hijau pupus dengan celana jins berwarna biru muda yang terlihat manis. “hai sayang siap untuk memulai sepuluh hari kedepan,..??” Tanya Aya.
“gak siap” jawabnya cuek.
“kok gitu, baju mu bagus, pas banget sama karakter mu, jadi terlihat sedikit lebih cantik dari biasanya” goda Aya, melihat penampilan Rinzy. Rinzy mengenakan celana jins hitam dengan atasan kaos berwarna Merah dengan gambar huruf R besar berwarna hitam dan di hiasi jepitan cantik di rambutnya.
“makasih, Ola mana..??”
“yang bener aja kamu nanyain Ola, dia kan gak ikut dia kan paling males sama yang namanya latihan gabungan sayang, apalagi Riko kan gak ikut, kesana yuk…” menunjuk kerumunan cowok yang sedang asyik berbicara.
“oia Ola gak ikut enak tu anak, yuk..” sembari meninggalkan mobilnya.
Mata Rinzy terbelalak melihat siapa yang sedang memberikan penjelasan kepada teman-temannya dalam kerumunan cowok-cowok itu. Rinzy berhenti berjalan, Rinzy hendak berbalik lalu suara itu berhasil mencegah langkah Rinzy untuk tidak diteruskan.
“Rinzy,,, kamu ikut juga kegiatan ini,,??”
“iya”
“cantik banget kamu memakai baju itu, aku suka banget”
“makasih” dengan nada cuek
“cuek banget… dengan siapa sekarang…??”
“kenapa nanyak gitu…??” mata rinzy membelalak
“yaiya aku pengen tau aja orang yang udah buat kamu mutusin aku, dan lebih memilih dia dari pada aku…”
“pengen tau..?? gak usah deh malu kalo kamu tau, karena dia lebih mulia dari pada kamu” menunjuk muka putera.
“waaaw,,, Rinzy bahasamu bagus banget, akan aku cari tau meski kamu gak mau ngasih tau…”
“terserah” sembari meninggalkan cowok itu.
Mas seno menggelengkan kepala melihat tingkah Rinzy kepada Putera tadi, Rinzy menghampiri mobilnya dan membuka pintu mobilnya untuk mengambil ranselnya. Terlihat para siswa berlari menuju bus yang akan mengantarkan mereka ke tujuan. “hati-hati disana, jaga diri baik-baik”
“ya,,, nitip mama…” mencium tangan alias bersalaman kepada mas Seno.
“Rinzy ayuk cepet gak dapet tempat duduk ntar kamu” panggil Aya.
Rinzy berlari menghampiri Aya. “mau di bus yang mana..??” Tanya Rinzy kepada Aya
“tuh” menunjuk bus yang di parkir tak jauh darinya dan terlihat bus itu sudah banyak penumpangnya.
Rinzy menaiki bus itu dan melihat sekitarnya, semua tempat duduk di bus itu sudah di penuhi dan hanya tinggal satu tempat duduk yang tersisa, Aya sudah duduk di sebelah Uki cowoknya. Dan tempat duduk kosong itu tepat disebelah Putera. Rinzy tetap berdiri berharap ada yang rela menukar tempat dengannya. “Rinzy masih nungguin apa..?? ayo cepat duduk” bentak guru Pembina. Rinzy tersentak melihat Putera tersenyum meledek, dan bangga dengan kemenangannya. Dengan langkah yang berat Rinzy menghampiri tempat duduk itu. “sips,, aku menang” sapa Putera meledek Rinzy.
Tapi Rinzy tetap menganggap tak ada suara yang menyapanya, sembari bus itu melaju. Kesal dengan semuanya Rinzy merogoh handphone di Ranselnya. Dan memulai mengetik sesuatu disana. Boriiiiiinggg,, nyebelin benget deh hari ini pesan itu dia kirimkan pada Rudiks.
Knpa syg..?? balasannya.
Gak tau deh gelap jawabnya. Merasa Putera tak dianggap, Putera memutuskan untuk menyentuh tangan Rinzy yang tepat berada di pangkuan Rinzy. “hei, aku kangen megang tangan mu” goda Putera. Rinzy berusaha melepaskan genggaman yang kuat itu.
“lepas gak…” bentak Rinzy.
“gak” tangan Putera semakin kuat menggenggam tangan Rinzy.
“Put… lepas sakit tau…”
“ups maaf kekencengan yah, habisnya tangan mu lembut banget jadi gak kerasa kalo aku lagi memegangnya…”
“gila loh..”
“wisss,,, asiik gituh bicara mu jadi makin sayang Puteranya” sembari mendekatkan wajahnya ke wajah Rinzy.
“waaah,, parfummu enak banget jadi pengen nyium” goda Putera
“gila loh, awas kalo ngapa-ngapain,,,”
“kalo aku mau cium kamu gimana,,,?? Awww,,, ” terlihat Rinzy mendorong muka putera berharap wajah putera yang pas di depan matanya menjauh.
“pak,,, Rinzy gak mau duduk sama anak ini,,, Rinzy mau tuker tempat” teriak Rinzy kepada pembinanya.
“sudah lah duduk” keluhan Rinzy terlihat diabaikan oleh pembinanya.
“yeesss,, kamu tuh masih milikku meski kita tuh sebenernya sudah putus alias gak ada hubungan yang berarti” melingkarkan tangannya dipundak rinzy yang segera rinzy membuang nya
“diemm kamu..!!” sembari mengambil Ipad di ranselnya dan memakainya.
Putera pun tak berhenti menggoda Rinzy, terlihat Putera berusaha memegang tangan Rinzy kembali, tapi semua itu sia-sia. Terlihat tangan Rinzy sibuk mengetik balasan dari Rudiks. Perjalanan itu sepi senyap karena hampir semua penumpang itu tertidur.
Beberapa lama kemudian guru Pembina berdiri di antara tempat duduk dan mengumumkan sesuatu “ayoo,, kita sudah hampir sampai,, bangun,,bangun,,,” teriak guru Pembina
Terlihat semua penumpang disana sini membuka mata dengan pelan.
“kita disini bakalan latihan gabungan jadi kita disini membawa nama baik sekolah kita masing-masing, jaga kesopanan, jangan buat dan cari masalah. Kalian disana akan dibagi beberapa tim, dan satu Pembina. Yang ada apa-apa langsung Tanya kepada pembinanya masing-masing…yuk turun dan cari tempat yang teduh untuk mendengarkan intruksi selanjutnya…” jelas Pembina itu.
Semua penumpang dalam bus itu turun satu persatu dan mencari-cari tempat yang pas untuk menunggu beberapa bus yang belum sampai.
Beberapa lama kemudian semua peserta telah berkumpul dibawah pepohonan yang rindang dan mendengarkan intruksi dari Pembina. Lalu pembagian tim, dalam satu tim terdiri dari dua laki-laki satu Pembina. “pembina bapak Lucky asmoro, ketua tim dipimpin Putera judika dan anggotanya adalah Ilsyah Resha Anggara, Irma Anggraeni,Dyah Pitaloka.” Harap-harap cemas Rinzy berdoa agar dia tidak masuk dalam kelompok kerja itu, “Rinzy Dwi Fitra Hariza, “ jelas pembinanya, mendengar namamanya disebut Rinzy merasa seisi dunia itu berubah menjadi wajah Putera dengan raut muka mengejek Rinzy. “cari tempat yang pas untuk merembukkan nama kelompok yang anda sukai lalu tulis di selembar kertas dan anggotanya, kelomppok kedua ….”terang bapak Hidayat.
“yuk kesana” ajak Putera pada kelompoknya.
Semua anggota kelompok itu mengikuti langkah Putera menuju satu tempat yang sedikit meneduhkan, lalu ketiga anggota itu duduk melingkar, langkah Rinzy terasa berat dengan terpaksa Rinzy duduk di samping Resha, tak lama kemudian Putera duduk di samping Rinzy, hendak Rinzy pindah tempat tapi ditahan oleh tangan Putera yang segera memegang tangannya. “duduk,,,” bentak Putera.
Dengan patuh dan tak berkata apa-apa Rinzy duduk kembali. “kita disini satu tim, kita mungkin belum sepenuhnya kenal satu sama lain karena sekolah kita berbeda, kenalkan nama saya Putera Judika kelas XI ipa 3 di SMA negeri 3 Malang, disini saya menjabat sebagai ketua tim, sebut nama dan kelas anda satu persatu”
“nama saya Dyah Pitaloka kelas X TKJ 1 SMK negeri 2 malang”
“nama saya Irma Anggraeni kelas XI TKJ 1 SMK negeri 3 PGRI Malang”
“nama saya Ilsyah Resha Anggara kelas XI ipa 4 SMA negeri 3 Malang”
Terlihat Rinzy manyun, diam bengong, melamun, Rinzy tersentak saat dia di pukul pundaknya oleh Resha.
“nama saya…”
“Rinzy Dwi Fitra Hariza kelas XI TKJ1 SMK negeri 3 PGRI Malang, saya orangnya egois, tidak memberi kesempatan kepada orang yang menyayangi saya, saya juga manja, keras hati, tapi kelebihan saya karena kecantikan saya, dan juga kapten tim basket di sekolah” potong Putera yang membuat Bad mood Rinzy memuncak.
“jangan bawa-bawa masalah kita kesini yah, aku gak suka” bentak Rinzy
“hak saya berbicara di depan umum, karena saya ketua tim disini”jelas Putera dengan kemenangannya.
Rinzy hanya diam. “sekarang kita bicara kelompok kita, nama apa yang pas untuk kita disini…ada yang sudah dapat nama yang unik…??” Tanya putera
“bagaimana kalo namanya Azhimuth”usul Resha
“dickudicks ajah” Dyah memberi usul
“DIAM” bentak Rinzy, bukan karena Rinzy mengusulkan nama itu tapi dia terlalu capek mendengarkan semuanya, dia muak dengan keadaan yang seperti itu.
“nah aku lebih suka nama kelompok kita tuh DIAM.”samber Putera.
“iya setuju, unik penuh makna,,” Resha menyetujui.
Rinzy hanya diam tak berkomentar. Pembina menghampiri kelompok itu dan menjelaskan pembagian kamar tidur disana. Dikamar tidur satu kamar terdiri dari enam orang.
“rembuk nama kelompoknya sudah…?? Sekarang bapak bakalan bacain susunan kamar tidur di penginapan ini, cewek kamarnya di bagian utara satu kamar enam orang, Rinzy, Irma, Dyah, kalian di kamar 2. Sedangkan yang cowok di sebelah utara kamar cewek, putera dan Resha di kamar 1… sudah jelas,,,?? Sekarang silahkan masukkan barang-barang kalian ke kamarnya masing-masing, dan istirahat nanti malam acara pembukaan akan dilaksanakan” jelas pak Hidayat.
“aku pengen pulang…” keluh Rinzy.
“pembukaan masih belum loh sayang…”Aya menenangkan Rinzy, ternyata Aya satu kamar dengan Rinzy.
***
Acara pembukaan dilaksanakan dengan hikmat oleh seluruh peserta latian gabungan malam itu, tapi tidak bagi Rinzy, dia merasa dia kurang bersemangat karena disitu ada Putera cowok keras kepala yang selalu ingin menang sendiri. Sayank,,, pesan singkat dari Rudiks yang sedikit membuat Rinzy lebih baik,
sayaaaankk,, kmna ja si dr td aku nungguin sms mu yank,,, gk tw ap, klo aku lgi sbel bnget hri in.. balasnya cepat.
Maf syg, aku td dpt tgas ngtik dri guru, gak tw pas liburan kali gru tuh.. sayank ngpain skrg..?? terang rudiks.
Lgi di Lamongan, ltyn gabngan dgn skloh lain, yank.,,, dsni da Putera lgi. Jawab Rinzy.
Who is he..?? Tanya Rudiks.
Oia, km blm tw ya syg???.tanya rinzy yang sedikit merasa bersalah.
Ya ku blm tw sypa Putera?? Tanya Rudiks sedikit curiga dan merasa gak enak hati.
Tp km jgn cmbru yah,,, :). guyon Rinzy.
Ahh,, syg ayo cpt siapa tu Putera. Km blg gtu aj ku dah cmbru ni!! Jawab Rudiks sedikit memaksa
Putera itu mntan pcar ku, yang nyebelin …… (blabla.. bla) jelas Rinzy.
hah..?? sdh mntn kan yank?? Tp kyaknya Putera bkalan ngjar kmu deh yank, klo siftnya kyak gtu.. aku tkt khilngn km yank.. Jawab Rudiks dengan kecemburuan yang memuncak. Acara smsan pun berlanjut hingga larut malam menylimuti dunia.
***
Sudah hari ke delapan, Rinzy sudah mulai cair dengan keadaan. Dan hari kedelapan inilah semua peserta diwajibkan mengikuti kegiatan Cinta Alam, yaitu satu kegiatan dimana setiap tim dipimpin ketua tim akan berjalan ke hutan rimba guna mengetahui keagungan sang pencipta dan menikmati indahnya alam ini. “yuk…kita lanjutkan perjalanan lagian udah hampir sampek ke lokasinya” ajak Putera, yang sedari tadi menemani anggotanya istirahat.
“yuk,,, semangat pasukan DIAM…” jawab anggotanya, kecuali Rinzy yang sudah terlalu lelah melakukan perjalanan yang jauh dan mendaki itu. terlihat mata Rinzy tertutup rapat dan wajahnya pucat, semua anggota sudah setengah berjalan yang dipimpin Putera.
“Hei,,, kelihatannya Rinzy masih lelah nih,,,” teriak Dyah memberi tahu temannya yang didepan memimpin. Putera melihat Rinzy masih duduk lemas, setengah tak percaya. Putera membalikkan badan menghampiri Rinzy.
“bangun lahh,, jangan sok kamu,,, ayo bangun… aku tau kamu pasti pura-pura bangun Rinzy manjaa…” gertak Putera pada Rinzy sambil menepuk pipinya. tapi mata Rinzy tetap tertutup rapat tak sedikit pun membuka matanya. Kepala Rinzy terjatuh dari sandarannya hingga menekuk.
“aduhh,, nih anak gak sadar lagi…” putera terkejut, panik serta merasa menyesal karena telah menggertak Rinzy tadi.
“Rinzy,, Rinzy sayank,, cicinnta,, bangun rewel… manjaaa,, jelekk,, banguunn…” Putera mencoba membangunkan Rinzy yang tak sadarkan diri, dengan memanggil panggilan sayangnya saat masih berhubungan dengannya.
“nunggu Rinzy sadar atau kita akan ketinggalan rombongan itu  terlalu jauh” Tanya Resha.
“yasudah Rinzy aku gendong, sedangkan kita tetap harus melanjutkan perjalanan, Resh ransel ku titip sama kamu, Dyah ransel Rinzy kamu yang bawa yah…” menginteruksi temannya.
“sips…” jawab Resha dan Dyah kompak.
***
Sampailah rombongnan tim Putera ke pos 3 yang letaknya di pusat hutan Rimba. Sebagian peserta segera menghampiri rombongan itu dan membantu membawakan ransel tim Putera yang tampak masih lelah, Rinzy lagsung ditangani medis pos 3.
“Rinzy kenapa….” Tanya Aya khawatir yang sudah sedari tadi menunggu Rinzy.
“dia kelelahan mungkin..”jawab putera.
“kamu gimana sih put kok gak jagain dia,,,”
“bukannya gak dijagain. Aku udah merhatiin dia banget tapi mungkin udah terlalu lemah kali fisiknya jadinya tadi pas waktu istirahat dia hilang kesadarannya, dia juga gak suka aku perhatian sma dia…” terang Putera. Terlihat Aya berlari kedalam pos untuk melihat keadaan Rinzy.
“sayank,, bangun,, kamu baik-baik aja kan…??” sapa Aya meski Rinzy tak sekalipun membuka matanya. Handphone Rinzy berdering tanda ada panggilan masuk, diambilnya handpone Rinzy, terlihat SENO BAWEL menghubungi Rinzy, Aya langsung menjawab panggilan itu.
“halo,, kenapa mas ini Aya..”
“Rinzy mana…??”
“ada nih mas masih istirahat baru aja nyampek..”
“kasikkan Rinzy dek…”
“eeh,, anu,, itu mas” Aya terlihat mencari alasan yang tepat agar Seno tidak tahu kalau Rinzy lagi pingsan.
“kemana dek kok gitu jawabnya…??
“itu mas,, anuu,, eeh,, Rinzyy…”
“iya Rinzy kemana,, kenapa dengan Rinzy.” seno panik
“Rinzy… Rinzy… Rinzy,,, pingsan tadi terlalu capek,, tapi sekarang udah di posko kesehatan kok jadi mas Seno gak usah khawatir.” Jelas Aya menenangkan Seno.
“aduhh,, terus gimana ituh..??”
“ya nunggu Rinzy sadar mas,, entar mungkin dia sadar, hanya terlalu capek aja, mas tenang ya…” Aya menenangkan mas Seno.
“hmm,, iya dek,, tapi mas minta tolong tetep jagain Rinzy yah… soalnya yang waktu pemberangkatan mas berantem sama Rinzy. yasudah dek mas tutup dulu telponnya ntar kalo sadar kasik kabar Mas yah..!!”
“iya mas…”
Aya terlihat sedikit tenang dengan kekhawatiran mas seno yang sudah teratasi, dan Aya juga sedikit bingung kenapa tadi seno mengatakan kalo dia lagi berantem sama Rinzy. handphone Rinzy berdering kembali tanda satu pesan masuk. Aya bingung mau buka atau mau dibiarkan, Aya memutuskan untuk membuka pesan itu. “sayanksayank,, kamu ngapain..???. pesan itu semakin membuat Aya terjebak dengan kehidupan sahabatnya itu. satu nama di kontak handpone rinzy yang membuat Aya ingin tau siapa pemilik nomer handpone yang bernamakan sayank itu. terlihat putera menghampiri aya yang duduk disamping Rinzy. “Hehh,, gimana nih anak sudah mendingan..??”
“sudah tadi dia sudah sadar tapi mungkin sangat lelah dia tidur lagi…”
“bagus deh kalo dia sudah sadar”
“kamu tadi sms Rinzy…?” Tanya Aya sedikit berbisik.
“mau sms pake idung lu,,, hape ku ada di ransel tuh, ransel ku masih gak tau dimana…!, emang ngapain sms dia wong gak bakalan dibales juga sama dia”
“oooo,, berarti bukan kamu kan…?” Tanya aya memastikan
“iya dodol,,, kenapa sih kok nanyak gitu..?? itu hapenya dia kan…??” menunjuk hape yang di genggam Aya.
“aku Cuma nanyak, iya nih hapenya Rinzy tadi mas seno telfon”
“aku pinjem, Cuma mau liat-liat aja” pinta putera
“jangan gak enak sama orangnya…”
“aduhh,, ayolah,, mana”
“jangan putera” sedikit membentak, sehingga Rinzy terbangun dari istirahatnya.
“hai,,, sudah mendingan..??” sapa putera
“hmm,, iya” jawab Rinzy lemah.
Terlihat sang fajar mulai terbenam, yang tak lama lagi akan merubah atap dunia berwarna hitam gelap. Hawa dingin alam yang indah ini semakin menambah nikmatnya waktu senja para peserta latian gabungan yang sebagian besar merasa capek.
Terlihat rinzy dan aya sedang menikmati mie ayam buatannya. Dan putera terlihat menghampiri mereka berdua.
“mau ayam bakar,,,??” Tanya putera kepada rinzy dan aya karena putera tau ayam bakar adalah makanan favorit rinzy.
“aku mau” aya mengambil sepotong ayam bakar di nampan yang di bawa putera.
“kamu sayang…??” Tanya Putera kepada Rinzy. Rinzy seakan tidak mendengar tawaran Putera, dia tetap sibuk dengan tombol handponenya yang tak henti-hentinya dia  memencetnya. Terlihat Rinzy senyum-senyum sendiri dengan handponenya yang membuat putera jengkel melihatnya. Putera merampas handpone rinzy hingga membuat mie instan yang tadi di pegang rinzy jatuh berantakan di tanah yang gersang itu. “aduh,, heh,, kembalikan hapeku” teriak Rinzy
“smsan sama sapa sih kok sampe nyuekin aku kayak tadi” sembari melihat-lihat handpone rinzy yang sekarang ada di tangannya.
“put,,, mana hape ku, itu punya ku, kamu gak punya hak ya,,, buat ngambil kayak tadi… putera mana hape ku.” Pinta rinzy.
“sayankk,, jangan kayak gituh yah,,, aku jadi khawatir nih sama sayank,, sayankk cepet maem yah sayank,,, iihh,, lebay banget sih cowok mu sekarang…?? Siapa sih dia,,,??” ejek putera pada isi sms rudiks ke rinzy.
“put… mana,,, aku gak suka,,, putera…!!!” teriak Rinzy.
“gak,,, aku telfon yah…”
“putera…!!” teriak Rinzy sekali lagi hingga tak terasa butiran-butiran air mata Rinzy jatuh dengan cepat. Rinzy menangis tak kuat dengan perlakuan putera terhadap dirinya. Rinzy duduk lemah menunduk, yang akhirnya membuat putera merasa bersalah.
“ini iiihhhh,, gitu aja nangis…!! Dasar manja cengeng luh…!!” sembari berbalik dan meninggalkan Rinzy. tapi langkah Putera terhenti saat handpone itu dilemparkan ke jurang yang tak jauh dari tempat putera berjalan.
***
Sesampainya dirumah Rinzy langsung menuju kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya ketempat tidur yang empuk yang selama sepuluh hari ia tinggalkan. Kamarnya terlihat lebih rapi dari sebelumnya. Mama dina, mama Rinzy masuk ke kamar Rinzy dengan senyuman manis pertanda senyuman sambutan selamat datang dari mama tersayang Rinzy.
“mama…!! Rinzy kangen mama, mama selalu sibuk hingga rinzy berangkat Latgab mama gak nganterin Rinzy. mama sudah liburkan ma…??” Rinzy melingkarkan tangannya dipinggang mama dan memeluk mama tersayangnya dengan manja.
“iya,, maaf sayang mama gak bisa nganterin rinzy pemberangkatan latgab kemaren karena mama harus lembur. Iya,, mama juga kangen sama Rinzy,,,!!”
“maa,,, papa kapan pulang…?? Sudah kangen nih…!!! Oia maa,, waktu latgab handpone Rinzy ilang,,,” rinzy memanja di oangkuan mamanya
“Tanya aja papanya mama telfon sih katanya masih seminggu lagi baru dia pulang. Iya bukan Cuma Rinzy yang kangen mama juga sudah kangen berat sama papa mu,,, kok bisa ilang..?? yasudah besok kamu minta anter sama masnya buat beli yang baru yah,,, sekarang kamu pake punya mama yang satunya aja sayang…”
“iya mama makasih…” rinzy mengeratkan pelukannya
“masih sama putera kan,,??”
Mendengar pertanyaan itu Rinzy langsung melonggarkan tangannya dan langsung melempar badannya keatas kasur lagi.. “kenapa harus putera sih ma yang di tanyain,,,?? Rinzy lagi males bahas putera nih….!” Seru Rinzy.
“loh… biasanya kan juga kayak gitu…!!!, yasudah mungkin kamu masih capek mandi solat trus istirahat yah, kalo belum makan ntar biar mbak ina anterin kesini makanannya ya…!!?” sembari meninggalkan Rinzy di kamarnya.
“iya,, mas seno mana mam,,??” Tanya rinzy
“tadi katanya masih ke kampusnya, kenapa sayank,,??” Tanya balik
“gak Cuma nanya aja, gak keliatan soalnya dari tadi.”
“yasudah bubuk sana..!!” sembari menutup pintu kamar rinzy.
***
Setelah mandi Rinzy bukannya langsung istirahat tapi malah menghampiri laptopnya dan memulai menjelajah di dunia maya, dia membuka akun facebooknya. Emang dasar anak manja yang ngeyel super ngeyel. Terlihat Rudiks mengiriminya pesan. Sayank,, handfone mu kok sulit dihubungi..?? Tanya Rudiks. Hapeku ilang sayank,, besok mungkin udah bisa ngubungi kamu…! Aku kangen kamu yank… balasnya. Rinzy menghabiskan siang itu dengan menjelajahi Om google dunia maya. Hingga gelap kembali menyelimuti dunia Rinzy masih asik dengan laptopnya. “ heh manjaaa… gak mau makan malam kamu..??”
“hadduh mas,,, kirain siapa,,, kaget tau Rinzy, iya aku nih aku mau makan,, yuk kebawah…” ajak Rinzy yang masih setengah kaget.
“yuk,,, “sambil mengacak rambut Rinzy
“kok guyon terus sih…??” Tanya mama yang sudah siap di meja makan dengan ayam panggang keju kesukaan Rinzy.
“ini nih ma  mas seno ngeberantakin rambutnya Zizi.. kan gak cantik lagi entar…” seru Rinzy manja.
“heheh,, kok aku..??” seno tidak terima
“waaahh,, maa,, ayam panggang kejukan..??” Tanya Rinzy sumringah, sambil mencium aroma ayam panggang keju yang kelihatan lezaat..
“iya sayank,, bagiannya zizi kan ma..??” yang bersiap mengambil piring yang berisi ayam panggang itu. tapi keduluan mas seno yang mengambilnya.
“eeehh,, enak aja ini punya ku tau..!!” sembari mengangkat piring itu tingi-tinggi.
“ahhh,, mana itu kata mama bagian ku,,, maa,,, tuh senonya tuh maa,, ngambil makanannya zizi,, mana jelek,,!!”
“gak ini bagian ku kan maa,,?? “seno tak mau kalah
“enggak itu bagian ku kan maa… maaa.. tuh senonya tuh mama nakal banget…!!”
“biarin bleekk…” sembari menyantap sepotong ayam panggang tersebut.
“maamaaaaa…. Tau ah…” Rinzy merengek.
“seno…” bentak mama
“gak ini punya seno” guyon seno.
“mama…”
“seno…” mama sekali lagi membentak.
“iya.. iya.. bercanda juga kok…” menjulurkan piring berisi ayam panggang tersebut.
“tukann,, tinggal segini kan,, kamu sih ngambil…”
“Cuma satu juga dek,, pelit amet kamu..”
“sudah-sudah,,, Cuma itu juga ribut, makan cepet abis itu belajar” nasehati mama.
“oyi mama cantik…” jawab Rinzy dan Seno kompak.
“iiiihhh,, dasar kalian ini…” semuanya tertawa bahagia.
***
Langit malam ini terlihat begitu cerah, seakan menyimpan sejuta keajaiban yang tersembunyi dalam balutan hiasan cahaya kecil bernama bintang. Seakan ikut tersenyum bahagia melihat satu keluarga yang sangat rukun, damai serta sejahtera adanya. Dibalik bangunan yang indah tinggi menjulang itu terlihat sesosok gadis seakan menikmati indahnya langit malam itu di taman halaman rumahnya. Bersama sang mama yang selalu menyayanginya.
“ma,, langitnya indah banget yah ma…” melingkarkan tangannya di pinggang mamanya.
“iya sayang indah banget…”
“andai disini ada papa pasti tambah indah” rinzy melirik mamanya.
“sudah kangen sama papa ya sayang…??” tanya mama sambil mengelus pipi rinzy.
“iya ma,, Rinzy kangen banget…”
“sabar sayang bentar lagi papa mu pasti ada disin kok,, Rinzy sudah tau belum tentang keajaiban bintang itu..??”
“kenapa ma bintang..??” tanya rinzy antusias
“percaya gak kalau bintang itu selalu mengabulkan permohonan orang yang mempunyai cinta sejati dalam hatinya…??”
“masak sih ma..??” rinzy tak percaya
“sayankk,, karena kita hanya bisa berharap dan menuntut, janganlah takut kita menggantungkan harapan itu pada bintang, mungkin bintang bakalan ngabulin harapan kita…  jika harapan itu tidak terkabulkan, mungkin bintang mempunyai rencana lain untuk kita di akhir nanti,,,tapi tetap tawakal pada yang maha esa, takutnya nanti kita salah jalan lagi” nasehati mama panjang lebar
“bener maa…” mata Rinzy membulat
“mama dapet semua itu dari anak temen mama di derah Madura sana,,,”
“Madura..??” rinzy tersentak mendengar nama madura.
“iya sayank, anak temen mama itu suka banget sama bintang setiap dia ada masalah dan harapan, dia selalu cerita kepada bintang, kata dia kalo kita sudah bercerita kepada bintang itu, kita akan merasa sedikit lebih lega…” mama rinzy tersenyum.
“mama punya temen orang Madura..??”
“iya sayank,, dulu waktu mama kerumahnya dia masih kecil banget, dia bilang sama mama, tante punya banyak harapan yang indah, tante jangan takut untuk terus dan tetap cerita pada bintang tante, bintang baik loh tante”
“hebat yah ma tu anak… cowok apa cewek ma..??”
“itu cewek, sebaya kamu kok,,, manis anaknya…”
“mama,, Rinzy pengen tau sama dia, kapan-kapan ke Madura ya ma…” rinzy tersenyum manis.
“iya mama juga sudah kangen banget sama temen mama itu, sudah bubuk yuk…” ajak mama Dina.
***
Pagi itu tak secerah pagi sebelumnya. Awan kelabu seperti menyelimuti sebagian kota apel itu. dan rumah indah itu tetap ingin memberi kesan kebahagiaan di dalamnya. Rinzy masih terlelap dalam tidurnya dan mimpi indahnya. papa Rinzy terlihat membuka pintu pagar, disambut mama dina dengan senyum yang khas mamanya Rinzy. mama Dina mencium tangan suami yang dicintainya lalu diikuti mas seno, dan mbak ina.
“papa capek..??, mbak tolong angkatin tasnya” perintah mama dina kepada mbak ina.
“zizi kemana,,??” tanyanya.
“masih molor tu pah” seno memanja.
“ooh, kemarin dia telpon papah tapi papah gak sempat buat ngangkat teleponya. Oia seno kamu jagain mama dan zizi dengan baikkan..?? awas yah kalo ada laporan mas seno nakal,, awas yah” guyon papanya kepada seno, sambil memasuki rumah indah itu.
“papa mandi dulu, sudah di disiapin tuh air angetnya” pinta mama dina.
“iya sayannnkk..” jawab papa manja.
“tambah genit ih papa tuh.” Guyon seno.
papa rinzy membuka kamar rinzy, terlihat Rinzy masih pulas dalam tidurnya. papa Rinzy meletakkan sebuah tas bingkisan di atas meja belajar Rinzy, lalu mendekati Rinzy yang pulas. mengelus pipi indah Rinzy  dengan penuh kerinduan dan kasih sayang yang nyata. Lalu pergi keluar meninggalkan kamar Rinzy.
“pah,, mama pengen ke Madura, sodara mama yang disana”
“kapan ma..??”
“sempatnya papa… mama pengen silaturahmi sekalian jalan-jalan gitu pah…”
***
Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Tak terasa Rinzy telah tiga bulan menjalin hubungan pacaran dengan rudiks. Dan sekarang tibalah saatnya liburan. Hari-hari terakhir sekolah rinzy sangat bersemangat menjalaninya. Terlihat sedari tadi pagi subuh dia sudah bangun dan membersihkan sendiri kamar tidurnya yang kelihatan berantakan dan biasanya juga rinzy selalu  menyerahkan semua urusan bersih-bersih kepada mbak ina, tapi sekarang tidak. Setelah selesai bersih-bersih rinzy pergi kedapur untuk membuat susu, bukan seperti biasanya yang bisanya Cuma melihat-lihat isi dapur. Rinzy tersenyum melihat mbak ina yang sedang menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga besar itu. rinzy mengambil gelas besar yang biasa dibuat untuk dia minum susu. Dan mulai bekerja.
“biar saya saja mbak yang buat” pinta mbak ina ramah.
“gak usah mbak, mbak lanjutin aja masaknya”
“tumben mbak pagi-pagi sudah bangun, biasanya nunggu mama ngomel dulu, ups,, maaf mbak…” mbak ina menutup mulutnya.
“iya mbak tau nih aku juga heran dengan perubahan jam bangun yang berbeda. Hihi,, ndak juga sih mbak, tapi lagi semangat bangun pagi buat nunggu pengumuman liburan” rinzy terkekeh sendiri.
“yah,, kirain emang mau berubah mbak, ternyata sama aja. “ mbak ina juga ikut terkekeh
Rinzy sudah menyelesaikan pekerjaannya buat susu itu. lalu rinzy pergi meninggalkan dapur, dan langsung masuk kekamarnya. Rinzy membuka dan melihat sekitar kamarnya, “’ternyata aku bisa juga bersih-bersih dan ngerapiin kamar sendiri tanpa bantuan, dan hasilnya pun tidak terlalu buruk” desis rinzy dalam hatinya yang diikuti senyuman manis yang mengembang dari mulutnya.
“paa,, maa,, rinzy berangkat sekolah yah ma,, rinzy bawa mobil sendiri kan hari terakhir” teriak rinzy di lantai bawah rumahnya.
“iya sayang hati-hati” sahut mama di kamarnya yang baru saja bangun.
***
Rinzy berjalan santai dikoridor tengah sekolahnya dengan santai, terlihat masih belum banyak warga sekolahnya yang datang karena jam segitu memang terlalu pagi, hanya beberapa anak yang sedang membersihkan kelasnya karena dapat tanggung jawab kebersihan pagi di kelasnya. Lalu rinzy masuk kelas dan terlihat hanya kelas yang tak berpenghuni. Rinzy meletakkan tasnya di bangku. Dan rinzy keluar hanya untuk duduk dikursi depan kelas yang biasa dibuat anak-anak nongkrong saat istirahat. Mengeluarkan HP dari saku roknya, dan mulai memainkan game snake. Ularnya semakin dan tambah memanjang sehingga Rinzy kewalahan sendiri menghindarkan dari tubrukan. Dan akhirnya rinzy dikagetkan kedua temannya yang sedari tadi duduk disamping rinzy yang tidak dirasakan kehadirannya oleh rinzy. “hayooo,, mau lari kemana tuh kepala ular...” sentak Aya.
“he….?? Wadduh.. akhh,, tukan mati, gara-gara kamu sih.. iiikhh…”  rinzy meninju lengan temannya.
“lagian sih aku dari tadi dikacangin, aku panggil juga tetep aja masih bergulat sama tuh ular” gerutu Aya kepada Rinzy.
“emang kamu manggil aku gitu..?? emang dari kapan kamu disini..??” rinzy tak menyadari semuanya.
“yaelah,, belom sadar juga, aku udah sepuluh menitan duduk disini ngeliatin kamu sama ular itu…” jawab aya yang masih memegang lengannya karena ditinju rinzy tadi.
“eheheh,, rinzy melihat sekelilingnya. Sudah terlihat banyak warga sekolah yang memasuki kelasnya masing-masing.
Rinzy berdiri melihat kelasnya dari jendela sudah banyak anak-anak yang dikelas. Rinzy tersenyum geli melihat tingkahnya pagi ini. Pertama bangun pagi Cuma gara-gara pengen denger pengumuman liburan panjang, kedua datang disekolah pada saat pagi disaat sekolah kosong melompong, ketiga dia tidak menyadari kedua temannya yang memperhatikannya. “wuoooiii,, ngelamun ajah, masuk yuks..” ajak Ola.
“he..??” Rinzy gelagapan kaget.
Dikelas terdengar sangat ramai, menebak-nebak siapa yang bakal jadi juara kelas tahun ini dan rencana liburan panjang yang bervariasi. Rinzy duduk dibangkunya diikuti aya dan ola dibelakangnya.
“gimana nih liburan…??” Tanya Ola.
“tau nih gelap..” rinzy dan Aya bersamaan menjawab dan langsung terkekeh ketiganya.
“kalo juara kelas tuh sudah pasti master kita ini. Renanda Diza yoseph dan peringkat kedua sudah Irma..” mereka tetap terkekeh.
“apa-apaan kalian ini, siapa tau yang jadi juara tahun ini Rinzy Dwi Fitra Hariza bisa ajakan..?? ato gak peringkat kedua akhir-akhir ini kan Rinzy makin rajin belajar nih..” goda Aya.
“iya amiiinnn..” rinzy mengamini, dan menyunggingkan senyum
Terlihat kelas sepi setelah wali kelas mereka memasuki kelas. Ibu Jasmine melihat semua muridnya duduk rapi dan dengan tampang deg-degan bercampur senang karena akan mengahadapi nilai rapot dan liburan panjang.
“langsung saja, kita tahun ini surprise banget dengan perubahan nilai yang sangat drastis dan cepat. Kita mendapati master kelas baru…”ibu tina tersenyum. Aya, Irma, dan Ola melirik Rinzy. Dan rinzy hanya tersenyum kecut kepada ketiga temannya itu.
“juara kelas atau master kelas baru kita adalah … , tapi jangan sampai kepada master kelas yang tahun lalu menurun semangatnya”
“tuhkan bener pasti princes kita Rinzy Dwi Fitra Hariza…”bisik Ola kepada temannya ituh..
“selamat kepada Rinzy Dwi Fitra Hariza… Rinzylah yang menjadi master baru kita…” Rinzy melongo tidak percaya. Semua murid telah mendapatkan Rapot, dan keputusan sekolah libur tiga minggu sudah di depan mata.
“yeee.. akhirnya Rinzy yang jadi master kita,,, Rinzy hebat,, aku bangga sama Rinzy.. selamat yah sayang…” Ola kegirangan mengetahui temannya yang menjadi master kelasnya tahun ini. Lalu semua temannya menciumi pipi Rinzy bergantian. Kelihatan Rinzy juga sangat begitu surprise deh… sampai-sampai dia gak bisa mengeluarkan kata-kata lagi saking senengnya berpangkat.
“tuh kan aku tau Rinzy bakal ngajak kita kesini meski gak dapet juara kelas…” sambil menyuapkan sesendok banana icenya. Rinzy mengajak ketiga temennya ketempat biasa mereka menghabiskan waktu sepulang sekolah. Di Café tantenya mereka menghabiskan pulang sekolah sampai benar-benar mereka puas hari itu.
***
Rinzy membuka pintu rumah dengan semangat membara ingin memberi tahu seisi rumah kalo dirinya berhasil menjadi master kelas untuk tahun ini. Terlihat mama rinzy aneh melihat tingkah laku anaknya itu. “kenapa sayank…??” Tanya mama yang sedang menonton televisi di ruang tengah.
“ma… Rinzy berhasil dapet juara kelas liat deh ma,, ini nilai rinzy… baguskan, hebatkan rinzy mah…!!” rinzy kegirangan memberi tahu mamanya.
“waahhh.. anak mama yang satu ini memang hebat banget…”
“ciellah Cuma dapet juara kayak gituan aja sudah kayak gitu… bagi ku itu sih gak seberapa…” Seno merendahkan nilai Rinzy meski hanya guyonan semata.
Wajah rinzy terlihat manyun pelan-pelan. “biarin,, kamu aja gak pernah dapet juara kelas Cuma patenan di peringkat kedua aja.. bleekkk..” rinzy melawan.
“sudah ..sudah.. ini lagi seno gak tau adiknya lagi mendapat kebanggaan juga… berapa hari sayang liburnya..??” Tanya mama sambil mengelus lembut pipi rinzy.
“tiga minggu ma…”
“pasti nih ujung-ujungnya minta hadiah yang aneh-aneh ato gak minta liburan keluar kota… akhh,, sudah basi itu..” sembari melempar badannya di sofa sampping rinzy.
“iikkhh… tuh kan ma,, tapi emang iya sih ma…” rinzy tertawa manis.
“emang mau liburan kemana kamu sayank..??”
“palingan ntar tuh ngajak ke bandung lagi,, dduhh basi lagi, basi lagi..” Seno nyolot.
“dasar tukang nyolot nih mas…” rinzy marah.
“sudah-sudah,, mama punya rencana nih, tapi kalo anak-anak mama mau sih..” meredakan,
“apa coba pasti mau ngerencanain kerja bakti rumah ma.. udah lah ma, masih ada mbak ina juga kan..” seno nyolot lagi.
“kamu ini,, sejak kapan penyakit nyolotnya dateng lagi..” mama mencubit paha seno.
“aww,, hehehe,, lagian mama..” seno nyengir
“rencana mama sih mama mau ajak kalian liburan ke rumah temen mama di Madura sana.. tapi kalo anak-anak mama mau sih”
Rinzy tersentak mendengar nama Madura, rinzy melihat keseriusan kata-kata mama, dan mencari ketidak seriusannya. Rinzy mendadak seluruh darahnya berhenti mengaliri tubuhnya mendengar nama Madura yang barusan dikatakan mamanya.
“iiyyaa mama,, rinzy mau kok kemadura.. sumpah rinzy mau,, kapan ma berangkatnya..??” sahut rinzy kegirangan.
“hmm,, mama sih ngajak kemadura ,, pasti anak ini sudah semangat 45 yang mau kesana.” Sambar seno.
“kenapa emangnya, aku kan Cuma pengen tau Madura tuh gimana, trus pengen tau anak nya temen mama yang sebaya aku dan udah punya mimpi yang tinggi dan percaya banget sama keajaiban bintang gitu. Kamu sih gak dengar cerita mama.” jelas rinzy panjang lebar meski alasan utamanya bukan karena itu tapi karena ingin memperbesar kemungkinan dia ketemu sama sosok rudiks itu.
“emang cerita apa ma..??” tanya seno yang juga penasaran.
“oohh,, itu anak temen mama yang punya penyakit tapi juga tak kalah tinggi mempunyai cita-cita dan percaya keajaiban bintang itu ada. Tuh persis banget yang dikatakan adik mu..”
“penyakit apa emang ma..?? cowok apa cewek ma tuh anaknya..??”
“semacem kangker gitu, anaknya cewek..”
“kasian yah ma. Pasti sakit banget..” sambung rinzy.
“iya.. kapan ma berangkat kita liburan kesana..??” Tanya rinzy gak sabar.
“senin besok gimana..? tapi tunggu persetujuan papa dulu sayang…”
“papa sih oke oke aja. Asal anaknya seneng aja..” seno tersenyum geli.
***
Senin pagi sudah terlihat rumah itu sibuk memasukkan barang yang akan dibawa selama liburan. Rinzy merasa sangat senang bukan kepalang, dipikirannya saat itu adalah bagaimana dia harus ketemu dengan rudiks, dan berdoa banyak mudah-mudahan anak teman mamanya itu kenal atau tau sama yang namanya rudiks itu. tak terasa semua barang yang akan dibawa telah masuk mobil semua.
“jangan sampe ada yang ketinggalan ya sayang..” tegor mama kepada kedua anaknya.
“gak ada ma..” sahut rinzy bersemangat.
“gak ada-gak ada, nih handicam sama kamera mu belom diambil sama kamu,” seno emosi.
“hihi iya maaf..” rinzy nyengir.
“tuh kan rinzy.. sudah akh yuk berangkat” ajak papa.
“jaga and titip rumah ya ina…” nasehat mama kepada mbak ina.
“baik nyah..”mbak ina jawab patuh.
“mbak doain aku ketemu yah,,” bisik rinzy kepada mbak ina, sambil tertawa dan masuk mobilnya.
“oke mbak amin,,” mbak ina mengangkat tangannya tanda oke.
“Apaan ini kok bisik-bisik.”Tanya seno penuh curiga.
“apa lo,, bukan urusan mu tau..” rinzy nyolot
“iya nih mas .. mbak rinzy..” mbak ina masih ramah
“sudah kita berangkat ya.. baik-baik dirumah ya ina..”papa pamit sembari menjalankan motornya keluar gerbang rumahya dan segera menghilang di tikungan pojok kompleks rumahnya.
Didalam mobil rinzy cerewet menanyakan anak teman mamanya itu. perjalanan malang Madura kira-kira memakan waktu 6 jam, itupun kalo tidak macet, dan ada hambatan lain dijalan. Sehingga rinzy capek dengan semua pertanyaannya dia pun tertidur. Seno pun terlihat tidur di bangku tengah. Hanya mama dan papa yang masih memebicarakan sesuatu hanya sekedar menjadi bunga perjalanan di bangku depan. Tepat jam satu siang keluarga Rinzy telah nyampek di rumah yang bakalan menjadi tempat dia berlibur, tak lain adalah rumah teman mamanya itu. mobil avanza merah hati memasuki sebuah halaman yang tak begitu luas disana, yang terlihat bersih dan indah, sejuk pula. Mama rinzy turun dari mobil dan terlihat menyalami wanita yang sebaya dengannya lalu mereka berpelukan hangat, tanda telah lama mereka tidak bertemu. diikuti ayah yang menyalami bapak yang mungkin itu suami teman mamanya. Dan rinzy pun ikut menyalami keduanya.
“aduhh,, ini zizi yang dulu masih kecil yah..?? “ sapa ibu itu.
“iya ..”jawab mama.
“sudah besar yah, cantik pula, pasti ini seno adik Alm. Lana ya kan,..”tambahnya.
“iya. Ini anak kamu yang kedua dan ketiga ya..?? yang pertama mana..??” mama melihat dua anak laki-laki yang masih berumur sekitar 10 tahun dan 2 tahunan yang ikut menyalami mama dan papa.
“iya , ini Ichank yang lebih besar dan Ozy yang bungsu. Ohh,, Uci maksudnya..?? dia ada dikamarnya.. sayang panggil mbaknya sana..” perintah ibu itu kepada anaknya yang lebih besar.
***
Ngpin syk..?? rinzy membaca pesan singkat di hpnya setelah mandi, sms itu dari rudiks. Bru ja slsi mndi syg, kmu ngpin..?? balasnya cepat. Rinzy baru teringat rudiks ketika dia membaca pesannya. Dan dia memutuskan untuk rudiks tetap tidak tahu bahwa dia ada di Madura. Rinzy ingat betul kota pacarnya itu tinggal. Rinzy memutuskan untuk bertanya-tanya dan mengakrabkan diri dengan Uci teman barunya yang sekaligus anak teman mamanya.
“hai.. kamu yang namanya Uci yah..?? aku Rinzy” sapa Rinzy menjulurkan tangannya kepada gadis manis yang lagi sibuk dengan laptopnya yang terlihat dia sedang mengetik sesuatu di teras depan rumahnya.
“he..?? iya aku Uci..” dia membalas salam tangan Rinzy dan kembali bergutat pada laptopnya.
“lagi apa..??” tanya rinzy hati-hati
“nulis cerpen” jawabnya singkat
“suka nulis yah.?? Tentang apa..??”Tanya Rinzy lagi.
“gak juga, tentang ketulusan” jawabnya singkat.
Sebegitu cueknya anak ini, hinggga rinzy kehilangan pertanyaan. Sosok ini sangat cuek dan dingin, penutup tapi pendendam. Rinzy menjadi serba salah, tidak tahu harus nanya rudiks dari sudut yang mana.
“mama banyak bercerita tentang kamu, katanya kamu tuh anaknya cerdas, baik, dan juga kamu suka banget sama yang namanya bintang..??” rinzy memulai sangat berhati-hati
“iya” jawabnya cuek lagi.
“Busyet deh anak ini benar-benar cueknya minta ampun” Rinzy membatin
“aku beliin kamu ini..”rinzy menyerahkan boneka bintang berwarna biru.
“waahhh,, bagus banget. Ini untukku ..??” jawabnya senang.
“iya, aku beli ini untuk mu karena kata mama tadi.” rinzy tersenyum
“makasih ya..” lalu dia kembali ke laptopnya.
“oiya kamu gak liburan..??” tak henti rinzy menembak anak itu dengan pertanyaan-pertanyaan tidak penting
“gak”
“kenapa..?? apa gak bosen dirumah terus..??”
“gak, senang banget dirumah”
“aku mau cerita dan minta bantuan kamu nih..”
“apa,,??kalo aku bisa pasti aku bantu”
“aku punya teman anak Madura, namanya Rudiks”
Anak itu menatap tajam Rinzy setelah mendengar nama Rudiks. Dan kembali ke laptopnya.
“kenapa..??” tanya anak itu
“aku ingin tau dia…”
“aku tau, tapi kenapa bisa kenal dengannya..??”
“aku kenal di Fb”
“oohh,, “
“kamu tau rumahnya..??”
“iya aku tau” jawabnya masih dengan tangan yang bermain di keyboard laptopnya.
Rinzy tetap bertahan meski jawaban anak itu tetap cuek, dan sinis tapi dibalik kesinisannya itu tersimpan berjuta rasa kasih sayang yang besar. Lalu terlihat darah menetes dari hidung gadis manis itu.
“kamu kenapa..??, kamu sakit ya..” Tanya Rinzy cemas.
“kenapa,,??” tanyanya heran
“tuh, hidung mu keluar darah..??”
Lalu anak itu mengusap hidungnya, ternyata benar darah keluar lagi dari hidungnya. Anak itu berlari ke kamar mandi membasuh hidungnya yang belepotan dengan darah lalu kembali ke Rinzy lagi.
“ooh, ini biasa” jawabnya
Malam menyelimuti dunia, dingin Madura pun terasa tapi rinzy dan keluarganya sudah terbiasa dengan hawa dingin itu karena di daerahnya terlebih dingin dari suhu disana. Rinzy masuk kamar Uci dan ternganga melihat kamarnya yang sederhana tapi rapi di antar teman mamanya itu. Terlihat banyak origami berbentuk bintang dilangit-langit kamar itu, indah banget.
“nduk, ini tidur sama kamu ya…” tegur ibuk itu kepada anaknya.
“iya buk, sini masuk.. maaf tempatnya berantakan..” jawabnya.
“iya..”rinzy malu-malu. Dan pintu itu ditutup oleh ibuk tadi.
“besok pagi mau gak nemeni aku jalan-jalan sini..?” Tanya Rinzy.
“iya gak papa, sudah tidur… “Uci hendak mematikan lampu kamarnya.
“jangan dimatiin.. aku takut gelap”pinta Rinzy. Uci pun mengurungkan niatnya untuk mematikan lampu kamarnya.
“kenapa harus takut gelap, jika diantara kita masih ada hal-hal yang terang. Dan mengapa harus takut gelap kalau ada banyak hal yang bisa dilihat saat gelap..??”Uci berkata sambil membaringkan badannya di samping rinzy. rinzy hanya ternganga mendengar perkataan Uci, teman barunya tadi.
“gelap dan terang tidak dapat disatukan meski hanya setitik, dan karena dengan gelap kita dapat melihat terang” Uci meneruskan kalimatnya. Rinzy tersenyum dan tak berkata apapun kecuali dia bangga dan merinding mendengar perkataannya. Rinzy merasa anak itu hebat, dan cerdas.
“bener kata mama kamu hebat” tambah rinzy
“biasa saja, mama mu hanya melebih-lebihkan mungkin”
“tapi kenyataannya iya loh kamu hebat”
“hm,, katanya kamu juara kelas yah..?? selamat yah.. pertahankan itu”
“sama-sama..”
“sudah lah sudah malam, tidur yuk..”
Mereka berdua tenggelam di dinginnya malam, dan menunggu pagi ditemani bunga mimpi yang indah dan tanpa ada yang menjadi nyata.
***
“yuk…” ajak Uci kepada Rinzy. mereka berdua akan jalan-jalan pagi. Uci berniat untuk membawa rinzy kedaerah rumah rudiks yang dia tanyain tadi malam.
“yuk… ma,, rinzy jalan-jalan ya…”rinzy pamit kepada mamanya yang kelihatannya sedang berbincang-bincang dengan tante Rima, ibu Uci.
Sepeda motor pun melaju tidak begitu cepat sambil berbincang-bincang, mereka semakin akrab saja. Terlihat rinzy sangat menyukai teman barunya itu.
“kita mau kemana..??” Tanya rinzy.
“katanya pengen tau sama Rudiks..??” jawab anak itu santai
“ha..?? iya tapi dari jauh saja…” rinzy kaget tapi senang.
“kenapa..??” Tanya nya heran
“aku takut…” jawab rinzy
“Takut kenapa..?? Cuma teman saja kan..”
“aku pacaran sama dia..!!” jawabnya enteng
Uci mendengar pernyataan rinzy seakan semua pembuluh darahnya berhenti bekerja sejenak, dan untung dia dapat menahan reaksi yang tak biasa. Sedetik, dua detik terlewati dengan mulus. Pemandangan bukit yang sangat indah membuat mulut rinzy tidak berhenti memuji keagungan tuhan yang maha esa. Uci juga sangat senang bisa jalan-jalan kedaerah sana, karena dia memang jarang keluar rumah bahkan tidak pernah kedaerah situ.
“bagus ya…” puji uci
“bagus banget,, loh, kayaknya kamu juga awal kesini yah..?? dari ekspresi mu itu loh…!! Bukannya aku sok tau..” jawab Rinzy
“iya aku memang jarang kesini bahkan hampir tidak sama sekali”balasnya
“hah..?? kok bisa disini kan deket banget sama rumah kamu, kok bisa tidak tau tempat seindah ini..??”rinzy heran
“iya karena aku jarang jalan-jalan seperti saat ini, gak ada temennya, juga gak boleh sama ayah”
Terlihat banyak remaja, bapak-bapak, ibu-ibu yang berlari pagi disana hanya sekedar melihat-lihat. Ada pula remaja yang sedang berpacaran, pagi disana rame seakan menjadi tempat favorit untuk weekend.
“rame juga ternyata…!” desis rinzy
“iya kata temen ku disini itu setiap libur sekolah seperti hari minggu pagi, selalu rame. Banyak yang main-main disini.”terang Uci
Sepeda motor yang mereka pakai menepi ketepi jalanan yang agak sepi, untuk menikmati keindahan yang sempurna. Uci membuka jok sepeda motornya untuk mengambil kamera digitalnya. Karena dia memang senang foto-foto.
“kamu bawa kamera..??”Tanya rinzy
“iya, kalo aku keluar aku selalu bawa yang namanya kamera” sembari membuka sarung kamerannya.
Terlihat dari kejauhan yang sangat Uci kenal, berjalan kearah mereka berdua. Itu rudiks dan temannya.
“kok ada disini…?”sapa rudiks kepada Uci dan hanya tersenyum kepada Rinzy.
“iya, sekedar jalan-jalan pagi…” jawabnya
“terus aja foto-foto..” guyon anak laki-laki itu.
Uci hanya tertawa kecut, rinzy seakan iri melihat keakraban keduanya. Rinzy mengingat wajah cowok yang menghampiri Uci itu. dia merasa mengenali atau pernah melihat wajahnya sebelumnya. Rinzy terus mengingatnya. Dan merogoh Hpnya di saku celana jins hitam yang dikenakannya. Lalu mengetik sesuatu
Pgi syng sudh bngun blum..??
Ajaibnya hp teman Uci itu berbunyi tanda satu pesan masuk. Dan dia pun mengetik balasan.
Pgi jga syg, sdh donk, ni ku lgi lri pgi. Balas nya.
Rinzy tersenyum geli.
“pulang yuk…” ajak rinzy kepada Uci yang tidak lagi sibuk dengan kameranya.
Rudiks baru menyadari kalo ada yang ganjil dari Uci dan teman yang bersamanya.
“aku pulang yah..!!”Uci pamit kepada rudiks.
“iya..iya.. hati-hati..” jawabnya, tetap dalam pandangan curiga kepada Uci dan Rinzy
***
Sore menjelang malam rinzy duduk diteras depan rumah. Terlihat dia sedang memikirkan sesuatu. “Apa sebaiknya rudiks tau kalo aku lagi ada di daerahnya dia ya..??” hatinya berkecamuk dengan keputusan yang tak berujung. Dan akhirnya Rinzy menemukan keputusan yang pas meski hatinya tidak tau apa yang akhirnya akan dilakukan atau bagaimana ekspresi rudiks kalo tau dia sedang liburan di daerahnya.
“waaaahhh,, sarap nih.. jangan banyak ngelamun rumah orang…” seno membuyarkan semua lamunan rinzy yang telah sedikit tertata rapi di benaknya.
“akhh,,, tuhkan ngagetin orang terus.. oia mas tau gak tadi pagi aku kemana..??”
“yah gak tau lah orang aku juga gak ikut, jadi gak tau kamu kemana” seno sewot.
“aku jalan-jalan pagi ketemu sama yang namanya rudiks itu” kelihatan semburat wajah senang.
“sudah ku duga, ternyata benar-benar terjadi…” seno mengangguk angguk mengerti.
Jarum jam menunjukkan jam Sembilan malam dimana itu pertanda kalau rinzy harus tidur. Rinzy memasuki kamar Uci tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, hingga membuat Uci yang sedang menggambar kaget, dan untungnya Uci hanya senyum dan tidak marah.
“maaf,, aku tidak terlebih dahulu mengetuk pintu.. kamu sedang menggambar apa…??”
“iya gak papa bagiku, sedang gambar tokoh animasi, kamu mau tidur..?? tidur duluan aja…”
“boleh aku lihat hasil gambar mu..??” tanya rinzy hati-hati
“ya tak apa-apa…” sembari memberikan sebuah buku yang agak tebal dengan sampul berwarna merah hati bertuliskan “Chi Punya”.
Sembari melihat-lihat isi buku rinzy membaringkan tubuhnya di kasur. Dan menemukan satu gambar wajah yang tak asing baginya.
“ini siapa, kayaknya ini wajah ku..??”tanya Rinzy.
“iya itu memang kamu, maaf ya gambarnya gak secantik aslinya …” melihat gambar yang ada di tangan rinzy
“gak kok bagus banget,,,kapan kamu menggambarnya..?? gambarmu bagus banget, kamu hebat bisa menggambar kayak gini”
“tadi malem, pas sebelum kamu masuk kamarku, biasa aja kali..”
“JIKA KAMU YANG PERTAMA DIHATIKU, AKANKAH AKU ADA DIHATIMU…??, siapa ya..??kayaknya aku mengenali gambar yang ini deh..” rinzy membaca satu kalimat di bawah sketsa gambar itu.
Uci kaget rinzy membaca satu kalimat di bukunya. Dan secara otomatis dia merampas buku yang di pegang rinzy.
“kenapa..?? itu cowok mu ya..?? maaf ya..”
“bukan”
“trus siapa, kayaknya aku pernah liat sketsa wajah itu tapi dimana ya… siapa sih dia, ayolah crita, Cuma sama aku aja kan..” pinta rinzy, sambil terus mengingat ingat siapa pemilik sketsa wajah yang satu itu.
“kamu gak kenal sama dia, gak usah lah ayo tidur…”menutup suatu kenyataan yang tak pantas Rinzy tau., dan sembari membaringkan tubuhnya di dekat rinzy.
Uci pun tenggelam dalam tidurnya, tapi tidak bagi rinzy dia masih penasaran dengan apa yang dia lihat tadi, dan semakin berusaha mengingat dan akhirnya dia tau siapa yang ada di gambar itu. dia adalah cowoknya, rudiks. Rinzy memutuskan mengambil buku itu kembali yang ternyata diletakkan di laci meja belajarnya.
When I felt there is a space of may heart yau can touch
And I when I was I ware love is not awfully marvelous
Perhaps, I must absolutely understand
Should I be foulty if youre the first in my heart ?
Will I stay in your heart ?
Will I disturb in yaour time ?
If I must absolutely understand you
Why is your love not eble to be possessed by me
Should I be faulty if youre the first in my heart
If our love is not able to be created
I just wanna yau to understand
Will I stay in your heart ?
And I will you know… YOU’RE THE FIRST IN MY HEART
Seketika itu rinzy merasa jantungnya berhenti berdetak ternyata Uci menyukai Rudiks, jauh sebelum dia mengenalnya. Rasa kasihan, cemburu, dan ingin menyempurnakan cintanya berkecamuk dalam hatinya. Rinzy pun melanjutkan membuka-buka buku Uci yang penuh dengan gambar yang bagus dan menyakitkan bagi rinzy. dan beberapa halaman dia buka dia menemukan gambar yang tak kalah mengejutkan, enam lembar bergambarkan wajah yang sama dalam suatu kegiatan yang berbeda. Terihat digambar itu ada banyak orang dan yang paling jelas itu gambar Uci dan gambar cowok itu seakan-akan sedang berbicara serius. Dan kalimat-kalimat dibawahnya membuat perasaan yang tadi muncul secara otomatis di kepalanya.
Sekarang…. Saat ini saja…. Untuk beberapa detik saja…. Aku ingin bersikap egois. Aku ingin melupakan semua orang, mengabaikan dunia, dan melupakan asal-usul serta latar belakangku. Tanpa beban, tuntutan, ataupun harapan, aku ingin mengaku. Aku mencintainya.
Rinzy hanya bisa merasakan kepanasan dalam hatinya, rasanya hatinya ditikam beribu pisau yang sangat tajam ujungnya. Dan rinzy pun memutuskan untuk menutup buku itu dan mengembalikan ketempatnya dan berbaring disamping Uci yang kelihatannya sudah menikmati indahnya mimpi. Rinzy mengambil Hpnya di sampingnya.
Syg sdh tdr..?? ketik tangan rinzy dengan cepat
Blm syank, km blm jga..?? ngpain sdh mlm lo.. balas rudiks
Syg sbnrnya aku skrg lgi di Madura. Tdi pg km ktmu Uci kan..??
Hah..? dimadura..??kok bisa..??Uci,iya ku ktm dia.
Ak yg brg Uci tu loh
Bsk ak ingn ketmu km, pantesan ada yang aneh dari uci dan temannya itu. Ohh,, ternyata itu kamu..??
Iy bsa tp klo Uci mw yah..
Uci pst mw, ku yg mw blg ok.
Trsrh kmu ja.
***
Mentari membuka jendela pagi, mendapat tugas menjaga hari ini. Daun-daun seakan menari nari senang. Burung pun bernyanyi menyapa dunia pagi yang semakin hari semakin indah dan nyaman di desa kecil berjuta kebahagiaan itu. orang lalu lalang melewati jalan yang masih basah karena rintik hujan turun tadi malam. Petanipun bergegas menyapa kewajibannya. Sepasang mata terbuka dengan indah menyapa pagi itu dengan senyumnya.
“hei.. sudah bangun..??” sapa Uci kepada Rinzy yang baru bangun tidur tepat disebelahnya.
“iya nih.. kamu kok sudah cantik gitu..??mau kemana..??” jawab rinzy masih mengerjap-ngerjapkan kedua matanya
“gak mau kemana-mana, emang gak boleh mandi pagi gitu..??”
“iya sihh,, mau jalan-jalan lagi.??” Sembari melihat layar handphonenya.
“kalo kamu mau ayo..” jawab uci tenang
“iya tunggu aku mau mandi” mengetik sesuatu di hpnya.
“oke”
Bergegas mandi. Tak berapa lama, rinzy pun keluar dengan tampilan yang begitu manis, menggunakan celana jins kebiru-biruan, kaos hijau dilapisi switer berwarna hitam.
“yuk..” ajak uci
“okok ayuk..”
Di jalan mereka berdua asyik menceritakan tentang kehidupan dan pengalaman masing-masing. Tanpa disadari keakraban mereka berdua mulai tumbuh seiring berjalannya waktu. Dan seorang rinzy seakan menyingkirkan pikiran negatif yang tumbuh tadi malam.
“kemana kita hari ini???” tanya uci
“ketempat yang kemarin boleh???” jawab rinzy tidak enak
“mengapa tidak ..?? yuk..?” jawab uci santai
Tak seberapa lama mereka berdua telah sampai di tempat kemarin. Dan suasananya pun tak jauh beda. Terlihat rinzy seperti mencari seseorang yang ditunggunya.
“cari siapa??kayaknya lagi nunggu seseorang..” tanya uci heran
Rinzy tidak mendengar sapaan lembut dari uci
“hey…siapa sih yang dicari??” tanya uci lagi dengan nada suara yang sedikit meninggi
“heh nungggu teman “ jawab rinzy gelagapan
Terlihat seorang menghampiri mereka berdua, wajah yang tak asing lagi bagi mereka berdua. Cowok itu tersenyum kepada mereka berdua.
“sudah lama..???” sapa rudiks kepada rinzy dan hanya tersenyum kepada uci.
“gak juga kok “ jawab rinzy enteng
Percakapan mereka pun berlanjut sangat akrab . terlihat uci menjauh dari mereka berdua mencoba mengerti keadaan dengan mencari pemandangan yang pas untuk menjadi koleksi fotonya. Uci duduk di bawah pohon yang rindang dan tak terasa butir-butir air mata keabadian jatuh berirama. Rasa sakit yang begitu besar dia rasakan. Orang yang dia sayang mencintai sahabat barunya.
“hey sendirian saja, sini gabung…”sapa rudik kepada uci yang sedang nangis.
“iya..”sembari menghapus air matanya.
“yuk pulang”ajak rinzy kepada uci
“yuk”menjalankan motornya
***
Mentari mulai tenggelam di peraduannya pertanda malam akan segera datang. Rinzy terlihat sedang asyik dengan hpnya, tanpa menyadari bahwa sedari tadi pagi uci mengurung diri di kamarnya. Terdengar mama rinzy memanggilnya. Rinzy bergegas menghampiri mamanya
“besok kita pulang..” sapa mama rinzy kepada rinzy
“hah..kok besok ma..rinzy masih pengen disini baru aja tiga hari disini sudah mau pulang katanya mau seminggu”keluh rinzy pada mamanya.
“papamu dapat tugas dadakan dari instansinya, jadi mau tidak mau kita harus kembali besok” mama berkata kepada rinzy.
“tapikan rinzy masih pengen disini ma.. rinzy suka suasana disini.” Jawab rinzy
“iya, mau gimana lagi papa kamu dapat tugas dadakan kayak gitu”
“yasudah kalo rinzy masih pengen disini, kita pulang duluan nanti kamu pulangnya dijemput, gimana..??” papa rinzy menjadi penengah.
“tapi rinzy disini sama siapa..?? mas seno juga mau ikut pulang..??”
“Tanya saja sama masnya..”
“seno pulang aja pa.. seno  gak mau disini.” Sambar seno dari dekat pintu.
“yasudah rinzy disini saja nanti kalo mau pulang papa nyuruh mas seno jemput atau gak papa sendiri yang mau jemput, gimana mau..??”
“tapi mama gimana..?? rinzy jadi gak enak sama tante Rima loh ma..” sanggah rinzy
“biar ntar mama yang bilang sama tantenya, mama mau siap-siap dulu ya..” sembari meninggalkan rinzy.
Mama rinzy sudah pulang setelah menitipkan rinzy kepada temannya itu. Rinzy tidak mau pulang tapi juga tidak mau ditinggalkan orang tuanya. Dirumah itu sekarang terlihat sedikit senyap setelah keluarga rinzy pulang, dan tinggal rinzy saja. Tok..tok..tok.. rinzy mengetuk pintu kamar uci yang sedari tadi pagi tak terlihat terbuka. Ternyata pintu itu tak terkunci dan sedikit terbuka. Rinzy masuk pelan, melihat uci yang menelungkup di atas kasur beralaskan merah hati bercorak bulu-bulu. Menghampiri dan melihatnya sudah tertidur dengan mata bengkak yang terlihat habis menangis. Timbul tanda tanya di benak rinzy, dan ada sebuah buku yang bergambarkan sesosok wajah rudiks yang dicorat-coret rusak. “aneh,, kasian,, “ seru rinzy. Akhirnya rinzy tak berani membangunkan uci dan dia pun tidur di kursi besar yang ada di pojok ruangan kamar itu.
***
Panggilan untuk sholat telah berkumandang, memanggil para muslim untuk menjalankan satu kewajiban sholat subuh. Uci membuka mata dan kaget setelah melihat rinzy yang tertidur di kursi. Dan dia menuntun rinzy yang setengah sadar ke kasurnya. Dan uci pun pergi keluar untuk mengambi wudhu, dan sholat. Selesai sholat uci menghampiri ibunya yang sedang memasak di dapur.
“sudah bangun nak..??” sapa ibu itu setelah melihat uci membantu menggoreng ikannya.
“iya bu,, kok sepi tante  dina sama om herman kemana buk…?”uci polos.
“nak rinzy sudah bangun apa belum, kamu sudah sholat..? tante sama omnya pulang. Katanya rinzy masih pengen disini”
“belum bu kasian dari tadi malem dia tidur dii kursi,”
“kok bisa tidur dikursi..??”
“mungkin gak enak gara-gara tadi malem uci tidurnya lebih dulu”
“yasudah sana bangunin dia suruh sholat kalo udah sholat tidur lagi gak papa” perintah ibu itu.
“iya bu..” bergegas menuju kamarnya.
***
Jam dinding rumah kecil sederhana itu menunjukkan jam delapan pagi. Rinzy yang baru saja selesai mandi mendapati uci lagi menggambar sesuatu di kamarnya. Uci segera menyembunyikan buku gambarnya setelah tau rinzy mengamati dirinya.
“hayo lagi gambar cowok itu lagi ya..??” guyon rinzy seakan rinzy tidak tahu apa yang sedang ada di hati teman barunya itu.
“gak kok lagi gambar arsitektur rumah masa depan,, hahaha”lantas semua tertawa.
“ngapain ya yang enak.. boring nih gak ada kerjaan..!!”
“ngapain ayo, aku temeni..” jawab uci.
“mau jalan-jalan panas, mau apa ya..??”
“iya jalan-jalannya ntar sore aja” sembari membuka laptopnya dan mulai menggerakkan kursornya.
“kamu mau ngapain..??” tanya rinzy.
“gak ada Cuma liat-liat aja.. kenapa..??”
“ooia kan kapan harinya kamu bikin cerpen tuh, boleh gak aku mau baca..??”
“ooh,, cerpen boleh donk Cuma baca aja kan asal jangan diboikot aja. Cerpennya gak bagus kok..” sembari mencari folder yang berisikan cerpennya.
“yasudah lah namanya juga manusia pasti selalu aja ada kekurangannya, maklum kan… tak ada yang sempurna di dunia ini kecuali tuh” rinzy menunjuk ke atas, tandanya tuhan yang maha esa.
“iya,,iya,, nih, baca yang mana aja..”
“waah banyak yah karya mu..” rinzy ternganga melihat begitu banyak ketikan cerita pendek disana
“biasa saja..”uci meninggalkan rinzy yang mulai membaca karyanya untuk mengambil camilan didapurnya. Dan tak lama uci datang membawa brownies yang baru saja ibunya buat, ibu uci sangat suka memasakkan makanan kesukaan anak pertamanya itu.
“nih brownies buatan ibu..” menyuguhkan piring berisi brownies yang lezat.
“iya,,” memakan dan tetap fokus membaca cerpen.
Uci terlihat terlentang di samping rinzy yang sedang membaca sambil mengotak atik hpnya, sambil tersenyum penuh makna, dan berganti mengotak atik hp rinzy yang sengaja dia pinjam. Awalnya dia melihat koleksi fotonya, dan hp itu bergetar tanpa rinzy sadari, ada sms masuk. Awalnya uci tidak ada maksud untuk , membuka sms itu namun reflex uci menekan tombel yes dan terbukalah pesan itu.
Syang uda mkn.? Nnti sore aq mw kw stu yaa..:)
Uci terlihat lebih baik setelah membaca siapa pengirimnya sayank. Uci seakan 77% tidak lebih baik setelah melihat nomer itu. Uci hafal dan tau betul siapa pemilik nomer itu, nomer itu milik rudiks. Dan tanpa sepengetahuan rinzy uci mencoba menaroh hpnya. Dan berjalan meninggalkan rinzy yang sedang asik itu. Dan kembali lagi dengan segelas air. Karena tenggorokannya mulai terasa keras setelah membaca isi pesan menyakitkan baginya.
“sudah..?” tanya uci karena melihat rinzy yang telah sampai di halaman terakhir.
“iya sudah, bagus ya,, kayaknya ini pengalaman pribadi ya..?”
“iya semua cerpenku aku adopsi sebagian dari hasil pengalaman pribadi ..”
“trus nama-nama itu beneran ada atau hanya mengadopsi saja..?”
“biasanya aku lebih suka menggunakan nama asli, tapi untuk beberapa tokoh aku juga bisa ngambil nama udara, tuh contonya tokoh yang namanya ribka, itu bukan nama asli”
“bagus banget cerpen mu, sudah pernah diterbitkan..?”
“gak pernah, dulu pernah ngirim sekali tapi gak diterbitkan”
“mmm,, yasudah mungkin masih belom waktunya”rinzy mengangguk-ngangguk mengerti.
Makan siang telah siap di atas meja makan, dan telah terlihat keluarga besar itu menduduki kursi masing-masing. Rinzy duduk tepat disebelah uci. Dan mereka pun makan siang. Siang pun berlalu, matahari semakin mendekat ke arah barat. Sore menyapa.
“katanya rudiks mau kesini, gak papa kan..??” tanya rinzy sedikit berharap.
“gak papa kok.” Jawab uci enteng.
Rinzy melirik jam dinding yang ada di belakangnya, jam menunjukkan jam empat sore dan rudiks masih belom datang juga. Rinzy masuk kekamar uci lagi untuk memastikan jam itu benar adanya. Tak beberapa lama bunyi motorpun terdengar. Dan ibu uci yang tadi lagi duduk dengan ibu-ibu tetangga memanggil uci.
“nak,, ada temennya ni..” panggil ibu itu.
“iya bu..” jawab uci dari dalam lalu memeberi isyarat kepada rinzy agar cepat keluar menemuinya.
Rinzy terlihat sangat senang saat rudiks datang, segera dia keluar untuk menemuinya.
“hey.. sini masuk duduk” sapa rinzy kepada rudiks yang berdiri di depan teras.
“sayank..” jawab rudiks sembari menghampirinya.
Mereka berdua asik berbicara, hingga tak sadar matahari sudah mulai tenggelam di peraduannya. Dunia sudah terlihat gelap. Hingga rudiks pamit pulang kepada tuan rumah. Rudiks pulang dengan hati yang sangat senang. Begitupun rinzy langsung menghampiri uci yang sedang tiduran dikamarnya dan menceritakan semuanya kepada uci tentang apa yang tadi dia lakukan, tanpa memikirkan perasaan uci yang juga suka kepada rudiks.
***
Malam pun seperti biasa, uci hanya berdiam diri tak lain dan tak bukan adalah menyalurkan hobynya, menggambar ditemani lagu band kesayangannya Peterpan. Uci menikmati keadaan malam-malam yang selalu begitu, tak pernah berubah dan tak ingin berubah. Rinzy masuk kamarnya.
“hey, kok gambar terus kamu..??” sapa Rinzy yang disusul gerakan lincah uci yang menyembunyikan gambarnya.
Uci hanya menyambut dengan senyuman tanpa berkomentar panjang lebar, karena dia sudah sering mendengar kata sapaan yang seperti itu.
“besok aku mau balik ke malang. Kamu ikut ya..??” rinzy memulai berbicara dengan pelan.
Uci hanya memandang lurus wajah rinzy seraya otaknya berpikir.
“lagian liburan masih tinggal seminggu juga kan, kamu liburan dirumahku. Yah pliss,, aku mohon kamu ikut aku, seminggu saja” rinzy memohon.
“tapikan.. hmm yasudah aku ikut kamu ke sana”
“sip gitu donk..” rinzy tersenyum
Pagi-pagi sekali ucy mengelurakan motornya, untuk ikut rinzy ke tempat rudiks. Sesampainya di tempat rudiks rinzy melihat rudiks hanya memasang muka memelas karena akan ditinggal rinzy pulang. 
“hai,, kok gitu mukanya…??” sapa rinzy.
“kamu beneran mau pulang…?? Tapikan liburan masih tinggal seminggu lagi …” rudiks hampir menjatuhkan air matanya.
“iya aku mau balik ntar siang, kenapa sih. Asal ada waktu aku pasti kesini kok.”
“tapi aku masih pengen sama kamu disini” rudiks mengiba
“tapi aku harus pulang…” rinzy tersenyum.
Uci menjauh dari mereka berdua. Uci hanya menikmati tiupan angin yag memainkan manja rambut lurusnya itu. Uci saat itu hanya berfikir bagaimana caranya rudiks tau kalau dia sayang sama rudiks. Tak ada yang lain yang di fikirkan.
“sudah yah, rinzy pulang” rinzy memegang pipi rudiks manja.
“gak mau kamu jauh” rudiks memegang tangan rinzy di pipinya itu.
“kita selalu dekat kok, yang kenyataannya kita jauh. Tapi kita dekat kok”
“gak mau” rudiks memanja di depan rinzy
“kita dekat karena hati kita satu…” rinzy memegang tangan rudiks yang dingin
“hmmm,, iya deh, aku emang gak bisa buat apa-apa selain aku meminta untuk tidak jauh dari kamu” jawab rudiks pasrah
Rinzy hanya tersenyum dan mencium rudiks, tempat itu seakan menjadi saksi kuatnya cinta mereka. Rudiks tersenyum setelah melepaskan ciumannya yang mendarat tepat di pipi kiri rinzy.
“aku pulang…” rinzy berpamitan.
“iya hati-hati” rudiks menatap rinzy dalam-dalam.
Uci menjalankan motornya dengan kecepatan yang sedang. Sesampainya dirumah uci dan rinzy mendapati ayah rinzy sudah menunggu untuk mereka berangkat.
“aku gak jadi ikut, karena aku harus tetap disini buat keluarga ku. Maaf yah…!” Uci mengatakan kalimat itu dengan berat.
“haa..?? “Rinzy hanya ternganga.
“iya aku gak usah ikut kamu aja, karena disana bukan tempatku, tempat ku disini,, ya,, disini..!” uci menjelaskan sebisanya tanpa menyakiti perasaan rinzy.
“yasudah lah kalo itu sudah keputusan mu, rinzy gak bisa maksa, makasih buat semuanya, makasih telah mempertemukan rinzy sama rudik yah..!!” rinzy tersenyum meski dia tau bahwa air matanya deras berjatuhan.
Uci tersenyum manis. Rinzy langsung memeluk hangat uci dan membisikkan satu kalimat. “jangan pernah takut untuk jatuh cinta ya… makasih buat semuanya” lalu dilepasnya pelukan itu.
Uci hanya tersenyum tak mengerti apa maksud dari kata JANGAN PERNAH TAKUT UNTUK JATUH CINTA dan tetap memikirkan kata itu. Sampai akhirnya mobil rinzy pergi meninggalkan halaman rumahnya.
Didalam mobil rinzy diam tanpa kata. Mengingat semua kejadian yang terjadi saat dia bersama Uci, dan memikirkan bagaimana perasaannya kepada rudiks. 6 jam berlalu dan sampailah rinzy di halaman rumahnya disambut mama dan mbak ina yang selalu sayang kepadanya.
“sayankk..” sapa mamanya kepada rinzy.
“mama…” rinzy memeluk mamanya penuh sayang.
Lalu rinzy masuk kamarnya lemas karena terlalu penat menempuh perjalanan yang jauh selama enam jam. Rinzy langsung melempar tubuhnya keatas kasur empuk di kamarnya yang telah lama menunggunya. Disusul mbak Ina membawakan tas ransel yang berisi perlengkapan rinzy selama liburan tadi. Lalu mbak ina membuka tasnya untuk mengeluarkan baju-baju kotor yang di gunakan rinzy. Dan beberapa lama mbak ina menemukan buku bingkisan yang ada di dalam tas ransel itu.
“ini punya mbak ya…” tanya mbak ina ramah
“iyalah mbak semua yang ada ditas itu punya rinzy, masak punya papa ada disitu” jawab rinzy dengan santai saat berbaring
“oh iya ya… emang dari siapa mbak…?” tanya mbak ina lagi
“apaan sih mbak kok nanyak-nanyak terus. Kayak Dora saja”
“abisnya bungkusnya lucu nih mbak…”
Rinzy terbangun dan melihat apa yang mbak ina maksud, ternyata didalam ranselnya ada satu bingkisan yang tak tahu dari siapa. Rinzy melompat dan mengambil bingkisan itu. Dan segera membukanya. Isinya adalah sebuah buku yang sangat ia kenal, dan ternyata buku kecil itu. Buku uci, ya,,, buku gambar uci yang pernah ia curi pada malam itu. Dan sepucuk surat yang ada di dalamnya. Setelah menyelesaikan tugasnya mbak ina segera keluar dari kamar rinzy. Rinzy duduk di kursi belajarnya dan membaca surat itu dengan seksama.
            rinzy…
uci tau kalo rinzy itu sayang sama rudiks, tapi rinzy juga sudah taukan tentang perasaan uci sama rudiks…?, tapi  rinzy jangan khawatir dengan perasaan uci yang mungkin rinzy berpikiran uci akan merusak hubungan rinzy dan rudiks. Tidak, uci tidak akan mengganggu bahkan merusak hubungan kalian, malah uci sangat mendukung hubungan itu. Uci akan buang perasaan uci kepada rudiks sejauh mungkin, hingga akhirnya uci akan lupa kalo uci telah dan pernah suka sama rudiks. Ya… uci akan membuang perasaan tak berujung itu, uci janji. Rinzy jangan khawatir. Tapi uci minta jangan permainkan perasaan rudiks. Rudiks sayang sama rinzy melebihi sayangnya uci kepada rudiks. mungkin saat yang tepat adalah saat kematian tiba menghampiri uci. Uci mohon jangan sampai uci kecewa sama rinzy karena rinzy sudah mempermainkan rudiks. uci percaya rinzy bisa menjaga rudiks karena saat ini uci tidak bisa menjaganya. Uci hidup hanya tinggal menghitung hari, maka dari itu rinzy sayangi rudiks dan tetap menyayanginya seperti rinzy menyayangi uci. Dengan begitu uci akan merasa lebih menyayangi rudiks Karen uci sayang sama rinzy. Maaf… tentang buku kecil itu. Buku kecil itu seharusnya untuk menulis bukan menggambar. Disana ada semua gambar tentang kisah uci yang berteman hanya sesaat dengan rudiks dan rinzy. Makasih karena rinzy sudah mau menjaga rudiks. buku itu uci kasikan ke rinzy agar rinzy tidak usah mencurinya lagi dari laci uci…

salam sayank. Uci…

setelah membacanya rinzy melihat buku kecil bersampul merah hati dengan tulisan Chi Punya itu. Disana begitu banyak gambar buatan tangan lincah uci. rinzy membuka halaman pertama yang gambarnya adalah gambar seorang perempuan yang memandangi laki-laki di kejauhan dan dibawahnya terdapat tulisan ‘pertemuan singkat’ . rinzy membuka halaman selanjutnya, disana rinzy melihat banyak gambar orang-orang , tapi gambar yang diperjelas itu gambar perempuan terlihat tersenyum kepada laki-laki yang di dekatnya, dibawahnya terdapat catatan lagi ‘seorang sahabat yang menurutku itu tidak penting sekarang datang padaku dan semuanya terasa penting’. Rinzy membuka lembar ketiga, disana terdapat gambar laki-laki itu sedang berbicara dan perempuan tergambar sedang tersenyum, catatan selanjutnya adalah ‘ hariku begitu hidup dengan hadirnya dirimu di dekat ku’ . rinzy seakan berpetualang didalam sebuah gambar yang menceritakan tentang sahabat barunya itu. Semakin rinzy penasaran dengan lembar berikutnya, rinzy membuka lembar kelima, disana terlihat gambar sketsa wajah laki-laki itu. Dan di bawahnya terdapat catatan JIKA KAMU YANG PERTAMA DI HATIKU AKANKAH AKU ADA DI HATI MU…?. Rinzy teringat malam dimana rinzy mengambil dan melihat buku itu tanpa permisi. Dan rinzy melanjutkan membuka lembar berikutnya. Disana rinzy menemukan gambar laki-laki di antara dua perempuan yang berbeda dan rinzy menyadari kalo perempuan yang satu itu adalah dirinya. Tapi sayang gambar itu rusak karena dicoret karena emosi mungkin. Dibawahnya ada catatan ‘Aku kamu dan dia. Aku baru sadar ternyata yang terbaik diantara yang baik adalah bukan aku, tapi dia’. Lembar-lembar berikutnya berisi tentang catatan yang rinzy sudah pernah membacanya saat dia mencuri buku itu pada malam itu. Dan tak terasa rinzy sudah membacanya kembali hingga rinzy menemukan lembar terakhir, dilembar terakhir itu rinzy melihat gambar laki-laki dan perempuan yang rinzy rasa dirinya sedang berbicara, dan di kejauhan Nampak perempuan meneteskan air mata, dibawahnya terdapat catatan air mata itu tidak mau berhenti menetes melihat kenyataan yang ada’. Tak terasa rinzy menjatuhkan butiran-butiran air mata penyesalan. Tiba-tiba handphonenya berbunyi tanda satu pesan masuk. Rudiks mengiriminya pesan singkat sayank sudah nyampek rumah kan..?? cepat rinzy membalasnya. Iy syank baru nyampe, syank sudh tau klo uci ska sma syank? Rinzy menulis itu meski tau air matanya masih menggenangi pipinya, sdh tau kok synk, tp sudhlah gk pnting jga kan jawab rudiks. malam itu berlanjut dengan acara smsan rinzy dan rudiks yang membahas tentang perasaan uci kepada rudiks.
***
Mentari bertugas menjaga hari ini penuh, tak ada mendung menggantung. Cerahnya hari ini. Gadis manis itu membuka mata dengan pelan, terlihat jendela kamar sudah terbuka lebar betanda mbak ina sudah membereskan kamar rinzy selama rinzy tidur. Rinzy menghampiri meja belajarnya dan menjamah handphonenya, terlihat ada tiga pesan masuk. Rinzy membuka pesan itu dengan sedikit malas. Terlihat pesan pertama dari Rudiks sayank sudah bangun belom..?? :) . cepat rinzy membalasnya sudah nih langsung balas smsnya sayank.. :D . dan rinzy membuka sms ke dua dan ketiga nomer baru yang sama,  Rinzy ni Ucy.. :) . hati rinzy begitu senang membaca siapa sipengirim sms itu. Cepat rinzy membalasnya iya ini rinzy, uci rinzy kangen ucy :( abis ucy g ikt
Setelah membalas kedua sms itu rinzy langsung beranjak menuju kamar mandinya untuk mendi. Setelah beberapa lama rinzy mandi akhirnya rinzy sudah cantik. Dan segera menuruni tangga menuju ruang tamu melihat siapa saja yang masih berada di rumah pada jam seperti itu dan tak luput menggenggam handphonenya. Sesampainya di ruang tamu rinzy tidak melihat seorangpun disana, dan rinzy langsung melanjutkan langkahnya menuju ruang makan, dan hal yang sama ditmukan rinzy seperti di ruang tamu, ruang makan pun juga tidak ada orang. Rinzy mulai putus asa, menuju dapur berharap mbak ina sedang memasak ayam bakar kesukaannya. Sesampainya didapur rinzy menemukan isi dapur rapi seperti tidak tersentuh sama sekali tangan mbak ina pagi itu. “pada kemana sih…!! Mbaaakkk…” teriak rinzy. Rinzy mulai kesal dengan suasananya, rinzy berteriak lagi “mamaaaaa… mas senoooo… papaaa…” rinzy berteriak berharap ada yang menjawab panggilannya itu. Terdengar bunyi sepatu yang berlari menghampiri rinzy sedang berdiri. “ada apa sih kok teriak-teriak..??” tanya papa yang tiba-tiba berdiri didepan rinzy. “abis gak ada orang sama sekali mbak ina, mama, mas seno juga papa ngilang…” rinzy cemberut. “nah… mangkanya jangan malas bangun pagi donk… kita tuh lagi ngerapiin kamar tamu” jawab papa yang segera berjalan meninggalkan rinzy dan rinzy berlari membuntuti papanya. “tumben dirapiin, emang mau ada tamu pa…?” tanya rinzy. “bukan Cuma tamu tapi dia akan tinggal disini dan sekolah bersama kamu…” jawab papa penuh teka-teki. “siapa pa…?” tanya rinzy antusias. “nanti juga kamu bakal tau, dia orang jauh, baru aja kita dari rumahnya” jawab papa enteng. “siapa sih…??” rinzy membatin dengan tetap mengikuti langkah papa menuju kamar tamu…!!

~END~
# menurut kalian siapa tamu yang akan menetap dirumah rinzy dan satu sekolah dengan rinzy…?
# cerita ini masih berlanjut… dan sampai detik ini cerita itu masih tetap terus berlanjut… :)
KEBOHONGAN BESAR ATAS NAMA CINTA
Facebook merupakan salah satu alat komunikasi yang lebih canggih dari handphone, sudah banyak orang yang menggunakan atau memiliki facebook terutama kalangan muda sekarang. “aku hanya ingin mengenal mu lebih dekat..” itulah salah satu status facebook Rinzy sekarang. Rinzy menulis status itu untuk orang yang sangat  ingin ia kenal sekarang. Setelah itu Rinzy mengirim pesan untuknya “kenal salam, siapa disana?” ditujukan kepada Rudicks, dia adalah seorang teman yang ingin ia kenal. Tak berapa lama muncul pemberitahuan di berandanya “kenal salam, aku Rudicks Hidayat, kamu siapa..??” balas Rudicks. “aku Rinzy Dwi Fitra Hariza,aku pangiil kamu siapa..?? kamu dari mana..??” balasnya cepat. Setelah menunggu “ owh, Rinzy dwi fitra hariza..?panggil rudiks aja, terus aku panggil kamu..? aku dari Madura, kamu?” balasnya. Cepat-cepat dia membalas pesan itu “aku dari Malang, Madura? Jauh yaa..panggil saja rinzy..” ….
Pagi yang cerah, angin berlari kecil, santai menghampiri. Butiran demi butiran jatuh berirama, kumpulan awan kelabu membuka atap dunia nan indah. Diatas rerumputan kecil menghijau, ditengah tanah lapang terbuka, dibalik rumah indah tinggi menjulang. Gadis cantik itu bersiap untuk  pergi kesekolah. Sesampainya disekolah dia dikagetkan oleh dua temannya Ola dan Aya.
“gimana sayang kabarnya, lama kamu gak masuk sekolah?” Tanya Ola sambil mengacak rambut Rinzy. Ya.. ola dan aya itu sahabat karibnya, kemana-mana pasti bersama mereka. Mereka, ola, aya begitupun rinzy, sangat popular disekolahnya, rinzy yang kapten basket cewek di sekolah itu. Ola cantik yang sekarang sedang di incar beberapa majalah untuk menjadi modelnya, ya ola memang cantik. Aya manis sang jenius fisika tapi juga tak kalah modis, biasanya seorang yang jenius itu identik dengan kaca mata tebal dan buku yang selalu dibawa kemana-mana, serta rambut yang dikepang, tapi tidak aya, aya sang jenius yang juga sangat modis, tak kalah modis dari kedua sahabat karibnya itu.
“Aduhh jangan di berantakin donk,, wong aku cuma tiga hari gak masuknya dibilang lama” jawab Rinzy.
“ihk.. baru masuk juga sudah sewot.. mana oleh-olehnya…??” tanya ola cerewet.
“ya lama lah bagi kita, apalagi handphone mu sulit dihubungi, kemana aja sih kamu..??”potong Ola.
“kemana aja boleh,,” lantas Rinzy tertawa sendiri.
Ola dan Aya menatap Rinzy yang sedang asyik tertawa. “kenapa sih kalian ngeliatin aku kayak gitu..??”Tanya Rinzy dengan penuh heran.
“ada yang lucu ya..??”jawab Ola.
“gak sih,, tapi heran aja kalian gak biasanya tau, kayak gini..!!”jawab Rinzy tetap dengan keheranannya.
”selama tiga hari Putera selalu nanyain kamu ke kita, kamu gak bisa dihubungilah, kamu sibuklah, kamu inilah, kamu itulah,, kalau  saja putera minta putus dari kamu, apa kamu sudah siap putus sama kapten tim basket SMA 3 itu..??”jelas Aya yang sedari tadi diam.
“kalo iya aku mau putus kenapa..??”jawab Rinzy singkat, berjalan mendahului kedua temannya.
“kamu gila Zy,, cowok secakep Putera kamu rela diputusin, kapten tim Basket, cakep, kaya lagi, kurang apa dia Zy..?” Tanya Aya sedikit berlari untuk menyamai langkah rinzy yang cepat dan besar.
“oke, dia emang dimata kalian cakep, ganteng, manis pokoknya semua deh ada di dia, tapi dia tuh bagi aku gak ada apa-apanya tau, aku pacaran sama dia juga karena tarohan kalian kan.!”jelas Rinzy dengan sedikit emosi.
“Kenapa kalian bisa bertahan hingga dua tahun kalo kamu memang merasa terpaksa pacaran..??” aya mematikan kata-kata rinzy yang terakhir.
“tauk ahk bulshit dengan semua itu. Aku capek denger nama putera, tiga hari ini aku kebandung kerumah tante ismi, aku sengaja tidak pamit kepada kalian, karena aku tahu kalo aku pamit, pasti kalian akan membertahu putera dan putera akan memaksa ikut dan.. tauk ahk aku mau putus dengannya”.
Kedua temannya terbelalak mendengar penjelasan Rinzy yang ingin putus dari cowoknya yang bernama Putera Judika itu. teng,, teng,, teng,, bel masuk kelas pun berdentang. Semua anak disekolah itu masuk kelas dengan segera, tak terkecuali Rinzy dan kedua temannya itu.
Dalam kelas Rinzy duduk satu bangku dengan Ola sedangkan Aya duduk dengan Irma. Ola masih heran dengan pernyataan Rinzy tadi. “kamu gak lagi ngigau kan tadi Zy..??” Tanya Ola heran.
“gak, aku tadi ngomong emang dari aku sendiri kok.” Jawabnya singkat sedikit berbisik.
“tapi kenapa kamu mau putus sama dia..?” Ola belum percaya.
“adduh Ola sayang,, kenapa sih..?? kamu mau sama Putera, ambil aja sayang aku dah gak butuh dia lagi.” Rinzy sambil mengelus pipi Ola.
“selamat pagi anak-anak” sapa guru matematika yang sekarang akan mengajar kelas Rinzy.
“pagi pak…” jawab serempak. Pelajaran di kelas itu pun dimulai.
Selama pelajaran berlangsung rinzy dan ola sibuk membicarakan masalah yang sedang menyelimuti keduanya, masalah yang hanya sebatas tak ada kabar dan menghilang dengan tiba-tiba seorang rinzy dari depan muka kedua sahabatnya dan seorang Putera yang super perfecto. Sehingga untuk kesekian kalinya pak ALex menegur ola dan rinzy yang tertangkap basah sedang tidak mendengarkan penjelasan. Hingga akhirnya mereka berdua terpaksa harus menghentikan debatnya demi hanya tidak disuruh maju untuk mengerjakan tugas matematika yang menyebalkan.
***
Teng.. teng.. teng.. bel tanda pulang pun berdentang dan para siswa pun berhamburan keluar dari kelas masing-masing. Terlihat banyak anak-anak yang berlarian dikoridor utama,  “sayang kamu bawa mobil..?”Tanya Ola kepada Rinzy.
“gak, aku gak bawa.  aku di anterin mas tadi pagi,,” jawab rinzy sembari merogoh handphonenya di saku roknya.
“hmmm,, udah ditunggu putera tuh pantes aja gak bawa mobil sendiri udah janjian kali…”guyon Ola yang melihat Putera dengan sepeda motornya yang diparkir di depan sekolah. Rinzy Menyipitkan kedua matanya untuk lebih memperjelas kalau itu benar-benar putera pacar rinzy.
“aduuhh padahal aku gak minta jemput. Capek dehh harus pulang bareng sama dia..” tanggapi rinzy seenaknya.
”kok kamu gitu sih Zy..??” Tanya Ola. Dengan mata membelalak.
Rinzy berlari menghampiri putera tanpa menghiraukan kata-kata Ola
“hai sayang,, “sapa putera sembari mengelus pipi lembut Rinzy.
“hai juga” cuek bebek, secuek cueknya.
“mau kemana kita sayang,,??”Tanya putera tanpa menyadari sikap rinzy telah berubah kepadanya.
“ya pulang lah, masih mau kemana..??” jawab Nya sedikit jengkel.
“kita gak mau jalan dulu yank..??” Tanya putera.
“gak usahlah aku capek baru datang tadi malem,,!!” keluh Rinzy, sambil menaiki motor putera. Sepanjang perjalanan menuju rumah rinzy, putera menginterogasi rinzy yang menghilang selama tiga hari tanpa pamit itu. Dan dengan sukses rinzy menjawab dengan tenang, tanpa putera tahu bahwa dirinya menhilang karena ingin tenang tanpa putera.
Rinzy dan putera pun sampai di halaman rumah Rinzy. terlihat mbak Ina membukakan gerbang untuk mereka berdua.
“sayang aku pulang dulu yah,,”putera pamit.
“yah, hati-hati di jalan ya,,”
***
Rinzy berlari kecil menuju kamarnya yang setiap saat dia menghabiskan nya untuk bersantai dan tak luput diselimuti bau keju kesukaannya. Dilempar tas dan switernya ke atas kasur empuk yang sudah menunggunya, lalu cepat-cepat dia mengambil laptopnya dan bergegas memindahkan ke atas kasur, dan selanjutnya dia menghidupkannya. Terlihat dia tidak sabar membuka akun facebooknya. Sembari mengganti baju sekolahnya. Lalu merapikan tas dan switer yang tadi berantakan. Terlihat banyak ada pemberitahuan di facebooknya itu. salah satunya adalah pesan dari Rudicks teman barunya yang ingin sekali dia dekat dengannya. Setelah selesai mengganti bajunya itu, Rinzy cepat-cepat mendekati laptopnya itu. ternyata benar Rudicks membalas pesannya, sungguh senang Rinzy melihatnya. “ya Malang-Madura emang jauh, apa pernah ke Madura..??”isi pesannya. “yah, aku pernah kesana hanya sekali, aku ke …..”jawab Rinzy. lama Rinzy menunggu pesan itu, tetap saja tak terbalas Rinzy mulai bosan dengan penungguan lamanya itu, Rinzy keluar untuk mencari camilan keju di dapurnya, dan beruntung tinggal dua bungkus keju Craff dan rotinya.. Dan setelah kembali ke kamarnya Rinzy melihat pesan balasan dari Rudicks “ya, kapan-kapan ke Madura lagi ketemu aku. :) hehe,, maaf aku baru pulang dari sekolah tadi”. rinzy tersenyum geli “hehe,, ya tak apa bagi ku, capek pesanan di Fb kita smsan aja, tukeran no hape gimana..?? itupun kalo kamu mau ..? :) “jawab Rinzy cepat. “087850688xxx, ini no hape ku, cepet sms yaa…”jawab cowok itu. “ocii,,”Jawab Rinzy dengan girang, karena dia sudah mempunyai nomer handphone cowok itu. langsung dijamahnya handphone Rinzy yang berada tak jauh dengan tempat dia duduk. Langsung dikirimnya pesan singkat ke no handphone yang baru saja dia dapat.
Hai ,,, aku Rinzy yg tdi d fb tu loh.. :)  ketik dia cepat-cepat. Dia terus saja memandangi handphone berwarna merah hati yang berupa hadiah ulang tahun dari mas tersayangnya. Satu pesan baru untuknya, kelihatannya Rinzy tak sabar untuk membaca pesan itu. Dan inalilah bukan balasan dari rudiks. ternyata…
hai syg, jgn lpa maem yah, trus bu2k siang ya sayg yah,, aku syg kmu, putera. Wajah Rinzy berubah seratus tujuh puluh sembilan derajat yang semula tersenyum gembira menjadi manyun yang super duper manyun karena yang dikira balasan dari cowok itu ternyata sms dari Putera. Haha kasian …
***
Putera Judika kapten tim basket sekolah ternama di kota Malang. Putera menjadi populer setelah berhasil menghantarkan timnya menjuarai turnamen basket antar sekolah di provinsi jawa timur selama dua tahun berturut-turut. Selain terkenal dengan kapten tim basket Putera juga dikenal sedikit play boy, tapi semenjak berhubungan dengan Rinzy semua ceweknya di putusin karena dia telah benar-benar sayang kepada Rinzy.
syg ntar sre kmu nmenin ku ltian bskt yah..!!. Putera mengajak Rinzy untuk menemaninya latian basket di sekolahnya.
Aduh syg, maaf aku gk bs, soalnya mw ikt ms k rmhnya mbk Mely, mbk Mely ultah, ksian ms sndrian syg,gk papa kan..?? :) balas Rinzy.
hemm,, ysdh syg gk papa, aku brangkt sm Rendy ajh, hti2 yh syg..!!luuph yuu..   balas Putera.
“hufftt,, akhirnya percaya juga ni kelinci, aku boongin”. Rinzy sengaja berbohong karena dia sekarang emang sudah tidak lagi pengen jalan sama putera, rinzy merebahkan tubuhnya diatas kasurnya.
“dek, bukannya sekarang kamu nemenin Putera latian basket …??” Tanya mas Seno, mas kesayangan Rinzy yang tiba-tiba masuk tanpa salam ke kamar nya.
“aduh, slamlikum dulu gituh mas kaget Rinzynya nih…” terbangun dari tidurannya. “aku males sama dia terus, biarin ajah mas, aku bilang aku diajak mas ke ultahnya mbak Mely,, hehe..!!” jawab Rinzy lantas tertawa mengejek.
“mas gak ngajari kamu bohong lho,, lagian ultahnya mbak Mely kan masih lama dek..!!” jawab mas Seno sembari melihat buku-buku sekolah Rinzy di meja belajarnya.
“Ya sih mas aku tau, tapi aku lagi males aja nemenin dia,” jawab Rinzy sambil berbaring di kasurnya lagi.
“dek ini no handphone siapa..??” mengambil buku yang berada di dekat kasur Rinzy.
“ooh,, itu no handphone Rudicks mas”. Jawab Rinzy setelah sedetik duduk kemudian kembali  berbaring.
“siapa lagi tuh sayang,,??”Tanya mas Seno sembari duduk di samping Rinzy yang berbaring.
“ooh,, itu temen baru di fb, yang gak lama lagi insya allah akan jadi penghuni baru di hati ku..!! hehe,,” memainkan boneka teddy besar yang ia beli setahun lalu di Jakarta bersama mamanya.
“orang mana sayang, hati-hati loh sama orang baru, jangan seenaknya gitu ngasih no handphone” papar mas Seno.
“orang Madura, siap mas… orangnya baik kok kayaknya”.
“yasudah bubuk siang, ntar sore ikut aku yah,,!!”sembari meninggalkan kamar Rinzy.
”kemana mas, ya aku ikut..!!”teriak Rinzy kegirangan.
“ada dech, ketemu ntar sore ajah” menutup kamar Rinzy.
***
“bangun sayang, katanya mau ikut mas jalan-jalan..!!” Seno membangunkan Rinzy yang masih lelap tidur.
“hmm, ya..” rinzy menjawab dengan malas dan memalingkan tidurnya kearah yang berlawanan dengan mas seno.
“banguuuuun,, bukan cuma jawab iya.” Seno membangunkan dengan lembut.
“ya mas, ni aku mau mandi” menenggelamkan tubuhnya di dalam selimut.
“mau mandi kok masih ngumpet diselimut, cepetan aku tunggu lima belas menit lagi harus sudah ada di motor loh yah,,” sorak mas seno sambil menarik selimut yang menutupi rinzy.
“ya baweell..!” jawab Rinzy malas dan menuju kamar mandinya.
Dua puluh menit kemudian, Mereka pun berangkat dan menghabiskan sore itu di alun-alun kota Malang, melihat berbagai kegiatan orang-orang yang super sibuk. “tebak-tebakan hayo dek..??” Seno memulai guyonannya.
“hayo, siapa takut..! yang kalah traktir eskrim. Mau..?? yang kalah juga harus siap nganter mbak ina tiap minggu kepasar dan membawakan belanjaannya” jawab Rinzy.
“hah..?? sadis amet taroan yang kedua tuh, traktir eskrim aja deh, kenapa mobil itu gak berenti berjalan,,??”
“hmmm,,,, apa yah…”rinzy berfikir mengtuk-ngetukkan jarinya di dahinya.
“hayo apa.. gak tau yah,, gak tau kan,, nyerah aja deh nyerah…” seno menggoda.
“ahha dapet… ya kalo berenti parkir donk, haha” jawab Rinzy singkat, lantas tertawa.
“kok tau sih.??” Seno menggerutu.
“iya lah aku kan jeniuss… ayo mas, cowo paling cakep, manis, perhatian versi aku siapa..??” tanya Rinzy.
“aku tau, Cuma itu sih gampang banget. pasti Putera kapten tim basket Smaga itu siapa lagi, kalo nggak berarti aku donk,, !!” lantas tertawa.
“salaaaaah banget, cowok itu masih baru aja aku kenal, namanya Rudiks, anaknya cakep, manis perhatian kayaknya, hayo ke tempat eskrim donk.. !!” guyon Rinzy melanjutkan tawanya dan mendorong memaksa mas seno membelikan sekrim untuknya.
Tak terasa sore itu berakhir dengan tawa dua orang saudara yang saling menyayangi meski mereka sedikit kekurangan rasa kasih sayang. Mama Dina, mama Rinzy bekerja disebuah perbankan cabang Malang, sedangkan ayahnya seorang tentara yang bertugas di daerah Blitar. Mama Rinzy selalu pulang larut malam karena itu Rinzy merasa ada kurang kasih sayang dari seorang mama. Tapi kesepian nya bisa diatasi dengan hadirnya mas Seno yang tiba-tiba menyayangi Rinzy, semenjak kakak laki-lakinya tepatnya kakak mas Seno yang bernama Lana meninggal empat tahun yang lalu. Seno menjadi sangat sayang kepada adiknya yang biasanya sehari tak bertegur sapa sekarang menjadi teman curhat sekaligus mas yang didambakan semua adik yang ada di dunia ini.
“mbak Ina, mama sudah datang belom,??” teriak Rinzy yang baru membuka pintu depan rumahnya.
“belom mbak, mama masih belum datang mungkin ntar datengnya larut malem, mbak tadi hapenya mbak Rinzy bunyi loh kayaknya mas Putera sms mbak.”terang mbak Ina.
“mbak hapeku dimana” teriak Rinzy lagi (nih orang hobi teriak-teriak kali yah).
“dimeja ruang tamu tadi kayaknya ketinggalan mbak” tak kalah nyaringnya dengan teriakan rinzy.
“aargh, mungkin itu sms dari orang yang nyebelin itu” gerutu Rinzy sambil berjalan malas menuju meja tamu guna mengambil handphonenya.
Ahahahahaa,, terdengar Rinzy tertawa kencang dan berlari kedapur lalu mencium mbak Ina yang sedang mencuci piring, dan menghampiri mas Seno yang sedang tiduran dan menciumnya juga. Mbak Ina, mas Seno heran melihat tingkah Rinzy yang sama dengan orang baru dapet undian motor. “Rinzy kamu kenapa..??” Tanya Seno heran.
“mbak nyapo to mbak kok koyok ngunu.??” Tanya mbak ina dengan medok jawanya yang khas orang Jawa tulen. Rinzy tertawa sambil berlari menuju kamar tanpa menghiraukan pertanyaan Seno dan mbak Ina. Hai jga, ku smpen no mu di kntak ku yah Rinzy cantik. Ternyata Rinzy bahagia minta ampun tadi karena Rudiks membalas smsnya yang dari tadi siang ditunggunya.
Iya dsmpen, aku jg sdh smpn no mu. Ngapain..?? balas Rinzy cepat.
Lgi tdrn smbil smsan sma cwe cntik. Balas Rudiks.
Psti tu cwek mu yo..?? maaf ganggu. :( jawab Rinzy dengan ekspresi wajah sedikit ditekuk.
Aku gk pnya cwek kali, hehe hnya sms dgn mu cantik :D. jawab Rudiks sedikit meledek.
Jago ngegombal yah,, ? :D jawab Rinzy. acara smsan pun berlanjut hingga malam menyelimuti dunia. Hingga Rinzy terlelap dalam tidurnya. Dan sembari alam mengganti malam dengan pagi yang indah.
***
Mentari pun mendapat tugas menjaga dunia pada siang hari untuk hari ini. Semilir angin pagi dikota Malang yang terkenal sejuk itu pun menyembunyikan semua agenda hari ini. Kicauan burung menambah indah pagi itu. “Rinzy, kamu bawa motor sendiri yah,,” teriak mas Seno dari garasi mobil.
“iya mas, siapin Rinzy mau berangkat sekarang”jawab Rinzy sembari menyeruput susunya.
“iya bawel sekarang sudah jam berapa cepet pergi sana..”gertak Seno sembari mengeluarkan motor dari garasi depan rumah, menuju Rinzy yang sudah siap untuk berangkat kesekolah dan memulai aktifitas hari itu.
“makasih jelek,, hehe.. “
“heh, nakal yah,, yasudah berangkat sana ntar telat lagi, baik-baik yah..“ sembari mengacak rambut Rinzy.
“mas Rinzy berangkat yah dodo..“ Rinzy berangkat sekolah, diperhatikan mas Seno sampai menghilang di pojok tikungan kompleks rumah Rinzy.
Ramai seperti biasa dalam kelas pagi itu. Rinzy duduk di sebelah Aya tiba-tiba mencium pipi mungil Aya. Aya tertegun sejenak melihat tingkah rinzy yang aneh hari itu. “kamu kenapa zy? Kok  baru nyampek langsung nyamber pipiku kayak gitu., lama-lama kamu suka sama aku yah,,??” Tanya Aya sedikit menggoda Rinzy.
“kamu tau, tadi malem aku smsan sama Rudiks loh,,”jawab Rinzy kegirangan.
“Rudiks,,,?? Siapa tuh Rudiks ?? selingkuhanmu yah..?? ayo ngaku ngaku cepetan,, kalo gak aku lapor sama Putera loh.. !!” Tanya aya sedikit menginterogasi Rinzy.
“lapor ajah biar dia semakin cepet mutusin aku. !”
“kamu gila yah zy. Cowok secakep putera kamu rela diputusin. Kamu udah mandi kan tadi yang mau kesekolah..??” ngejitak kepala Rinzy.
“aduhh,, sakit tau,,ndak usah ngejitak kepala kayak gitu napa..!!, kalo iya aku mau putus sama dia kenapa..? jauh lebih sempurna Rudiks kali, dari pada dia” keluh Rinzy.
“hayoo,, siapa Rudiks tuh,, ngaku gak kamu..??” samber Ola yang baru datang dan menjewer telinga Rinzy.
“ aww,,, sakit bego’ .. lagian baru datang juga langsung jewer, slamlikum kek gitu, ini malah dateng langsung jewer telinga orang” sedikit Emosi. Ola yang baru aja datang dan masuk kelas itu langsung nimbrung ke percakapan Rinzy dan Aya. Bel masuk pun berdentang mengharuskan ketiga sahabat itu menunda pembicaraannya. Pagi itu pelajaran akuntansi pengajarnya yang super duper kiler. “pagi…!!” sapa bu Tina.
“pagi juga ibu yang cantik juga manis kembarannya breatney spears yang tak ada tandingannya di dunia ini.. ??” selalu saja setiap ada pelajaran ibu kiler dikelas rinzy gak pernah ada yang namanya anak gak diem. Semuanya berbicara sesuka hatinya.
***
“kita mau ketoko buku, trus ke butiknya tante Eny, abis itu shoping di Matos, jalan-jalan, makan-makan di Quick , kamu ikutkan zy..??” jelas ola panjang lebar tentang agenda yang akan mereka bertiga biasa lakukan.
“maaf plend untuk saat ini aku gak bisa ikut kalian jalan-jalan ato belanja dan apalah itu.“
“loh,, kenapa biasanya kan juga kamu yang selalu ngajakin kita kok malah sekarang jadi gak mau ikutan gitu. Jadi gak kompak kamu yah zy. Kenapa sih kamu zy, akhir-akhir ini kamu beda banget sama Rinzy yang biasanya.” Tanya Ola keheranan.
“mungkin gara-gara Rudiks kali ya…??” sambung Aya sedikit meledek dan segera menutup mulutnya dengan tangannya sendiri.
“gak juga, tapi lagi males aja jalan-jalan. Gak ada hubungannya sama Rudiks kali …!! Yasudah aku pulang ajah yah be happy teman dadadah,,” jawab Rinzy lantas meninggalkan kedua temannya yang masih heran melihat perubahan tingkah Rinzy.
“siapa Rudiks??”Tanya Ola kepada Aya, setelah Rinzy pergi dan benar-benar menghilang dari pandangan ola.
“gak tau tuh dia sering aja gitu nyebut-nyebut nama itu” jawab Aya sembari menjalankan motornya keluar gerbang sekolahnya.
***
Beberapa bulan kemudian setelah rinzy menolak ajakan hura-hura temannya itu, keluarga rinzy sedang mengadakan tasyakuran mengingat lima tahun meninggalnya mas Lana. Rinzy membantu papa yang sedang memberikan santunan kepada anak yatim, sedangkan mama membantu mbak ina menyiapkan dan menyilahkan para undangan untuk mencicipi makanan yang telah dihidangkan. Teman-teman rinzy turut berdatangan. Puterapun juga datang, tetapi rinzy terlihat acuh tak acuh kepada putera. Tetapi putera malah mengambil perhatian mama rinzy, itu hal yang paling menjijikan bagi rinzy. Rinzy melihat papanya yang sangat bersemangat memberikan amplop kepada anak yatim itu. “pa,,, capek ya…!”
“gak ikhlas kamu.?” Tanya papa Rinzy.
“bukannya gak ikhlas Paa tapi selain seru juga sedikit capek paa..” jawab Rinzy enteng. Hapenya berbunyi ada pesan masuk. Sore cantik,, lagi apa nih...? Rinzy membaca pesan itu dengan tersenyum.
Iya,sore juga cakep :D lagi adain tasyakuran mengingat lima tahun mas Lana Meninggal balas Rinzy cepat.
Tasyakuran? Mas Lana? Maaf ya ganggu balas orang itu.
Iya, mas Lana kakak pertamaku sebelum Mas Seno, gak ganggu sama sekali, aku juga udah capek nih :( balas rinzy
Maaf lagi yah aku gak tau yasudah istrht dlu aj.
Iya sudah gak papa, dari tadi minta maaf terus, emang lagi hari raya, maaf maafan terus..?? balas rinzy guyon dan terlihat tersenyum geli melihat tingkahnya sendiri
Hehehe.. lcu jga lama-lama, pengen dehbalasnya
Pengen apa..?? rinzy penasaran.
Pengen apa yah pengen jadi penghuni
Penghuni apa..?? penghuni di hati ku..?? hehe maaf  balas rinzy sembari menghampiri tempat duduk di ruang tamu itu.
Acara tasyakuran berjalan dengan lancar begitu pula acara pendekatan antara rudiks dan rinzy berjalan dengan lancar juga. Semua tamu dirumah rinzy tampaknya berangsur-angsur pulang sedikit demi sedikit sampai akhirnya diruangan itu hanya tersisa rinzy yang tak sadar bahwa hanya tinggal dirinyalah diruangan itu, karena keasyikan dengan handphonenya.
***
 Berapa bulan setelah tasyakuran itu. Dunia gelap ditambah indah berselimut ribuan bintang yang menghiasinya, gadis cantik itu terlihat sedang menenggelamkan mukanya dikedua tangannya, tepat di taman depan rumahnya yang tinggi itu. Kemudian handphone yang berada di dekatnya itu bergetar tanda ada satu pesan masuk, segera rinzy  menjamah handphonenya aku dlu dah prnah nembak kmu kli, tpi kyaknya gk mmpan tuh,, kasian aku,, :( isi sms Rudiks. Rinzy tersenyum membacanya,
ya dlu, cba ja skrng ,,:p balas Rinzy cepat dan kembali keposisi menenggelamkan mukanya di kedua tangannya
Oky, aku itu hnya orng biasa, aku sayang kmu, aku ska sma kmu, mw gk jdi pcar ku,,?? Balasan itu membuat Rinzy sedikit menahan tawa yang siap untuk meluncur.
Masih gak mempan tuh,,:p balasnya.
Aduh pluruku tnggal stu,, yg ni hrs mmpan,, Rinzy cantik, aku syng kmu mw gk jdi pcar ku..??. Rinzy tertawa senang melihat bacaan yang tertera di handphonenya itu
Nah gtu donk,, sbnrnya aku jga dah lma ska sma kmu,, aku jga syang kmu,,:* balas Rinzy sambil memeluk boneka Teddy yang tak kalah imut dengan dirinnya.
Yeee,,, mksih aku syang kmu. Jdi kta pcrn nih skrg..?? balas Rudiks.
Mnrut kmu gmna..?? balas Rinzy.
kmu sii nanyak aku, yaiylah kta itu pcran hehe,,,balas Rudiks. Rinzy dan Rudiks pun telah tenggelam dalam asiknya sms, hingga menghantar rinzy terlelap dalam kebahagiaan malam itu di kursi taman, hingga mas seno harus menggendongnya masuk kekamarnya. (huh.. dasar rinzy..)
***
Pgi syng,, dah bngun belum..?? Rinzy membuka pesan itu dengan raut muka yang manyun karena terpaksa membuka mata sepagi itu.
Pgi jga, udh put. Oia, Aku pngn ntar siang ktmu kmu, aku mw ngmong sma kmu da yg pnting,
ya mw ktmu dmna..?? knpa g ditlfon aja syg?? Apaan siih..?? balasan putera
G ku g bsa jlsin di tlfon, kta ktmu di taman aja ntar siang kan ada wktu yaa..??
Oke,iy ku da wktu,apa sii yg g bwt kmu. aku jmput kmu yah..??
Gk usah aku bwa mtor sndiri ja, ktmu jm 9yah ku tnggu kmu disna.
Jam 08:45 Rinzy berangkat dari rumahnya menuju taman alun-alun kota. Sesampainya disana terlihat beberapa anak sedang asik bermain. “Hai Rinzy cantik..?” sapa salah satu teman Putera yang kebetulan juga teman Rinzy.
“hai juga, ada Putera gak..??” Tanya Rinzy sedikit tersenyum.
“aduh beibeph mu belom dateng tuh, ooohh itu tuh dia sudah dateng,” sembari menunjuk Putera yang akan memarkir motornya.
“hai sayang,, !” sapa Putera.
“hai juga” sembari menuju Putera yang masih terlihat memarkir motornya.
“ada apa sayang, kayaknya ada yang penting gitu.?” Tanya Putera.
“aku mau kita udahan yah..??!” terang Rinzy berusaha tenang.
“maksud kamu yank,,??”sembari memandangi wajah Rinzy yang sedikit memerah karena tidak terbiasa dengan keadaan mencekam seperti itu.
“iya, aku mau kita udahan, kalo masih nggak ngerti aku mau ‘PUTUS’ dari kamu. “ jelas Rinzy sedikit menggertak Putera dan tetap menjaga sifat agar tidak ikut kacau
“tapi kenapa kamu mau putus dengan ku, perasaan kita nggak ada masalah apa-apa deh, hubungan kita baik-baik ajakan. Dan sekarang tiba-tiba minta putus tanpa sebab kayak gini. “terang Putera sembari menggenggam tangan dan memandangi wajah Rinzy.
“iya sih tapi aku udah ngerasa nggak cocok aja sama kamu.” jawab Rinzy sedikit grogi.
“apa mungkin kamu sudah ada yang baru ya..?? siapa..??” Tanya Putera dengan emosi, dan terlihat sedikit air mata yang hanya menunggu untuk meluruh di pipi putera.
“nggak kok gak ada yang baru, udah. sekarang udah jelas aku putus dengan mu, aku mau pulang.” Jawab Rinzy sembari bergegas meninggalkan Putera.
“Rinzy, kamu egois ya, gak ngasik kesempatan buat aku memperbaiki diri.”teriak Putera, yaa,, air mata putera benar-benar telah luruh, dan secepatnya putera menghapusnya.
“terserah kamu aja” jawab Rinzy sembari meninggalkan putera. Teman putera pun hanya ternganga melihat temannya putus. Dan putera menggeram, menyesal, dendam dengan kejadian itu.
***
“dia marah karena aku gak bales smsnya, aku dapet hukuman sayang push up tadi, jangan ngambek donk..” status facebook Rudiks saat ini. Rinzy tidak membalas sms Rudiks lagi setelah beberapa lama Rinzy menunggu nya. Ternyata bukan karena Rudiks tidak ingin membalas smsnya tapi karena Rudiks dikenak hukuman Push up 20 kali. Karena ketahuan smsan dengan Rinzy saat acara penyampaian teori di gerakan Pecinta Alam disekolah Rudiks berlangsung. Syg aku tdi kna hkuman pushup, bkn krna aku g mw bls sms mu. Ketik rudiks sembari keluar dari gerbang sekolahnya tercinta.
Hanya alasan kan,,?? Balas Rinzy cuek.
Sumpah ynk, aku tdi kna hkuman gra2 ktauan bls sms mu Balas Rudiks setengah berharap Rinzy menghentikan aksi ngambeknya.
Ooh, ysdah gk ush bls lgi yah.
Aduuhh.
Terserah west, jawab rinzy cuek. Tak tahan dengan keadaan yang terus-terusan Rinzy seperti tidak mau memaafkan Rudiks, Rudiks akhirnya menelfon nomer Rinzy. tuuut… tuuut… tuuut… maaf nomer yang anda tuju tidak dapat dihubungi,, “aaarghh kenapa di Reject sih,, susah punya cewek jauh suka ngambek kayak gini” gerutu Rudiks. Yank, jgn diemin aku kya gni donk, knpa tlfon ku direject..?? ketik Rudiks dengan kecepatan tangan melebihi kapasitas.
“haloo.?? jamur,, masih marah sama brokoli..??” Tanya Rudiks sembari membenarkan duduknya yang tadi setengah tiduran di kursi pojok depan televise, jamur dan brokoli adalah panggilan sayang mereka berdua.
“iya, jamur masih marah sama brokoli, jamur tadi nunggu brokoli bales sms nya jamur sampe jamurlumutan, boring sendiri di kamar, brokoli jahat yah sama jamur,,,” jelas Rinzy di kejauhan.
“jamurrr,, tadi bukannya gak mau belas sms nya jamur, tapi brokoli tadi kenak hukuman sama senior gara-gara brokoli ketahuan sedang bales sms tadi. brokoli disuruh phus up 20 kali, mana tega brokoli ninggalin jamur sendiri,,,,” jelas rudiks.
“yayaya,, itu terus jadikan alasan,,,” bantah Rinzy kurang percaya dengan pengakuan Rudiks.
“jamur sayang lagi ngapain..?” Tanya Rudiks mengalihkan pembicaraan.
“gak usah lari dari masalah deh..” guyon Rinzy yang sudah sedikit percaya dan sedikit menggoda.
“sayank ahh,, percaya donk,, aku bicara beneran tadi kenak hukuman. Aku tuh gak bakalan ninggalin kamu selagi aku masih bisa nemenin kamu sumpah..” jelas Rudiks susah payah agar Rinzy bisa benar-benar percaya.
“iya baweell aku udah percaya dari tadi kok,, tadi Cuma guyonin bawel aja ,,”terang Rinzy sambil tertawa. Bawel juga panggilan sayang mereka berdua.
“uuuuhhh sayank guyon terus ah,, kalo ada disini udah tak jewer kamu,, ngapain kamu yank…?” Tanya Rudiks.
“aku tiduran, lagi nelpon kamu nih,” goda Rinzy.”
“terus…?
“kok tadi kamu dihukum pushup emang bisa pushup..? goda Rinzy.
“ push up itu bagiku sudah kebiasaan lagi” jawab rudiks diseberang.
“cieelaa,, kebiasaan, yank gak mau bobok kamu, aku ngantuk nih,,”keluh Rinzy.
“yuk bobok yuk,,”ajak Rudiks menggoda.
“ayuk,, dadah sayank aku sayang kamu, jamur sayang brokoli bawel…” Rinzy pamit.
”ya sayank, aku juga sayang kamu brokoli juga sayang jamur bawell” sembari mematikan teleponnya.
***
Sore-sore setelah pulang sekolah enaknya adalah jalan-jalan di deket alun-alun sungguh hal yang begitu menyenangkan, tapi tidak untuk rinzy, rinzy sedang asyik dalam mimpi indahnya. Sore itu Rinzy diajak Rendi teman Putera yang selalu bersama Putera, bangun tidur Rinzy mendapati banyak pesan masuk di handphonenya. Zy, ntar ikt aku yah bli kdo bwt cwek q, Lia ultah bsk aku gk tw hrs bli apa, kmu kan cwk mngkin kmu bs bntu aku. Yaahh, itung2 ngilangin boring gtu. Isi pesan Rendy.
Iya ren maaf,  aku bru bngun tdr. Jam brp..?? balas Rinzy.
skrg aku mw jmpt kmu yah.. balas Rendy.
Aku mau mandi dulu yaa balas Rinzy lalu bergegas ke kamar mandi. Setelah mandi, Rinzy bergegas ganti baju dan mulai mendandani dirinya sebisa mungkin. Bunyi motor Rendy pun sudah terdengar keras di lantai bawah alias di halaman rumah Rinzy. “adduhh, udah dateng lagi tuh anak” gerutu Rinzy dan mempercepat aktifitas siap-siapnya
“mbak Rinzy ada mas Rendi mbak” panggil mbak Ina.
“iya mbak ntar lagi” teriak Rinzy merespon panggilan mbak Ina. Sedangkan dibawah Rendi asik berbicara dengan Mas seno yang sedang menyuci mobil Jazz merah hati.
“mau kemana Ren..?” Tanya mas seno kepada Rendy.
“mau diajak belanja mas, cewek ku ultah mau beli kado kan lebih baik aku ngajak Rinzy dia kan cewek lebih tau apa yang diinginkan” sembari jongkok disamping mas seno.
“udah pamit kan sama Putera..??” guyon mas seno.
“hah,,?? Mas belom tau, mereka udah putus kali mas lama udah putusnya” terang Rendi.
“ooh, putus kok Rinzy gak cerita apa-apa yah..??” mas Seno heran, sembari menyembunyikan wajah yang penuh Tanya, kenapa Rinzy gak cerita kepada dirinya dan kenapa juga dia putusin Putera. “yuk Ren,,!” ajak Rinzy sembari berjalan mendekati mas Seno dan Rendi.
“wuihh,, cantik bener kamu Zy… mas aku bawa Rinzy nya dulu yah..!!” Rendi pamit.
“dadah Seno jelek.. bleeekkk.” Guyon Rinzy kepada masnya.
***
Selepas adzan magrib berkumandang Rinzy bergegas mengambil wudhu’ serta mukenahnya guna menunaikan sholat Maghrib. Di musola bersama mas Seno dan mbak Ina, Rinzy menunaikan sholat dengan khusyuk. Setelah selesai sholat Rinzy berlari menuju kamar nya yang menjadi tempat favoritnya setiap saat dan tak luput dari aroma keju yang khas. Setelah sampai diambilnya handphone yang ada di meja belajarnya, lalu mengetik pesan singkat yang ditujukan kepada Rudiks. udah sholat belum yank,,?? Sembari berbaring melepaskan penat yang ada. Mas Seno membuka pintu kamar Rinzy. “ada apa mas..??” Tanya Rinzy heran.
“kenapa kamu putus sama Putera, dan kenapa juga kamu gak cerita sama aku..??” Seno menginterogasi dengan galak
“yaaaa… karena aku sudah bosen ajah sama Putera, dan capek sama Putera. Masalah aku gak cerita sama mas itu karena rinzy tau mas bakalan nanyak panjang lebar dan nasehati aku luas-luas dan aku males dengernya.” Jelas Rinzy se enaknya
“setidaknya kamu tanya dulu sama mas, mungkin mas bisa bantu kamu, dan juga mas itu nasehati kamu panjang lebar itu agar Rinzy nya mas Seno gak salah pilih jalan,,,” jelas mas Seno sembari mengelus rambut Rinzy yang halus.
“iyaaa,, lain kali Rinzy minta pendapat mas Seno dulu dehh,.”jawab Rinzy penuh sayang
“berarti kamu sekarang jomblo alias lagi lajang alias lagi sendiri alias lagi gak punya cowok donk…”
“kok banyak aliasnya sih mas..??punya donkk alias masih banyak stoknya,, masak Rinzy Dwi Fitra Hariza putri bungsu mama Dina dan Papa Haris gak punya cowok sih..”jawabnya
“siapa..?? orang Madura itu..??”
“yupss,, betul banget,, mas pinter dehh”
“kapan jadiannya..??”
“kemarin pas tanggal 08 juli hehe” jawab rinzy santai dan meledek
“awas yah,, hati-hati dengan hubungan mu, apalagi dia tuh orang yang jauh dari kamu, kamu perlu mengenalnya lebih dari kamu mengenal biasanya” nasehat Seno
“sips.. oke boss bawel” jawab Rinzy sambil hormat kepada mas seno, lalu mas seno mencubit pipi Rinzy.
“auuuww.. sakiitt..” jerit rinzy
“biarin adek ku yang nakal juga bandel”goda seno
“huuhh…” seru Rinzy
“yasudah mas ke kamar dulu mau nyelesain tugas kuliah banyak banget. Kamu kalo mau bubuk, bubuk ajah biar besok ngebanguninnya gak ribet”
“iyaaa” Rinzy patuh
***
“mas Rinzy gak usah ikut ajah yah ke Lamongan besok” keluh Rinzy
“kenapa gak mau ikut kan udah kewajiban..”
“Rinzy males soalnya barengan sama sekolah Putera juga”
“gak pokoknya kamu harus ikut, apalagi kamu yang ngusulin acara itu ke daerah Lamongan”
“iya tapikan…”
“gak ada tapi-tapian pokoknya harus ikut” bentak Seno
Rinzy merasa dadanya sesak, dan akhirnya air matanyapun menetes tanpa ia sadari dia menangis di depan Seno. Karena dia kira dengan menangis Seno bakalan luluh hatinya, karena senjata andalan Rinzy yang bakalan membuat Seno luluh hanyalah air matanya.
“gak usah nangis, aku gak bakalan kasian sama kamu” bentak Seno
Bentakan itu diikuti dengan bantingan sendok Rinzy, lalu Rinzy pergi meninggalkan Seno sendiri masih tetap dengan makan malamnya. Seno merasa sedikit kasihan kepada Rinzy, Seno merasa sudah terlalu memaksa Rinzy untuk itu semua. Setelah makan malamnya  selesai Seno memanggil mbak Ina. “mbak,, bantu Rinzy buat masukin baju ke ranselnya untuk ikut acara latihan gabungannya”
“iya mas,,”
Mbak ina berlari kecil menghampiri kamar Rinzy. tok… tok… tok… “mbak Rinzy.. mbak Ina mau masuk yah,,,”
“mau apa..??” bentak Rinzy dari dalam kamarnya.
Mbak ina membuka Pintu dengan pelan. “mana baju yang akan dibawa..?” Tanya mbak Ina
“tau deh mbak,, Rinzy gak mau ikut kegiatan itu…” pinta Rinzy.
“yaaa,, mau gimana lagi mbak ,, jalani aja seperti biasanya mbak,,, mbak yang sabar aja yah…”nasehati mbak Ina
“adduuhh terserah deh” Rinzy menutupi mukanya dengan bantalnya.
Pagi-pagi sekali tepatnya jam enam pagi mobil Jazz merah hati sudah berderu. Dengan kemalasan tingkat tinggi, Rinzy mulai menuruni lantai tangga rumahnya. Mata Rinzy terlihat merah, sangat jelas kalau dia baru saja berhenti nangis dari semalam sehabis. “cepetan sayang.. ntar tertinggal busnya lho” sapa Seno.
Mata Rinzy hanya memandangi senyuman seno yang khas lesung pipit di pipi kirinya dengan rona mata yang tak biasanya. Rinzy tetap dengan manyunnya.
“jalani aja wong Cuma sepuluh hari juga kan, baik-baik disana yah, kalo ada apa-apa cepet kasik kabar” nasehat Seno dalam mobil.
Ramai sekolah Rinzy, menunggu pemberangkatan rombongan Peserta latihan gabungan dan persahabatan antar sekolah. Rinzy membuka pintu mobil dengan malas. Terlihat hanya Aya yang menghampiri Rinzy. Aya mengenakan baju hijau pupus dengan celana jins berwarna biru muda yang terlihat manis. “hai sayang siap untuk memulai sepuluh hari kedepan,..??” Tanya Aya.
“gak siap” jawabnya cuek.
“kok gitu, baju mu bagus, pas banget sama karakter mu, jadi terlihat sedikit lebih cantik dari biasanya” goda Aya, melihat penampilan Rinzy. Rinzy mengenakan celana jins hitam dengan atasan kaos berwarna Merah dengan gambar huruf R besar berwarna hitam dan di hiasi jepitan cantik di rambutnya.
“makasih, Ola mana..??”
“yang bener aja kamu nanyain Ola, dia kan gak ikut dia kan paling males sama yang namanya latihan gabungan sayang, apalagi Riko kan gak ikut, kesana yuk…” menunjuk kerumunan cowok yang sedang asyik berbicara.
“oia Ola gak ikut enak tu anak, yuk..” sembari meninggalkan mobilnya.
Mata Rinzy terbelalak melihat siapa yang sedang memberikan penjelasan kepada teman-temannya dalam kerumunan cowok-cowok itu. Rinzy berhenti berjalan, Rinzy hendak berbalik lalu suara itu berhasil mencegah langkah Rinzy untuk tidak diteruskan.
“Rinzy,,, kamu ikut juga kegiatan ini,,??”
“iya”
“cantik banget kamu memakai baju itu, aku suka banget”
“makasih” dengan nada cuek
“cuek banget… dengan siapa sekarang…??”
“kenapa nanyak gitu…??” mata rinzy membelalak
“yaiya aku pengen tau aja orang yang udah buat kamu mutusin aku, dan lebih memilih dia dari pada aku…”
“pengen tau..?? gak usah deh malu kalo kamu tau, karena dia lebih mulia dari pada kamu” menunjuk muka putera.
“waaaw,,, Rinzy bahasamu bagus banget, akan aku cari tau meski kamu gak mau ngasih tau…”
“terserah” sembari meninggalkan cowok itu.
Mas seno menggelengkan kepala melihat tingkah Rinzy kepada Putera tadi, Rinzy menghampiri mobilnya dan membuka pintu mobilnya untuk mengambil ranselnya. Terlihat para siswa berlari menuju bus yang akan mengantarkan mereka ke tujuan. “hati-hati disana, jaga diri baik-baik”
“ya,,, nitip mama…” mencium tangan alias bersalaman kepada mas Seno.
“Rinzy ayuk cepet gak dapet tempat duduk ntar kamu” panggil Aya.
Rinzy berlari menghampiri Aya. “mau di bus yang mana..??” Tanya Rinzy kepada Aya
“tuh” menunjuk bus yang di parkir tak jauh darinya dan terlihat bus itu sudah banyak penumpangnya.
Rinzy menaiki bus itu dan melihat sekitarnya, semua tempat duduk di bus itu sudah di penuhi dan hanya tinggal satu tempat duduk yang tersisa, Aya sudah duduk di sebelah Uki cowoknya. Dan tempat duduk kosong itu tepat disebelah Putera. Rinzy tetap berdiri berharap ada yang rela menukar tempat dengannya. “Rinzy masih nungguin apa..?? ayo cepat duduk” bentak guru Pembina. Rinzy tersentak melihat Putera tersenyum meledek, dan bangga dengan kemenangannya. Dengan langkah yang berat Rinzy menghampiri tempat duduk itu. “sips,, aku menang” sapa Putera meledek Rinzy.
Tapi Rinzy tetap menganggap tak ada suara yang menyapanya, sembari bus itu melaju. Kesal dengan semuanya Rinzy merogoh handphone di Ranselnya. Dan memulai mengetik sesuatu disana. Boriiiiiinggg,, nyebelin benget deh hari ini pesan itu dia kirimkan pada Rudiks.
Knpa syg..?? balasannya.
Gak tau deh gelap jawabnya. Merasa Putera tak dianggap, Putera memutuskan untuk menyentuh tangan Rinzy yang tepat berada di pangkuan Rinzy. “hei, aku kangen megang tangan mu” goda Putera. Rinzy berusaha melepaskan genggaman yang kuat itu.
“lepas gak…” bentak Rinzy.
“gak” tangan Putera semakin kuat menggenggam tangan Rinzy.
“Put… lepas sakit tau…”
“ups maaf kekencengan yah, habisnya tangan mu lembut banget jadi gak kerasa kalo aku lagi memegangnya…”
“gila loh..”
“wisss,,, asiik gituh bicara mu jadi makin sayang Puteranya” sembari mendekatkan wajahnya ke wajah Rinzy.
“waaah,, parfummu enak banget jadi pengen nyium” goda Putera
“gila loh, awas kalo ngapa-ngapain,,,”
“kalo aku mau cium kamu gimana,,,?? Awww,,, ” terlihat Rinzy mendorong muka putera berharap wajah putera yang pas di depan matanya menjauh.
“pak,,, Rinzy gak mau duduk sama anak ini,,, Rinzy mau tuker tempat” teriak Rinzy kepada pembinanya.
“sudah lah duduk” keluhan Rinzy terlihat diabaikan oleh pembinanya.
“yeesss,, kamu tuh masih milikku meski kita tuh sebenernya sudah putus alias gak ada hubungan yang berarti” melingkarkan tangannya dipundak rinzy yang segera rinzy membuang nya
“diemm kamu..!!” sembari mengambil Ipad di ranselnya dan memakainya.
Putera pun tak berhenti menggoda Rinzy, terlihat Putera berusaha memegang tangan Rinzy kembali, tapi semua itu sia-sia. Terlihat tangan Rinzy sibuk mengetik balasan dari Rudiks. Perjalanan itu sepi senyap karena hampir semua penumpang itu tertidur.
Beberapa lama kemudian guru Pembina berdiri di antara tempat duduk dan mengumumkan sesuatu “ayoo,, kita sudah hampir sampai,, bangun,,bangun,,,” teriak guru Pembina
Terlihat semua penumpang disana sini membuka mata dengan pelan.
“kita disini bakalan latihan gabungan jadi kita disini membawa nama baik sekolah kita masing-masing, jaga kesopanan, jangan buat dan cari masalah. Kalian disana akan dibagi beberapa tim, dan satu Pembina. Yang ada apa-apa langsung Tanya kepada pembinanya masing-masing…yuk turun dan cari tempat yang teduh untuk mendengarkan intruksi selanjutnya…” jelas Pembina itu.
Semua penumpang dalam bus itu turun satu persatu dan mencari-cari tempat yang pas untuk menunggu beberapa bus yang belum sampai.
Beberapa lama kemudian semua peserta telah berkumpul dibawah pepohonan yang rindang dan mendengarkan intruksi dari Pembina. Lalu pembagian tim, dalam satu tim terdiri dari dua laki-laki satu Pembina. “pembina bapak Lucky asmoro, ketua tim dipimpin Putera judika dan anggotanya adalah Ilsyah Resha Anggara, Irma Anggraeni,Dyah Pitaloka.” Harap-harap cemas Rinzy berdoa agar dia tidak masuk dalam kelompok kerja itu, “Rinzy Dwi Fitra Hariza, “ jelas pembinanya, mendengar namamanya disebut Rinzy merasa seisi dunia itu berubah menjadi wajah Putera dengan raut muka mengejek Rinzy. “cari tempat yang pas untuk merembukkan nama kelompok yang anda sukai lalu tulis di selembar kertas dan anggotanya, kelomppok kedua ….”terang bapak Hidayat.
“yuk kesana” ajak Putera pada kelompoknya.
Semua anggota kelompok itu mengikuti langkah Putera menuju satu tempat yang sedikit meneduhkan, lalu ketiga anggota itu duduk melingkar, langkah Rinzy terasa berat dengan terpaksa Rinzy duduk di samping Resha, tak lama kemudian Putera duduk di samping Rinzy, hendak Rinzy pindah tempat tapi ditahan oleh tangan Putera yang segera memegang tangannya. “duduk,,,” bentak Putera.
Dengan patuh dan tak berkata apa-apa Rinzy duduk kembali. “kita disini satu tim, kita mungkin belum sepenuhnya kenal satu sama lain karena sekolah kita berbeda, kenalkan nama saya Putera Judika kelas XI ipa 3 di SMA negeri 3 Malang, disini saya menjabat sebagai ketua tim, sebut nama dan kelas anda satu persatu”
“nama saya Dyah Pitaloka kelas X TKJ 1 SMK negeri 2 malang”
“nama saya Irma Anggraeni kelas XI TKJ 1 SMK negeri 3 PGRI Malang”
“nama saya Ilsyah Resha Anggara kelas XI ipa 4 SMA negeri 3 Malang”
Terlihat Rinzy manyun, diam bengong, melamun, Rinzy tersentak saat dia di pukul pundaknya oleh Resha.
“nama saya…”
“Rinzy Dwi Fitra Hariza kelas XI TKJ1 SMK negeri 3 PGRI Malang, saya orangnya egois, tidak memberi kesempatan kepada orang yang menyayangi saya, saya juga manja, keras hati, tapi kelebihan saya karena kecantikan saya, dan juga kapten tim basket di sekolah” potong Putera yang membuat Bad mood Rinzy memuncak.
“jangan bawa-bawa masalah kita kesini yah, aku gak suka” bentak Rinzy
“hak saya berbicara di depan umum, karena saya ketua tim disini”jelas Putera dengan kemenangannya.
Rinzy hanya diam. “sekarang kita bicara kelompok kita, nama apa yang pas untuk kita disini…ada yang sudah dapat nama yang unik…??” Tanya putera
“bagaimana kalo namanya Azhimuth”usul Resha
“dickudicks ajah” Dyah memberi usul
“DIAM” bentak Rinzy, bukan karena Rinzy mengusulkan nama itu tapi dia terlalu capek mendengarkan semuanya, dia muak dengan keadaan yang seperti itu.
“nah aku lebih suka nama kelompok kita tuh DIAM.”samber Putera.
“iya setuju, unik penuh makna,,” Resha menyetujui.
Rinzy hanya diam tak berkomentar. Pembina menghampiri kelompok itu dan menjelaskan pembagian kamar tidur disana. Dikamar tidur satu kamar terdiri dari enam orang.
“rembuk nama kelompoknya sudah…?? Sekarang bapak bakalan bacain susunan kamar tidur di penginapan ini, cewek kamarnya di bagian utara satu kamar enam orang, Rinzy, Irma, Dyah, kalian di kamar 2. Sedangkan yang cowok di sebelah utara kamar cewek, putera dan Resha di kamar 1… sudah jelas,,,?? Sekarang silahkan masukkan barang-barang kalian ke kamarnya masing-masing, dan istirahat nanti malam acara pembukaan akan dilaksanakan” jelas pak Hidayat.
“aku pengen pulang…” keluh Rinzy.
“pembukaan masih belum loh sayang…”Aya menenangkan Rinzy, ternyata Aya satu kamar dengan Rinzy.
***
Acara pembukaan dilaksanakan dengan hikmat oleh seluruh peserta latian gabungan malam itu, tapi tidak bagi Rinzy, dia merasa dia kurang bersemangat karena disitu ada Putera cowok keras kepala yang selalu ingin menang sendiri. Sayank,,, pesan singkat dari Rudiks yang sedikit membuat Rinzy lebih baik,
sayaaaankk,, kmna ja si dr td aku nungguin sms mu yank,,, gk tw ap, klo aku lgi sbel bnget hri in.. balasnya cepat.
Maf syg, aku td dpt tgas ngtik dri guru, gak tw pas liburan kali gru tuh.. sayank ngpain skrg..?? terang rudiks.
Lgi di Lamongan, ltyn gabngan dgn skloh lain, yank.,,, dsni da Putera lgi. Jawab Rinzy.
Who is he..?? Tanya Rudiks.
Oia, km blm tw ya syg???.tanya rinzy yang sedikit merasa bersalah.
Ya ku blm tw sypa Putera?? Tanya Rudiks sedikit curiga dan merasa gak enak hati.
Tp km jgn cmbru yah,,, :). guyon Rinzy.
Ahh,, syg ayo cpt siapa tu Putera. Km blg gtu aj ku dah cmbru ni!! Jawab Rudiks sedikit memaksa
Putera itu mntan pcar ku, yang nyebelin …… (blabla.. bla) jelas Rinzy.
hah..?? sdh mntn kan yank?? Tp kyaknya Putera bkalan ngjar kmu deh yank, klo siftnya kyak gtu.. aku tkt khilngn km yank.. Jawab Rudiks dengan kecemburuan yang memuncak. Acara smsan pun berlanjut hingga larut malam menylimuti dunia.
***
Sudah hari ke delapan, Rinzy sudah mulai cair dengan keadaan. Dan hari kedelapan inilah semua peserta diwajibkan mengikuti kegiatan Cinta Alam, yaitu satu kegiatan dimana setiap tim dipimpin ketua tim akan berjalan ke hutan rimba guna mengetahui keagungan sang pencipta dan menikmati indahnya alam ini. “yuk…kita lanjutkan perjalanan lagian udah hampir sampek ke lokasinya” ajak Putera, yang sedari tadi menemani anggotanya istirahat.
“yuk,,, semangat pasukan DIAM…” jawab anggotanya, kecuali Rinzy yang sudah terlalu lelah melakukan perjalanan yang jauh dan mendaki itu. terlihat mata Rinzy tertutup rapat dan wajahnya pucat, semua anggota sudah setengah berjalan yang dipimpin Putera.
“Hei,,, kelihatannya Rinzy masih lelah nih,,,” teriak Dyah memberi tahu temannya yang didepan memimpin. Putera melihat Rinzy masih duduk lemas, setengah tak percaya. Putera membalikkan badan menghampiri Rinzy.
“bangun lahh,, jangan sok kamu,,, ayo bangun… aku tau kamu pasti pura-pura bangun Rinzy manjaa…” gertak Putera pada Rinzy sambil menepuk pipinya. tapi mata Rinzy tetap tertutup rapat tak sedikit pun membuka matanya. Kepala Rinzy terjatuh dari sandarannya hingga menekuk.
“aduhh,, nih anak gak sadar lagi…” putera terkejut, panik serta merasa menyesal karena telah menggertak Rinzy tadi.
“Rinzy,, Rinzy sayank,, cicinnta,, bangun rewel… manjaaa,, jelekk,, banguunn…” Putera mencoba membangunkan Rinzy yang tak sadarkan diri, dengan memanggil panggilan sayangnya saat masih berhubungan dengannya.
“nunggu Rinzy sadar atau kita akan ketinggalan rombongan itu  terlalu jauh” Tanya Resha.
“yasudah Rinzy aku gendong, sedangkan kita tetap harus melanjutkan perjalanan, Resh ransel ku titip sama kamu, Dyah ransel Rinzy kamu yang bawa yah…” menginteruksi temannya.
“sips…” jawab Resha dan Dyah kompak.
***
Sampailah rombongnan tim Putera ke pos 3 yang letaknya di pusat hutan Rimba. Sebagian peserta segera menghampiri rombongan itu dan membantu membawakan ransel tim Putera yang tampak masih lelah, Rinzy lagsung ditangani medis pos 3.
“Rinzy kenapa….” Tanya Aya khawatir yang sudah sedari tadi menunggu Rinzy.
“dia kelelahan mungkin..”jawab putera.
“kamu gimana sih put kok gak jagain dia,,,”
“bukannya gak dijagain. Aku udah merhatiin dia banget tapi mungkin udah terlalu lemah kali fisiknya jadinya tadi pas waktu istirahat dia hilang kesadarannya, dia juga gak suka aku perhatian sma dia…” terang Putera. Terlihat Aya berlari kedalam pos untuk melihat keadaan Rinzy.
“sayank,, bangun,, kamu baik-baik aja kan…??” sapa Aya meski Rinzy tak sekalipun membuka matanya. Handphone Rinzy berdering tanda ada panggilan masuk, diambilnya handpone Rinzy, terlihat SENO BAWEL menghubungi Rinzy, Aya langsung menjawab panggilan itu.
“halo,, kenapa mas ini Aya..”
“Rinzy mana…??”
“ada nih mas masih istirahat baru aja nyampek..”
“kasikkan Rinzy dek…”
“eeh,, anu,, itu mas” Aya terlihat mencari alasan yang tepat agar Seno tidak tahu kalau Rinzy lagi pingsan.
“kemana dek kok gitu jawabnya…??
“itu mas,, anuu,, eeh,, Rinzyy…”
“iya Rinzy kemana,, kenapa dengan Rinzy.” seno panik
“Rinzy… Rinzy… Rinzy,,, pingsan tadi terlalu capek,, tapi sekarang udah di posko kesehatan kok jadi mas Seno gak usah khawatir.” Jelas Aya menenangkan Seno.
“aduhh,, terus gimana ituh..??”
“ya nunggu Rinzy sadar mas,, entar mungkin dia sadar, hanya terlalu capek aja, mas tenang ya…” Aya menenangkan mas Seno.
“hmm,, iya dek,, tapi mas minta tolong tetep jagain Rinzy yah… soalnya yang waktu pemberangkatan mas berantem sama Rinzy. yasudah dek mas tutup dulu telponnya ntar kalo sadar kasik kabar Mas yah..!!”
“iya mas…”
Aya terlihat sedikit tenang dengan kekhawatiran mas seno yang sudah teratasi, dan Aya juga sedikit bingung kenapa tadi seno mengatakan kalo dia lagi berantem sama Rinzy. handphone Rinzy berdering kembali tanda satu pesan masuk. Aya bingung mau buka atau mau dibiarkan, Aya memutuskan untuk membuka pesan itu. “sayanksayank,, kamu ngapain..???. pesan itu semakin membuat Aya terjebak dengan kehidupan sahabatnya itu. satu nama di kontak handpone rinzy yang membuat Aya ingin tau siapa pemilik nomer handpone yang bernamakan sayank itu. terlihat putera menghampiri aya yang duduk disamping Rinzy. “Hehh,, gimana nih anak sudah mendingan..??”
“sudah tadi dia sudah sadar tapi mungkin sangat lelah dia tidur lagi…”
“bagus deh kalo dia sudah sadar”
“kamu tadi sms Rinzy…?” Tanya Aya sedikit berbisik.
“mau sms pake idung lu,,, hape ku ada di ransel tuh, ransel ku masih gak tau dimana…!, emang ngapain sms dia wong gak bakalan dibales juga sama dia”
“oooo,, berarti bukan kamu kan…?” Tanya aya memastikan
“iya dodol,,, kenapa sih kok nanyak gitu..?? itu hapenya dia kan…??” menunjuk hape yang di genggam Aya.
“aku Cuma nanyak, iya nih hapenya Rinzy tadi mas seno telfon”
“aku pinjem, Cuma mau liat-liat aja” pinta putera
“jangan gak enak sama orangnya…”
“aduhh,, ayolah,, mana”
“jangan putera” sedikit membentak, sehingga Rinzy terbangun dari istirahatnya.
“hai,,, sudah mendingan..??” sapa putera
“hmm,, iya” jawab Rinzy lemah.
Terlihat sang fajar mulai terbenam, yang tak lama lagi akan merubah atap dunia berwarna hitam gelap. Hawa dingin alam yang indah ini semakin menambah nikmatnya waktu senja para peserta latian gabungan yang sebagian besar merasa capek.
Terlihat rinzy dan aya sedang menikmati mie ayam buatannya. Dan putera terlihat menghampiri mereka berdua.
“mau ayam bakar,,,??” Tanya putera kepada rinzy dan aya karena putera tau ayam bakar adalah makanan favorit rinzy.
“aku mau” aya mengambil sepotong ayam bakar di nampan yang di bawa putera.
“kamu sayang…??” Tanya Putera kepada Rinzy. Rinzy seakan tidak mendengar tawaran Putera, dia tetap sibuk dengan tombol handponenya yang tak henti-hentinya dia  memencetnya. Terlihat Rinzy senyum-senyum sendiri dengan handponenya yang membuat putera jengkel melihatnya. Putera merampas handpone rinzy hingga membuat mie instan yang tadi di pegang rinzy jatuh berantakan di tanah yang gersang itu. “aduh,, heh,, kembalikan hapeku” teriak Rinzy
“smsan sama sapa sih kok sampe nyuekin aku kayak tadi” sembari melihat-lihat handpone rinzy yang sekarang ada di tangannya.
“put,,, mana hape ku, itu punya ku, kamu gak punya hak ya,,, buat ngambil kayak tadi… putera mana hape ku.” Pinta rinzy.
“sayankk,, jangan kayak gituh yah,,, aku jadi khawatir nih sama sayank,, sayankk cepet maem yah sayank,,, iihh,, lebay banget sih cowok mu sekarang…?? Siapa sih dia,,,??” ejek putera pada isi sms rudiks ke rinzy.
“put… mana,,, aku gak suka,,, putera…!!!” teriak Rinzy.
“gak,,, aku telfon yah…”
“putera…!!” teriak Rinzy sekali lagi hingga tak terasa butiran-butiran air mata Rinzy jatuh dengan cepat. Rinzy menangis tak kuat dengan perlakuan putera terhadap dirinya. Rinzy duduk lemah menunduk, yang akhirnya membuat putera merasa bersalah.
“ini iiihhhh,, gitu aja nangis…!! Dasar manja cengeng luh…!!” sembari berbalik dan meninggalkan Rinzy. tapi langkah Putera terhenti saat handpone itu dilemparkan ke jurang yang tak jauh dari tempat putera berjalan.
***
Sesampainya dirumah Rinzy langsung menuju kamarnya dan langsung merebahkan tubuhnya ketempat tidur yang empuk yang selama sepuluh hari ia tinggalkan. Kamarnya terlihat lebih rapi dari sebelumnya. Mama dina, mama Rinzy masuk ke kamar Rinzy dengan senyuman manis pertanda senyuman sambutan selamat datang dari mama tersayang Rinzy.
“mama…!! Rinzy kangen mama, mama selalu sibuk hingga rinzy berangkat Latgab mama gak nganterin Rinzy. mama sudah liburkan ma…??” Rinzy melingkarkan tangannya dipinggang mama dan memeluk mama tersayangnya dengan manja.
“iya,, maaf sayang mama gak bisa nganterin rinzy pemberangkatan latgab kemaren karena mama harus lembur. Iya,, mama juga kangen sama Rinzy,,,!!”
“maa,,, papa kapan pulang…?? Sudah kangen nih…!!! Oia maa,, waktu latgab handpone Rinzy ilang,,,” rinzy memanja di oangkuan mamanya
“Tanya aja papanya mama telfon sih katanya masih seminggu lagi baru dia pulang. Iya bukan Cuma Rinzy yang kangen mama juga sudah kangen berat sama papa mu,,, kok bisa ilang..?? yasudah besok kamu minta anter sama masnya buat beli yang baru yah,,, sekarang kamu pake punya mama yang satunya aja sayang…”
“iya mama makasih…” rinzy mengeratkan pelukannya
“masih sama putera kan,,??”
Mendengar pertanyaan itu Rinzy langsung melonggarkan tangannya dan langsung melempar badannya keatas kasur lagi.. “kenapa harus putera sih ma yang di tanyain,,,?? Rinzy lagi males bahas putera nih….!” Seru Rinzy.
“loh… biasanya kan juga kayak gitu…!!!, yasudah mungkin kamu masih capek mandi solat trus istirahat yah, kalo belum makan ntar biar mbak ina anterin kesini makanannya ya…!!?” sembari meninggalkan Rinzy di kamarnya.
“iya,, mas seno mana mam,,??” Tanya rinzy
“tadi katanya masih ke kampusnya, kenapa sayank,,??” Tanya balik
“gak Cuma nanya aja, gak keliatan soalnya dari tadi.”
“yasudah bubuk sana..!!” sembari menutup pintu kamar rinzy.
***
Setelah mandi Rinzy bukannya langsung istirahat tapi malah menghampiri laptopnya dan memulai menjelajah di dunia maya, dia membuka akun facebooknya. Emang dasar anak manja yang ngeyel super ngeyel. Terlihat Rudiks mengiriminya pesan. Sayank,, handfone mu kok sulit dihubungi..?? Tanya Rudiks. Hapeku ilang sayank,, besok mungkin udah bisa ngubungi kamu…! Aku kangen kamu yank… balasnya. Rinzy menghabiskan siang itu dengan menjelajahi Om google dunia maya. Hingga gelap kembali menyelimuti dunia Rinzy masih asik dengan laptopnya. “ heh manjaaa… gak mau makan malam kamu..??”
“hadduh mas,,, kirain siapa,,, kaget tau Rinzy, iya aku nih aku mau makan,, yuk kebawah…” ajak Rinzy yang masih setengah kaget.
“yuk,,, “sambil mengacak rambut Rinzy
“kok guyon terus sih…??” Tanya mama yang sudah siap di meja makan dengan ayam panggang keju kesukaan Rinzy.
“ini nih ma  mas seno ngeberantakin rambutnya Zizi.. kan gak cantik lagi entar…” seru Rinzy manja.
“heheh,, kok aku..??” seno tidak terima
“waaahh,, maa,, ayam panggang kejukan..??” Tanya Rinzy sumringah, sambil mencium aroma ayam panggang keju yang kelihatan lezaat..
“iya sayank,, bagiannya zizi kan ma..??” yang bersiap mengambil piring yang berisi ayam panggang itu. tapi keduluan mas seno yang mengambilnya.
“eeehh,, enak aja ini punya ku tau..!!” sembari mengangkat piring itu tingi-tinggi.
“ahhh,, mana itu kata mama bagian ku,,, maa,,, tuh senonya tuh maa,, ngambil makanannya zizi,, mana jelek,,!!”
“gak ini bagian ku kan maa,,?? “seno tak mau kalah
“enggak itu bagian ku kan maa… maaa.. tuh senonya tuh mama nakal banget…!!”
“biarin bleekk…” sembari menyantap sepotong ayam panggang tersebut.
“maamaaaaa…. Tau ah…” Rinzy merengek.
“seno…” bentak mama
“gak ini punya seno” guyon seno.
“mama…”
“seno…” mama sekali lagi membentak.
“iya.. iya.. bercanda juga kok…” menjulurkan piring berisi ayam panggang tersebut.
“tukann,, tinggal segini kan,, kamu sih ngambil…”
“Cuma satu juga dek,, pelit amet kamu..”
“sudah-sudah,,, Cuma itu juga ribut, makan cepet abis itu belajar” nasehati mama.
“oyi mama cantik…” jawab Rinzy dan Seno kompak.
“iiiihhh,, dasar kalian ini…” semuanya tertawa bahagia.
***
Langit malam ini terlihat begitu cerah, seakan menyimpan sejuta keajaiban yang tersembunyi dalam balutan hiasan cahaya kecil bernama bintang. Seakan ikut tersenyum bahagia melihat satu keluarga yang sangat rukun, damai serta sejahtera adanya. Dibalik bangunan yang indah tinggi menjulang itu terlihat sesosok gadis seakan menikmati indahnya langit malam itu di taman halaman rumahnya. Bersama sang mama yang selalu menyayanginya.
“ma,, langitnya indah banget yah ma…” melingkarkan tangannya di pinggang mamanya.
“iya sayang indah banget…”
“andai disini ada papa pasti tambah indah” rinzy melirik mamanya.
“sudah kangen sama papa ya sayang…??” tanya mama sambil mengelus pipi rinzy.
“iya ma,, Rinzy kangen banget…”
“sabar sayang bentar lagi papa mu pasti ada disin kok,, Rinzy sudah tau belum tentang keajaiban bintang itu..??”
“kenapa ma bintang..??” tanya rinzy antusias
“percaya gak kalau bintang itu selalu mengabulkan permohonan orang yang mempunyai cinta sejati dalam hatinya…??”
“masak sih ma..??” rinzy tak percaya
“sayankk,, karena kita hanya bisa berharap dan menuntut, janganlah takut kita menggantungkan harapan itu pada bintang, mungkin bintang bakalan ngabulin harapan kita…  jika harapan itu tidak terkabulkan, mungkin bintang mempunyai rencana lain untuk kita di akhir nanti,,,tapi tetap tawakal pada yang maha esa, takutnya nanti kita salah jalan lagi” nasehati mama panjang lebar
“bener maa…” mata Rinzy membulat
“mama dapet semua itu dari anak temen mama di derah Madura sana,,,”
“Madura..??” rinzy tersentak mendengar nama madura.
“iya sayank, anak temen mama itu suka banget sama bintang setiap dia ada masalah dan harapan, dia selalu cerita kepada bintang, kata dia kalo kita sudah bercerita kepada bintang itu, kita akan merasa sedikit lebih lega…” mama rinzy tersenyum.
“mama punya temen orang Madura..??”
“iya sayank,, dulu waktu mama kerumahnya dia masih kecil banget, dia bilang sama mama, tante punya banyak harapan yang indah, tante jangan takut untuk terus dan tetap cerita pada bintang tante, bintang baik loh tante”
“hebat yah ma tu anak… cowok apa cewek ma..??”
“itu cewek, sebaya kamu kok,,, manis anaknya…”
“mama,, Rinzy pengen tau sama dia, kapan-kapan ke Madura ya ma…” rinzy tersenyum manis.
“iya mama juga sudah kangen banget sama temen mama itu, sudah bubuk yuk…” ajak mama Dina.
***
Pagi itu tak secerah pagi sebelumnya. Awan kelabu seperti menyelimuti sebagian kota apel itu. dan rumah indah itu tetap ingin memberi kesan kebahagiaan di dalamnya. Rinzy masih terlelap dalam tidurnya dan mimpi indahnya. papa Rinzy terlihat membuka pintu pagar, disambut mama dina dengan senyum yang khas mamanya Rinzy. mama Dina mencium tangan suami yang dicintainya lalu diikuti mas seno, dan mbak ina.
“papa capek..??, mbak tolong angkatin tasnya” perintah mama dina kepada mbak ina.
“zizi kemana,,??” tanyanya.
“masih molor tu pah” seno memanja.
“ooh, kemarin dia telpon papah tapi papah gak sempat buat ngangkat teleponya. Oia seno kamu jagain mama dan zizi dengan baikkan..?? awas yah kalo ada laporan mas seno nakal,, awas yah” guyon papanya kepada seno, sambil memasuki rumah indah itu.
“papa mandi dulu, sudah di disiapin tuh air angetnya” pinta mama dina.
“iya sayannnkk..” jawab papa manja.
“tambah genit ih papa tuh.” Guyon seno.
papa rinzy membuka kamar rinzy, terlihat Rinzy masih pulas dalam tidurnya. papa Rinzy meletakkan sebuah tas bingkisan di atas meja belajar Rinzy, lalu mendekati Rinzy yang pulas. mengelus pipi indah Rinzy  dengan penuh kerinduan dan kasih sayang yang nyata. Lalu pergi keluar meninggalkan kamar Rinzy.
“pah,, mama pengen ke Madura, sodara mama yang disana”
“kapan ma..??”
“sempatnya papa… mama pengen silaturahmi sekalian jalan-jalan gitu pah…”
***
Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Tak terasa Rinzy telah tiga bulan menjalin hubungan pacaran dengan rudiks. Dan sekarang tibalah saatnya liburan. Hari-hari terakhir sekolah rinzy sangat bersemangat menjalaninya. Terlihat sedari tadi pagi subuh dia sudah bangun dan membersihkan sendiri kamar tidurnya yang kelihatan berantakan dan biasanya juga rinzy selalu  menyerahkan semua urusan bersih-bersih kepada mbak ina, tapi sekarang tidak. Setelah selesai bersih-bersih rinzy pergi kedapur untuk membuat susu, bukan seperti biasanya yang bisanya Cuma melihat-lihat isi dapur. Rinzy tersenyum melihat mbak ina yang sedang menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga besar itu. rinzy mengambil gelas besar yang biasa dibuat untuk dia minum susu. Dan mulai bekerja.
“biar saya saja mbak yang buat” pinta mbak ina ramah.
“gak usah mbak, mbak lanjutin aja masaknya”
“tumben mbak pagi-pagi sudah bangun, biasanya nunggu mama ngomel dulu, ups,, maaf mbak…” mbak ina menutup mulutnya.
“iya mbak tau nih aku juga heran dengan perubahan jam bangun yang berbeda. Hihi,, ndak juga sih mbak, tapi lagi semangat bangun pagi buat nunggu pengumuman liburan” rinzy terkekeh sendiri.
“yah,, kirain emang mau berubah mbak, ternyata sama aja. “ mbak ina juga ikut terkekeh
Rinzy sudah menyelesaikan pekerjaannya buat susu itu. lalu rinzy pergi meninggalkan dapur, dan langsung masuk kekamarnya. Rinzy membuka dan melihat sekitar kamarnya, “’ternyata aku bisa juga bersih-bersih dan ngerapiin kamar sendiri tanpa bantuan, dan hasilnya pun tidak terlalu buruk” desis rinzy dalam hatinya yang diikuti senyuman manis yang mengembang dari mulutnya.
“paa,, maa,, rinzy berangkat sekolah yah ma,, rinzy bawa mobil sendiri kan hari terakhir” teriak rinzy di lantai bawah rumahnya.
“iya sayang hati-hati” sahut mama di kamarnya yang baru saja bangun.
***
Rinzy berjalan santai dikoridor tengah sekolahnya dengan santai, terlihat masih belum banyak warga sekolahnya yang datang karena jam segitu memang terlalu pagi, hanya beberapa anak yang sedang membersihkan kelasnya karena dapat tanggung jawab kebersihan pagi di kelasnya. Lalu rinzy masuk kelas dan terlihat hanya kelas yang tak berpenghuni. Rinzy meletakkan tasnya di bangku. Dan rinzy keluar hanya untuk duduk dikursi depan kelas yang biasa dibuat anak-anak nongkrong saat istirahat. Mengeluarkan HP dari saku roknya, dan mulai memainkan game snake. Ularnya semakin dan tambah memanjang sehingga Rinzy kewalahan sendiri menghindarkan dari tubrukan. Dan akhirnya rinzy dikagetkan kedua temannya yang sedari tadi duduk disamping rinzy yang tidak dirasakan kehadirannya oleh rinzy. “hayooo,, mau lari kemana tuh kepala ular...” sentak Aya.
“he….?? Wadduh.. akhh,, tukan mati, gara-gara kamu sih.. iiikhh…”  rinzy meninju lengan temannya.
“lagian sih aku dari tadi dikacangin, aku panggil juga tetep aja masih bergulat sama tuh ular” gerutu Aya kepada Rinzy.
“emang kamu manggil aku gitu..?? emang dari kapan kamu disini..??” rinzy tak menyadari semuanya.
“yaelah,, belom sadar juga, aku udah sepuluh menitan duduk disini ngeliatin kamu sama ular itu…” jawab aya yang masih memegang lengannya karena ditinju rinzy tadi.
“eheheh,, rinzy melihat sekelilingnya. Sudah terlihat banyak warga sekolah yang memasuki kelasnya masing-masing.
Rinzy berdiri melihat kelasnya dari jendela sudah banyak anak-anak yang dikelas. Rinzy tersenyum geli melihat tingkahnya pagi ini. Pertama bangun pagi Cuma gara-gara pengen denger pengumuman liburan panjang, kedua datang disekolah pada saat pagi disaat sekolah kosong melompong, ketiga dia tidak menyadari kedua temannya yang memperhatikannya. “wuoooiii,, ngelamun ajah, masuk yuks..” ajak Ola.
“he..??” Rinzy gelagapan kaget.
Dikelas terdengar sangat ramai, menebak-nebak siapa yang bakal jadi juara kelas tahun ini dan rencana liburan panjang yang bervariasi. Rinzy duduk dibangkunya diikuti aya dan ola dibelakangnya.
“gimana nih liburan…??” Tanya Ola.
“tau nih gelap..” rinzy dan Aya bersamaan menjawab dan langsung terkekeh ketiganya.
“kalo juara kelas tuh sudah pasti master kita ini. Renanda Diza yoseph dan peringkat kedua sudah Irma..” mereka tetap terkekeh.
“apa-apaan kalian ini, siapa tau yang jadi juara tahun ini Rinzy Dwi Fitra Hariza bisa ajakan..?? ato gak peringkat kedua akhir-akhir ini kan Rinzy makin rajin belajar nih..” goda Aya.
“iya amiiinnn..” rinzy mengamini, dan menyunggingkan senyum
Terlihat kelas sepi setelah wali kelas mereka memasuki kelas. Ibu Jasmine melihat semua muridnya duduk rapi dan dengan tampang deg-degan bercampur senang karena akan mengahadapi nilai rapot dan liburan panjang.
“langsung saja, kita tahun ini surprise banget dengan perubahan nilai yang sangat drastis dan cepat. Kita mendapati master kelas baru…”ibu tina tersenyum. Aya, Irma, dan Ola melirik Rinzy. Dan rinzy hanya tersenyum kecut kepada ketiga temannya itu.
“juara kelas atau master kelas baru kita adalah … , tapi jangan sampai kepada master kelas yang tahun lalu menurun semangatnya”
“tuhkan bener pasti princes kita Rinzy Dwi Fitra Hariza…”bisik Ola kepada temannya ituh..
“selamat kepada Rinzy Dwi Fitra Hariza… Rinzylah yang menjadi master baru kita…” Rinzy melongo tidak percaya. Semua murid telah mendapatkan Rapot, dan keputusan sekolah libur tiga minggu sudah di depan mata.
“yeee.. akhirnya Rinzy yang jadi master kita,,, Rinzy hebat,, aku bangga sama Rinzy.. selamat yah sayang…” Ola kegirangan mengetahui temannya yang menjadi master kelasnya tahun ini. Lalu semua temannya menciumi pipi Rinzy bergantian. Kelihatan Rinzy juga sangat begitu surprise deh… sampai-sampai dia gak bisa mengeluarkan kata-kata lagi saking senengnya berpangkat.
“tuh kan aku tau Rinzy bakal ngajak kita kesini meski gak dapet juara kelas…” sambil menyuapkan sesendok banana icenya. Rinzy mengajak ketiga temennya ketempat biasa mereka menghabiskan waktu sepulang sekolah. Di Café tantenya mereka menghabiskan pulang sekolah sampai benar-benar mereka puas hari itu.
***
Rinzy membuka pintu rumah dengan semangat membara ingin memberi tahu seisi rumah kalo dirinya berhasil menjadi master kelas untuk tahun ini. Terlihat mama rinzy aneh melihat tingkah laku anaknya itu. “kenapa sayank…??” Tanya mama yang sedang menonton televisi di ruang tengah.
“ma… Rinzy berhasil dapet juara kelas liat deh ma,, ini nilai rinzy… baguskan, hebatkan rinzy mah…!!” rinzy kegirangan memberi tahu mamanya.
“waahhh.. anak mama yang satu ini memang hebat banget…”
“ciellah Cuma dapet juara kayak gituan aja sudah kayak gitu… bagi ku itu sih gak seberapa…” Seno merendahkan nilai Rinzy meski hanya guyonan semata.
Wajah rinzy terlihat manyun pelan-pelan. “biarin,, kamu aja gak pernah dapet juara kelas Cuma patenan di peringkat kedua aja.. bleekkk..” rinzy melawan.
“sudah ..sudah.. ini lagi seno gak tau adiknya lagi mendapat kebanggaan juga… berapa hari sayang liburnya..??” Tanya mama sambil mengelus lembut pipi rinzy.
“tiga minggu ma…”
“pasti nih ujung-ujungnya minta hadiah yang aneh-aneh ato gak minta liburan keluar kota… akhh,, sudah basi itu..” sembari melempar badannya di sofa sampping rinzy.
“iikkhh… tuh kan ma,, tapi emang iya sih ma…” rinzy tertawa manis.
“emang mau liburan kemana kamu sayank..??”
“palingan ntar tuh ngajak ke bandung lagi,, dduhh basi lagi, basi lagi..” Seno nyolot.
“dasar tukang nyolot nih mas…” rinzy marah.
“sudah-sudah,, mama punya rencana nih, tapi kalo anak-anak mama mau sih..” meredakan,
“apa coba pasti mau ngerencanain kerja bakti rumah ma.. udah lah ma, masih ada mbak ina juga kan..” seno nyolot lagi.
“kamu ini,, sejak kapan penyakit nyolotnya dateng lagi..” mama mencubit paha seno.
“aww,, hehehe,, lagian mama..” seno nyengir
“rencana mama sih mama mau ajak kalian liburan ke rumah temen mama di Madura sana.. tapi kalo anak-anak mama mau sih”
Rinzy tersentak mendengar nama Madura, rinzy melihat keseriusan kata-kata mama, dan mencari ketidak seriusannya. Rinzy mendadak seluruh darahnya berhenti mengaliri tubuhnya mendengar nama Madura yang barusan dikatakan mamanya.
“iiyyaa mama,, rinzy mau kok kemadura.. sumpah rinzy mau,, kapan ma berangkatnya..??” sahut rinzy kegirangan.
“hmm,, mama sih ngajak kemadura ,, pasti anak ini sudah semangat 45 yang mau kesana.” Sambar seno.
“kenapa emangnya, aku kan Cuma pengen tau Madura tuh gimana, trus pengen tau anak nya temen mama yang sebaya aku dan udah punya mimpi yang tinggi dan percaya banget sama keajaiban bintang gitu. Kamu sih gak dengar cerita mama.” jelas rinzy panjang lebar meski alasan utamanya bukan karena itu tapi karena ingin memperbesar kemungkinan dia ketemu sama sosok rudiks itu.
“emang cerita apa ma..??” tanya seno yang juga penasaran.
“oohh,, itu anak temen mama yang punya penyakit tapi juga tak kalah tinggi mempunyai cita-cita dan percaya keajaiban bintang itu ada. Tuh persis banget yang dikatakan adik mu..”
“penyakit apa emang ma..?? cowok apa cewek ma tuh anaknya..??”
“semacem kangker gitu, anaknya cewek..”
“kasian yah ma. Pasti sakit banget..” sambung rinzy.
“iya.. kapan ma berangkat kita liburan kesana..??” Tanya rinzy gak sabar.
“senin besok gimana..? tapi tunggu persetujuan papa dulu sayang…”
“papa sih oke oke aja. Asal anaknya seneng aja..” seno tersenyum geli.
***
Senin pagi sudah terlihat rumah itu sibuk memasukkan barang yang akan dibawa selama liburan. Rinzy merasa sangat senang bukan kepalang, dipikirannya saat itu adalah bagaimana dia harus ketemu dengan rudiks, dan berdoa banyak mudah-mudahan anak teman mamanya itu kenal atau tau sama yang namanya rudiks itu. tak terasa semua barang yang akan dibawa telah masuk mobil semua.
“jangan sampe ada yang ketinggalan ya sayang..” tegor mama kepada kedua anaknya.
“gak ada ma..” sahut rinzy bersemangat.
“gak ada-gak ada, nih handicam sama kamera mu belom diambil sama kamu,” seno emosi.
“hihi iya maaf..” rinzy nyengir.
“tuh kan rinzy.. sudah akh yuk berangkat” ajak papa.
“jaga and titip rumah ya ina…” nasehat mama kepada mbak ina.
“baik nyah..”mbak ina jawab patuh.
“mbak doain aku ketemu yah,,” bisik rinzy kepada mbak ina, sambil tertawa dan masuk mobilnya.
“oke mbak amin,,” mbak ina mengangkat tangannya tanda oke.
“Apaan ini kok bisik-bisik.”Tanya seno penuh curiga.
“apa lo,, bukan urusan mu tau..” rinzy nyolot
“iya nih mas .. mbak rinzy..” mbak ina masih ramah
“sudah kita berangkat ya.. baik-baik dirumah ya ina..”papa pamit sembari menjalankan motornya keluar gerbang rumahya dan segera menghilang di tikungan pojok kompleks rumahnya.
Didalam mobil rinzy cerewet menanyakan anak teman mamanya itu. perjalanan malang Madura kira-kira memakan waktu 6 jam, itupun kalo tidak macet, dan ada hambatan lain dijalan. Sehingga rinzy capek dengan semua pertanyaannya dia pun tertidur. Seno pun terlihat tidur di bangku tengah. Hanya mama dan papa yang masih memebicarakan sesuatu hanya sekedar menjadi bunga perjalanan di bangku depan. Tepat jam satu siang keluarga Rinzy telah nyampek di rumah yang bakalan menjadi tempat dia berlibur, tak lain adalah rumah teman mamanya itu. mobil avanza merah hati memasuki sebuah halaman yang tak begitu luas disana, yang terlihat bersih dan indah, sejuk pula. Mama rinzy turun dari mobil dan terlihat menyalami wanita yang sebaya dengannya lalu mereka berpelukan hangat, tanda telah lama mereka tidak bertemu. diikuti ayah yang menyalami bapak yang mungkin itu suami teman mamanya. Dan rinzy pun ikut menyalami keduanya.
“aduhh,, ini zizi yang dulu masih kecil yah..?? “ sapa ibu itu.
“iya ..”jawab mama.
“sudah besar yah, cantik pula, pasti ini seno adik Alm. Lana ya kan,..”tambahnya.
“iya. Ini anak kamu yang kedua dan ketiga ya..?? yang pertama mana..??” mama melihat dua anak laki-laki yang masih berumur sekitar 10 tahun dan 2 tahunan yang ikut menyalami mama dan papa.
“iya , ini Ichank yang lebih besar dan Ozy yang bungsu. Ohh,, Uci maksudnya..?? dia ada dikamarnya.. sayang panggil mbaknya sana..” perintah ibu itu kepada anaknya yang lebih besar.
***
Ngpin syk..?? rinzy membaca pesan singkat di hpnya setelah mandi, sms itu dari rudiks. Bru ja slsi mndi syg, kmu ngpin..?? balasnya cepat. Rinzy baru teringat rudiks ketika dia membaca pesannya. Dan dia memutuskan untuk rudiks tetap tidak tahu bahwa dia ada di Madura. Rinzy ingat betul kota pacarnya itu tinggal. Rinzy memutuskan untuk bertanya-tanya dan mengakrabkan diri dengan Uci teman barunya yang sekaligus anak teman mamanya.
“hai.. kamu yang namanya Uci yah..?? aku Rinzy” sapa Rinzy menjulurkan tangannya kepada gadis manis yang lagi sibuk dengan laptopnya yang terlihat dia sedang mengetik sesuatu di teras depan rumahnya.
“he..?? iya aku Uci..” dia membalas salam tangan Rinzy dan kembali bergutat pada laptopnya.
“lagi apa..??” tanya rinzy hati-hati
“nulis cerpen” jawabnya singkat
“suka nulis yah.?? Tentang apa..??”Tanya Rinzy lagi.
“gak juga, tentang ketulusan” jawabnya singkat.
Sebegitu cueknya anak ini, hinggga rinzy kehilangan pertanyaan. Sosok ini sangat cuek dan dingin, penutup tapi pendendam. Rinzy menjadi serba salah, tidak tahu harus nanya rudiks dari sudut yang mana.
“mama banyak bercerita tentang kamu, katanya kamu tuh anaknya cerdas, baik, dan juga kamu suka banget sama yang namanya bintang..??” rinzy memulai sangat berhati-hati
“iya” jawabnya cuek lagi.
“Busyet deh anak ini benar-benar cueknya minta ampun” Rinzy membatin
“aku beliin kamu ini..”rinzy menyerahkan boneka bintang berwarna biru.
“waahhh,, bagus banget. Ini untukku ..??” jawabnya senang.
“iya, aku beli ini untuk mu karena kata mama tadi.” rinzy tersenyum
“makasih ya..” lalu dia kembali ke laptopnya.
“oiya kamu gak liburan..??” tak henti rinzy menembak anak itu dengan pertanyaan-pertanyaan tidak penting
“gak”
“kenapa..?? apa gak bosen dirumah terus..??”
“gak, senang banget dirumah”
“aku mau cerita dan minta bantuan kamu nih..”
“apa,,??kalo aku bisa pasti aku bantu”
“aku punya teman anak Madura, namanya Rudiks”
Anak itu menatap tajam Rinzy setelah mendengar nama Rudiks. Dan kembali ke laptopnya.
“kenapa..??” tanya anak itu
“aku ingin tau dia…”
“aku tau, tapi kenapa bisa kenal dengannya..??”
“aku kenal di Fb”
“oohh,, “
“kamu tau rumahnya..??”
“iya aku tau” jawabnya masih dengan tangan yang bermain di keyboard laptopnya.
Rinzy tetap bertahan meski jawaban anak itu tetap cuek, dan sinis tapi dibalik kesinisannya itu tersimpan berjuta rasa kasih sayang yang besar. Lalu terlihat darah menetes dari hidung gadis manis itu.
“kamu kenapa..??, kamu sakit ya..” Tanya Rinzy cemas.
“kenapa,,??” tanyanya heran
“tuh, hidung mu keluar darah..??”
Lalu anak itu mengusap hidungnya, ternyata benar darah keluar lagi dari hidungnya. Anak itu berlari ke kamar mandi membasuh hidungnya yang belepotan dengan darah lalu kembali ke Rinzy lagi.
“ooh, ini biasa” jawabnya
Malam menyelimuti dunia, dingin Madura pun terasa tapi rinzy dan keluarganya sudah terbiasa dengan hawa dingin itu karena di daerahnya terlebih dingin dari suhu disana. Rinzy masuk kamar Uci dan ternganga melihat kamarnya yang sederhana tapi rapi di antar teman mamanya itu. Terlihat banyak origami berbentuk bintang dilangit-langit kamar itu, indah banget.
“nduk, ini tidur sama kamu ya…” tegur ibuk itu kepada anaknya.
“iya buk, sini masuk.. maaf tempatnya berantakan..” jawabnya.
“iya..”rinzy malu-malu. Dan pintu itu ditutup oleh ibuk tadi.
“besok pagi mau gak nemeni aku jalan-jalan sini..?” Tanya Rinzy.
“iya gak papa, sudah tidur… “Uci hendak mematikan lampu kamarnya.
“jangan dimatiin.. aku takut gelap”pinta Rinzy. Uci pun mengurungkan niatnya untuk mematikan lampu kamarnya.
“kenapa harus takut gelap, jika diantara kita masih ada hal-hal yang terang. Dan mengapa harus takut gelap kalau ada banyak hal yang bisa dilihat saat gelap..??”Uci berkata sambil membaringkan badannya di samping rinzy. rinzy hanya ternganga mendengar perkataan Uci, teman barunya tadi.
“gelap dan terang tidak dapat disatukan meski hanya setitik, dan karena dengan gelap kita dapat melihat terang” Uci meneruskan kalimatnya. Rinzy tersenyum dan tak berkata apapun kecuali dia bangga dan merinding mendengar perkataannya. Rinzy merasa anak itu hebat, dan cerdas.
“bener kata mama kamu hebat” tambah rinzy
“biasa saja, mama mu hanya melebih-lebihkan mungkin”
“tapi kenyataannya iya loh kamu hebat”
“hm,, katanya kamu juara kelas yah..?? selamat yah.. pertahankan itu”
“sama-sama..”
“sudah lah sudah malam, tidur yuk..”
Mereka berdua tenggelam di dinginnya malam, dan menunggu pagi ditemani bunga mimpi yang indah dan tanpa ada yang menjadi nyata.
***
“yuk…” ajak Uci kepada Rinzy. mereka berdua akan jalan-jalan pagi. Uci berniat untuk membawa rinzy kedaerah rumah rudiks yang dia tanyain tadi malam.
“yuk… ma,, rinzy jalan-jalan ya…”rinzy pamit kepada mamanya yang kelihatannya sedang berbincang-bincang dengan tante Rima, ibu Uci.
Sepeda motor pun melaju tidak begitu cepat sambil berbincang-bincang, mereka semakin akrab saja. Terlihat rinzy sangat menyukai teman barunya itu.
“kita mau kemana..??” Tanya rinzy.
“katanya pengen tau sama Rudiks..??” jawab anak itu santai
“ha..?? iya tapi dari jauh saja…” rinzy kaget tapi senang.
“kenapa..??” Tanya nya heran
“aku takut…” jawab rinzy
“Takut kenapa..?? Cuma teman saja kan..”
“aku pacaran sama dia..!!” jawabnya enteng
Uci mendengar pernyataan rinzy seakan semua pembuluh darahnya berhenti bekerja sejenak, dan untung dia dapat menahan reaksi yang tak biasa. Sedetik, dua detik terlewati dengan mulus. Pemandangan bukit yang sangat indah membuat mulut rinzy tidak berhenti memuji keagungan tuhan yang maha esa. Uci juga sangat senang bisa jalan-jalan kedaerah sana, karena dia memang jarang keluar rumah bahkan tidak pernah kedaerah situ.
“bagus ya…” puji uci
“bagus banget,, loh, kayaknya kamu juga awal kesini yah..?? dari ekspresi mu itu loh…!! Bukannya aku sok tau..” jawab Rinzy
“iya aku memang jarang kesini bahkan hampir tidak sama sekali”balasnya
“hah..?? kok bisa disini kan deket banget sama rumah kamu, kok bisa tidak tau tempat seindah ini..??”rinzy heran
“iya karena aku jarang jalan-jalan seperti saat ini, gak ada temennya, juga gak boleh sama ayah”
Terlihat banyak remaja, bapak-bapak, ibu-ibu yang berlari pagi disana hanya sekedar melihat-lihat. Ada pula remaja yang sedang berpacaran, pagi disana rame seakan menjadi tempat favorit untuk weekend.
“rame juga ternyata…!” desis rinzy
“iya kata temen ku disini itu setiap libur sekolah seperti hari minggu pagi, selalu rame. Banyak yang main-main disini.”terang Uci
Sepeda motor yang mereka pakai menepi ketepi jalanan yang agak sepi, untuk menikmati keindahan yang sempurna. Uci membuka jok sepeda motornya untuk mengambil kamera digitalnya. Karena dia memang senang foto-foto.
“kamu bawa kamera..??”Tanya rinzy
“iya, kalo aku keluar aku selalu bawa yang namanya kamera” sembari membuka sarung kamerannya.
Terlihat dari kejauhan yang sangat Uci kenal, berjalan kearah mereka berdua. Itu rudiks dan temannya.
“kok ada disini…?”sapa rudiks kepada Uci dan hanya tersenyum kepada Rinzy.
“iya, sekedar jalan-jalan pagi…” jawabnya
“terus aja foto-foto..” guyon anak laki-laki itu.
Uci hanya tertawa kecut, rinzy seakan iri melihat keakraban keduanya. Rinzy mengingat wajah cowok yang menghampiri Uci itu. dia merasa mengenali atau pernah melihat wajahnya sebelumnya. Rinzy terus mengingatnya. Dan merogoh Hpnya di saku celana jins hitam yang dikenakannya. Lalu mengetik sesuatu
Pgi syng sudh bngun blum..??
Ajaibnya hp teman Uci itu berbunyi tanda satu pesan masuk. Dan dia pun mengetik balasan.
Pgi jga syg, sdh donk, ni ku lgi lri pgi. Balas nya.
Rinzy tersenyum geli.
“pulang yuk…” ajak rinzy kepada Uci yang tidak lagi sibuk dengan kameranya.
Rudiks baru menyadari kalo ada yang ganjil dari Uci dan teman yang bersamanya.
“aku pulang yah..!!”Uci pamit kepada rudiks.
“iya..iya.. hati-hati..” jawabnya, tetap dalam pandangan curiga kepada Uci dan Rinzy
***
Sore menjelang malam rinzy duduk diteras depan rumah. Terlihat dia sedang memikirkan sesuatu. “Apa sebaiknya rudiks tau kalo aku lagi ada di daerahnya dia ya..??” hatinya berkecamuk dengan keputusan yang tak berujung. Dan akhirnya Rinzy menemukan keputusan yang pas meski hatinya tidak tau apa yang akhirnya akan dilakukan atau bagaimana ekspresi rudiks kalo tau dia sedang liburan di daerahnya.
“waaaahhh,, sarap nih.. jangan banyak ngelamun rumah orang…” seno membuyarkan semua lamunan rinzy yang telah sedikit tertata rapi di benaknya.
“akhh,,, tuhkan ngagetin orang terus.. oia mas tau gak tadi pagi aku kemana..??”
“yah gak tau lah orang aku juga gak ikut, jadi gak tau kamu kemana” seno sewot.
“aku jalan-jalan pagi ketemu sama yang namanya rudiks itu” kelihatan semburat wajah senang.
“sudah ku duga, ternyata benar-benar terjadi…” seno mengangguk angguk mengerti.
Jarum jam menunjukkan jam Sembilan malam dimana itu pertanda kalau rinzy harus tidur. Rinzy memasuki kamar Uci tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, hingga membuat Uci yang sedang menggambar kaget, dan untungnya Uci hanya senyum dan tidak marah.
“maaf,, aku tidak terlebih dahulu mengetuk pintu.. kamu sedang menggambar apa…??”
“iya gak papa bagiku, sedang gambar tokoh animasi, kamu mau tidur..?? tidur duluan aja…”
“boleh aku lihat hasil gambar mu..??” tanya rinzy hati-hati
“ya tak apa-apa…” sembari memberikan sebuah buku yang agak tebal dengan sampul berwarna merah hati bertuliskan “Chi Punya”.
Sembari melihat-lihat isi buku rinzy membaringkan tubuhnya di kasur. Dan menemukan satu gambar wajah yang tak asing baginya.
“ini siapa, kayaknya ini wajah ku..??”tanya Rinzy.
“iya itu memang kamu, maaf ya gambarnya gak secantik aslinya …” melihat gambar yang ada di tangan rinzy
“gak kok bagus banget,,,kapan kamu menggambarnya..?? gambarmu bagus banget, kamu hebat bisa menggambar kayak gini”
“tadi malem, pas sebelum kamu masuk kamarku, biasa aja kali..”
“JIKA KAMU YANG PERTAMA DIHATIKU, AKANKAH AKU ADA DIHATIMU…??, siapa ya..??kayaknya aku mengenali gambar yang ini deh..” rinzy membaca satu kalimat di bawah sketsa gambar itu.
Uci kaget rinzy membaca satu kalimat di bukunya. Dan secara otomatis dia merampas buku yang di pegang rinzy.
“kenapa..?? itu cowok mu ya..?? maaf ya..”
“bukan”
“trus siapa, kayaknya aku pernah liat sketsa wajah itu tapi dimana ya… siapa sih dia, ayolah crita, Cuma sama aku aja kan..” pinta rinzy, sambil terus mengingat ingat siapa pemilik sketsa wajah yang satu itu.
“kamu gak kenal sama dia, gak usah lah ayo tidur…”menutup suatu kenyataan yang tak pantas Rinzy tau., dan sembari membaringkan tubuhnya di dekat rinzy.
Uci pun tenggelam dalam tidurnya, tapi tidak bagi rinzy dia masih penasaran dengan apa yang dia lihat tadi, dan semakin berusaha mengingat dan akhirnya dia tau siapa yang ada di gambar itu. dia adalah cowoknya, rudiks. Rinzy memutuskan mengambil buku itu kembali yang ternyata diletakkan di laci meja belajarnya.
When I felt there is a space of may heart yau can touch
And I when I was I ware love is not awfully marvelous
Perhaps, I must absolutely understand
Should I be foulty if youre the first in my heart ?
Will I stay in your heart ?
Will I disturb in yaour time ?
If I must absolutely understand you
Why is your love not eble to be possessed by me
Should I be faulty if youre the first in my heart
If our love is not able to be created
I just wanna yau to understand
Will I stay in your heart ?
And I will you know… YOU’RE THE FIRST IN MY HEART
Seketika itu rinzy merasa jantungnya berhenti berdetak ternyata Uci menyukai Rudiks, jauh sebelum dia mengenalnya. Rasa kasihan, cemburu, dan ingin menyempurnakan cintanya berkecamuk dalam hatinya. Rinzy pun melanjutkan membuka-buka buku Uci yang penuh dengan gambar yang bagus dan menyakitkan bagi rinzy. dan beberapa halaman dia buka dia menemukan gambar yang tak kalah mengejutkan, enam lembar bergambarkan wajah yang sama dalam suatu kegiatan yang berbeda. Terihat digambar itu ada banyak orang dan yang paling jelas itu gambar Uci dan gambar cowok itu seakan-akan sedang berbicara serius. Dan kalimat-kalimat dibawahnya membuat perasaan yang tadi muncul secara otomatis di kepalanya.
Sekarang…. Saat ini saja…. Untuk beberapa detik saja…. Aku ingin bersikap egois. Aku ingin melupakan semua orang, mengabaikan dunia, dan melupakan asal-usul serta latar belakangku. Tanpa beban, tuntutan, ataupun harapan, aku ingin mengaku. Aku mencintainya.
Rinzy hanya bisa merasakan kepanasan dalam hatinya, rasanya hatinya ditikam beribu pisau yang sangat tajam ujungnya. Dan rinzy pun memutuskan untuk menutup buku itu dan mengembalikan ketempatnya dan berbaring disamping Uci yang kelihatannya sudah menikmati indahnya mimpi. Rinzy mengambil Hpnya di sampingnya.
Syg sdh tdr..?? ketik tangan rinzy dengan cepat
Blm syank, km blm jga..?? ngpain sdh mlm lo.. balas rudiks
Syg sbnrnya aku skrg lgi di Madura. Tdi pg km ktmu Uci kan..??
Hah..? dimadura..??kok bisa..??Uci,iya ku ktm dia.
Ak yg brg Uci tu loh
Bsk ak ingn ketmu km, pantesan ada yang aneh dari uci dan temannya itu. Ohh,, ternyata itu kamu..??
Iy bsa tp klo Uci mw yah..
Uci pst mw, ku yg mw blg ok.
Trsrh kmu ja.
***
Mentari membuka jendela pagi, mendapat tugas menjaga hari ini. Daun-daun seakan menari nari senang. Burung pun bernyanyi menyapa dunia pagi yang semakin hari semakin indah dan nyaman di desa kecil berjuta kebahagiaan itu. orang lalu lalang melewati jalan yang masih basah karena rintik hujan turun tadi malam. Petanipun bergegas menyapa kewajibannya. Sepasang mata terbuka dengan indah menyapa pagi itu dengan senyumnya.
“hei.. sudah bangun..??” sapa Uci kepada Rinzy yang baru bangun tidur tepat disebelahnya.
“iya nih.. kamu kok sudah cantik gitu..??mau kemana..??” jawab rinzy masih mengerjap-ngerjapkan kedua matanya
“gak mau kemana-mana, emang gak boleh mandi pagi gitu..??”
“iya sihh,, mau jalan-jalan lagi.??” Sembari melihat layar handphonenya.
“kalo kamu mau ayo..” jawab uci tenang
“iya tunggu aku mau mandi” mengetik sesuatu di hpnya.
“oke”
Bergegas mandi. Tak berapa lama, rinzy pun keluar dengan tampilan yang begitu manis, menggunakan celana jins kebiru-biruan, kaos hijau dilapisi switer berwarna hitam.
“yuk..” ajak uci
“okok ayuk..”
Di jalan mereka berdua asyik menceritakan tentang kehidupan dan pengalaman masing-masing. Tanpa disadari keakraban mereka berdua mulai tumbuh seiring berjalannya waktu. Dan seorang rinzy seakan menyingkirkan pikiran negatif yang tumbuh tadi malam.
“kemana kita hari ini???” tanya uci
“ketempat yang kemarin boleh???” jawab rinzy tidak enak
“mengapa tidak ..?? yuk..?” jawab uci santai
Tak seberapa lama mereka berdua telah sampai di tempat kemarin. Dan suasananya pun tak jauh beda. Terlihat rinzy seperti mencari seseorang yang ditunggunya.
“cari siapa??kayaknya lagi nunggu seseorang..” tanya uci heran
Rinzy tidak mendengar sapaan lembut dari uci
“hey…siapa sih yang dicari??” tanya uci lagi dengan nada suara yang sedikit meninggi
“heh nungggu teman “ jawab rinzy gelagapan
Terlihat seorang menghampiri mereka berdua, wajah yang tak asing lagi bagi mereka berdua. Cowok itu tersenyum kepada mereka berdua.
“sudah lama..???” sapa rudiks kepada rinzy dan hanya tersenyum kepada uci.
“gak juga kok “ jawab rinzy enteng
Percakapan mereka pun berlanjut sangat akrab . terlihat uci menjauh dari mereka berdua mencoba mengerti keadaan dengan mencari pemandangan yang pas untuk menjadi koleksi fotonya. Uci duduk di bawah pohon yang rindang dan tak terasa butir-butir air mata keabadian jatuh berirama. Rasa sakit yang begitu besar dia rasakan. Orang yang dia sayang mencintai sahabat barunya.
“hey sendirian saja, sini gabung…”sapa rudik kepada uci yang sedang nangis.
“iya..”sembari menghapus air matanya.
“yuk pulang”ajak rinzy kepada uci
“yuk”menjalankan motornya
***
Mentari mulai tenggelam di peraduannya pertanda malam akan segera datang. Rinzy terlihat sedang asyik dengan hpnya, tanpa menyadari bahwa sedari tadi pagi uci mengurung diri di kamarnya. Terdengar mama rinzy memanggilnya. Rinzy bergegas menghampiri mamanya
“besok kita pulang..” sapa mama rinzy kepada rinzy
“hah..kok besok ma..rinzy masih pengen disini baru aja tiga hari disini sudah mau pulang katanya mau seminggu”keluh rinzy pada mamanya.
“papamu dapat tugas dadakan dari instansinya, jadi mau tidak mau kita harus kembali besok” mama berkata kepada rinzy.
“tapikan rinzy masih pengen disini ma.. rinzy suka suasana disini.” Jawab rinzy
“iya, mau gimana lagi papa kamu dapat tugas dadakan kayak gitu”
“yasudah kalo rinzy masih pengen disini, kita pulang duluan nanti kamu pulangnya dijemput, gimana..??” papa rinzy menjadi penengah.
“tapi rinzy disini sama siapa..?? mas seno juga mau ikut pulang..??”
“Tanya saja sama masnya..”
“seno pulang aja pa.. seno  gak mau disini.” Sambar seno dari dekat pintu.
“yasudah rinzy disini saja nanti kalo mau pulang papa nyuruh mas seno jemput atau gak papa sendiri yang mau jemput, gimana mau..??”
“tapi mama gimana..?? rinzy jadi gak enak sama tante Rima loh ma..” sanggah rinzy
“biar ntar mama yang bilang sama tantenya, mama mau siap-siap dulu ya..” sembari meninggalkan rinzy.
Mama rinzy sudah pulang setelah menitipkan rinzy kepada temannya itu. Rinzy tidak mau pulang tapi juga tidak mau ditinggalkan orang tuanya. Dirumah itu sekarang terlihat sedikit senyap setelah keluarga rinzy pulang, dan tinggal rinzy saja. Tok..tok..tok.. rinzy mengetuk pintu kamar uci yang sedari tadi pagi tak terlihat terbuka. Ternyata pintu itu tak terkunci dan sedikit terbuka. Rinzy masuk pelan, melihat uci yang menelungkup di atas kasur beralaskan merah hati bercorak bulu-bulu. Menghampiri dan melihatnya sudah tertidur dengan mata bengkak yang terlihat habis menangis. Timbul tanda tanya di benak rinzy, dan ada sebuah buku yang bergambarkan sesosok wajah rudiks yang dicorat-coret rusak. “aneh,, kasian,, “ seru rinzy. Akhirnya rinzy tak berani membangunkan uci dan dia pun tidur di kursi besar yang ada di pojok ruangan kamar itu.
***
Panggilan untuk sholat telah berkumandang, memanggil para muslim untuk menjalankan satu kewajiban sholat subuh. Uci membuka mata dan kaget setelah melihat rinzy yang tertidur di kursi. Dan dia menuntun rinzy yang setengah sadar ke kasurnya. Dan uci pun pergi keluar untuk mengambi wudhu, dan sholat. Selesai sholat uci menghampiri ibunya yang sedang memasak di dapur.
“sudah bangun nak..??” sapa ibu itu setelah melihat uci membantu menggoreng ikannya.
“iya bu,, kok sepi tante  dina sama om herman kemana buk…?”uci polos.
“nak rinzy sudah bangun apa belum, kamu sudah sholat..? tante sama omnya pulang. Katanya rinzy masih pengen disini”
“belum bu kasian dari tadi malem dia tidur dii kursi,”
“kok bisa tidur dikursi..??”
“mungkin gak enak gara-gara tadi malem uci tidurnya lebih dulu”
“yasudah sana bangunin dia suruh sholat kalo udah sholat tidur lagi gak papa” perintah ibu itu.
“iya bu..” bergegas menuju kamarnya.
***
Jam dinding rumah kecil sederhana itu menunjukkan jam delapan pagi. Rinzy yang baru saja selesai mandi mendapati uci lagi menggambar sesuatu di kamarnya. Uci segera menyembunyikan buku gambarnya setelah tau rinzy mengamati dirinya.
“hayo lagi gambar cowok itu lagi ya..??” guyon rinzy seakan rinzy tidak tahu apa yang sedang ada di hati teman barunya itu.
“gak kok lagi gambar arsitektur rumah masa depan,, hahaha”lantas semua tertawa.
“ngapain ya yang enak.. boring nih gak ada kerjaan..!!”
“ngapain ayo, aku temeni..” jawab uci.
“mau jalan-jalan panas, mau apa ya..??”
“iya jalan-jalannya ntar sore aja” sembari membuka laptopnya dan mulai menggerakkan kursornya.
“kamu mau ngapain..??” tanya rinzy.
“gak ada Cuma liat-liat aja.. kenapa..??”
“ooia kan kapan harinya kamu bikin cerpen tuh, boleh gak aku mau baca..??”
“ooh,, cerpen boleh donk Cuma baca aja kan asal jangan diboikot aja. Cerpennya gak bagus kok..” sembari mencari folder yang berisikan cerpennya.
“yasudah lah namanya juga manusia pasti selalu aja ada kekurangannya, maklum kan… tak ada yang sempurna di dunia ini kecuali tuh” rinzy menunjuk ke atas, tandanya tuhan yang maha esa.
“iya,,iya,, nih, baca yang mana aja..”
“waah banyak yah karya mu..” rinzy ternganga melihat begitu banyak ketikan cerita pendek disana
“biasa saja..”uci meninggalkan rinzy yang mulai membaca karyanya untuk mengambil camilan didapurnya. Dan tak lama uci datang membawa brownies yang baru saja ibunya buat, ibu uci sangat suka memasakkan makanan kesukaan anak pertamanya itu.
“nih brownies buatan ibu..” menyuguhkan piring berisi brownies yang lezat.
“iya,,” memakan dan tetap fokus membaca cerpen.
Uci terlihat terlentang di samping rinzy yang sedang membaca sambil mengotak atik hpnya, sambil tersenyum penuh makna, dan berganti mengotak atik hp rinzy yang sengaja dia pinjam. Awalnya dia melihat koleksi fotonya, dan hp itu bergetar tanpa rinzy sadari, ada sms masuk. Awalnya uci tidak ada maksud untuk , membuka sms itu namun reflex uci menekan tombel yes dan terbukalah pesan itu.
Syang uda mkn.? Nnti sore aq mw kw stu yaa..:)
Uci terlihat lebih baik setelah membaca siapa pengirimnya sayank. Uci seakan 77% tidak lebih baik setelah melihat nomer itu. Uci hafal dan tau betul siapa pemilik nomer itu, nomer itu milik rudiks. Dan tanpa sepengetahuan rinzy uci mencoba menaroh hpnya. Dan berjalan meninggalkan rinzy yang sedang asik itu. Dan kembali lagi dengan segelas air. Karena tenggorokannya mulai terasa keras setelah membaca isi pesan menyakitkan baginya.
“sudah..?” tanya uci karena melihat rinzy yang telah sampai di halaman terakhir.
“iya sudah, bagus ya,, kayaknya ini pengalaman pribadi ya..?”
“iya semua cerpenku aku adopsi sebagian dari hasil pengalaman pribadi ..”
“trus nama-nama itu beneran ada atau hanya mengadopsi saja..?”
“biasanya aku lebih suka menggunakan nama asli, tapi untuk beberapa tokoh aku juga bisa ngambil nama udara, tuh contonya tokoh yang namanya ribka, itu bukan nama asli”
“bagus banget cerpen mu, sudah pernah diterbitkan..?”
“gak pernah, dulu pernah ngirim sekali tapi gak diterbitkan”
“mmm,, yasudah mungkin masih belom waktunya”rinzy mengangguk-ngangguk mengerti.
Makan siang telah siap di atas meja makan, dan telah terlihat keluarga besar itu menduduki kursi masing-masing. Rinzy duduk tepat disebelah uci. Dan mereka pun makan siang. Siang pun berlalu, matahari semakin mendekat ke arah barat. Sore menyapa.
“katanya rudiks mau kesini, gak papa kan..??” tanya rinzy sedikit berharap.
“gak papa kok.” Jawab uci enteng.
Rinzy melirik jam dinding yang ada di belakangnya, jam menunjukkan jam empat sore dan rudiks masih belom datang juga. Rinzy masuk kekamar uci lagi untuk memastikan jam itu benar adanya. Tak beberapa lama bunyi motorpun terdengar. Dan ibu uci yang tadi lagi duduk dengan ibu-ibu tetangga memanggil uci.
“nak,, ada temennya ni..” panggil ibu itu.
“iya bu..” jawab uci dari dalam lalu memeberi isyarat kepada rinzy agar cepat keluar menemuinya.
Rinzy terlihat sangat senang saat rudiks datang, segera dia keluar untuk menemuinya.
“hey.. sini masuk duduk” sapa rinzy kepada rudiks yang berdiri di depan teras.
“sayank..” jawab rudiks sembari menghampirinya.
Mereka berdua asik berbicara, hingga tak sadar matahari sudah mulai tenggelam di peraduannya. Dunia sudah terlihat gelap. Hingga rudiks pamit pulang kepada tuan rumah. Rudiks pulang dengan hati yang sangat senang. Begitupun rinzy langsung menghampiri uci yang sedang tiduran dikamarnya dan menceritakan semuanya kepada uci tentang apa yang tadi dia lakukan, tanpa memikirkan perasaan uci yang juga suka kepada rudiks.
***
Malam pun seperti biasa, uci hanya berdiam diri tak lain dan tak bukan adalah menyalurkan hobynya, menggambar ditemani lagu band kesayangannya Peterpan. Uci menikmati keadaan malam-malam yang selalu begitu, tak pernah berubah dan tak ingin berubah. Rinzy masuk kamarnya.
“hey, kok gambar terus kamu..??” sapa Rinzy yang disusul gerakan lincah uci yang menyembunyikan gambarnya.
Uci hanya menyambut dengan senyuman tanpa berkomentar panjang lebar, karena dia sudah sering mendengar kata sapaan yang seperti itu.
“besok aku mau balik ke malang. Kamu ikut ya..??” rinzy memulai berbicara dengan pelan.
Uci hanya memandang lurus wajah rinzy seraya otaknya berpikir.
“lagian liburan masih tinggal seminggu juga kan, kamu liburan dirumahku. Yah pliss,, aku mohon kamu ikut aku, seminggu saja” rinzy memohon.
“tapikan.. hmm yasudah aku ikut kamu ke sana”
“sip gitu donk..” rinzy tersenyum
Pagi-pagi sekali ucy mengelurakan motornya, untuk ikut rinzy ke tempat rudiks. Sesampainya di tempat rudiks rinzy melihat rudiks hanya memasang muka memelas karena akan ditinggal rinzy pulang. 
“hai,, kok gitu mukanya…??” sapa rinzy.
“kamu beneran mau pulang…?? Tapikan liburan masih tinggal seminggu lagi …” rudiks hampir menjatuhkan air matanya.
“iya aku mau balik ntar siang, kenapa sih. Asal ada waktu aku pasti kesini kok.”
“tapi aku masih pengen sama kamu disini” rudiks mengiba
“tapi aku harus pulang…” rinzy tersenyum.
Uci menjauh dari mereka berdua. Uci hanya menikmati tiupan angin yag memainkan manja rambut lurusnya itu. Uci saat itu hanya berfikir bagaimana caranya rudiks tau kalau dia sayang sama rudiks. Tak ada yang lain yang di fikirkan.
“sudah yah, rinzy pulang” rinzy memegang pipi rudiks manja.
“gak mau kamu jauh” rudiks memegang tangan rinzy di pipinya itu.
“kita selalu dekat kok, yang kenyataannya kita jauh. Tapi kita dekat kok”
“gak mau” rudiks memanja di depan rinzy
“kita dekat karena hati kita satu…” rinzy memegang tangan rudiks yang dingin
“hmmm,, iya deh, aku emang gak bisa buat apa-apa selain aku meminta untuk tidak jauh dari kamu” jawab rudiks pasrah
Rinzy hanya tersenyum dan mencium rudiks, tempat itu seakan menjadi saksi kuatnya cinta mereka. Rudiks tersenyum setelah melepaskan ciumannya yang mendarat tepat di pipi kiri rinzy.
“aku pulang…” rinzy berpamitan.
“iya hati-hati” rudiks menatap rinzy dalam-dalam.
Uci menjalankan motornya dengan kecepatan yang sedang. Sesampainya dirumah uci dan rinzy mendapati ayah rinzy sudah menunggu untuk mereka berangkat.
“aku gak jadi ikut, karena aku harus tetap disini buat keluarga ku. Maaf yah…!” Uci mengatakan kalimat itu dengan berat.
“haa..?? “Rinzy hanya ternganga.
“iya aku gak usah ikut kamu aja, karena disana bukan tempatku, tempat ku disini,, ya,, disini..!” uci menjelaskan sebisanya tanpa menyakiti perasaan rinzy.
“yasudah lah kalo itu sudah keputusan mu, rinzy gak bisa maksa, makasih buat semuanya, makasih telah mempertemukan rinzy sama rudik yah..!!” rinzy tersenyum meski dia tau bahwa air matanya deras berjatuhan.
Uci tersenyum manis. Rinzy langsung memeluk hangat uci dan membisikkan satu kalimat. “jangan pernah takut untuk jatuh cinta ya… makasih buat semuanya” lalu dilepasnya pelukan itu.
Uci hanya tersenyum tak mengerti apa maksud dari kata JANGAN PERNAH TAKUT UNTUK JATUH CINTA dan tetap memikirkan kata itu. Sampai akhirnya mobil rinzy pergi meninggalkan halaman rumahnya.
Didalam mobil rinzy diam tanpa kata. Mengingat semua kejadian yang terjadi saat dia bersama Uci, dan memikirkan bagaimana perasaannya kepada rudiks. 6 jam berlalu dan sampailah rinzy di halaman rumahnya disambut mama dan mbak ina yang selalu sayang kepadanya.
“sayankk..” sapa mamanya kepada rinzy.
“mama…” rinzy memeluk mamanya penuh sayang.
Lalu rinzy masuk kamarnya lemas karena terlalu penat menempuh perjalanan yang jauh selama enam jam. Rinzy langsung melempar tubuhnya keatas kasur empuk di kamarnya yang telah lama menunggunya. Disusul mbak Ina membawakan tas ransel yang berisi perlengkapan rinzy selama liburan tadi. Lalu mbak ina membuka tasnya untuk mengeluarkan baju-baju kotor yang di gunakan rinzy. Dan beberapa lama mbak ina menemukan buku bingkisan yang ada di dalam tas ransel itu.
“ini punya mbak ya…” tanya mbak ina ramah
“iyalah mbak semua yang ada ditas itu punya rinzy, masak punya papa ada disitu” jawab rinzy dengan santai saat berbaring
“oh iya ya… emang dari siapa mbak…?” tanya mbak ina lagi
“apaan sih mbak kok nanyak-nanyak terus. Kayak Dora saja”
“abisnya bungkusnya lucu nih mbak…”
Rinzy terbangun dan melihat apa yang mbak ina maksud, ternyata didalam ranselnya ada satu bingkisan yang tak tahu dari siapa. Rinzy melompat dan mengambil bingkisan itu. Dan segera membukanya. Isinya adalah sebuah buku yang sangat ia kenal, dan ternyata buku kecil itu. Buku uci, ya,,, buku gambar uci yang pernah ia curi pada malam itu. Dan sepucuk surat yang ada di dalamnya. Setelah menyelesaikan tugasnya mbak ina segera keluar dari kamar rinzy. Rinzy duduk di kursi belajarnya dan membaca surat itu dengan seksama.
            rinzy…
uci tau kalo rinzy itu sayang sama rudiks, tapi rinzy juga sudah taukan tentang perasaan uci sama rudiks…?, tapi  rinzy jangan khawatir dengan perasaan uci yang mungkin rinzy berpikiran uci akan merusak hubungan rinzy dan rudiks. Tidak, uci tidak akan mengganggu bahkan merusak hubungan kalian, malah uci sangat mendukung hubungan itu. Uci akan buang perasaan uci kepada rudiks sejauh mungkin, hingga akhirnya uci akan lupa kalo uci telah dan pernah suka sama rudiks. Ya… uci akan membuang perasaan tak berujung itu, uci janji. Rinzy jangan khawatir. Tapi uci minta jangan permainkan perasaan rudiks. Rudiks sayang sama rinzy melebihi sayangnya uci kepada rudiks. mungkin saat yang tepat adalah saat kematian tiba menghampiri uci. Uci mohon jangan sampai uci kecewa sama rinzy karena rinzy sudah mempermainkan rudiks. uci percaya rinzy bisa menjaga rudiks karena saat ini uci tidak bisa menjaganya. Uci hidup hanya tinggal menghitung hari, maka dari itu rinzy sayangi rudiks dan tetap menyayanginya seperti rinzy menyayangi uci. Dengan begitu uci akan merasa lebih menyayangi rudiks Karen uci sayang sama rinzy. Maaf… tentang buku kecil itu. Buku kecil itu seharusnya untuk menulis bukan menggambar. Disana ada semua gambar tentang kisah uci yang berteman hanya sesaat dengan rudiks dan rinzy. Makasih karena rinzy sudah mau menjaga rudiks. buku itu uci kasikan ke rinzy agar rinzy tidak usah mencurinya lagi dari laci uci…

salam sayank. Uci…

setelah membacanya rinzy melihat buku kecil bersampul merah hati dengan tulisan Chi Punya itu. Disana begitu banyak gambar buatan tangan lincah uci. rinzy membuka halaman pertama yang gambarnya adalah gambar seorang perempuan yang memandangi laki-laki di kejauhan dan dibawahnya terdapat tulisan ‘pertemuan singkat’ . rinzy membuka halaman selanjutnya, disana rinzy melihat banyak gambar orang-orang , tapi gambar yang diperjelas itu gambar perempuan terlihat tersenyum kepada laki-laki yang di dekatnya, dibawahnya terdapat catatan lagi ‘seorang sahabat yang menurutku itu tidak penting sekarang datang padaku dan semuanya terasa penting’. Rinzy membuka lembar ketiga, disana terdapat gambar laki-laki itu sedang berbicara dan perempuan tergambar sedang tersenyum, catatan selanjutnya adalah ‘ hariku begitu hidup dengan hadirnya dirimu di dekat ku’ . rinzy seakan berpetualang didalam sebuah gambar yang menceritakan tentang sahabat barunya itu. Semakin rinzy penasaran dengan lembar berikutnya, rinzy membuka lembar kelima, disana terlihat gambar sketsa wajah laki-laki itu. Dan di bawahnya terdapat catatan JIKA KAMU YANG PERTAMA DI HATIKU AKANKAH AKU ADA DI HATI MU…?. Rinzy teringat malam dimana rinzy mengambil dan melihat buku itu tanpa permisi. Dan rinzy melanjutkan membuka lembar berikutnya. Disana rinzy menemukan gambar laki-laki di antara dua perempuan yang berbeda dan rinzy menyadari kalo perempuan yang satu itu adalah dirinya. Tapi sayang gambar itu rusak karena dicoret karena emosi mungkin. Dibawahnya ada catatan ‘Aku kamu dan dia. Aku baru sadar ternyata yang terbaik diantara yang baik adalah bukan aku, tapi dia’. Lembar-lembar berikutnya berisi tentang catatan yang rinzy sudah pernah membacanya saat dia mencuri buku itu pada malam itu. Dan tak terasa rinzy sudah membacanya kembali hingga rinzy menemukan lembar terakhir, dilembar terakhir itu rinzy melihat gambar laki-laki dan perempuan yang rinzy rasa dirinya sedang berbicara, dan di kejauhan Nampak perempuan meneteskan air mata, dibawahnya terdapat catatan air mata itu tidak mau berhenti menetes melihat kenyataan yang ada’. Tak terasa rinzy menjatuhkan butiran-butiran air mata penyesalan. Tiba-tiba handphonenya berbunyi tanda satu pesan masuk. Rudiks mengiriminya pesan singkat sayank sudah nyampek rumah kan..?? cepat rinzy membalasnya. Iy syank baru nyampe, syank sudh tau klo uci ska sma syank? Rinzy menulis itu meski tau air matanya masih menggenangi pipinya, sdh tau kok synk, tp sudhlah gk pnting jga kan jawab rudiks. malam itu berlanjut dengan acara smsan rinzy dan rudiks yang membahas tentang perasaan uci kepada rudiks.
***
Mentari bertugas menjaga hari ini penuh, tak ada mendung menggantung. Cerahnya hari ini. Gadis manis itu membuka mata dengan pelan, terlihat jendela kamar sudah terbuka lebar betanda mbak ina sudah membereskan kamar rinzy selama rinzy tidur. Rinzy menghampiri meja belajarnya dan menjamah handphonenya, terlihat ada tiga pesan masuk. Rinzy membuka pesan itu dengan sedikit malas. Terlihat pesan pertama dari Rudiks sayank sudah bangun belom..?? :) . cepat rinzy membalasnya sudah nih langsung balas smsnya sayank.. :D . dan rinzy membuka sms ke dua dan ketiga nomer baru yang sama,  Rinzy ni Ucy.. :) . hati rinzy begitu senang membaca siapa sipengirim sms itu. Cepat rinzy membalasnya iya ini rinzy, uci rinzy kangen ucy :( abis ucy g ikt
Setelah membalas kedua sms itu rinzy langsung beranjak menuju kamar mandinya untuk mendi. Setelah beberapa lama rinzy mandi akhirnya rinzy sudah cantik. Dan segera menuruni tangga menuju ruang tamu melihat siapa saja yang masih berada di rumah pada jam seperti itu dan tak luput menggenggam handphonenya. Sesampainya di ruang tamu rinzy tidak melihat seorangpun disana, dan rinzy langsung melanjutkan langkahnya menuju ruang makan, dan hal yang sama ditmukan rinzy seperti di ruang tamu, ruang makan pun juga tidak ada orang. Rinzy mulai putus asa, menuju dapur berharap mbak ina sedang memasak ayam bakar kesukaannya. Sesampainya didapur rinzy menemukan isi dapur rapi seperti tidak tersentuh sama sekali tangan mbak ina pagi itu. “pada kemana sih…!! Mbaaakkk…” teriak rinzy. Rinzy mulai kesal dengan suasananya, rinzy berteriak lagi “mamaaaaa… mas senoooo… papaaa…” rinzy berteriak berharap ada yang menjawab panggilannya itu. Terdengar bunyi sepatu yang berlari menghampiri rinzy sedang berdiri. “ada apa sih kok teriak-teriak..??” tanya papa yang tiba-tiba berdiri didepan rinzy. “abis gak ada orang sama sekali mbak ina, mama, mas seno juga papa ngilang…” rinzy cemberut. “nah… mangkanya jangan malas bangun pagi donk… kita tuh lagi ngerapiin kamar tamu” jawab papa yang segera berjalan meninggalkan rinzy dan rinzy berlari membuntuti papanya. “tumben dirapiin, emang mau ada tamu pa…?” tanya rinzy. “bukan Cuma tamu tapi dia akan tinggal disini dan sekolah bersama kamu…” jawab papa penuh teka-teki. “siapa pa…?” tanya rinzy antusias. “nanti juga kamu bakal tau, dia orang jauh, baru aja kita dari rumahnya” jawab papa enteng. “siapa sih…??” rinzy membatin dengan tetap mengikuti langkah papa menuju kamar tamu…!!

~END~
# menurut kalian siapa tamu yang akan menetap dirumah rinzy dan satu sekolah dengan rinzy…?
# cerita ini masih berlanjut… dan sampai detik ini cerita itu masih tetap terus berlanjut… :)

4 komentar:

  1. semua ini bohong..!!!!!!!!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. namanya juga cerita buatan.. _
      ada masalah..?? ~

      Hapus
  2. Haa~? to...tokohnya kok bisa ngomen yaa? o.Oa
    siapa yang tinggal di rumah Rinzy? :O

    BalasHapus
    Balasan
    1. hMm ssTt... o.Oa
      Liat di Chapter beLikuTnya yaHh.. :)

      Hapus